Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

EKSKRETA MANUSIA

OLEH:

SITI NUR NADIYA YULIANTI 22003024

ROSALINA MURAFER 22003026

INDAH AL MUTMAINNAH ANSAR 22003040

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAKASSAR

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa- ALLAH SWT,
karena berkat karunia dan hidayah-nya kami dapat menyelasaikan penyusunan makalah
ilmiah ini yang berjudul “Ekskreta Manusia”.

Salawat dan taslim tak lupa kita aturkan kepada junjungan kita nabi besar
Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman yang gelap menuju zaman yang
terang benderang, dari zaman zahilia menuju zaman yang penuh dengn ilmu pengetahuan.

Sepenuhnya kami sadar dengan segala kekurangan dari makalah yang kami buat,
sebagai manusia yang luput dalam kesalahan. Dengan itu kami mengaharapkan kritik, saran
serta bimbingan dari pembimbing serta rekan-rekan semuanya yang bersifat membangun bagi
kesempurnaan makalah ilmiah ini.

Makassar, 10 April 2021

Kelompok 9

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................i

DAFTAR ISI.........................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG...............................................................................................1

B. RUMUSAN MASALAH...........................................................................................2

C. TUJUAN....................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN TINJA.............................................................................................3

B. JENIS PEMBUANGAN TINJA..............................................................................3

C. DEKOMPOSISI TINJA...........................................................................................5

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN.........................................................................................................7

B. SARAN.......................................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................8

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kesehatan menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan bahwa
pengertian kesehatan adalah sebagai “suatu keadaan fisik, mental, dan sosial
kesejahteraan dan bukan hanya ketiadaan penyakit atau kelemahan Pada tahun
1986, WHO, dalam Piagam Ottawa untuk Promosi Kesehatan, mengatakan bahwa
pengertian kesehatan adalah sumber daya bagi kehidupan sehari-hari, bukan tujuan
hidup. Kesehatan adalah konsep positif menekankan sumber dayasosial dan pribadi,
serta kemampuan fisik (WHO, 2000).
Paradigma sehat adalah upaya pembangunan kesehatan yang berorientasi kepada
peningkatan, pemeliharaan, perlindungan penduduk sehat dan bukan hanya
penyembuhan pada penduduk sakit, sehingga kebijakan pembangunan akan lebih ditekan
pada upaya promotif dan preventif dan peningkatan pemeliharaan dan perlu
perlindungan orang sehat agar menjadi lebih sehat dan produktif serta tidak jatuh sakit
tidak pula segera sembuh agar menjadi sehat (DepKes RI, 2010).
Kesehatan lingkungan adalah suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang
keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia dan lingkungannya untuk
mendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat dan bahagia. Menurut
kalimat yang merupakan gabungan (sintesa dari Azrul Azwar, Slamet Riyadi, WHO dan
Sumengen). Pengertian kesehatan lingkungan adalah Upaya perlindungan,
pengelolaan, dan modifikasi lingkungan yang diarahkan menuju keseimbangan
ekologi pada tingkat kesejahteraan manusia yang semakin meningkat (Ghandi, 2010).
Masalah kesehatan masyarakat, terutama di negara-negara berkembang pada dasarnya
menyangkut dua aspek utama, salah satunya aspek fisik seperti terjadinya sarana
kesehatan dan pengobatan penyakit sedangkan yang kedua aspek non fisik yang
menyangkut perilaku kesehatan. Faktor perilaku ini mempengaruhi status individu
maupun masyarakat, persepsi merupakan perilaku yang masih terbentuk dalam lingkup
pembentukan perilaku dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu, faktor yang
berasal dari dalam dan luar individu.Disamping sistem susunan yang mengontrol
reaksi individu terhadap rangsangan, aspek-aspek didalam diri individu yang juga
sangat berpengaruh dalam pembentukan dan perubahan perilaku ialah persepsi,
motivasi dan emosi (Sarwono S. 2005).

