com
ingin membantu kamu semaksimal mungkin untuk mendapatkan hasil yang terbaik sebagai
siswa penerus bangsa yang akan sukses kelak.
Baca tulisan dibawah ini kelak kamu akan merasakan manfaatnya, serta praktekan juga tulisan
ini, yakin pasti juga akan berdampak pada masa depan kamu.
Gaya belajar siswa atau student learning style dapat diartikan sebagai karakteristik kognitif,
afektif, dan perilaku psikologis seorang siswa tentang bagaimana dia memahami sesuatu,
berinteraksi dan merespons lingkungan belajarnya, yang bersifat unik dan relatif stabil.
Dalam berbagai literatur tentang belajar dan pembelajaran, kita akan menjumpai sejumlah
konsep tentang gaya belajar siswa, dan salah satunya adalah gaya belajar sebagaimana
dikemukakan oleh David Kolb, salah seorang ahli pendidikan dari Amerika Serikat, yang
mempopulerkan teori belajar “Experiential Learning”.
Kolb mengklasifikasikan Gaya Belajar Siswa ke dalam empat kecenderungan utama yaitu:
Selanjutnya Kolb mengemukakan, bahwa setiap individu tidak didominasi oleh satu gaya
belajar tertentu secara absolut, tetapi cenderung membentuk kombinasi dan konfigurasi gaya
belajar tertentu, yang diklasifikasikannya ke dalam 4 (empat) tipe:
Tipe 1. Diverger.
Tipe ini perpaduan antara Concrete Experience (CE) dan Reflective Observation (RO), atau
dengan kata lain kombinasi dari perasaan (feeling) dan pengamatan (watching). Siswa dengan
tipe Diverger memiliki keunggulan dalam kemampuan imajinasi dan melihat situasi kongkret
dari banyak sudut pandang yang berbeda, kemudian menghubungkannya menjadi sesuatu
yang bulat dan utuh. Pendekatannya pada setiap situasi adalah “mengamati” dan bukan
“bertindak”. Siswa seperti ini menyukai tugas belajar yang menuntutnya untuk menghasilkan
ide-ide dan gemar mengumpulkan berbagai informasi, menyukai isu tentang kesusastraan,
budaya, sejarah, dan ilmu-ilmu sosial lainnya. Mereka biasanya lebih banyak bertanya
“Why?”. Peran dan fungsi guru yang cocok untuk menghadapi siswa tipe ini adalah
sebagai Motivator.
Tipe 2. Assimilator.
Tipe kedua ini perpaduan antara Abstract Conceptualization (AC) dan Reflective Observation
(RO) atau dengan kata lain kombinasi dari pemikiran (thinking) dan pengamatan (watching).
Siswa dengan tipe Assimilator memiliki keunggulan dalam memahami dan merespons
berbagai sajian informasi serta mengorganisasikan merangkumkannya dalam suatu format
yang logis, singkat, dan jelas. Biasanya siswa tipe ini cenderung lebih teoritis, lebih menyukai
bekerja dengan ide serta konsep yang abstrak, daripada bekerja dengan orang. Mata
pelajaran yang yang diminatinya adalah bidang sains dan matematika. Mereka biasanya lebih
banyak bertanya “What?”. Peran dan fungsi guru yang cocok untuk menghadapi siswa tipe
ini adalah sebagai seorang Expert.
Tipe 3. Converger.
Tipe ini perpaduan antara Abstract Conceptualization (AC) dan Reflective Observation (RO)
atau dengan kata lain kombinasi dari berfikir (thinking) dan berbuat (doing). Siswa mampu
merespons terhadap berbagai peluang dan mampu bekerja secara aktif dalam setiap tugas
yang terdefinisikan secara baik. Siswa gemar belajar bila menghadapi soal dengan jawaban
yang pasti, dan segera berusaha mencari jawaban yang tepat. Dia mau belajar secara trial
and error hanya dalam lingkungan yang dianggapnya relatif aman dari kegagalan.
Siswa dengan tipe Converger unggul dalam menemukan fungsi praktis dari berbagai ide dan
teori. Biasanya mereka punya kemampuan yang baik dalam pemecahan masalah dan
pengambilan keputusan. Mereka juga cenderung lebih menyukai tugas-tugas teknis
(aplikatif). Dia cenderung tidak emosional dan lebih menyukai bekerja yang berhubungan
dengan benda dari pada manusia, masalah sosial atau hubungan antar pribadi.
Mata pelajaran yang yang diminati adalah bidang IPA dan teknik. Mereka biasanya lebih
banyak bertanya “How?”. Peran dan fungsi guru yang cocok untuk menghadapi siswa tipe ini
adalah sebagai seorang Coach, yang dapat menyediakan praktik terbimbing dan dapat
memberikan umpan balik yang tepat.
