Anda di halaman 1dari 17

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap individu memiliki gaya belajar dan gaya berfikir yang berbeda-beda,
serta kadar pembelajaran yang tidak sama dengan individu yang lain,
walaupun memiliki usia yang sama. Setiap individu memungkinkan untuk
memiliki satu macam gaya belajar atau dapat memiliki kombinasi dari gaya
belajar yang berbeda. Peranan guru sebagai pendidik dalam memilih metode
pengajaran yang sesuai merupakan perkara yang penting untuk menjamin
keberkesanan pembelajaran.

Pengetahuan dan keterampilan peserta didik sebagai hasil belajar pada masa
lalu sering mempengaruhi proses belajar yang sedang dialaminya sekarang.
Hal tersebut disebut dengan transfer belajar, yaitu pemindahan atau pengalihan
hasil belajar yang dipeoleh dalam bidang studi yang satu ke bidang studi yang
lain atau ke kehidupan sehari-hari.

Pengembangan perencanaaan strategi dan kegiatan belajar sangat dipengaruhi


oleh kemampuan metakognisi, pengetahuan tentang strategi belajar, dan
pemahaman mengenai konteks tempat dia akan belajar. Semakin efektif
peserta didik dalam mengembangkan perencanaan strategi pengelolaan diri
(personal), perilaku, dan lingkungannya maka semakin tinggi tingkat regulasi
diri (self regulation) siswa tersebut. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang
gaya belajar, gaya berfikir, regulasi diri (self regulation), dan metakongnisi,
maka dibuatlah makalah ini.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang digunakan pada makalah alat ukur panjang
jangka sorong ini adalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian dan jenis-jenis gaya belajar?
2

2. Apa pengertian dan jenis-jenis gaya berpikir?


3. Apa pengertian dan jenis-jenis transfer belajar?
4. Apa pengertian regulasi diri (self regulation)?
5. Apa pengertian metakognisi (metacognition)?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan pembuatan makalah alat ukur panjang jangka sorong ini adalah
sebagai berikut :
1. Mengetahui pengertian dan jenis-jenis gaya belajar.
2. Mengetahui pengertian dan jenis-jenis gaya beripikir.
3. Mengetahui pengertian dan jenis-jenis transfer belajar.
4. Mengetahui pengertian regulasi diri (self regulation).
5. Mengetahui pengertian metakognisi (metacognition).

II. PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Jenis-Jenis Gaya Belajar


3

Definisi gaya belajar bahasa yang dikemukakan oleh Oxford (2001:359)


dimana gaya belajar didefinisikan sebagai pendekatan yang digunakan peserta
didik dalam belajar bahasa baru atau mempelajari berbagai mata pelajaran.

Jenis-jenis gaya belajar yaitu sebagai berikut :


1. Visual (belajar dengan cara melihat)
Bagi peserta didik yang bergaya belajar visual, yang memegang peranan
penting adalah mata atau penglihatan (visual), dalam hal ini metode
pengajaran yang digunakan pendidik sebaiknya lebih dititikberatkan pada
peragaan atau media, ajak mereka ke obyek-obyek yang berkaitan dengan
pelajaran tersebut, atau dengan cara menunjukkan alat peraganya langsung
pada peserta didik atau menggambarkannya di papan tulis. Anak yang
mempunyai gaya belajar visual harus melihat bahasa tubuh dan ekspresi
muka pendidiknya untuk mengerti materi pelajaran. Mereka cenderung
untuk duduk di depan agar dapat melihat dengan jelas. Mereka berpikir
menggunakan gambar-gambar di otak mereka dan belajar lebih cepat
dengan menggunakan tampilan-tampilan visual, seperti diagram, buku
pelajaran bergambar, dan video. Di dalam kelas, anak visual lebih suka
mencatat sampai detil-detilnya untuk mendapatkan informasi.