1
2

Ekskreta manusia (human excreta) yang berupa feses dan air seni (urine) merupakan
hasil akhir dari proses yang berlangsung dalam tubuh manusia yang menyebabkan
pemisahan dan pembuangan zat-zat yang tidak dibutuhkanoleh tubuh. (Chandra, 2007)
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian Tinja dan Kesehatan?
2. Apa saja jenis tempat pembuangan Tinja?
3. Bagaimana cara mengelolah Ekskreta Manusia?
C. TUJUAN
1. Untuk mengkaji Tinja dan Kesehatan
2. Untuk mengkaji jenis tempat pembuangan Tinja
3. Untuk mengkaji cara pengelolaan Ekskreta Manusia
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Tinja
Yang dimaksud dengan kotoran manusia ialah semua benda atau zat yang tidak
dipakai lagi oleh tubuh dan yang harus dikeluarkan dari dalam tubuh. Zat-zat yang harus
dikeluarkan dari dalam tubuh ini berbentuk tinja (feces). Kotoran manusia (feces) adalah
sumber penyebaran penyakit yang bersumber pada feces, penyakit yang dapat disebarkan
oleh tinja manusia antara lain: tifus, disentri, kolera, bermacam-macam cacing (cacing
gelang, kremi, tambang, pita), (Notoatmodjo, 2011).
Tinja adalah bahan buangan yang dikeluarkan dari tubuh manusia melalui anus
sebagai sisa dari proses pencernaan makanan di sepanjang sistem saluran pencernaan
(tractus digestifus). Pengertian tinja ini juga mencakup seluruh bahan buangan yang
dikeluarkan dari tubuh manusia termasuk karbon monoksida (CO2) yang dikeluarkan
sebagai sisa dari proses pernafasan, keringat, lendir dari ekskresi kelenjar. Dalam ilmu
kesehatan lingkungan, dari berbagai jenis kotoran manusia, yang lebih dipentingkan
adalah tinja (faeces) dan air seni (urine) karena kedua bahan buangan ini memiliki
karakteristik tersendiri dan dapat menjadi sumber penyebab timbulnya berbagai macam
penyakit saluran pencernaan.Ekskreta manusia (human excreta) yang berupa feses dan air
seni (urine) merupakan hasil akhir dari proses yang berlangsung dalam tubuh manusia
yang menyebabkan pemisahan dan pembuangan zat-zat yang tidak dibutuhkan oleh tubuh
(Chandra, 2007).
Namun tinja potensial mengandung mikroorganisme patogen, terutama apa bila
manusia yang menghasilkannya menderita penyakit saluran pencernaan makanan (enteric
or intestinal disesases). Mikroorganisme tersebut dapat berupa bakteri, virus, protozoa,
ataupun cacing-cacing parasit.Coliform bacteria yang dikenal sebagai Echerichia colidan
Fecal streptococci (enterococci) yang sering terdapat disaluran pencernaan manusia,
dikeluarkan dari tubuh manusia dan hewan-hewan berdarah panas lainnya dalam jumlah
besar rata-rata sekitar 50 juta per gram (Soeparman, 2002).
B. Jenis Pembuangan Tinja
Pembuangan tinja merupakan salah satu upaya kesehatan lingkungan yang harus
memenuhi sanitasi dasar bagi setiap keluarga. Pembuangan kotoran yang baik harus
dibuang kedalam tempat pembuangan kotoran yang disebut jamban. Jamban adalah suatu

3
4

bangun yang digunakan untuk membuang dan mengumpulkan kotoran tersebut, kotoran
itu tersimpan dalam satu tempat tertentu dan tidak menjadi sarang penyakit. Komposisi
kotoran manusia (tinja) terdiri dari bermacam-macam benda antara lain:
1. Sisa makanan yang membusuk dan mengeluarkan bau
2. Bibit penyakit yang berbahaya dan telur cacing terutama pada kotoran dari manusia
yang sakit perut maupun cacingan (Notoadmojo,2007). Berdasarkan hasil
penelitian yang telah dilakukan, seorang yang normal diperkirakan
menghasilkan tinja rata-rata sehari 330 gram, dan menghasilkan air seni 970 gram.
Jadi bangsa Indonesia dewasa ini setiap harinya tinja yang dikeluarkan sekitar
194.000 juta gram atau 194.000 ton, maka bila pembuangan (pengelola) tinja tidak
baik akan mempermudah terserang penyakit (Notoadmojo,2007).

