Anda di halaman 1dari 5

ALIRAN KLASIK DAN GERAKAN BARU DALAM PENDIDIKAN

Aliran-aliran klasik yang dimaksud adalah aliran empirisme, nativisme,


naturalisme, dan konvergensi. Sampai saat ini aliran aliran tersebut masih sering
digunakan walaupun dengan pengembangan-pengembangan yang disesuaikan dengan
perkembangan zaman.

1. Aliran-aliran Klasik dalam Pendidikan dan Pengaruhnya Terhadap Pemikiran


Pendidikan di Indonesia.
a. Aliran Empirisme
Aliran empirisme bertolak dari Lockean Tradition yang mementingkan stimulasi
eksternal dalam perkembangan manusia, dan menyatakan bahwa perkembangan
manusia, dan menyatakan bahwa perkembangan anak tergantung kepada lingkungan,
sedangkan pembawaan tidak dipentingkan. Pengalaman yang diproleh anak dalam
kehidupan sehari-hari didapat dari dunia sekitarnya yang berupa stimulan-stimulan.
Stimulasi ini berasal dari alm bebaqs ataupun diciptakan oleh orang dewasa dalam
bentuk pendidikan. Tokoh perintisnya adalah John Locke.
b. Aliran Nativisme
Aliran Nativisme bertolak dari Leinitzian Tradition yang menekankan kemampuan
dalam diri anak, sehingga faktor lingkungan termasuk faktor pendidikan, kurang
berpengaruh terhadap perkembangan anak. Hasil prkembangan tersebut ditentukan
oleh pembawaan yang sudah diperoleh sejak kelahiran. Lingkungan kurang
berpengaruh terhadap dan pendidikan anak.
c. Aliran Naturalisme
Aliran ini dipelopori oleh J.J Rosseau. Rosseau berpendapat bahwa semua anak baru
dilahirkan mempunyai pembawaan BAIK. Pembawaan baik akan menjadi rusak
karena dipengaruhi lingkungan. Pendidikan yang diberikan orang dewasa malah dapat
merusak pembawaan baik anak itu.
d. Aliran Konvergensi
Aliran Konvergensi dipelopori oleh Wlliam Stern, ia berpedapat bahwa seorang anak
dilahirkan di dumia sudah disertai pembawaan baik maupun pembawaan buruk.
Proses perkembangan anak, baik faktor pembawaan maupun faktor lingkungan sama
sama mempunyai peranan sangat penting. Bakat yang dibawa pada waktu lahir tidak
akan berkembang dengan baik tanpa adanya dukungan lingkungan sesuai untuk
perkembangan anak itu.
e. Pengaruh Aliran Klasik terhadap Pemikiran dan Praktek Pendidikan di Indonesia
Di Indonesia telah di terapkan berbagai aliran-aliran pendidikan, penerimaan tersebut
dilakukan dengan pendekatan efektif fungsional yakni diterima sesuai kebutuhan,
namun ditempatkan dalam latar pandangan yang konvergensi.
ALIRAN MODERN DALAM PENDIDIKAN

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran, agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi diri, kepribadian,
kecerdasan, ahklak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara.
Seiring dengan perkembangan zaman, paham tentang pendidikan semakin berkembang
seperti Gerakan Pembaharuan Pendidikan Developmentalisme. Developmentalisme merupakan
paham yang mencoba menerapkan prinsip-prinsip naturalisme Romantik Rosseauw atau
pendidikan alam sekolah. Yang mempunyai karakteristik tentang pendidikan yang merupakan
pengembangan pembawaan, mendasar pada study melalui observasi, yang mengutamakan
perbaikan pendidikan dan pengembangan universal. Tokoh-tokohnya adalah pestalozzi, herbart,
froebel, stanley Hall.
Berbeda dengan pedagogi tradisional yang bermakna tentang suatu study tentang
bagaimana cara menjadi guru yang sebatas mengasuh atau mengajar. Pedagogi yang efektif
mampu berimprovisasi dalam mendukung perkembangan anak. Sehingga tujuan sekolah dapat
tercapai serta dapat membangun kepercayaan atas kualitas belajar dan mengajar di sekolah.

B. Aliran – aliran Modern dalam Dunia Pendidikan

1. Progressivisme
Progressivisme adalah gerakan pendidikan yang berpusat pada anak (child-centered),
disini guru berperan segagai fasilitator dan motivator sehingga guru harus tahu tentang
karakteristik siswa.
Tujuan pendidikan dalam aliran ini adalah melatih anak agar kelak dapat bekerja secara
sistematis, mencintai kerja, dan bekerja dengan otak dan hati . Untuk mencapai tujuan tersebut,
pendidikan harusnya merupakan pengembangan sepenuhnya bakat dan minat setiap anak.
Kurikulum pendidikan Progresivisme adalah kurikulum yang berisi pengalaman-
pengalaman atau kegiatan-kegiatan belajar yang diminati oleh setiap peserta didik (experience
curriculum).
Metode pendidikan Progresivisme antara lain:

1. Metode belajar aktif.

2. Metode memonitor kegiatan belajar.


3. Metode penelitian ilmiah

2. Essensialisme
Essensialisme mengedepankan nilai-nilai yang tertanam dalam nilai budaya/sosial sudah
teruji waktu sehingga peranan guru sangat kuat dalam mempengaruhi dan mengawasi kegiatan-
kegiatan di kelas.

