KESEHATAN DI
INDONESIA
Oleh Ratna Purwita Sari, S.Farm., Apt
PENGERTIAN SISTEM KESEHATAN
Sistem adalah suatu keterkaitan diantara elemen-elemen pembentuknya
dalam pola tertentu untuk mencapai tujuan tertentu (System is
interconnected parts or elements in certain pattern of work).
Sistem kesehatan menurut WHO adalah sebuah proses kumpulan berbagai
faktor kompleks yang berhubungan dalam suatu negara, yang diperlukan untuk
memenuhi tuntutan dan kebutuhan kesehatan perseorangan, keluarga,
kelompok, dan masyarakat pada setiap saat diutuhkan.
Sistem Kesehatan Nasional (SKN) adalah bentuk dan cara penyelenggaraan
pembangunan kesehatan yang memadukan berbagai upaya bangsa Indonesia
dalam satu derap langkah guna menjamin tercapainya tujuan pembangunan
kesehatan dalam kerangka mewujudkan kesejahteraan rakyat sebagaimana
dimaksud dalam Undang-undang Dasar 1945.
PENGERTIAN PELAYANAN KESEHATAN
Kegiatan swadaya masyarakat dalam menolong mereka sendiri, misalnya: posyandu, polindes, POD, saka
bakti husada, dan lain-lain.
Upaya kesehatan tingkat kedua (rujukan spesial) oleh balai: balai pengobatan penyakit paru (BP4), balai
kesehatan mata masyarakat (BKMM), balai kesehatan kerja masyarakat (BKKM), balai kesehatan olah raga
masyarakat (BKOM), sentra pengembangan dan penerapan pengobatan tradisional (SP3T), rumah sakit kabupaten
atau kota, rumah sakit swasta, klinik swasta, dinas kesehatan kabupaten atau kota, dan lain-lain.
5. Fasilitas pelayanan tingkat ketiga
Upaya kesehatan tingkat ketiga (rujukan spesialis lanjutan atau konsultan) oleh rumah sakit provinsi atau pusat
atau pendidikan, dinas kesehatan provinsi dan departemen kesehatan.
Upaya Pelayanan Rujukan
Sistem rujukan adalah suatu sistem penyelenggaraan pelayanan yang
melaksanakan pelimpahan wewenang atau tanggung jawab timbal balik,
terhadap suatu kasus penyakit atau masalah kesehatan, secara vertikal dalam
arti dari unit yang terkecil atau berkemampuan kurang kepada unit yang lebih
mampu atau secara horisontal atau secara horizontal dalam arti antar unit-
unit yang setingkat kemampuannya.
Salah satu bentuk pelaksanaan dan pengembangan upaya kesehatan dalam
Sistem kesehatan Nasional (SKN) adalah rujukan upaya kesehatan. Untuk
mendapatkan mutu pelayanan yang lebih terjamin, berhasil guna (efektif) dan
berdaya guna (efesien), perlu adanya jenjang pembagian tugas diantara unit-
unit pelayanan kesehatan melalui suatu tatanan sistem rujukan. Dalam
pengertiannya, sistem rujukan upaya kesehatan adalah suatu tatanan
kesehatan yang memungkinkan terjadinya penyerahan tanggung jawab
secara timbal balik atas timbulnya masalah dari suatu kasus atau masalah
kesehatan masyarakat, baik secara vertikal maupun horizontal, kepada
yang berwenang dan dilakukan secara rasional.
Menurut tata hubungannya, sistem rujukan terdiri dari :
Rujukan internal adalah rujukan horizontal yang terjadi antar unit pelayanan
di dalam institusi tersebut. Misalnya dari jejaring puskesmas (puskesmas
pembantu) ke puskesmas induk.
Rujukan eksternal adalah rujukan yang terjadi antar unit-unit dalam jenjang
pelayanan kesehatan, baik horizontal (dari puskesmas rawat jalan ke
puskesmas rawat inap) maupun vertikal (dari puskesmas ke rumah sakit umum
daerah).
Menurut lingkup pelayanannya, sistem rujukan terdiri dari :
Rujukan medik adalah rujukan pelayanan yang terutama meliputi upaya
penyembuhan (kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif). Misalnya, merujuk
pasien puskesmas dengan penyakit kronis (jantung koroner, hipertensi,
diabetes mellitus) ke rumah sakit umum daerah.
Rujukan kesehatan adalah rujukan pelayanan yang umumnya berkaitan
dengan upaya peningkatan promosi kesehatan (promotif) dan pencegahan
(preventif). Contohnya, merujuk pasien dengan masalah gizi ke klinik
konsultasi gizi (pojok gizi puskesmas), atau pasien dengan masalah kesehatan
kerja ke klinik sanitasi puskesmas.
Rujukan secara konseptual terdiri atas:
A. Rujukan upaya kesehatan perorangan yang pada dasarnya menyangkut
masalah medik perorangan yang antara lain meliputi:
1. Rujukan kasus untuk keperluan diagnostik, pengobatan, tindakan
operasional dan lain-lain.
2. Rujukan bahan (spesimen) untuk pemeriksaan laboratorium klinik yang
lebih lengkap.
3. Rujukan ilmu pengetahuan antara lain dengan mendatangkan atau
mengirim tenaga yang lebih kompeten atau ahli untuk melakukan
tindakan, memberi pelayanan, ahli pengetahuan dan teknologi dalam
meningkatkan kualitas pelayanan.
B. Rujukan upaya kesehatan masyarakat pada dasarnya menyangkut masalah
kesehatan masyarakat yang meluas meliputi:
1. Rujukan sarana berupa antara lain bantuan laboratorium dan teknologi
kesehatan.
2. Rujukan tenaga dalam bentuk antara lain dukungan tenaga ahli untuk
penyidikan sebab dan asal usul penyakit atau kejadian luar biasa suatu
penyakit serta penanggulangannya pada bencana alam, gangguan
kamtibmas, dan lain-lain.
3. Rujukan operasional berupa antara lain bantuan obat, vaksin, pangan
pada saat terjadi bencana, pemeriksaan bahan (spesimen) bila terjadi
keracunan masal, pemeriksaan air minum penduduk, dan sebagainya.
JALUR RUJUKAN