KESEHATAN
DAN SISTEM
RUJUKAN
Dini Norviatin, dr., M.KM
11 November 2020
TUJUAN PEMBELAJARAN
Depkes RI (2009)
• Setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara bersama- sama
dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan,
mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan
perorangan, keluarga, kelompok dan ataupun masyarakat.
Muatan UU Kesehatan No. 23 tahun 1992
Upaya pembangunan kesehatan
• Kurasi Penyembuhan
• Promotif Peningkatan derajat kesehatan
• Prevensi Pencegahan
• Rehabilitasi Pemulihan
Tingkat Pelayanan Kesehatan
Health Tingkat pertama, memberikan Meningkatkan status kesehatan masyarakat/sasaran tidak terjadi gangguan
promotion pelayanan kesehatan. kesehatan.
Specific Melindungi masyarakat dari bahaya yang menyebabkan penurunan status kesehatan. mis:
Perlindungan
perlindungan terhadap penyakit tertentu, ancaman kesehatan-->pemberian imunisasi BCG,
protection khusus.
DPT, Hepatitis, Campak dll.
Primer
• Puskesmas
• Balai kesehatan
Sekunder
• RS daerah yg
tersedia tenaga
spesialis
Tersier
• Tenaga ahli
• Sub spesialis (RS
Type A atau B)
• Ilmu pengetahuan & teknologi; pelayanan
kesehatan utk mengatasi penyakit yang sulit mis:
Faktor yang laser
memengaruhi • Pergeseran nilai masyarakat
• Aspek legal dan etik. Tuntutan hukum dan etik,
pelayanan pelayanan kesehatan profesionalisme
• Ekonomi
kesehatan • Politik. Kebijakan pemerintah berpengaruh
terhadap sistem pemberian pelayanan kesehatan
Syarat Pelayanan Kesehatan
Tersedia& Harus tersedia di masyarakat, berkesinambungan
Semua pelayanan kesehatan yang dibutuhkan masyarakat
tidak sulit ditemukan
berkesinambungan
Dapat diterima Pelayanan kesehatan tidak bertentangan dengan keyakinan dan kepercayaan masyarakat
dan wajar
Mudah dicapai Dipandang dari sudut lokasi untuk dapat mewujudkan pelayanan kesehatan yang baik, pengaturan distribusi sarana kesehatan menjadi
sangat penting
Mudah Dari sudut biaya untuk mewujudkan keadaan yang harus dapat diupayakan biaya pelayanan kesehatan sesuai dengan
kemampuan ekonomi masyarakat
dijangkau
Bermutu Menunjuk pada tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan yang di satu pihak dapat memuaskan para
pemakai jasa pelayanan dan di pihak lain tata cara penyelenggaraannya sesuai kode etik serta standar yang telah ditetapkan
Sistem Pelayanan Kesehatan
• Upaya kesehatan dimana terjadi kontak pertama secara perorangan/
Upaya masyarakat dengan pelayanan kesehatan melalui mekanisme rujukan
kesehatan timbal-balik, termasuk penanggulangan bencana dan pelayanan gawat
primer darurat.
PELAYANAN
Upaya Kesehatan SEKUNDER Upaya Kesehatan
Masyarakat (UKM) Perorangan (UKP)
PELAYANAN
PRIMER
MASYARAKAT
Stratifikasi Pelayanan Kesehatan
• Pelayanan kesehatan yang paling depan, yang pertama kali diperlukan masyarakat pada saat mereka mengalami
gangguan kesehatan atau kecelakaan.
Pelayanan kesehatan • Pelayanan kesehatan dasar yang diberikan oleh fasilitas kesehatan tingkat pertama.
• Pelayanan kesehatan yang bersifat pokok (basic health service).
tingkat pertama
• Pada umumnya bersifat pelayanan rawat jalan.
• Dilakukan bersama masyarakat dan dimotori oleh Dokter Umum (Tenaga Medis) dan Perawat Mantri (Tenaga
Paramedis)
• Contohnya : Puskesmas, Puskesmas keliling, klinik.
• Pelayanan kesehatan spesialistik yang dilakukan oleh dokter spesialis atau dokter gigi spesialis yang menggunakan
pengetahuan dan teknologi kesehatan spesialistik.
