Anda di halaman 1dari 27

TIPE BELAJAR

SUGENG IWAN
TIPE BELAJAR
• 4 TIPE BELAJAR.
• TEST GAYA BELAJAR.
• MENILAI GAYA BELAJAR.
• GAYA BELAJAR DALAM PERUBAHAN PERILAKU
BELAJAR
“Belajar dapat diartikan sebagai suatu proses
yang dilakukan oleh individu untuk
memperoleh perubahan perilaku baru secara
keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman
individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan
lingkungannya”
GAYA BELAJAR
Adalah karakteristik umum kerja intelektual
(dan jenis kepribadian juga) yang berkaitan
dengan seseorang sebagai individu dan yang
membedakannya dengan orang lain. Yang
dimaksud dengan gaya belajar di sini
merupakan kecenderungan seseorang dalam
memperoleh informasi (belajar) berdasarkan
indera penerimanya.
4 TIPE BELAJAR
Setiap individu tidak didominasi oleh satu gaya
belajar tertentu secara absolut (Kolb).
1. DIVERGER
• Perpaduan Concrete Experience (CE) dan Reflective Observation
(RO), kombinasi perasaan (feeling) dan pengamatan (watching).
• Unggul dalam kemampuan imajinasi dan melihat situasi kongkret
dari banyak sudut pandang yang berbeda, kemudian
menghubungkannya menjadi sesuatu yang bulat dan utuh.
• Pendekatannya pada setiap situasi adalah “mengamati” dan
bukan “bertindak”.
• Menyukai tugas belajar yang menuntutnya untuk menghasilkan
ide-ide dan gemar mengumpulkan berbagai informasi, menyukai
isu tentang kesusastraan, budaya, sejarah, dan ilmu-ilmu sosial
lainnya.
• Mereka biasanya lebih banyak bertanya “Why?”.
• Peran dan fungsi guru  Motivator.
2. Assimilator
• perpaduan Abstract Conceptualization
(AC) dan Reflective Observation (RO) kombinasi dari
pemikiran (thinking) dan pengamatan (watching).
• Unggul dalam memahami dan merespons berbagai
sajian informasi serta mengorganisasikan
merangkumkannya dalam suatu format yang logis,
singkat, dan jelas.
• Cenderung lebih teoritis, lebih menyukai bekerja
dengan ide serta konsep yang abstrak, daripada
bekerja dengan orang.
• Bidang yang diminatibidang sains dan matematika.
• lebih banyak bertanya “What?”.
• Peran dan fungsi guru sebagai seorang Expert.
3. Converger
• Perpaduan antara Abstract Conceptualization (AC) dan Reflective Observation
(RO) kombinasi dari berfikir (thinking) dan berbuat (doing).
• Mampu merespons terhadap berbagai peluang dan mampu bekerja secara aktif
dalam setiap tugas yang terdefinisikan secara baik.
• Gemar belajar bila menghadapi soal dengan jawaban yang pasti, dan segera
berusaha mencari jawaban yang tepat.
• Mau belajar secara trial and error dalam lingkungan yang dianggapnya relatif
aman dari kegagalan.
• Unggul dalam menemukan fungsi praktis dari berbagai ide dan teori. Punya
kemampuan yang baik dalam pemecahan masalah dan pengambilan keputusan.
Lebih menyukai tugas-tugas teknis (aplikatif). Cenderung tidak emosional dan
lebih menyukai bekerja yang berhubungan dengan benda dari pada manusia,
masalah sosial atau hubungan antar pribadi.
• Bidang yang diminati bidang IPA dan teknik.
• Lebih banyak bertanya “How?”.
• Peran dan fungsi guru  sebagai seorang Coach, yang dapat menyediakan
praktik terbimbing dan dapat memberikan umpan balik yang tepat.
4. Accomodator
• Perpaduan antara Concrete Experience (CE) dan Active Experimentation
(AE) atau kombinasi antara merasakan (feeling) dengan berbuat
(doing).
• Senang mengaplikasikan materi pelajaran dalam berbagai situasi baru
untuk memecahkan berbagai masalah nyata yang dihadapinya.
• Memiliki kemampuan belajar yang baik dari hasil pengalaman nyata
yang dilakukannya sendiri.
• Membuat rencana dan melibatkan dalam pengalaman baru yang
menantang.
• Dalam memecahkan masalah, mempertimbangkan faktor manusia
(untuk mendapatkan masukan/informasi) dibanding analisa teknis.
• Cenderung bertindak berdasarkan intuisi/dorongan hati daripada
berdasarkan analisa logis,
• Sering menggunakan trial and error dalam
memecahkan masalah.
