Anda di halaman 1dari 5

RINGKASAN SINGKAT PENILAIAN STATUS GIZI

CATURINI MEIDYA NUGRAHASARI


P17111181004/03
SARJANA TERAPAN GIZI DAN DIETETIKA

1. PENILAIAN STATUS GIZI SECARA TIDAK LANGSUNG


Secara umum metode penilaian status gizi terbagi menjadi dua yaitu secara
langsung dan tidak langsung. Penilaian status gizi secara langsungg dapat dibagoi
menjadi empat ysitu antropometri, Klinis, Biokimia, dan Biofisik, sedangkan penilaian
status gizi secara tidak langsung dapat dibagi menjadi tiga penilaian, yaitu Survei
konsumsi, statistik vital, dan faktor ekologi.
a. Survei konsumsi makanan
Metode penentuan status gizi dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi yang
dikonsumsi. Pencatatan serta pengumpulan data konsumsi makaan dapat
memberikan gambaran tentang asupan makanan berbagai zat gizi pada
kelebihan dan kekurangan zat gizi pada individu, keluarga, dan masyarakat.
1) Tujuan penilaian konsumsi
Secara khusus penilaian konsumsi pangan digunakan untuk berbagai
macam tujuan antara lain :
a) Menentukan tingkat kecukupan konsumsi pangan dan ketersediaan
pangan pada individu, keluarga, dan masyarakat
b) Menetukan status kesehatan dan gizi keluarga, serta mengidentifikasi
kelomlompok berkembangnya penyakit disebabkan oleh makanan.
c) Menentukan pedoman kecukupan dan pengadaan pangan
d) Sebagai monitoring konsumsi zat gizi tertentuserta memperkirakan
adanya baham tambahan pangan atau kontaminasi pangan yang
dikonsumsi.
e) Sebagai sarana pendidikan gizi masyarakat, serta mengevaluasi
keefektifannya, terutama pada kelompok rawan kekurangan gizi (Bumil,
buteki, remaja putri, balita, dan bayi).
f) Membantu dalam kampanye dibidang gizi serta mempromosikan produk
pangan lokal/baru.
2) Metode pengukuran konsumsi makanan
Pengkurukan konsumsi makanan dibedakan menjadi dua jenis, yaitu data
yang bersifat kualitatif dan kuantitatif.
a) Metode kualitatif
Metode kualitatif biasnaya digunakan dalam mengetahui frekuensi makanan,
frekuensi konsumsi menurut jenis makanan, dan menelusuri informasi
tentang kebiasaan makanan. Metode-metode pengukuran konsumsi
makanan yang bersifat kualitatif antara lain :
- Metode Frekuensi Makanan (Food Frequency Method)
- Metode Riwayayt Makanan (Dietery History Method)
b) Metode kuantitatif
- Metode Recal 24 Jam
- Metode Food Record (Weighed Food Record)
- Metode Pencatatan Makanan (Food Account)
- Metode Pencatatan Konsumsi Makana Keluarga (Household Food
Record)

b. Statistik Vital
Pengukuran status gizi dengan statistik vital adalah menganalisis data berupa
statistik kesehatan yaitu angka kematian berdasarkan umur, angka kesakitan dan
kematian akibat penyebab tertentu, dan data-data berhubungan dengan gizi.
1) Angka kematian berdasarkan umur
Angaka kematian biasanya disajikan per 1000 penduduk, dari jumlah
kematian pada kelompok umur tertentu terhadap jumlah rata-rata penduduk
kelompok umur tersebut. Data ini bermanfaat untuk mengetahui jumlah dan
pola kematian menurut golongan umur dan penyebabnya.
2) Angka kematian umur 2-5 bulan
Pada periode umur 2-5 bulan status gizi anak bergantung kepada ASI yang
diberikan. Terdapat tiga keadaan defisiensi gizi yang sering dihubungkan
denga periode umur 2-5 bulan yaitu beri-beri infantil, defisiensi vitamin B12
atau asam folat, dan kekurangan vitamin D (reketsia). Kekurangan gizi yang
sering yaitu kurang terjamin higiene sanitasi pada ibu, jika bayi di beri sufor
relatif encer, hal tersebut tidak bisa memenuhi kebutuhan gizi bayi.
3) Angka kematian umur 13-24 bulan
Angka kematian di umur 13-24 bulan sering terjadi karena pada periode ini
merupakan periode penyapihan balita. Balita yang disapih mengalam transisi
makanan. Pada masa transisi inllah megakibatkan asupan makanan
berkurang sehingga angka kejadian KEP meningkat.
4) Angka kematian umur 1-4 tahun
Pada periode ini sering disebut periode umur prasekolah, kelompok usia
prasekolah sangat rawan terhadap masalah gizi seperti penyakit infeksi,
tekanan emosi, dan stress yang dapat menimbulkan asupan makanan tidak
adekuat sehingga anak sering terkena penyakit infeksi dan defisiensi zat gizi.
5) Angka kesakitan dan kematian akibat penyebab tertentu
Penyebab kesakitan dan kematian pada umur 1-4 tahun merupakan informasi
untuk menggambarkan keadaan gizi disuatu kelompok masyarakat, tetapi hal
tersebut kurang menggambarkan masalah gizi yang sebenarnya. Proporsi
kematian pada balita bisa disebabkan oleh penyakit infeksi seperti diare,
campak, parasit, pneumonia, dan batuk rejan atau penyakit seperti
kwasiorkor dan marasmus. dengan mengetahui penyebab timbulnya penyakit
tertentu akibat kekurangan gizi atau disertai penyakit lain, dapat dilakukan
intervensi yang lebih baik.
6) Statistik layanan kesehatan
Statistik layanan kesehatan bisa dilihat di tempat layanan kesehatan tersebut
berada. Statistik layanan kesehatan dimulai dari tingkat desa (Bidan Desa),
Posyandu, hingga Puskesmas, dan Rumah sakit.
7) Kelemahan statistik vital untuk menggambarkan keadaan gizi
Kelemahan statistik vital terdapat beberapa kelemahan dalam
menggambarkan keadaan gizi pada suatu kelompok masyarakat. Kelemahan
tersebut antara lain data yang tidak akurat, kesulitan dalam pengumpulan
data, dan kemampuan untuk melakukan interpretasi secara tepat.