2. Auditori (belajar dengan cara mendengar)


Peserta didik yang bertipe auditori mengandalkan kesuksesan belajarnya
melalui telinga (alat pendengarannya), untuk itu maka pendidik sebaiknya
harus memperhatikan peserta didiknya hingga ke alat pendengarannya.
Anak yang mempunyai gaya belajar auditori dapat belajar lebih cepat
dengan menggunakan diskusi verbal dan mendengarkan apa yang guru
katakan. Anak auditori dapat mencerna makna yang disampaikan melalui
tone suara, pitch (tinggi rendahnya), kecepatan berbicara dan hal-hal
auditori lainnya. Informasi tertulis terkadang mempunyai makna yang
minim bagi anak auditori mendengarkannya. Anak-anak seperi ini
biasanya dapat menghafal lebih cepat dengan membaca teks dengan keras
dan mendengarkan kaset.
4

3. Kinestetik (belajar dengan cara bergerak, bekerja dan menyentuh)


Peserta didik yang mempunyai gaya belajar kinestetik belajar melalui
bergerak, menyentuh, dan melakukan. Anak seperti ini sulit untuk duduk
diam berjam-jam karena keinginan mereka untuk beraktifitas dan
eksplorasi sangatlah kuat. Siswa yang bergaya belajar ini belajarnya
melalui gerak dan sentuhan.

B. Pengertian dan Jenis-Jenis Gaya Berpikir

Gaya berpikir merupakan cara yang dipilih seseorang untuk menggunakan


kemampuannya (Sternberg, 1997 dalam Santrock, 2004). Sementara Taylor
dkk (1977:55) mendefinisikan berpikir sebagai proses penarikan kesimpulan
(Thinking is an inferring process). Berpikir sebagai proses penarikan
kesimpulan dari persoalan yang dipahami yang kemudian mampu menemukan
pemecahan persoalan itu sehingga menghasilkan kesimpulan dan temuan baru.
Tentunya, penarikan kesimpulan dalam proses berpikir ini dipengaruhi
rekayasa dan manipulasi data-data dan atau pengertian-pengertian yang
tersimpan dalam long term memori seseorang.

Jenis-jenis gaya berpikir adalah sebagai berikut :


1. Gaya Impulsif atau Reflektif
Gaya impulsif atau reflektif juga disebut sebagai tempo konseptual, yakni
siswa cenderung gaya belajar dan berpikirbertindak cepat dan impulsif
ataukah menggunakan lebih banyak waktu untuk merespons dan
merenungkan akurasi dari suatu jawaban (Kagan, 1965 dalam Santrock,
2004:156). Siswa yang impulsif seringkali lebih banyak melakukan
kesalahan daripada siswa bergaya reflektif. Dibandingkan siswa yang
impulsif, siswa yang reflektif lebih banyak melakukan hal-hal berikut:
a. Mengingat informasi yang terstruktur
b. Membaca dengan memhami dan mengiterpretasi teks
c. Memecahkan problem dan membuat keputusan
d. Lebih mungkin menentukan sendiri tujuan belajar
e. Lebih mungkin berkosentrasi terhadap informasi yang relefan

Standar kinerja siswa reflektif biasanya lebih tinggi daripada standar


kinerja siswa impulsif. Walaupun demikian, ada juga siswa yang bisa cepat
5

belajar secara tepat dan cepat mengambil keputusan sendiri. Sebenarnya


dia reflektif, namun dukungan inteligensi yang tinggi membuatnya cepat
bereaksi, berkesan impulsif.

2. Gaya Mendalam atau Dangkal


Gaya belajar mendalam adalah sejauh mana siswa mempelajari materi
pelajaran dengan satu cara untuk membantu mereka memahami makna
materi tersebut (gaya mendalam). Gaya belajar dangkal adalah sekadar
mencari apa-apa yang perlu untuk dipelajari (gaya dangkal). Gaya dangkal
tidak dapat mengaitkan apa-apa yang mereka pelajari dengan kerangka
konseptual yang lebih luas. Seringkali hanya mengingat informasi dan
bersikap pasif. Sedangkan pelajar mendalam (deep learner) lebih
mungkin untuk secara aktif memahami apa-apa yang mereka pelajari dan
memberi makna pada apa yang perlu diingat.