Aliran ini berpendapat bahwa siswa siap melakukan latihan intelek atau berpikir. Peranan
guru kuat mempengaruhi dan mengawasi kegiatan-kegiatan di kelas dan juga berperan sebagai
contoh dalam pengawalan nilai-nilai penguasaan pengetahuan.
Tujuan pendidikan dari aliran ini adalah menyampaikan warisan budaya dan sejarah
melalui suatu inti pengetahuan yang telah terhimpun. Pendidikan bertujuan untuk mencapai
standar akademik yang tinggi, pengembangan intelek atau kecerdasan.
Kurikulum berpusat pada mata pelajaran yang mencakup mata-mata pelajaran akademik
yang pokok.
Metode pendidikan essesialisme antara lain:

1. Pendidikan berpusat pada guru (teacher centered).


2. Peserta didik dipaksa untuk belajar.
3. Latihan mental

3. Rekonstruksionalisme
Rekonstruksionalisme memandang pendidikan sebagai rekonstruksi pengalaman-
pengalaman yang berlangsung terus dalam hidup. Sekolah merupakan gambaran kecil dari
kehidupan sosial di masyarakat. Pelajar merupakan generasi muda yang harus diarahkan (guru)
untuk menumbuhkan kekritisan sehingga dapat berpikir kreatif untuk menyelesaikan masalah
yang menjanjikan keberhasilan.

Tujuan pendidikan rekonstruksionis adalah membangkitkan kesadaran para peserta didik


tentang masalah sosial, ekonomi dan politik yang dihadapi umat manusia dalam skala global, dan
mengajarkan kepada mereka keterampilan-keterampilan yang diperlukan untuk mengatasi
masalah-masalah tersebut.

Kurikulum dalam pendidikan rekonstruksionalisme berisi mata-mata pelajaran yang


berorientasi pada kebutuhan-kebutuhan masyarakat masa depan, seperti sosial, ekonomi, dan
politik yang dihadapi umat manusia. Menggunakan metode pemecahan masalah, analisis
kebutuhan, dan penyusunan program aksi perbaikan masyarakat.

4. Parennialisme
Perennialisme merupakan gerakan pendidikan yang mempertahankan bahwa nilai-nilai
universal itu ada, dan pendidikan hendaknya menjadi suatu pencarian dan penanaman kebenaran-
kebenaran serta nilai-nilai tersebut. ilmu pengetahuan merupakan filsafat yang tertinggi, karena
menjadikan orang berfikir sehingga akan ditemukan adanya kebenaran.

Tujuan pendidikan parennialisme adalah anak didik diharapkan mampu mengenal dan
mengembangkan karya-karya yang menjadi landasan pengembangan disiplin mental. Guru
punya peran yang dominan dalam penyelenggaraan kegiatan di kelas sehingga harus menguasai
ilmu.

Kurikulum berpusat pada mata pelajaran dan cenderung menitikberatkan pada sastra,
matematika, bahasa dan sejarah.Metode yang digunakan adalah Latihan mental dalam diskusi,
analisis buku melalui pembacaan buku-buku yang tergolong karya-karya besar dalam peradaban
barat

5. Idealisme
Aliran idealisme adalah suatu aliran ilmu filsafat yang mengagungkan jiwa. Para murid
memperoleh pendidikan dengan mendapatkan pendekatan (approach) secara khusus. Sebab,
pendekatan dipandang sebagai cara yang sangat penting. Tujuan pendidikan idealisme bagi
kehidupan sosial adalah perlunya persaudaraan sesama manusia.Kurikulum yang digunakan
dalam pendidikan yang beraliran idealisme harus lebih memfokuskan pada isi yang objektif.
Pengalaman haruslah lebih banyak daripada pengajaran yang textbook. Agar supaya
pengetahuan dan pengalamannya senantiasa aktual.

Kesimpulan
Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa adanya perbedaan persepsi di antara
keempat aliran, yaitu progressivisme, essensialisme, rekontruksionalisme dan parennialisme.

Progressivisme dan rekonstruksionalisme sama-sama berpusat pada anak, dan guru sebagai
pengarah. Akan tetapi antara tujuan, kurikulum dan metode berbeda. sedangkan essensialisme
dan parennialisme adalah gerakan yang memprotes aliran tersebut.

Essensialisme memprotes skepisme dan sinisme dari gerakan progressivisme terhadap nilai-
nilai yang tertanam dalam warisan budaya/sosial. Sedangkan parennialisme memprotes thd
gerakan progressivisme yang mengingkari supranatural.

Selain itu juga terdapat kesamaan antara essensialisme dan parennialisme, yaitu peran dari
guru yang dominan.

Anda mungkin juga menyukai