Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN MINIRISET

“Determinan Kejadian Diare Pada Balita Di Wilayah


Pesisir Desa Paluh Sibaji Kecamatan Pantai Labu
Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara”
Disusun untuk memenuhi mata kuliah “Kesehatan Masyarakat Pesisir”
Dosen Pengampu : Nurul Rahma Siregar, SKM, M.Kes

Disusun Oleh:

Kelas B Semester 3 – Kelompok Epidemiologi

Ade Ewa Syahrial (0801182247)

Annisa Rahmi (0801183502)

Ayu Rasta Kari Tarigan (0801183372)

Dinda Putri Nadira (0801183386)

Indah Sari Br Keliat (0801182258)

Raisa Ramadhina Siregar (0801183344)

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA MEDAN

2019/2020
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
nafas kehidupan kepada kami dan telah menolong hambanya menyelesaikan
laporan hasil miniriset ini yang berjudul “Determinan Kejadian Diare Pada Balita
Di Wilayah Pesisir Desa Paluh Sibaji”. Dan tidak lupa ucapan terima kasih kepada
Ibu Nurul Rahma Siregar, SKM, M.Kes. sebagai dosen pengampu yang telah
memberikan tugas ini kepada kami, sebagai pelatihan dan penambahan wawasan,
serta berbagai pihak yang telah membantu kami menyelesaikan tugas ini dengan
baik.
Adapun laporan miniriset ini disusun untuk memenuhi salah satu mata
kuliah Kesehatan Masyarakat Pesisir, yang mana dalam mengajukan gagasannya
ini berdasarkan hasil kejadian yang sebenar-benarnya terjadi di daerah pesisir
yang diteliti. Kami menyadari bahwa tugas ini masih banyak kekurangan, baik
dari segi isi maupun penulisannya. Oleh karena itu kami minta maaf jika ada
kesalahan dalam penulisan dan kami juga mengharapkan kritik dan sarannya agar
tugas berikutnya jadi lebih sempurna.
Pada kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih atas perhatiannya
terhadap laporan miniriset ini. Kami berharap semoga laporan miniriset ini
bermanfaat bagi diri kami sendiri dan kepada para pembacanya.

Medan, November 2019

Penyusun

Universitas Islam Negeri Sumatera Utara | i


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.............................................................................. 1

BAB II KAJIAN TEORI


A. Masyarakat Pesisir............................................................................. 2
B. Definisi Diare..................................................................................... 3
C. Faktor Penyebab Diare....................................................................... 3
D. Gejala dan Akibat Diare..................................................................... 4
E. Cara Terbaik Pencegahan Diare......................................................... 6
F. Penanggulangan Diare....................................................................... 6

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


A. Desain Penelitian............................................................................... 8
B. Subjek Penelitian............................................................................... 8
C. Lokasi Penelitian................................................................................ 8
D. Metode Pengumpulan Data................................................................ 9
E. Metode Analisa Data.......................................................................... 9

BAB IV PEMBAHASAN
A. Hasil................................................................................................... 10
B. Pembahasan........................................................................................ 12

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................ 14
B. Saran.................................................................................................. 14

DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 15
LAMPIRAN.................................................................................................. 16

Universitas Islam Negeri Sumatera Utara |ii


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Undang-undang (UU) Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, pasal 17