Tipe 4. Accomodator
Tipe ini perpaduan antara Concrete Experience (CE) dan Active Experimentation (AE) atau
dengan kata lain kombinasi antara merasakan (feeling) dengan berbuat (doing). Siswa tipe
ini senang mengaplikasikan materi pelajaran dalam berbagai situasi baru untuk memecahkan
berbagai masalah nyata yang dihadapinya. Kelebihan siswa tipe ini memiliki kemampuan
belajar yang baik dari hasil pengalaman nyata yang dilakukannya sendiri. Mereka suka
membuat rencana dan melibatkan dirinya dalam berbagai pengalaman baru yang menantang.
Dalam usaha memecahkan masalah, mereka biasanya mempertimbangkan faktor manusia
(untuk mendapatkan masukan/informasi) dibanding analisa teknis. Mereka cenderung untuk
bertindak berdasarkan intuisi/dorongan hati daripada berdasarkan analisa logis,
sering menggunakan trial and error dalam memecahkan masalah, kurang sabar dan ingin
segera bertindak. Bila ada teori yang tidak sesuai dengan fakta cenderung untuk
mengabaikannya. Mata pelajaran yang disukainya yaitu berkaitan dengan lapangan usaha
(bisnis) dan teknik.
Mereka biasanya lebih banyak bertanya “What if?”. Peran dan fungsi guru dalam berhadapan
dengan siswa tipe ini adalah berusaha menghadapkan siswa pada “open-ended questions”,
memaksimalkan kesempatan siswa untuk mempelajari dan menggali sesuatu sesuai
pilihannya. Penggunaan Metode Problem-Based Learning tampaknya sangat cocok untuk
siswa tipe yang keempat ini.
Model gaya belajar VAK adalah suatu model yang dikembangkan oleh para psikolog pada
tahun 1920an, dengan melakukan pendekatan menggunakan penerima sensor ransangan
paling utama dalam otak Anda, yaitu visual, auditori dan kinestetik. Berdasarkan model ini,
umumnya seseorang memiliki satu gaya belajar yang paling sesuai bagi dirinya, sehingga
gaya belajar tersebut akan jadi yang paling dominan Anda gunakan. Tapi dalam
pengaplikasiannya, penggabungan beberapa gaya belajar seringkali ditemukan.
Seorang pembelajar dengan pendekatan visual, akan mempelajari suatu materi dengan
mengandalkan indera penglihatan dan imajinasi mereka. Bila Anda adalah seorang
pengguna pendekatan ini, Anda mungkin cenderung akan menulis ulang materi yang Anda
dapatkan dengan bahasa Anda sendiri atau mungkin sesekali menggunakan grafik, diagram,
atau sebuah gambar. Biasanya Anda juga akan mudah dalam mengingat jalan baru yang
Anda lalui dan mengenali wajah baru.
Seorang pembelajar dengan pendekatan visual juga cenderung akan memilih membuat
catatan-catatan kecil dalam membantunya belajar.
Seorang pembelajar yang menggunakan pendekatan auditori, akan cenderung lebih mudah
menangkap suatu materi bantuan indera pendengarannya. Bila Anda merupakan pengguna
pendekatan ini, tanpa Anda sadari mungkin Anda sering menghapal suatu materi dengan
mengeluarkan suara, atau bahkan Anda mempelajari suatu materi dengan mendengarkan
suara pengajar saat memberikan materi tersebut, yang telah lebih dulu Anda rekam.
Biasanya Anda juga akan lebih menikmati berdiskusi dengan orang lain.
Gaya belajar kinestetik
● Bila dalam suatu malam Anda tersesat dalam suatu kota, bagaimana Anda akan mencari
jalan pulang? Apakah Anda akan menggunakan peta (visual), bertanya pada seseorang
(auditori), atau terus berjalan hingga menemukan seseorang atau sesuatu yang dapat
menolong Anda (kinestetik)?
● Bagaimana gaya Anda dalam menyajikan presentasi? Apakah Anda cenderung
menggunakan grafik dan diagram (visual)? Anda akan lebih menekankan kepada kata-kata
yang Anda gunakan (auditori)? Atau Anda akan cenderung mengikutsertakan peserta
(kinestetik)?
Loopers, biasanya kalo belajar di kelas, kamu lebih suka lihat guru ngajar, dengerin guru
jelasin pelajaran, atau kamu justru lebih suka utak-atik barang di sekitar kamu? Tiap anak
punya style belajar mereka sendiri, lho, Loopers. Jadi, kalo kamu liat temen kamu nggak
pernah nyatet, tapi tiba-tiba nilai ulangannya 100, kamu nggak perlu kaget, karena
mungkin style belajarnya cenderung ke dengerin guru aja. Jadi, cukup dengerin penjelasan
guru di kelas, udah cukup, tuh, buat dia. Nah, ada apa aja, sih, gaya belajar itu? Cekidot…
Visual
Nah, gaya belajar kognitif utama yang pertama adalah visual. Dari namanya aja, udah
ketahuan, kan, Loopers, kalo gaya visual ini membuat kita nonjolin visualisasi, dimana mata
adalah bagian terpenting dalam gaya ini.