Jadi, siswa mendalam menggunakan pendekatan kostruktivis dalam


belajarnya. Deep learner lebih banyak memotivasi dirinya sendiri,
sedangkan pelajar dangal (surface learner) lebih termotivasi jika ada
penghargaan dari luar, misalnya pujian dan tanggapan positif dari guru
(Snow, Corno, dan Jackson, 1996 dalam Santrock, 2004:157)

C. Pengertian dan Jenis-Jenis Transfer Belajar

Istilah “transfer belajar” berasal dari bahasa Inggris “transfer of learning”


yang berarti pemindahan atau pengalihan hasil belajar yang diperoleh dalam
bidang studi yang satu ke bidang studi yang lain atau ke kehidupan sehari-hari.
Pemindahan atau pengalihan itu menunjuk pada kenyataan, bahwa hasil
belajar yang diperoleh, digunakan di suatu bidang studi atau situasi di luar
lingkup pendidikan. Pemindahan atau pengalihan itu menunjuk pada
kenyataan, bahwa hasil belajar yang diperoleh, digunakan di suatu bidang atau
situasi di luar lingkup bidang studi di mana hasil itu mula-mula diperoleh.

Kata “pemindahan ketrampilan” tidak berkonotasi hilangnya ketrampilan


melakukan sesuatu pada masa lalu karena diganti dengan ketrampilan baru
pada masa sekarang. Misalnya, hasil belajar di cabang olahraga bola tangan,
6

digunakan dalam belajar basket, dan lain-lain. Berkat pemindahan atau


pengalihan hasil belajar itu, seseorang memperoleh keuntungan atau
mengalami hambatan dalam mempelajari sesuatu di bidang studi yang lain
atau dalam pengaturan kehidupan sehari-hari.

Jenis-jenis transfer belajar yaitu sebagai berikut.


1. Transfer Positif
Transfer yang berefek lebih baik terhadap kegiatan belajar selanjutnya.
Transfer positif yakni belajar dalam situasi yang dapat membangtu belajar
dalam situasi-situasi lain. “Memperoleh keuntungan’ berarti bahwa
pemindahan atau pengalihan hasil belajar itu berperanan positif, yaitu
mempermudah dan menolong dalam menghadapi tugas belajar yang lain
dalam rangka kurikul di keskolah atau dalam mengatur kehidupan
seharihari, transfer belajar demikian tersebut disebut “transfer positif”.

Transfer positif, akan mudah terjadi pada diri seorang siswa apabila situasi
belajarnya dibuat sama atau mirip dengan situasi sehari-sehari yang akan
ditempati siswa tersebut kelak dalam mengaplikasikan pengetahuan dan
ketrampilan yang telah dipelajari di sekolah. Misalnya, siswa yang telah
pandai membaca Al-Qur’an akan secara otomatis mudah belajar Bahasa
Arab, karena ada kesamaan elemen (sama-sama bertulisan arab).
Pengetahuan tentang letak geografis suatu daerah, akan sangat membantu
dalam memahami masalah perekonomian yang dihadapi oleh penghuni
daerah itu, ketrampilan mengendarai sepeda motor akan mempermudah
belajar mengendarai kendaraan roda empat.

2. Transfer Negatif
Transfer yang berefek buruk terhadap kegiatan belajar selanjutnya.
Transfer negatif dapat dialami seorang siswa apabila ia belajar dalam
situasi tertentu yang memiliki pengaruh merusak atau mengalami
hamnbatan terhadap ketrampilan/pengetahuan yang dipelajari.
“Mengalami hambatan” berarti bahwa pemindahan atau pengalihan hasil
7

belajar itu berperanan negatif, yautu mempersukar dan mempersulit dalam


menghadapi tugas belajar yang lain dalam rangka kurikulum sekolah, atau
dalam mengatur kehidupan sehari-hari, transfer belajar yang demikian
disebut “transfer negatif”.