ayat 1 menyebutkan bahwa pemerintah bertanggung jawab atas ketersedian akses
terhadap informasi, edukasi, dan fasilitas pelaayanan kesehatan untuk
meningkatkan dan memelihara derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Wilayah pesisir adalah wilayah perairan antara daratan dan lautan yang menjadi
salah satu tanggung jawab pemerintah untuk membantu ketersediaan informasi,
edukasi, dan pelayanan kesehatan.
Masyarakat pesisir menjadi salah satu kelompok masyarakat yang mudah
terserang oleh berbagai penyakit. Diantaranya yaitu penyakit diare yang
merupakan salah satu masalah penyakit yang sering dihadapi oleh kelompok
masyarakat pesisir terutama pada balita.
Penyakit diare adalah sebuah penyakit di saat tinja atau feses berubah
menjadi lembek atau cair yang biasanya terjadi paling sedikit tiga kali dalam 24
jam. Di negara berkembang, diare adalah penyebab kematian paling umum
kematian balita, dan juga membunuh lebih dari 2,6 juta orang setiap tahunnya.
Diare pada balita adalah penyakit yang cukup berbahaya jika tidak
ditangani dengan cepat dan merupakan penyakit yang mematikan. Pengetahuan
ibu mengenai diare merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya
diare akut seperti ketidaktahuan ibu akan penyebab diare, bagaimana cara
penularan diare, dan cara pencegahan diare. Hal ini menyebabkan angka kejadian
diare akut menjadi tinggi.

B. Rumusan Masalah

1. Berapakah tingkat pengetahuan orang tua terkait diare pada balita?


2. Apa faktor yang menyebabkan balita terkena diare?
3. Bagaimana perilaku masyarakat terhadap kebersihan lingkungan?

Universitas Islam Negeri Sumatera Utara | 1


BAB II

KAJIAN TEORI

Berdasarkan data WHO, diare membunuh dua juta anak di dunia setiap
tahun. Di Indonesia, diare merupakan salah satu penyebab kematian kedua
terbesar pada balita dan urutan ketiga bagi bayi serta urutan kelima bagi semua
umur. Penyakit diare masih merupakan masalah global dengan derajat kesakitan
dan kematian yang tinggi di berbagai negara terutama negara berkembang dan
sebagai salah satu penyebab utama tingginya angka kesakitan dan kematian anak
di dunia. Secara umum diperkirakan lebih dari 10 juta anak berusia dibawah 5
tahun di dunia meninggal setiap tahun, 20% diantaranya meninggal karena infeksi
diare.1
A. Masyarakat Pesisir
Masyarakat pesisir adalah sekumpulan manusia yang secara relatif
mandiri, cukup lama hidup bersama, mendiami suatu wilayah tertentu, memiliki
kebudayaan yang sama, dan melakukan berbagai kegiatannya di dalam kelompok
tersebut.2 Adapun wilayah pesisir adalah suatu wilayah perairan antara daratan
dan lautan, yang apabila ditinjau dari garis pantai, maka wilayah pesisir memiliki
dua macam batas, yaitu batas sejajar garis pantai dan batas yang tegak lurus garis
pantai.3
Sebagaimana diketahui bahwa sistem pengetahuan masyarakat pesisir
sangatlah sederhana, teknologi yang dimiliki masih sangat terikat dengan alam
lingkungannya sebagai sebuah ekosistem dan tidak mengalami perkembangan
karena merupakan wilayah yang terisolir.4

B. Definisi Diare
1
Silvia Rane, dkk, Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Diare Dengan Kejadian
Diare Akut pada Balita di Kelurahan Lubuk Buaya Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Buaya Padang
Tahung 2013, Junal Kesehatan Andalas, 2017 Vol. 8 No. 2, hlm. 392.
2
Tri Niswati Utami dan Reni Agustina Harahap, Sosioantropologi Kesehatan,
Prenadamedia Group, 2019, hlm. 36
3
Ibid., hlm. 36
4
Ibid., hlm. 37