Pelayanan kesehatan • Pelayanan kesehatan ini sifatnya pelayanan jalan atau pelayanan rawat (inpantient services). Diperlukan untuk
kelompok masyarakat yang memerlukan perawatan inap, yang sudah tidak dapat ditangani oleh pelayanan kesehatan
primer.
tingkat kedua • Pelayanan kesehatan dilakukan oleh Dokter Spesialis dan Dokter Subspesialis terbatas
• Di Indonesia terdapat berbagai tingkat rumah sakit, mulai dari rumah sakit tipe D sampai dengan rumah sakit kelas
A.
• Contoh : Rumah Sakit tipe C dan Rumah Sakit tipe D.
Pelayanan kesehatan • Pelayanan kesehatan subspesialistik yang dilakukan oleh dokter subspesialis atau dokter gigi subspesialis yang
menggunakan pengetahuan dan teknologi kesehatan subspesialistik
tingkat ketiga
• Sifatnya dapat merupakan pelayanan jalan atau pelayanan rawat inap (rehabilitasi). Diperlukan untuk kelompok
masyarakat atau pasien yang sudah tidak dapat ditangani oleh pelayanan kesehatan sekunder.
• Contohnya: Rumah Sakit tipe A dan Rumah sakit tipe B.
KARAKTERISTIK STRATIFIKASI PELAYANAN
KESEHATAN
NO Karakteristik Pelayanan Pelayanan Pelayanan
primer sekunder tertier
• Fasilitas
• Masalah yang ditanggulangi 3 Masalah Sederhana Komplek Lebih
yang komplek
• Jenis pelayanan ditanggulang
i
Dari tiga strata di atas, yang
4 Jenis Rawat Rawat jalan Rawat jalan
terpenting adalah pelayanan pelayanan jalan dan inap dan inap
primerr
15
PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
Sistem pelayanan
kesehatan yang
memberikan pelayanan Pelayanan kesehatan esensial yang diselenggarakan
berdasarkan tatacara dan teknologi praktis, sesuai dengan
esensial (health kaedah ilmu pengetahuan serta diterima oleh masyarakat,
dapat dicapai oleh perorangan dan keluarga dalam masyarakat
care/primary care) melalui peran aktif secara penuh dengan biaya yang dapat
dipikul oleh masyarakat dan negara untuk memelihara setiap
tahap perkembangan serta yang didukung oleh semangat
kemandirian dan menentukan diri sendiri (WHO, 1978)
16
MENGAPA PELAYANAN KESEHATAN
PRIMER ?
UKM
UKP
Revitalisasi UKM
Peningkatan Efektifitas UKBM Optimalisasi Fasyankes Primer
sebagai Gatekeeper
Optimalisasi Sistim Rujukan
UKM UKP
Program UKM
Program UKM dan bersifat nasional
antara lain : JKN
PEMBIAYAAN OLEH
PEMBIAYAAN OLEH PEMERINTAH BPJS KESEHATAN
PELAYANAN BERJENJANG
Tersi
er
Sekunder
Gatekeeper
sebagai kontak pertama pada
pelayanan kesehatan formal dan
penapis rujukan sesuai dengan
Primer Pedoman Pelayanan Medik.
23
Tugas dan Fungsi Gate Keeper
Tugas Fungsi
1.Menyelenggarakan pelayanan Menjaga masyarakat, keluarga,
kesehatan dasar untuk memenuhi individu tetap sehat dengan
kebutuhan kesehatan peserta secara memperhatikan:
paripurna, terpadu, dan bermutu • pola hidup sehat
2.Mengatur pelayanan kesehatan • menjauhkan at risk
lanjutan melalui sistem rujukan • individual / mass screening
3.Penasehat, konselor, dan pendidik • diagnosis dini
untuk mewujudkan keluarga sehat
• prompt treatment
4.Manajer sumber daya
• rehabilitasi
SIAPAKAH GATE KEEPER?
Ruang lingkup
• PPK ini meliputi panduan penatalaksanaan terhadap penyakit yang dijumpai di
layanan primer.