Sanitasi sesuai nomenklatur MDGs adalah pembuangan tinja. Termasuk dalam


pengertian ini meliputi jenis pemakaian atau penggunaan tempat buang air besar, jenis
kloset yang digunakan dan jenis tempat pembuangan akhir tinja. Sedangkan kriteria akses
terhadap sanitasi layak jika penggunaan fasilitas tempat BAB milik sendiri atau bersama,
jenis kloset yang digunakan jenis ‘latrine’ dan tempat pembuangan akhir tinjanya
menggunakan tangki septik atau sarana pembuangan air limbah (SPAL). Sedangkan
kriteria yang digunakan JMP WHO-UNICEF 2008,sanitasi terbagi dalam empat
kriteria, yaitu ‘improved’, ‘shared’, ‘unimproved’ dan ‘open defecation’(Depkes RI,
2010).

Penanganan buangan tinja tidak bisa dianggap sebagai masalah yang sepele.
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS) menyebutkan, seseorang
setiap tiap harinya membuang tinja seberat 125-250 gram. Jika saat ini seratus juta
orang Indonesia tinggal di kawasan perkotaan, maka setiap harinya Kawasan
perkotaan tersebut bisa menghasilkan 25.000 ton tinja. Sekretaris Kelompok Kerja Air
Minum dan Penyehatan Lingkungan (PokjaAMPL) Nasional Maraita Listyasari
mengatakan, sudah banyak kesadaran untuk buang air besar (BAB) di jamban, tetapi
masih ada 70 juta masyarakat yang BAB disembarang tempat. Walaupun sudah banyak
jamban sehat dibangun tetapi masih banyak saja jamban yang tidak memenuhi
syarat. Padahal ketika tidak memenuh isyarat, sebenarnya kita hanya memindahkan
polutan dari satu tempat ketempat yang lain," ujarnya, saat acara Workshop Media
dan Kunjungan Media Mewujudkan STOP BABS 2015, di Sulawesi Selatan (Harian
Kompas, 2012). Pembuangan tinja merupakan salah satu upaya kesehatan lingkungan
5

yang harus memenuhi saniasi dasar bagi setiap keluarga. Pembuangan kotoran yang
baik harus dibuang kedalam tempat pembuangan kotoran yang disebut jamban.
Jamban adalah suatu bangunan yang digunakan untuk membuang dan
mengumpulkan kotoran sehingga kotoran tersebut, kotoran itu tersimpan dalam suatu
tempat tertentu dan tidak terjadi sarang penyakit. Komposisi kotoran manusia (tinja)
terdiri dari bermacam-macam benda antara lain:

1. Sisa makanan yang membusuk dan mengeluarkan bau


2. Bibit penyakit yang berbahaya dan telur cacing, terutama pada kotoran dari
manusia yang sakit perut maupun cacingan (Notoadmodjo,2007).

Kotoran Manusia (Tinja) adalah sisa ampas makanan yang tidak dapat dicerna yang
bisa saja berbentuk karbohidrat protein, enzim, lemak, sel-sel mati dan juga microba
dalam satu liter kotoran manusia terdapat materi organic yang setara dengan 200-300 mg
BODS. Dalam tinja masih ada dalam nutrien yaitu senyawa Nitrogen dan fosfor yang
dibawa oleh sel-sel mati dan juga sisa-sisa protein. Biasanya keluar dalam bentuk
ammonium, satu liter tinja bisa mengandung ammonium seberat 25 gram juga fosfat 30
mg. Jika zat ini masuk kedalam air hanya akan meningkat pertumbuhan gangguan
air yang menghabiskan oksigen sehingga ikan dan hewan air lainya akan mati
(Soeparman, 2002).