Menghadapi kemungkinan terjadinya tranfer negatif itu, yang penting bagi


guru adalah menyadari dan sekaligus menghindari para siswanya dari
situasi-situasi belajar tertentu yang diduga keras berpengaruh negatif
terhadap kegiatan belajar para siswa tersebut pada masa yang akan datang.
Misalnya, Ketrampilan mengemudi kendaraan bermotor dalam arus lalu
lintas yang bergerak disebelah kiri jalan, yang diperoleh seseorang selama
tinggal di Indonesia, akan menimbulkan kesulitan bagi orang itu bila
pindah ke salah satu negara Eropa Barat, yang arus lalu lintasnya bergerak
di sebelah kanan jalan. pengetahaun akan semjumlah kata dalam bahasa
Jerman, akan menghambat dalam mempelajari dalam mengkomunikasikan
pikiran dan perasaan kepada orang lain selama bertahun-tahun sesudah
tamat sekolah.

Individu yang sudah terbiasa mengetik dengan menggunakan dua jari,


kalau belajar mengetik dengan sepuluh jari akan lebih banyak mengalami
kesukaran daripada orang yang baru belajar mengetik. Artinya,
ketrampilan yang sebelumnya sudah dimiliki menjadi penghambat belajar
ketrampilan lainnya.

3. Transfer Vertikal
Transfer yang berefek baik terhadap kegiatan belajar/pengetahuan yang
lebih tinggi. Transfer vertikal (tegak lurus) dapat terjadi dalam diri
seorang siswa apabila pelajaran yang telah dipelajari dalam situasi tertentu
membantu siswa tersebut dalam menguasai pengetahuan/ketrampilan yang
lebih tinggi atau rumit.
8

Misalnya, seorang ssiwa SD yang telah menguasai psrinsip penjumlahan


dan pengurangan pada waktu duduk di kelas II akan mudah mempelajari
perkalian pada waktu dia duduk di kelas III.

4. Transfer Lateral
Transfer yang berefek baik terhadap kegiatan belajar
pengetahuan/ketrampilan yang sederajat. Tranfer lateral (ke arah samping)
dapat terjadi dalam diri seorang siswa apabila ia mampu menggunakan
materi yang telah dipelajarinya untuk mempelajari materi yang sama
kerumitannya dalam situasi-situasi yang lain. Dalam hal ini, perubahan
waktu dan tempat tidak mengurangi mutu hasil belajar siswa tersebut.

Misalnya, seorang lulusan STM yang telah menguasai tehknologi “X” dari
sekolahnya dapat menjalankan mesin tersebut di tempat kerjanya. Di
samping itu juga mampu mengikuti pelatihan menggunakan tekhnologi
mesin-mesin lainnya yang mengandung elemen dan kerumitan kurang
lebih sama dengan mesin “X” tadi.

D. Pengertian Regulasi Diri (self regulation)

Regulasi diri (self regulation) adalah proses dimana seseorang dapat mengatur
pencapaian dan aksi mereka sendiri. Menentukan target untuk mereka,
mengevaluasi kesuksesan mereka saat mencapai target tersebut dan
memberikan penghargaan pada diri mereka sendiri karena telah mencapai
tujuan tersebut.

Proses regulasi diri memiliki relevansi yang luas dengan banyak bidang,
terutama bidang kesehatan dan pendidikan, yang merupakan bidang dimana
pemahaman yang lebih baik menganai bagaimana orang melatih control
perilaku mereka sendiri akan berdampak pada meningkatknya keberhasilan
masyarakat dalam pendidikan dan kesehatan.

E. Pengertian Metakognisi (metacognition)


9

Metakognisi merupakan suatu istilah yang diperkenalkan oleh Flavell pada


tahun 1976 dan menimbulkan banyak perdebatan pada pendefinisiannya. Hal
ini berakibat bahwa metakognisi tidak selalu sama didalam berbagai macam
bidang penelitian psikologi, dan juga tidak dapat diterapkan pada satu bidang
psikologi saja. Namun demikian, pengertian metakognisi yang dikemukakan
oleh para peneliti bidang psikologi, pada umumnya memberikan penekanan
pada kesadaran berpikir seseorang tentang proses berpikirnya sendiri (Gredler,
2011).