• Kurang sabar dan ingin segera bertindak.
• Bila ada teori yang tidak sesuai dengan fakta
cenderung mengabaikan.
• Bidang yang disukai berkaitan dengan lapangan
usaha (bisnis) dan teknik.
• Lebih banyak bertanya “What if?”.
• Peran dan fungsi guru dalam berhadapan dengan
tipe ini adalah berusaha menghadapkan pada
“open-ended questions”,
TEST GAYA BELAJAR
• TEST GAYA
BELAJAR
MENILAI GAYA BELAJAR
Gaya belajar dapat dipetakan sebagai berikut:
1. Gaya Belajar Siswa pada Permulaan belajar.
Field Dependence  mau memulai belajar apabila ada pengaruh atau
perintah dari orang lain (orangtua/guru). Model gaya seperti ini
berdampak pada kepatuhan terhadap perintah, atau akan melahirkan
budaya otoriter.
Field independence  gaya belajar yang dilakukan secara mandiri. Gaya
otonom ini atas dasar kepuasan, kebutuhan dan kesadaran yang tinggi 
belajar merupakan kewajiban.
2. Gaya Belajar Siswa dalam Menerima Pelajaran.
Preceptive yaitu kecenderungan dalam menerima pelajaran/informasi
atau mengumpulkan informasi dalam belajar dilakukan dengan beraturan
sebab akibat.
Receptive yaitu kecenderungan dalam menerima pelajaran dilakukan
dengan menerima informasi tanpa berusaha untuk
membulatkan/mengorganisir konsep-konsep informasi yang diterimanya.
3. Gaya Belajar Siswa dalam Menyerap Pelajaran.
Impulsifcenderung dengan cepat-cepat mengambil
keputusan tanpa memikirkan secara mendalam untuk
memahami konsep-konsep informasi yang telah diterimanya.
Reflektifmelalui pertimbangan, memikirkan semua konsep
informasi yang telah diterimanya terlebih dahulu sebelum
mengambil keputusan/dipahami.
4. Gaya Belajar Siswa dalam Memecahkan Pelajaran.
Intuitif menjawab pertanyaan dilakukan hanya secara
intuisi atau menurut perasaan saja.
Sistematismengerjakan pertanyaan dengan melihat struktur
masalahnya, mengumpulkan bahan, dan menetapkan
alternatif jawaban yang paling tepat untuk menjawab
masalah.
GAYA BELAJAR
“Modalitas visual, auditori atau kinestetik (V-A-
K). Walaupun masing-masing dari kita belajar
dengan menggunakan ketiga modalitas ini pada
tahapan tertentu, kebanyakan orang lebih
cenderung pada salah satu di antara ketiganya”.
Visual
• Gaya belajar visual merupakan gaya belajar dengan cara melihat.
Lirikan keatas bila berbicara, berbicara dengan cepat.
• Mata memegang peranan penting adalah mata / penglihatan (
visual ).
• Guru menitikberatkan pada peragaan / media.
• Gaya belajar visual harus melihat bahasa tubuh dan ekspresi
muka gurunya untuk mengerti materi pelajaran.
• Cenderung untuk duduk di depan agar dapat melihat dengan jelas.
• Menggunakan gambar-gambar di otak mereka dan belajar lebih
cepat dengan menggunakan tampilan-tampilan visual, seperti
diagram, buku pelajaran bergambar, dan video.
• Di dalam kelas, anak visual lebih suka mencatat sampai detil-
detilnya untuk mendapatkan informasi.
Ciri-ciri gaya belajar visual
• Bicara agak cepat.
• Mementingkan penampilan dalam berpakaian/presentasi.
• Tidak mudah terganggu oleh keributan.
• Mengingat yang dilihat, dari pada yang didengar.
• Lebih suka membaca dari pada dibacakan
• Pembaca cepat dan tekun.
• Seringkali mengetahui apa yang harus dikatakan, tapi tidak
pandai memilih kata-kata.
• Lebih suka melakukan demonstrasi dari pada pidato.
• Lebih suka musik dari pada seni
• Mempunyai masalah untuk mengingat instruksi verbal
kecuali jika ditulis, dan seringkali minta bantuan orang untuk
mengulanginya.
Strategi untuk mempermudah proses
belajar anak visual
1. Gunakan materi visual seperti, gambar-gambar,
diagram dan peta.
2. Gunakan warna untuk menghilite hal-hal penting.
3. Ajak anak untuk membaca buku-buku berilustrasi.
4. Gunakan multi-media (contohnya: komputer dan
video).
5. Ajak anak untuk mencoba mengilustrasikan ide-
idenya ke dalam gambar.