Universitas Islam Negeri Sumatera Utara | 2


Diare (bahasa Inggris: diarrhea) adalah sebuah penyakit di saat tinja atau
feses berubah menjadi lembek atau cair yang biasanya terjadi paling sedikit tiga
kali dalam 24 jam. Di negara berkembang, diare adalah penyebab kematian paling
umum kematian balita, dan juga membunuh lebih dari 2,6 juta orang setiap
tahunnya.5 Menurut WHO Pengertian diare adalah buang air besar dengan
konsistensi cair (mencret) sebanyak 3 kali atau lebih dalam satu hari (24 jam).
Menurut Depkes RI (2011), diare adalah suatu kondisi dimana seseorang buang
air besar dengan konsistensi lembek atau cair, bahkan dapat berupa air saja dan
frekuensinya lebih dari tiga kali dalam satu hari.
C. Faktor Penyebab Diare
Beberapa faktor yang menyebabkan kejadian diare pada balita yaitu
infeksi yang disebabkan bakteri, virus arau parasit, adanya gangguan penyerapan
makanan atau disebut malabsorbsi, alergi, keracunan bahan kimia atau racun yang
terkandung dalam makanan, imunodefisiensi yaitu kekebalan tubuh yang menurun
serta penyebab lain. Penyebab lain dari diare bisa karena kondisi lingkungan
buruk yang menjadi habitat dari patogen, sanitasi dan kebersihan rumah tangga
yang buruk, kurang minum air yang aman, pajanan pada sampah yang padat serta
musim kemarau karena patogen di saluran air yang bertambah.
Hal-hal tersebut di atas tentu perlu untuk di perhatikan oleh berbagai pihak
sehingga dapat mengurangi insiden atau kejadian diare dan mengurangi jumlah
kunjungan pasien balita yang terus bertambah di Rumah Sakit Umum Daerah
Ruteng yang menunjukan peningkatan yang cukup tinggi setiap tahunnya.6 Dua
faktor yang dominan yang mempengaruhi terjadinya diare yaitu: sarana air bersih
dan pembuangan tinja, kedua faktor ini akan berinteraksi bersama dengan perilaku
manusia. Apabila faktor lingkungan tidak sehat karena tercemar kuman diare serta
berakumulasi dengan perilaku manusia yang tidak sehat pula, yaitu melalui
makanan dan minuman, maka dapat menimbulkan kejadian penyakit diare.

5
Wikipedia Ensiklopedia Bebas, Diare, diakses di https://id.wikipedia.org/wiki/Diare
pada 02 Desember 2019, pukul 11.37 wib.
6
Susana Surya Sukut, dkk, 2015, Faktor Kejadian Diare pada Balita Dengan Pendekatan
Teori Nola J. Pender di IGD RSUD Ruteng, Jurnal Pediomaternal, Vol 3 No 2, hlm. 234.

Universitas Islam Negeri Sumatera Utara | 3


Tingkat pengetahuan yang rendah tentang diare, seorang ibu cenderung
kesulitan untuk melindungi dan mencegah balitanya dari penularan diare.
Pengetahuan yang rendah ini menyebabkan masyarakat mempunyai pandangan
tersendiri dan berbeda terhadap penyakit diare. Pengetahuan yang rendah tentang
diare, pencegahan dan tindakan bila anak mengalami diare. Personal higiene atau
kebersihan diri adalah upaya seseorang dalam memelihara kebersihan dan
kesehatan dirinya untuk memperoleh kesejahteraan fisik dan psikologis.
Kebiasaan tidak mencuci tangan dengan sabun sesudah buang air besar
merupakan kebiasaan yang dapat membahayakan balita terutama ketika balita
hendak makan.
D. Gejala dan Akibat Diare
 Gejala

Gejala yang biasanya ditemukan adalah buang air besar terus menerus
disertai dengan rasa mulas yang berkepanjangan, dehidrasi, mual dan muntah.
Tetapi gejala lainnya yang dapat timbul antara lain pegal pada punggung, dan
perut sering berbunyi.7

a) Bayi atau anak menjadi cengeng dan gelisah. Suhu badannya pun meninggi.
b) Tinja bayi encer, berlendir, atau berdarah.
c) Warna tinja kehijauan akibat bercampur dengan cairan empedu.
d) Anusnya lecet.
e) Gangguan gizi akibat intake (asupan) makanan yang kurang.
f) Muntah sebelum atau sesudah diare.
g) Hipoglikemia (penurunan ka gula darah).
h) Dehidrasi (kekurangan cairan).8

Menurut Schwartz (2004), tanda dan gejala diare pada anak antara lain:

a. Gejala umum

7
Wikipedia Ensiklopedia Bebas, Diare, diakses di https://id.wikipedia.org/wiki/Diare
pada 02 Desember 2019, pukul 11.37 wib.
8
Susana Surya Sukut, dkk, 2015, Faktor Kejadian Diare pada Balita Dengan Pendekatan
Teori Nola J. Pender di IGD RSUD Ruteng, Jurnal Pediomaternal, Vol 3 No 2, hlm. 234.