Dalam tinja manusia juga terdapat miliaran microba termasuk dalam bakteri pathogen
yaitu bakteri yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia seperti salmonella typhi
(tifus), vibrio cholera (kolera) virus hepatitis, dan juga polio. Jika seseorang cacingan
dapat di pastikan jika dalam tinjanya terdapat telur-telur cacing. Beragaman telur
cacing yang dapat hidup dalam perut kita seperti cacing gelang, cambuk, tambang,
dan kremi, satu gram tinja dapat berisi ribuan telur yang sikap berkembang dalam
perut orang lain (Soeparman, 2002).

C. Dekomposisi Tinja
Menurut Soeparman (2002). Proses penguraian (decomposition) pada tinja secara
alamiah akan berlangsung, sehingga akan berubah menjadi bahan yang stabil, tidak
berbau, dan tidak mengganggu. Aktivitas utama dalam proses dekomposisi tersebut
adalah:
1. Pemecahan senyawa organik kompleks, seperti protein dan urea, menjadibahan
yang lebih sederhana dan lebih stabil.
6

2. Pengurangan volume dan massa (kadang-kadang sampai 80%) dari bahanyang


mengalamidekomposisi, dengan hasil gas metan, karbon dioksida, amonia, dan
nitrogen yang dilepaskan ke atmosfer, bahan-bahan yang terlarut dalam keadaan
tertentu meresap ke dalam tanah di bawahnya.
3. Penghancuran organisme patogen yang dalam beberapa hal tidak mampu hidup
dalam proses dekomposisi, atau diserang oleh banyak jasad renik didalam massa
yang tengah mengalami dekomposisi.

Bakteri memegang peranan penting dalam dekomposisi. Aktivitas bakteri dapat


berlangsung dalam suasana aerobik atau anaerobik. Proses anaerobik tersebut
misalnya terjadi pada kakus air (aqua privy), tangki pembusukan (septic tank), atau
pada dasar lubang yang dalam. Atau dapat pula terjadi secara aerobik, seperti pada
dekomposisi tertentu. Di samping itu, dekomposisi dapat terdiri lebih dari satu
tahap,sebagian aerobik dan sebagian lagi anaerobik, tergantung pada kondisi fisik
yang ada. Sebagai contoh, proses anaerobik berlangsung dalam septic tank, effluent
cair meresap ke dalam tanah melalui saluran peresapan dan meninggalkan banyak bahan
organik pada lapisan atas tanah. Bahan organik itu diuraikan secara aerobik oleh
bakteri saprofit yang mampu menembus tanah sampai kedalaman 60 cm.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Ekskreta manusia (human excreta) yang berupa feses dan air seni (urine) merupakan
hasil akhir dari proses yang berlangsung dalam tubuh manusia yang menyebabkan
pemisahan dan pembuangan zat-zat yang tidak dibutuhkanoleh tubuh.
B. Saran
Adapun saran dari penulis agar selalu menumbuhkan kesadaran dari dalam diri untuk
selalu menggunakan jamban yang sehat tidak merusak lingkungan dan pencemarannya.
Selain itu diperlukan juga kontrol sosial budaya masyarakat untuk lebih menghargai
sanitasi lingkungan.

7
DAFTAR PUSTAKA

Azwar, 2007.Kesehan Lingkungan. Bandung Gajah MadaUniversity press.

Chandra, 2007.Pengantar Kesehatan Lingkungan.Cetakan I. EGC: Jakarta.

DepKes, RI. 2010. Kesehatan Lingkungan. Jakarta.

Gandhi,.Kesehatan Lingkungan MenurutWHO,HAKLI,2010

http/www.Harian Kompas PHBS Masyarakat Mengenai Jamban. Diakses 20 maret

2013

Notoadmodjo,2007, Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Rineka Cipta,

Jakarta

Soeparman, 2002.Pembuangan Tinja dan Limbah Cair.Jakarta; EGC

Notoadmodjo, 2011.Metodologi Penelitian Kesehatan.Rineka cipta, Jakarta.

Soeparman, 2002.Pembuangan Tinja dan Limbah Cair.Jakarta; EGC

Sarwono, S.2005, Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Erlangga. Jakarta,20

Anda mungkin juga menyukai