Auditori
• Gaya belajar auditorial merupakan gaya belajar dengan cara
mendengar. Lirikan kekiri/kekanan mendatar bila berbicara,
berbicara sedang2 saja.
• Mengandalkan kesuksesan belajarnya melalui telinga ( alat
pendengarannya ),
• gaya auditori dapat belajar lebih cepat dengan
menggunakan diskusi verbal dan mendengarkan apa yang
guru katakan.
• Mencerna makna yang disampaikan melalui tone suara,
pitch (tinggi rendahnya), kecepatan berbicara dan hal-hal
auditori lainnya.
• Dapat menghafal lebih cepat dengan membaca teks dengan
keras dan mendengarkan kaset.
Ciri-ciri gaya belajar auditori
1. Saat bekerja suka bicara kepada diri sendiri.
2. Penampilan rapi.
3. Mudah terganggu oleh keributan.
4. Belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan
dari pada yang dilihat.
5. Senang membaca dengan keras dan mendengarkan.
6. Menggerakkan bibir mereka dan mengucapkan tulisan di buku ketika
membaca.
7. Biasanya ia pembicara yang fasih.
8. Lebih pandai mengeja dengan keras daripada menuliskannya.
9. Lebih suka gurauan lisan daripada membaca komik.
10. Mempunyai masalah dengan pekerjaan-pekerjaan yang melibatkan
Visual.
11. Berbicara dalam irama yang terpola.
12. Dapat mengulangi kembali dan menirukan nada, berirama dan warna
suara.
Strategi untuk mempermudah proses
belajar anak auditori
1. Ajak anak untuk ikut berpartisipasi dalam diskusi
baik di dalam kelas maupun di dalam keluarga.
2. Dorong anak untuk membaca materi pelajaran
dengan keras.
3. Gunakan musik untuk mengajarkan anak.
4. Diskusikan ide dengan anak secara verbal.
5. Biarkan anak merekam materi pelajarannya ke
dalam kaset dan dorong dia untuk
mendengarkannya sebelum tidur.
Kinestetik
• Gaya belajar dengan gaya bergerak, bekerja, dan
menyentuh (praktek langsung).
• Lirikan kebawah bila berbicara, berbicara lebih lambat.
• Belajar melalui bergerak, menyentuh, dan melakukan.
• Sulit untuk duduk diam berjam-jam karena keinginan
mereka untuk beraktifitas dan eksplorasi sangatlah
kuat.
Ciri-ciri gaya belajar kinestetik
• Berbicara perlahan.
• Penampilan rapi.
• Tidak terlalu mudah terganggu dengan situasi keributan.
• Belajar melalui memanipulasi dan praktek.
• Menghafal dengan cara berjalan dan melihat.
• Menggunakan jari sebagai petunjuk ketika membaca.
• Merasa kesulitan untuk menulis tetapi hebat dalam bercerita.
• Menyukai buku-buku dan mereka mencerminkan aksi dengan gerakan
tubuh saat membaca.
• Menyukai permainan yang menyibukkan.
• Tidak dapat mengingat geografi, kecuali jika mereka memang pernah
berada di tempat itu.
• Menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian mereka Menggunakan
kata-kata yang mengandung aksi
Strategi untuk mempermudah proses
belajar anak kinestetik
1. Jangan paksakan anak untuk belajar sampai berjam-
jam.
2. Ajak anak untuk belajar sambil mengeksplorasi
lingkungannya (contohnya: ajak dia baca sambil
bersepeda, gunakan obyek sesungguhnya untuk
belajar konsep baru).
3. Izinkan anak untuk mengunyah permen karet pada
saat belajar.
4. Gunakan warna terang untuk menghilite hal-hal
penting dalam bacaan.
5. Izinkan anak untuk belajar sambil mendengarkan
musik.
GAYA BELAJAR DALAM
PERUBAHAN PERILAKU
• Ada beberapa teori yang berkaitan dengan proses belajar.
• Masing-masing individu mempunyai ciri dan gaya belajar
yang berbeda.
• Belajar proses yang dilakukan oleh individu untuk
memperoleh perubahan perilaku baru secara keseluruhan,
sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam
berinteraksi dengan lingkungannya.
• Dengan belajar individu akan meningkat pengetahuan,
sikap dan kterampilannya  faktor-faktor yang
mempermudah terjadinya perubahan perilaku.
Tugas
• Mahasiswa mengerjakan tugas terkait dengan
gaya belajar dan kesulitan-kesulitan dalam
belajar yang mereka alami.
• Untuk proses belajar di D-III Gizi, gaya belajar
apa yang anda butuhkan.

Anda mungkin juga menyukai