Berdasarkan beberapa pengertian metakognitif beberapa ahli disimpulkan


bahwa metakognitif adalah suatu kesadaran tentang kognitif kita sendiri,
bagaimana kognitif kita bekerja serta bagaimana mengaturnya. Kemampuan ini
sangat penting terutama untuk keperluan efisiensi penggunaan kognitif kita
dalam menyelesaikan masalah. Secara ringkas metakognitif dapat diistilahkan
sebagai “thinking about thingking”.

III. IMPLIKASI

Setiap individu memungkinkan untuk memiliki satu macam gaya belajar atau
dapat memiliki kombinasi dari gaya belajar yang berbeda. Guru sebagai pendidik
harus mengetahui ciri-ciri gaya belajar anak didiknya dan juga harus bisa
memiliki strategi pembelajaran yang sesuai dengan jenis gaya belajar anak didik
tersebut. Berikut ciri-ciri dan strategi yang tepat bagi setiap jenis gaya belajar:
1. Gaya Belajar Visual
Ciri-ciri gaya belajar visual :
a. Bicara agak cepat
b. Mementingkan penampilan dalam berpakaian/presentasi
c. Tidak mudah terganggu oleh keributan
d. Mengingat yang dilihat, dari pada yang didengar
e. Lebih suka membaca dari pada dibacakan
f. Pembaca cepat dan tekun
10

g. Seringkali mengetahui apa yang harus dikatakan, tapi tidak pandai


memilih kata-kata
h. Lebih suka melakukan demonstrasi dari pada pidato
i. Lebih suka musik dari pada seni
j. Mempunyai masalah untuk mengingat instruksi verbal kecuali jika ditulis,
dan seringkali minta bantuan orang untuk mengulanginya

Strategi untuk mempermudah proses belajar anak visual :


a. Gunakan materi visual seperti, gambar-gambar, diagram dan peta.
b. Gunakan warna untuk menghilite hal-hal penting.
c. Ajak anak untuk membaca buku-buku berilustrasi.
d. Gunakan multi-media (contohnya: komputer dan video).
e. Ajak anak untuk mencoba mengilustrasikan ide-idenya ke dalam gambar.

2. Gaya Belajar Auditori


Ciri-ciri gaya belajar auditori :
a. Saat bekerja suka bicaa kepada diri sendiri
b. Penampilan rapi
c. Mudah terganggu oleh keributan
d. Belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan dari
pada yang dilihat
e. Senang membaca dengan keras dan mendengarkan
f. Menggerakkan bibir mereka dan mengucapkan tulisan di buku ketika
membaca
g. Biasanya ia pembicara yang fasih
h. Lebih pandai mengeja dengan keras daripada menuliskannya
i. Lebih suka gurauan lisan daripada membaca komik
j. Mempunyai masalah dengan pekerjaan-pekerjaan yang melibatkan Visual
k. Berbicara dalam irama yang terpola
l. Dapat mengulangi kembali dan menirukan nada, berirama dan warna suara

Strategi untuk mempermudah proses belajar anak auditori :


11

a. Ajak anak untuk ikut berpartisipasi dalam diskusi baik di dalam kelas
maupun di dalam keluarga.
b. Dorong anak untuk membaca materi pelajaran dengan keras.
c. Gunakan musik untuk mengajarkan anak.
d. Diskusikan ide dengan anak secara verbal.
e. Biarkan anak merekam materi pelajarannya ke dalam kaset dan dorong dia
untuk mendengarkannya sebelum tidur.

3. Gaya Belajar Kinestetik


Ciri-ciri gaya belajar kinestetik :
a. Berbicara perlahan
b. Penampilan rapi
c. Tidak terlalu mudah terganggu dengan situasi keributan
d. Belajar melalui memanipulasi dan praktek
e. Menghafal dengan cara berjalan dan melihat
f. Menggunakan jari sebagai petunjuk ketika membaca
g. Merasa kesulitan untuk menulis tetapi hebat dalam bercerita
h. Menyukai buku-buku dan mereka mencerminkan aksi dengan gerakan
tubuh saat membaca
i. Menyukai permainan yang menyibukkan
j. Tidak dapat mengingat geografi, kecuali jika mereka memang pernah
berada di tempat itu
k. Menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian mereka Menggunakan
kata-kata yang mengandung aksi