c. Faktor Ekologis
Faktor ekologi disebabkan oleh multiple overlapping yaitu akibat dari interaksi
beberapa faktor fisik, biologi, dan lingkungan budaya. Jadi, jumlah dan jenis
makanan yang tersedia bergantung pada keadaan lingkungan seperti tanah,
irigasi, iklim, transportasi, sarana prasarana umum, dan tingkat ekonomi
penduduk.
1) Pengaruh budaya
Beberapa hal yang perlu diperlukan dalam pengaruh budaya antara lain
produksi pangan, sikap terhadap makanan, kelainan anak, dan penyebab
penyakit. Pada hal sikap terhadap makanan pada masyarakat tertentu masih
banyak pantangan, tabu, dan mitos yang mengakibatkan konsumsi makanan
tertentu rendah. Rendahnya konsumsi zat gizi pada tingkat keluarga, juga di
pengaruhi oleh produksi bahan pangan tertentu masih menggunakan cara
tradisional. Konsumsi pangan yang rendah juga di pengaruhi oleh adanya
penyakit infeksi pada saluran pencernaan
2) Faktor sosial ekonomi
a) Faktor sosial meliputi :
- Keadaan keluarga (jumlah keluarga dan jarak kelahiran)
- Pendidikan (tingkat pendidikan ibu/ayah, usia anak sekolah,
keberadaan buku buku dilingkungan keluarga)
- Perumahan (kepemilikan, tipe, lantai, ventilasi, listrik, atap, perabotan
jumlah kamar)
- Penyimpanan makanan (penutup serangga/hama, ukuran, isi)
- Dapur (bangunan, lokasi, kompor, bahan bakar, pembuangan
sampah)
- Air (sumber, jarak dari rumah)
b) Faktor ekonomi meliputi :
- Pekerjaan (pekerjaan utama misalnya, petani dan pekerjaan
tambahan, pekerjaan musiman).
- Pendapatan keluarga (industri rumah tangga, gaji, pertanian pangan,
utang).
- Pengeluaran/anggaran (listrik, pendidikan, transportasi, pakaian,
pengeluaran untuk makanan)

3) Produksi pangan
Faktor produksi pangan adalah :
- Penyedia makanan keluarga (produksi sendiri, membeli, barter)
- Sistem pertanian (alat pertanian, pembuangan air, irigasi, pupuk,
pengontrolan serangga)
- Tanah (jumlah tenaga kerja, kecocokan tanah, kepemilikan tanah)
- Keuangan (modal yang tersedia dan fasilitas untuk kredit)
- Peternakan dan peternakan (jumlah ternak)

4) Pelayanan kesehatan dan pendidikan


Beberapa data penting tentang pelayanan kesehatan dan pendidikan yaitu :
- Fasilitas rumah sakit, puskesmas, dan pusat-pusat kesehatan yang
meliputi jumlah temoat tidur, jumlah rumah sakit, staff, pasien, dll.
- Fasilitas pendidikan yang meliputi sekolah dasar (jumlah,
pendidikan/kurikulum). Remaja yang meliputi organisasi karang taruna
atau organisasi lainnya. Media masa seperti televisi, radio, baliho,
2. MENGHITUNG STATUS GIZI MENGGUNAKAN CDC

3. CARA MENGUKUR TINGGI LUTUT DAN PANJANG DEPA

Anda mungkin juga menyukai