Universitas Islam Negeri Sumatera Utara | 4


1) Berak cair atau lembek dan sering adalah gejala khas diare.
2) Muntah, biasanya menyertai diare pada gastroenteritis akut.
3) Demam, dapat mendahului atau tidak mendahului gejala diare.
4) Gejala dehidrasi, yaitu mata cekung, ketegangan kulit menurun, apatis
bahkan gelisah.
b. Gejala spesifik
1) Vibrio cholera: diare hebat disertai warna tinja seperti cucian beras dan
berbau amis.
2) Disentriform: tinja berlendir dan berdarah.9

 Akibat Diare
a) Dehidrasi

Dehidrasi akan menvebabkan gangguan keseimbangan metabolisme tubuh.


Gangguan ini dapat mengakibatkan kematian pada bayi. Kematian in ebih
disebabkan bayi kehabisan cairan tubuh. Soalnva, asupan cairan itu tidak
seimbang dengan pengeluaran melalui muntah dan berak meskipun berlangsung
sedikit demi sedikit. Banyak orang menganggap bahwa pengeluaran cairan seperti
ini adalah hal biasa dalam diare. Namun, akibatnya sungguh berbahaya.
Presentase kehilangan cairan tidak harus banyak baru menyebabkan kematian.

b) Gangguan Pertumbuhan

Gangguan ini terjadi karena asupan makanan terhenti sementara pengeluaran


zat gizi terus berjalan.Jika tidak ditangani dengan benar, diare akan menjadi
kronis. Pada kondisi ini obat-obatan yang diberikan tidak serta merta dapat
menyembuhkan diare. Ketidak tahuan orangtua, cara penanganan dokter yang
ticdak tepat, kurang gizi pada anak, dan perubahan makanan mendadak dapat
menjadi faktor pencetus diare. Mengganti ASI dengan susu formula yang biasa
dilakukan ibu-ibu di kota besar dapat menyebabkan diare kronis (berkepanjangan)
akibat intoleransi laktosa. Di samping 1tu, pemberian makanan tambahan yang

9
Universitas Sumatera Utara, Gejala Diare.

Universitas Islam Negeri Sumatera Utara | 5


dilakukan sebelum waktunya juga dapat menyebabkan diare. Hal ini sering
dilakukan oleh ibu-ibu di perdesaan.

c) Muntah pada Bayi

Muntah merupakan gejala yang berkaitan erat dengan kejadian diare. Muntah
pada bayi sering terjadi karena gangguan penyakit. Muntah dapat terjadi baik pada
kita ringan maupun penyakit berat. Muntah yang terjadi pada bayi secara terus-
menerus adalah tanda obstruksi (penyumbatan) pada esopagus. Muntah kekuning-
kuningan pertanda ada gangguan pada empedu. Muntah setelah lahir terjadi akibat
sumbatan usus Muntah merupakan reaksi tubuh untuk menolak gangguan
penyakit atau sinyal untukbagan rendanya gangguan di dalam tubuh.10

E. Cara Terbaik Pencegahan Diare

 Berikan ASI eksklusif selama 6 bulan. Bayi-bayi yang mendapatkan ASI


eksklusif terbukti jarang mengalami diare akut pada 6 bulan pertama
kehidupan, dan sesudahnya.
 Cuci makanan dengan baik sebelum dimasak dan masak hingga benar-benar
matang.
 Selalu mencuci tangan sebelum mengolah atau bersentuhan dengan makanan
dan menyentuh bayi.
 Berikan imunisasi rotavirus dan campak sesuai jadwal.