Strategi untuk mempermudah proses belajar anak kinestetik:


a. Jangan paksakan anak untuk belajar sampai berjam-jam.
b. Ajak anak untuk belajar sambil mengeksplorasi lingkungannya
(contohnya: ajak dia baca sambil menggunakan gunakan obyek
sesungguhnya untuk belajar konsep baru).
c. Izinkan anak untuk mengunyah permen karet pada saat belajar.
d. Gunakan warna terang untuk menghilite hal-hal penting dalam bacaan.
e. Izinkan anak untuk belajar sambil mendengarkan musik.
12

Gaya berpikir siswa dibedakan menjadi dua, yaitu implusif atau reflektif dan
mendalam atau dangkal. Siswa yang impulsif seringkali lebih banyak melakukan
kesalahan daripada siswa bergaya reflektif. Sebagai guru kita harus mengetahui
cara untuk mengatasi anak yang impulsif, yaitu :
a. Identifikasi siswa yang impulsif
b. Dorong mereka agar meluangkan lebih banyak waktu untuk berpikir sebelum
memberikan jawaban
c. Dorong mereka untuk menandai informasi baru saat mereka membahasnya
d. Jadilah guru bergaya reflektif
e. Bantu siswa untuk menentukan standar tinggi bagi kinerjanya
f. Hargai siswa impulsif yang mau meluangkan banyak waktu untuk berpikir.
Beri pujian untuk peningkatan kinerjanya
g. Bimbing murid untuk menyusun sendiri rencana guna mengurangi
impulsivitas

Sedangkan untuk siswa yang memiliki gaya berpikir dangkal berikut strategi
pembelajaran untuk gaya belajar dangkal agar belajar mendalam :
a. Identifikasi siswa bertype surface learner
b. Beritahu mereka bahwa ada yang lebih penting dari sekadar mengingat
materi. Rangsang mereka untuk menghubungkan materi pelajaran sekarang
dengan apa yang mereka pelajari sebelumnya
c. Ajukan pertanyaan atau beri tugas yang mensyaratkan untuk menyesuaikan
informasi dengan kerangka materi belajar yang lebih luas
d. Jadilah model yang memproses informasi secara mendalam, bukan sekedar
memberi informasi. Bahas topic pelajaran secara mendetail/mendalam
e. Jangan menggunakan pertanyaan yang membutuhkan jawaban ya atau tidak
13

IV. PENUTUP

A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapatkan dari penulisan makalah ini yaitu sebagai
berikut.
1. Gaya belajar didefinisikan sebagai pendekatan yang digunakan peserta didik
dalam belajar bahasa baru atau mempelajari berbagai mata pelajaran. Jenis-
jenis gaya belajar yaitu gaya belajar visual, auditori, dan kinestetik.
2. Gaya berpikir merupakan cara yang dipilih seseorang untuk menggunakan
kemampuannya (Sternberg, 1997 dalam Santrock, 2004). Sementara Taylor
dkk (1977:55) mendefinisikan berpikir sebagai proses penarikan
kesimpulan. Jenis-jenis gaya berpikir yaitu gaya berpikir impulsif atau
reflektif dan mendalam atau dangkal.
3. Transfer belajar berarti pemindahan atau pengalihan hasil belajar yang
diperoleh dalam bidang studi yang satu ke bidang studi yang lain atau ke
kehidupan sehari-hari. Jenis-jenis transfer belajar yaitu transfer positif,
negatif, vertical, dan lateral.
4. Regulasi diri (self regulation) adalah proses dimana seseorang dapat
mengatur pencapaian dan aksi mereka sendiri.
5. Metakognitif adalah suatu kesadaran tentang kognitif kita sendiri, bagaimana
kognitif kita bekerja serta bagaimana mengaturnya.
14

B. Saran
Saran yang dapat disampaikan oleh penulis yaitu sebagai seorang guru atau
pendidik tentunya harus mengetahui ciri-ciri gaya belajar dan gaya berpikir
siswanya, serta strategi pembelajarannya sesuai dengan tipe-tipe gaya belajar
dan gaya berpikir setiap siswa tersebut. Hal ini ber2tujuan agar pembelajaran
akan berlangsung efektif dan peserta didik mudah memahami materi.