Orang dengan gaya belajar visual punya karakteristik umum seperti ini:
Loopers, gaya visual itu ada dua macam, yaitu visual-linguistic dan visual-
spatial. Orang visual-linguistic lebih suka belajar dari bahasa tertulis, seperti bacaan dan
tulisan. Mereka bakal ingat apa yang ditulis walaupun mereka nggak baca itu sekali lagi.
Mereka juga lebih suka nulis arahan, dan bener-bener lebih memperhatikan pelajaran waktu
mereka lihat guru ngajar. Kalo orang visual-spatial itu terbalik, Loopers. Mereka lemah di
bidang bahasa tertulis, tapi jago waktu lihat grafik, demonstrasi, video, dan materi visual
lain. Mereka bisa memvisualisasikan wajah dan tempat secara gampang dengan imajinasi.
Jadi, mereka pun jarang tersesat di lingkungan baru Loopers!
Nah, Staners, kalo kamu adalah orang visual, ini tips yang bermanfaat buat kamu:
Auditori
Gaya belajar kognitif yang kedua adalah auditori. Auditori ini membuat pendengaran kamu
jadi menonjol, dimana telinga adalah bagian terpenting dalam gaya ini. Orang auditori ini
sering bicara sama diri sendiri, Loopers. Mereka juga suka gerakkin bibir dan baca keras-
keras. Mereka lebih enak kalo bicara sama seseorang atau tape recorder, terus dengerin apa
yang mereka bilang. Sebaliknya, mereka justru sulit dengan bacaan dan tulisan.
Ini, nih, ciri-ciri orang yang punya gaya belajar auditori, Loopers:
4. Tak suka membaca dan umumnya memang bukan pembaca yang baik karena kurang
Kalo kamu adalah orang auditori, kamu bisa melakukan ini, Staners:
1. Rekam pelajaran sekolah yang dijelasin sama guru, terus kamu dengerin lagi nanti
2. Ulangi pelajaran pakai suara keras dengan kata-kata kamu sendiri
3. Diskusikan pelajaran dalam kelompok belajar kamu
4. Baca buku teks pakai suara keras
5. Dengerin musik instrument waktu kamu belajar
Kinestetik
Last but not least, gaya belajar kognitif utama yang ketiga adalah kinestetik, Loopers. Gaya
kinestetik ini membuat kita menonjolkan gerakan, dimana gerakan dan sentuhan adalah
bagian terpenting pada gaya ini. Orang kinestetik bisa belajar dengan baik kalo mereka
bergerak dan menyentuh sesuatu. Ada dua subchannels di gaya ini, yaitu kinestetika
(gerakan) dan taktil (sentuhan). Mereka cenderung nggak berkonstentrasi kalo stimulasi atau
gerakannya cuma sedikit, atau bahkan nggak ada sama sekali. Waktu dengerin guru ngajar,
mereka mau mencatat supaya mereka bisa menggerakkan tangan. Waktu baca, mereka lebih
suka baca sekilas dulu, baru fokus sama detail-detailnya. Jadi, mereka suka dapetin
gambaran besarnya dulu, Loopers. Mereka juga suka pake highlight warna, buat gambar,
diagram, atau corat-coret.
Nah, itu dia, tiga gaya kognitif utama dalam belajar, Loopers! Kamu lebih cenderung ke gaya
yang mana? Tiap orang bisa punya satu sampai dua gaya yang dominan, Loopers. Yang juga
Loopers perlu tahu, nggak ada gaya belajar yang lebih baik dari yang lain, semuanya baik,
kok. Kamu cuma perlu cari yang paling cocok sama kepribadian dan kebiasaan kamu. Kalo
kamu udah nemu yang paling cocok, kamu bisa terbantu dalam maksimalin waktu belajar
dengan memasukkan teknik yang berbeda sesuai mata pelajaran, konsep, dan tujuan
pembelajaran.
Sumber : akhmadsudrajat.wordpress.com
Jangan Daftar SOALSTAN.COM sebelum kamu baca testimony jujur dari siswa
DAFTAR KLIK SOALSTAN.COM
Masukan Kupon Beasiswa senilai Rp 1.650.000
“GREAT2018” (tanpa tanda petik)
Alumni, pengajar & siswa merekomendasikan Bimbel Online PKN STAN ini dan berhasil meluluskan banyak siswa
untuk kuliah & lulus di PKN STAN. Alangkah baiknya Anda join sekarang. Semakin cepat join, semakin cepat
manfaat yang Anda dapatkan. Yuk, buruan!