F. Penanggulangan Diare

Penanganan diare disarankan untuk dilakukan secepatnya agar tidak


bertambah parah dan mengganggu aktivitas sehari-hari. Untuk meredakan diare,
bisa menggunakan beberapa obat diare alami berikut ini:

1) Cairan Rehidrasi Oral

10
Susana Surya Sukut, dkk, 2015, Faktor Kejadian Diare pada Balita Dengan Pendekatan
Teori Nola J. Pender di IGD RSUD Ruteng, Jurnal Pediomaternal, Vol 3 No 2, hlm. 234.

Universitas Islam Negeri Sumatera Utara | 6


Cairan rehidrasi oral yang mengandung elektrolit, misalnya oralit, adalah
jenis cairan yang direkomendasikan, pemberian cairan ini yakni 1 gelas setiap kali
mencret atau muntah, diselingin minum air putih sebanyak minimal 1,5 liter per
hari. Namun bagi penderita diare yang memiliki riwayat penyakit ginjal, asupan
cairan harus dibatasi. Karena itu, berkonsultasilah terlebih dahulu kepada dokter
sebelum mengonsumsi cairan tambahan.

2) Yoghurt

Probiotik adalah bakteri hidup yang ada di dalam makanan tertentu,


misalnya yoghurt. Probiotik berfungsi untuk memelihara kesehatan saluran
pencernaan dan melindungi organ tersebut dari infeksi bakteri atau virus.
Beberapa contoh probiotik antara lain Bifidobacterium bifidum, Lactobacillus
acidophilus, dan Saccharomyces boulardii.

3) Jahe

Jahe memiliki sifat antibakteri yang berguna mencegah pertumbuhan


bakteri penyebab diare, seperti E.coli dan Salmonella. Selain itu, jahe juga
mampu mengurangi rasa mual, muntah, dan kram perut. Untuk mendapatkan
manfaat dari jahe, Anda bisa menggunakannya sebagai campuran untuk membuat
teh.

4) BRAT

BRAT adalah singkatan dari Banana (pisang), Rice (nasi), Applesauce


(saus apel), dan Toast (roti). BRAT merupakan pola makan yang direkomendasi-
kan untuk mengurangi gejala diare. Dengan BRAT, tinja akan menjadi lebih
padat. Hal ini dikarenakan BRAT memiliki kandungan serat yang rendah. Hanya
saja, pola makan ini tidak dianjurkan untuk dilakukan secara terus-menerus,11

11
Hidup Sehat, Obat Diare Alami untuk Pertolongan Pertama di Rumah, diakses di
https://www.alodokter.com/obat-diare-alami-untuk-pertolongan-pertama-di-rumah pada 02
Nov 2019, pukul 12.15

Universitas Islam Negeri Sumatera Utara | 7


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk mengungkapkan stategi penyakit pada Desa


Palu Sibaji Kec. Pantai Labu dengan menggunakan metode kualitatif yang
merupakan desain penelitian yang bersifat alamiah, dalam arti penelitian tidak
berusaha menapulasi seting penelitian, melainkan melakukan studi terhadap suatu
penyakit diare. Alasan menggunakan metode penelitian kualitataif adalah
berdasarkan pendapat Alsa (2003) yaitu penelitian kealitatif umumnya dipakai
apabila penelitian tertarik untuk mengeksplorasi dan memahami suatu penomena
sebtral, seperti proses atau peristiwa.

Data yang muncul dalam panelitian kualitatif ini berbentuk kata-kata, dan
bukan rangkainan angka. Cara-cara yang digunakan penelitian untuk memperoleh
data adalah dengan melakukan wawancara langsung.

B. Subjek Penelitian

Survey penelitian ini dilakukan terhadap 3 (tiga) orang tua yang


mempunyai anak-anak dan balita di desa Paluh Sibaji. Pemilihan responden
dilakukan secara acak sehingga tidak menilai responden dari segi ekonomi.
Survey ini dilakukan dengan teknik pusposive snowballing yaitu survey terhadap
orang tua yang mengerti dan faham dengan daerah tersebut.

C. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Kabupaten Deli Serdang, Kecamatan Pantai Labu,


tepatnya di Desa Paluh Sibaji. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 23 November
2019 pada pukul 10.00 wib sampai 13.00 wib.

Universitas Islam Negeri Sumatera Utara | 8


D. Metode Pengumpulan Data

Metode penelitian pengumpulan data menggunakan Metode Survey


dengan terjun langsung ke lapangan yang digunakan untuk mendapatkan hasil
riset dalam bentuk opini atau pendapat masyarakat untuk memperkuat data terkait
penyakit di daerah Paluh Sibaji untuk mendapat gambaran melalui sampel dari
beberapa responden.

E. Metode Analisa Data

Penelitian ini dilakukan dengan cara menguraikan data melalui pertanyaan


yang telah disiapkan (questioner), wawancara, dan observasi. Selain itu analisis
data dilakukan sesuai dengan pendekatan kasus penyakit di daerah tersebut,
sehingga analisis data yang dilakukan dengan cara menelaah jawaban-jawaban
dari narasumber (responden) dan jawaban yang diberikan narasumber yang
diorganisir dengan cara mengedintifikasi dan mengkategoriskan sesuai dengan
tujuan-tujuan penelitian ini.

Universitas Islam Negeri Sumatera Utara | 9


BAB IV

PEMBAHASAN
A. Hasil

Hasil riset yang dilakukan terhadap 3 (tiga) orang warga di desa Paluh
Sibaji. Tingkat pendidikan yang rendah terhadap responden membuat ketiganya
tidak terlalu faham dengan apa itu diare, bagaimana pencegahannya, serta
bagaimana penanggulangannya. Hasil yang didapatkan dijelaskan dalam tabel
berikut.

Tabel 1. Distribusi frekuensi berdasarkan karakter responden berdasarkan umur

No. Umur Frekuensi Persen (%)


1. 28 – 32 1 33,33 %
2. 33 – 37 1 33,33 %
3. 38 - 42 1 33,33 %

Tabel 2. Distribusi frekuensi berdasarkan karakter responden berdasarkan jenis


kelamin

No. Jenis Kelamin Frekuensi Persen (%)


1. Laki – laki 1 33,33 %
2. Perempuan 2 66,66 %

Tabel 3. Distribusi frekuensi berdasarkan karakter responden berdasarkan tingkat


pendidikan

No. Tingkat Pendidikan Frekuensi Persen (%)


1. Tidak Sekolah 1 33,33 %
2. SD 1 33,33 %
3. SMP 1 33,33 %
4. SMA 0 0

Tabel 4. Questioner kepada responden

No. Pernyataan Responden 1 Responden 2 Responden 3

Universitas Islam Negeri Sumatera Utara | 10


1. Nama Responden Susilawati (Pr) Widi (Pr) Elmi (Lk)
Umur dan jenis
2. 17 bln / Pr 17 bln / Lk 6 tahun / Lk
kelamin anak
Apakah anak pernah
3. Pernah Pernah Tidak pernah
menderita diare
Pengetahuan
4. responden terkait Tidak tahu Tahu Tahu
diare
Cara responden Diatasi dengan Diatasi dengan
Tidak faham
5. mengatasi diare pada cara minum obat cara minum
tentang diare
anak dan kedokter obat
Letak pembuangan Halaman rumah
6. Sungai Sungai
sampah (dibakar)
7. Sanitasi air Air bersih Air bersih Air bersih