• Jenis penyakit mengacu pada Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia No. 11
Tahun 2012 tentang Standar Kompetensi Dokter Indonesia.
• Penyakit dalam panduan ini adalah penyakit dengan tingkat kemampuan dokter
4A, 3B, dan 3A terpilih, dimana dokter diharapkan mampu mendiagnosis,
memberikan penatalaksanaan dan rujukan yang sesuai.
Catatan: Katarak yang merupakan kemampuan 2, dimasukkan dalam pedoman ini dengan mempertimbangkan prevalensinya
yang cukup tinggi di Indonesia.
STANDAR KOMPETENSI DOKTER INDONESIA
(Perkonsil No 11 Tahun 2012)
TINGKAT KEMAMPUAN
NO SISTEM TUBUH MANUSIA DAFTAR PENYAKIT
1 2 3A 3B 4A
1 Sistem Saraf 73 7 22 18 19 7
2 Psikiatri 52 0 28 21 1 2
3 Indera 104 4 44 30 3 23
4 Respirasi 46 6 11 8 12 9
5 Kardiovaskular 41 7 15 9 9 1
6 GIT 83 6 32 17 9 19
7 Ginjal dan sal. Kemih 40 3 19 6 5 7
8 Reproduksi 99 11 41 16 19 12
9 Endokrin metabolik 33 7 6 4 7 9
10 Hematoimunologi 35 4 14 8 3 6
11 Muskuloskeletal 38 14 13 7 2 2
12 Sist Kulit dan Integumen 79 1 13 13 7 45
13 Forensik dan Medikolegal 13 0 3 7 1 2
TOTAL 736 70 261 164 97 144
28
Pelayanan Kesehatan
Sekunder
Pelayanan Kesehatan Perorangan Primer (PKPP): Pelayanan kesehatan dimana terjadi kontak pertama secara
perorangan sebagai proses awal pelayanan kesehatan.
• Rumah Sakit setara kelas C dan D • Instalasi farmasi rumah sakit; • Dokter spesialis/dokter gigi
milik Pemerintah Daerah • Laboratorium klinik; spesialis
Kabupaten/Kota, Masyarakat, dan • Radiologi; • Dokter/dokter gigi;
Swasta; • Apotek; • Perawat;
• Praktek Dokter Spesialis/Dokter • • Bidan;
Rehabilitasi medik;
Gigi Spesialis; • Fisioterapis;
• Optik.
• Praktek Perawat Spesialis (home • Ahli gizi;
care);
• Tenaga kefarmasian, meliputi
• Klinik Utama.
apoteker, analis farmasi, atau
asisten apoteker;
• Analis kesehatan;
• Perekam medis;
• Radiografer;
• Refraksionis.
Pelayanan Kesehatan Masyarakat Sekunder (PKMS): menerima rujukan kesehatan dari pelayanan kesehatan masyarakat
primer dan memberikan fasilitasi dalam bentuk sarana, teknologi, dan sumber daya manusia kesehatan serta didukung oleh pelayanan
kesehatan masyarakat tersier dilaksanakan pada Tingkat Kabupaten/Kota.
Pelayanan Kesehatan Perorangan Tersier (PKPT): menerima rujukan subspesialistik dari pelayanan kesehatan di
bawahnya, dan dapat merujuk kembali ke fasilitas pelayanan kesehatan yang merujuk.
• Rumah Sakit minimal setara • Instalasi farmasi rumah sakit; • Dokter sub-spesialis/dokter
kelas B milik Pemerintah • Laboratorium klinik; gigi sub-spesialis
Daerah, Pemerintah Daerah • Radiologi; • Dokter spesialis/dokter gigi
kabupaten/Kota, Masyarakat, • Apotek; spesialis
dan Swasta; • Dokter/dokter gigi;
• Rehabilitasi medik;
• Praktek Dokter Sub- • Perawat;
• Optik.
Spesialis/Dokter Gigi Sub- • Bidan;
Spesialis;
• Fisioterapis;
• Klinik Utama Sub-Spesialis.
• Ahli gizi;
• Tenaga kefarmasian, meliputi
apoteker, analis farmasi, atau
asisten apoteker;
• Analis kesehatan;
• Perekam medis;
• Radiografer;
• Refraksionis.