DAFTAR PUSTAKA

Effandi, Erwin. 2012. Regulasi Diri. Diunduh dari


http://www.erwineffandi.com/2012/04/regulasi-diri-self-regulation.html.
Pada tanggal 19 Maret 2017. Pukul 13.27 WIB.

Putri, Santi. 2015. Gaya Berfikir dalam Psikologi Pendidikan. Diunduh dari
http://santiputri.blogspot.co.id/2015/03/psikologi-pendidikan-gaya-
berfikir.html. Pada tanggal 19 Maret 2017. Pukul 13.15 WIB.

Rahayu, Minarti. 2013. Gaya Belajar. Diunduh dari


http://minartirahayu.blogspot.co.id/2013/03/pengertian-gaya-belajar-
berbagai-macam.html. Pada tanggal 15 Maret 2017. Pukul 14.33 WIB.

Suryabrata, Sumadi. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo


Persada.

Syah, Muhibbin. 2002. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung:


Remaja Rosdakarya.

Zultom. 2013. Metakognitif. Diunduh dari


https://zultom.wordpress.com/2013/06/15/metakognitif-dalam-
pembelajaran/.html. Pada tanggal 19 Maret 2017. Pukul 13.38 WIB.
15

SOAL PENGAYAAN

Pilihan Ganda
1.Yang termasuk jenis-jenis gaya belajar adalah ….
a. Visual c. Menulis .
b. Membaca d. Diam

2.Istilah yang diperkenalkan oleh Flavell pada tahun 1976 adalah…


a. Metakognisi c. Regulasi diri
b. Auditori d. Menurut schunk

3. Proses dimana seseorang dapat mengatur pencapaian dan aksi mereka sendiri
adalah pengertian dari…
a. Auditori c. Regulasi diri
b. Metakognisi d. Visual

4.Ciri-ciri gaya belajar kinestetik adalah…..


a. Belajar dengan praktek c. Bicara agak cepat
b. Pembaca cepat dan tekun d. Mudah terganggu oleh keributan

5.Transfer yang berefek baik terhadap kegiatan belajar pengetahuan/ketrampilan


yang sederajat adalah….
a. Lateral c. Vertikal
b. Positif d. Negatif
16

ESSAY
1. Definisi gaya belajar bahasa yang dikemukakan oleh Oxford (2001:359)
adalah….
Jawab:
Gaya belajar didefinisikan sebagai pendekatan yang digunakan peserta didik
dalam belajar bahasa baru atau mempelajari berbagai mata pelajaran.

2. Sebutkan jenis-jenis transfer belajar?


Jawab:
a. Lateral
b. Positif
c. Negative
d. Vertical

3. Istilah “transfer belajar” berasal dari bahasa Inggris “transfer of learning” yang
berarti...
Jawab :
Pemindahan atau pengalihan hasil belajar yang diperoleh dalam bidang studi
yang satu ke bidang studi yang lain atau ke kehidupan sehari-hari.

4. Jelaskan definisi regulasi Menurut Schunk (dalam Susanto 2006)!


Jawab:
Regulasi adalah kemampuan untuk mengontrol diri sendiri. Regulasi diri
merupakan penggunaan suatu proses yang mengaktivitasi pemikiran, perilaku,
dan perasaan yang terus menerus dalam upaya untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Individu melakukan regulasi diri dengan mengamati,
mempertimbangkan, memberi, ganjaran atau hukuman terhadap dirinya sendiri

5. Jelaskan karakteristik jenis gaya belajar auditorial!


Jawab:
Peserta didik yang bertipe auditori mengandalkan kesuksesan belajarnya
melalui telinga (alat pendengarannya), untuk itu maka pendidik sebaiknya
harus memperhatikan peserta didiknya hingga ke alat pendengarannya.
17

Anda mungkin juga menyukai