Ketiga responden menyatakan selain diare, penyakit yang sering terjadi


pada daerah ini adalah demam dan step pada balita. Meskipun demikian banyak
dari masyarakat sekitar kurang mengerti dengan penyebab terjadinya diare,
demam, dan step pada balita. Hal ini disebabkan karena rendahnya pendidikan
pada masing-masing responden.
Responden pertama tidak mengetahui apa itu diare sehingga juga tidak
mengetahui apakah anaknya pernah terkena penyakit diare ataukah tidak.
sedangkan responden kedua dan ketiga hanya mengetahui apa itu diare, namun
tidak mengetahui bagaimana pencegahan dan penanganannya.
Pembuangan sampah hingga saat ini menjadi masalah terbesar masyarakat
pesisir. Sampah adalah sesuatu bahan atau benda padat yang sudah tidak dipakai
lagi oleh manusia, atau benda padat yang sudah digunakan lagi dalam suatu
kegiatan manusia dan dibuang. Sampah yang berasal dari pemukiman terdiri dari
bahan-bahan padat sebagai hasil kegiatan dari rumah tangga yang sudah dipakai
dan dibuang, seperti sisa-sisa makanan baik yang sudah dimasak atau belum,
bekas pembungkus, baik kertas, plastik, dan daun.
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat masih belum
menyadari akan pentingnya pengolahan sampah yang baik. hal ini dibuktikan
dengan pada saat observasi dan wawancara langsung sebagian responden masih

Universitas Islam Negeri Sumatera Utara | 11


membuang sampah sembarangan seperti di sungai dan membiarkan sampah
berserakan di sekitar rumah. kembali lagi hal ini dikarenakan rendahnya tingkat
pengetahuan responden tentang penyakit diare sehingga seringkali responden
tidak melakukan pencegahan serta penanggulangan saat salah satu anggota
keluarganya ada yang menderita diare ini.

B. Pembahasan

Dari hasil pengkajian didapatkan masalah utama yaitu rendahnya tingkat


pendidikan responden, sehingga kurang mengetahui tentang bagaimana
pencegahan dan penanggulangan diare. Faktor penentu kesehatan di masyarakat
ditentukan melalui seberapa peduli masyarakat dengan kebersihan yang ada
disekelilingnya. Diketahui bahwa masyarakat tidak mementingkan sanitasi
lingkungan, dimana ada beberapa responden yang melakukan pembuangan
sampah di sungai. Dengan pola perilaku masyarakat yang demikian akan
menjadikan lingkungan sebagai tempat berkembangbiaknya berbagai penyakit
(wabah penyakit), sehingga tak heran jika masyarakat terutama pada balita sering
terserang penyakit diare.

Pada kalangan ibu-ibu di Desa ini kebanyakan tidak mengetahui tentang


apa itu diare dan bagaimana terjadinya penyakit diare. Sebagian warga
mengetahui bahwa diare merupakan kondisi dimana seseorang mengalami
keseringan buang air besar dalam keadaan tinja yang encer.

Selain itu tingkat pendidikan orang tua di desa paluh sibaji ini juga masih
rendah bahkan ada yang tidak bersekolah. Diare adalah penyakit yang dapat
mematikan terutama pada balita sehingga ketika diare tidak diobati segera
mungkin akan berefek buruk kepada penderitanya terkhusus pada balita

Kesimpulannya diketahui bahwa yang menyebabkan balita terkena diare di


desa paluh sibaji ini adalah karena tingkat pendidikan yang rendah sehingga tidak
mengeti dengan pola hidup sehat, selain itu kepedulian masyarakat terhadap
lingkungan yang kurang menjadi salah satu pola hidup sehat yang salah seperti

Universitas Islam Negeri Sumatera Utara | 12


membuang sampah di sungai dan pembuangan sampah di sembarang tempat yang
menyebabkan lingkungan menajdi tempat berkembangbiaknya vektor penyakit
seperti lalat, nyamuk, kecoa, dan tikus.

Universitas Islam Negeri Sumatera Utara | 13


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kebersihan lingkungan pada hakekatnya adalah kondisi atau keadaan


lingkungan yang optimum sehingga berpengaruh positif terhadap status kesehatan
yang optimum, artinya bila ibu tidak menjaga kebersihan lingkungan yang baik
maka status kesehatan balita akan rentan terkena diare.