Pelayanan Kesehatan Masyarakat Tersier (PKMT): menerima rujukan kesehatan dari pelayanan kesehatan
masyarakat sekunder dan memberikan fasilitasi dalam bentuk sarana, teknologi, sumber daya manusia kesehatan, dan
rujukan operasional, serta melakukan penelitian dan pengembangan bidang kesehatan masyarakat dan penapisan
teknologi dan produk teknologi yang terkait dilaksanakan pada Tingkat Provinsi.
Rujukan vertikal
Rujukan yang dilakukan antar pelayanan kesehatan yang berbeda tingkatan, dapat
dilakukan dari tingkat pelayanan yang lebih rendah ke tingkat pelayanan yang lebih
tinggi atau sebaliknya.
Dari tingkatan pelayanan yang lebih rendah ke tingkatan pelayanan yang lebih tinggi
dilakukan apabila:
• pasien membutuhkan pelayanan kesehatan spesialistik atau subspesialistik;
• perujuk tidak dapat memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan pasien karena
keterbatasan fasilitas, peralatan dan/ atau ketenagaan.
Sistem Kesehatan Nasional
Tenaga kesehatan dan atau tenaga ahli tidak ada di sarana perujuk.
47
Rujukan Puskesmas setempat tidak mampu
kesehatan menyelenggarakan pelayanan kesehatan.
dilakukan,
bila:
Pelayanan kesehatan sangat dibutuhkan oleh
masyarakat.
• Ciri-ciri demografi, seperti: jenis kelamin, umur, • Sumber daya keluarga: penghasilan keluarga, • Penilaian individu (perceived Need)
dan status perkawinan keikutsertaan dalam asuransi kesehatan, Merupakan penilaian keadaan kesehatan yang
• Struktur sosial, seperti: tingkat pendidikan, kemampuan membeli jasa pelayanan kesehatan, dirasakan oleh individu, besarnya ketakutan
pekerjaan, hobi, ras, agama, dan sebagainya. dan pengetahuan tentang informasi pelayanan terhadap penyakit dan hebatnya rasa sakit yang
• Kepercayaan kesehatan (health belief), seperti kesehatan yang dibutuhkan. diderita.
keyakinan bahwa pelayanan kesehatan dapat • Sumber daya masyarakat: jumlah sarana pelayanan • Penilaian klinik (evaluated Need)
menolong proses penyembuhan penyakit. kesehatan yang ada, jumlah tenaga kesehatan yang Merupakan penilaian beratnya penyakit oleh
ada, jumlah tenaga kesehatan yang tersedia dalam dokter yang merawatnya. Hal ini tercermin antara
wilayah tersebut, rasio penduduk terhadap tenaga lain dari hasil pemeriksaan dan penentuan
kesehatan, dan lokasi pemukiman penduduk. diagnosis OLEH DOKTER
semakin banyak sarana dan jumlah tenaga
kesehatan maka tingkat pemanfaatan pelayanna
kesehatan suatu masyarkat akan semakin
bertambah
SISTEM RUJUKAN MEDIK DI LAYANAN PRIMER
2. AGE
• Jika usia pasien masuk dalam kategori yang dikhawatirkan meningkatkan risiko komplikasi serta kondisi
penyakit lebih berat
• Contoh pada penyakit pneumonia aspirasi.
Pasien anak, berumur kurang dari 6 bulan, indikasi dirujuk ke layanan sekunder.
3. COMPLICATION
• Jika komplikasi yg ditemui dapat memperberat kondisi pasien
• Contoh pada penyakit influenza dengan tanda-tanda pneumonia Pasien dirujuk bila didapatkan tanda-
tanda pneumonia (panas tidak turun 5 hari disertai batuk purulen dan sesak nafas).
4. COMORBIDITY
• Jika terdapat keluhan atau gejala penyakit lain yang memperberat kondisi pasien.
• Contoh: penyakit TB pada orang dengan HIV, TB dengan penyakit metabolik perlu dirujuk ke layanan
sekunder. Setelah mendapat advis di layanan sekunder dapat melanjutkan pengobatan kembali di fasilitas
pelayanan primer.
5. CONDITION