Kelompok 5:
Resky Amelia 141 2018 0144
Ani Fitriani 141 2018 0145
Dhea Maharani 141 2018 0147
Andi Rina Apriyanti Rizal 141 2018 0148
Shinta Purnamasari 141 2018 0150
Indy Magfirah 141 2018 0151
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
Atas dukungan secara moral dan material yang telah diberikan dalam
menyusun makalah ini, maka penulis sangat berterima kasih kepada pihak-pihak
terselesaikan.
Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan guna
Penulis
ii
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ..................................................................................... 15
B. Saran ................................................................................................ 16
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 17
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
pengobatan tradisional terkadang kita bimbang atau ragu apakah pengobatan ini
benar atau salah menurut kesehatan. Setiap orang mempunyai pemikiran dan
pemahaman yang berbeda-beda mengenai benar atau salahnya apa yang kita
bingung harus mempercayai pendapat mana yang sesuai dengan ilmu kesehatan.
pengobatan tradisional. Selain makalah ini ditujukan ke mahasiswa, kita juga bisa
mengarahkan ini kepada masyarakat awam terhadap ilmu kesehatan terutama dari
B. Rumusan Masalah
d. Apa saja tata cara pembuatan STPT dan SIPT dalam membuka praktik
pengobatan tradisional?
1
e. Apa saja persyaratan membuka klinik pengobatan tradisional?
C. Tujuan
tradisional.
d. Mengetahui tata cara pembuatan STPT dan SIPT dalam membuka praktik
pengobata tradisional.
D. Manfaat
tradisional.
tradisional.
2
BAB II
PEMBAHASAN
teori, keyakinan, dan pengalaman masyarakat yang mempunyai adat budaya yang
3
serta dalam pencegahan, diagnosa, perbaikan atau pengobatan penyakit secara
tradisional adalah pengobat dan/atau perawatan dengan cara dan obat yang
mengacu pada pengalaman dan keterampilan turun temurun secara empiris yang
di masyarakat.
pengobatannya.
apabila:
a. Tidak membahayakan jiwa atau melanggar susila dan kaidah agama serta
4
c. Tidak bertentangan dengan upaya peningkatan derajat kesehatan
masyarakat;
d. Tidak bertentangan dengan norma dan nilai yang hidup dalam masyarakat.
tubuh menggunakan jari tangan, telapak tangan, siku, lutut, tumit atau
(Sulawesi Selatan).
5
3) Battra sunat adalah seseorang yang memberikan pelayanan sunat
dengan cara pijat dengan jari tangan atau alat bantu lainnya pada zona-zona
persendian.
6
b. Pengobat tradisional ramuan (battra ramuan).
yang berasal dari tanaman (flora), fauna, bahan mineral, air, dan bahan alam lain,
antara lain:
dengan cara memberikan ramuan tetesan hidung, yang berasal dari larutan
ramuan obat tradisional yang berasal dari bahan alamiah yang biasanya
7
6) Aromatherapist adalah seseorang yang memberikan perawatan dengan
dalam (prana), paranormal, reiky master, qigong, dukun kebatinan dan pengobat
kedokteran dan meskipun kita adalah seseorang yang memiliki ilmu pengobatan
pengobatan tradisional begitu saja. Oleh karena itu, untuk membuka praktik,
Pembuatan STPT telah tercantum dalam pasal 4 ayat (1), (2), dan (3)
8
1. Semua pengobat tradisional yang menjalankan pekerjaan pengobatan
Tradisional (STPT).
Kabupaten/Kota setempat.
Selain pada pasal 4, hal ini juga diatur pada pasal 5 Kepmenkes No.
bahwa tata cara memperoleh STPT sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 ayat (1)
2) Fotokopi KTP.
9
5) Fotokopi sertifikat/ijazah pengobatan tradisional yang dimiliki.
agama.
Sedangkan untuk pembuatan SIPT telah tercantum dalam pasal 9 ayat (1), (2),
ini.
pelayan kesehatan.
10
5. Penetapan pengobat tradisional lainnya yang akan diberi izin selain dari
2) Fotokopi KTP.
11
E. Persyaratan Klinik Pengobatan Tradisional
Selain pembuatan STPT dan SIPT, ada juga persyaratan sebuah klinik
pengobatan tradisional yang telah tercantum dalam pasal 14 ayat (1) dan (2)
menyediakan:
b. Ruang tunggu.
/ surat ijin pengobat tradisional, serta luas maksimal papan 1x1,5 m2.
dengan Perda nya masing-masing, namun kurang lebih itulah syarat-syarat klinik
pengobatan tradisional.
12
F. Sanksi dalam Praktik Pengobatan Tradisional
undangan karena tanpa sanksi, orang-orang akan bebas ingin mematuhi peraturan
harus memiliki izin dari lembaga kesehatan yang berwenang, sehingga manfaat
sanksi hukum.
Sanksi dalam praktik pengobatan tradisional telah diatur dalam pasal 191 UU
No. 36 Tahun 2009 tentang kesehatan bahwa setiap orang yang tanpa izin
mengakibatkan kerugian harta benda, luka berat atau kematian dipidana dengan
pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan denda paling banyak Rp
Pasal 196 UU No. 36 Tahun 2009 tentang kesehatan bahwa setiap orang yang
atau kemanfaatan, dan mutu sebagaimana dimaksud dalam pasal 98 ayat (2) dan
13
ayat (3) dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda
Pasal 197 UU No. 36 Tahun 2009 tentang kesehatan bahwa setiap orang yang
kesehatan yang tidak memiliki izin edar sebagaimana dimaksud dalam pasal 106
ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan
denda paling banyak Rp 1.500.000.000,00 (satu miliar lima ratus juta rupiah).
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
disimpulkan bahwa:
Tahun 2009 tentang Kesehatan, pasal 2 ayat (1), (2), (3), dan pasal 13
Pengobatan Tradisional.
4. Pembuatan STPT dan SIPT diatur dalam pasal 4 ayat (1), (2), (3), pasal 5,
pasal 9 ayat (1), (2), (3), (4), dan pasal 11 Kepmenkes No.
15
1076/MENKES/SK/VII/2003 tentang Penyelenggaraan Pengobatan
Tradisional.
6. Sanksi praktik pengobatan tradisional diatur dalam pasal 191, 196, dan 197
B. Saran
izin serta untuk memberikan efek jera kepada pelaku agar tidak mengulang
perbuatannya.
16
DAFTAR PUSTAKA
Nurulsiah, Nina Aini. 2016. Profil Penggunaan Obat Tradisional pada Praktek
Pengobat Tradisional di Wilayah Purwokerto. Diambil dari:
http://repository.ump.ac.id. (03 November 2018).
17