Penyakit diare di Desa Paluh Sibaji terjadi karena rendahnya sikap atau
perilaku masyarakat tentang kebersihan lingkungan sehingga meyebabkan sanitasi
lingkungan yang buruk. Selain itu, tingkat pendidikan orang tua juga berpengaruh
besar terhadap kesehatan balita terutama pada balita yang menderita penyakit
diare. Semakin tinggi pengetahuan ibu tentang diare maka makin tinggi upaya
pencegahan yang akan dilakukan dan sebaliknya makin rendah pengetahuan ibu
tentang diare makin rentan juga balita untuk terkena diare. Selain itu pemberian
ASI eksklusif juga menjadi salah satu pencegahan penyakit diare.

B. Saran

Dengan berbagai penjelasan yang kami sampaikan, kami berharap untuk


setiap orang lebih menjaga kebersihannya baik kebersihan diri maupun
lingkungan sekitar untuk mencegah terjadinya penyakit diare dan mencegah
berkembangbiaknya Rotavirus, karena ketika terinfeksi rotavirus, balita akan
mengalami diare hebat, muntah-muntah, demam, dehidrasi hingga ketidak-
seimbangan elektrolit dalam tubuh.

Universitas Islam Negeri Sumatera Utara | 14


DAFTAR PUSTAKA

Utami, Tri Niswatin dan Reni Agustina Harahap. 2019.


Sosioantropologi Kesehatan Inegrasi Budaya dan Kesehatan. Jakarta:
Prenamedia Group.
Widjaja, M. C. Mengatasi Diare dan Keracunan pada Balita. Jakarta: Kawan
Pustaka.

Rane, Silvia, Yusri Dianne Jurnalis, Djusmaini Ismail. 2017. Hubungan Tingkat
Pengetahuan Ibu Tentang Diare Dengan Kejadian Diare Akut pada Balita
di Kelurahan Lubuk Buaya Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Buaya Padang
Tahung 2013. Junal Kesehatan Andalas Vol 8 No. 2.

Sukut, Susana Surya. 2015. Faktor Kejadian Diare pada Balita Dengan
Pendekatan Teori Nola J. Pender di IGD RSUD Ruteng. Jurnal
Pediomaternal. Vol. 3 No. 2.

Wikipedia Ensiklopedia Bebas. Diare. diakses di https://id.wikipedia.org/wiki/


Diare. Diakses pada 02 Desember 2019

Hidup Sehat. Obat Diare Alami untuk Pertolongan Pertama di Rumah. Diakses di
https://www.alodokter.com/obat-diare-alami-untuk-pertolongan-pertama-
di-rumah pada 02 Nov 2019

Universitas Islam Negeri Sumatera Utara | 15


LAMPIRAN

A. Dokumentasi

Gambar 1.1 : Wawancara terhadap responden 1 (satu)

Gambar 1.2 : Wawancara & Observasi terhadap responden 2 (dua)

Universitas Islam Negeri Sumatera Utara | 16


Gambar 1.3 : Wawancara terhadap responden 3 (tiga)

Gambar 1.4 : Memberikan arahan kepada anak-anak untuk tetap jaga kebersihan diri

Gambar 1.5 : Kondisi lingkungan anak bermain

Universitas Islam Negeri Sumatera Utara | 17


B. Brosur

Universitas Islam Negeri Sumatera Utara | 18


C. Questioner

Data responden

 Nama :
 Umur :
 Agama :
 Pekerjaan :
 Pend Terakhir :
 Penghasilan :
 Suku :

1. Berapa umur dan apa jenis kelamin anak?


2. Apakah anak bapak/ibu pernah menderita sakit diare?
3. Apakah bapak/ibu tau penyebab dari diare?
4. Gimana cara bapak/ibu mengatasi anaknya yang diare? Apakah dengan
dibawa ke dokter atau dibiarkan sembung dengan sendirinya?
5. Dimana letak pusat pembuangan sampah?
6. Apakah air yang digunakan bersih atau kuning?
7. Selain diare, penyakit apa yang sering di derita di daerah ini?

Universitas Islam Negeri Sumatera Utara | 19

Anda mungkin juga menyukai