Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Ilmu Pendidikan
DISUSUN OLEH: FEMY TRIGITA SENTANI HESTY ANNISA LAILATUL ROFIQO KELOMPOK III 1715132597 1715132583 1715132584
Penyusun
DAFTAR ISI LEMBAR JUDUL KATA PENGANTAR...........................................................................................................ii DAFTAR ISI.........................................................................................................................iii BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................1 1.1 LATAR BELAKANG......................................................................................................1 1.2 RUMUSAN MASALAH.................................................................................................2 1.3 TUJUAN..........................................................................................................................2 BAB II PEMBAHASAN .....................................................................................................3 2.1 LANDASAN FILOSOFIS...............................................................................................3 MAZHAB FILSAFAT PENDIDIKAN.................................................................................3 1. ESENSSIALISME.....................................................................................................4 2. PERENNIALISME....................................................................................................4 3. PRAGMATISME & PROGESIVISME.....................................................................5 4. REKOSNTRUKSIONISME......................................................................................5 2.2 LANDASAN SOSIOLOGIS............................................................................................6 2.3 LANDASAN KULTURAL.............................................................................................7 2.4 LANDASAN PSIKOLOGIS............................................................................................7 2.5 LANDASAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI........................................8 2.6 LANDASAN RELIGI......................................................................................................9 2.7 LANDASAN HUKUM....................................................................................................9
LANDASAN PENDIDIKAN DAN MAZHAB FILSAFAT PENDIDIKAN
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Pendidikan adalah khas milik manusia. Sebab pendidikan tidak pernah terpisah dengan kehidupan manusia. Karena pendidikanlah yang membedakan manusia dengan makhluk lain. Dengan adanya pendididkan potensi-potensi kemanusiannya. Pendidikan menurut John Dewey pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan fondamental secara intelektual dan emosional kearah alam dan sesama manusia. Jadi dengan adanya pendidikan manusia akan mendapatkan hakikatnya sebagai manusia. Pendidikan sebagai usaha yang sistematis selalu bertolak pada sejumlah landasan. Landasan-landasan pendidikan tersebut sangat penting karena memberikan pijakan dan arah terhadap pembentukan manusia khususnya Indonesia, dan serentak dengan itu, mendukung perkembangan masyarakat bangsa dan negara. Beberapa diantara landasan pendidikan tersebut adalah landasan filosofis, sosiologis, kultural, psikologis, IPTEK, religius dan hukum. Pendidikan diselenggarakan berdasarkan filsafat hidup serta berlandaskan sosiokultural setiap masyarakat, termasuk di Indonesia. Kajian landasan filsafat, sosiologis, dan kultural akan membekali setiap tenaga kependidikan dengan wawasan dan pengetahuan yang tepat tentang bidang tugasnya. Selanjutnya, terdapat dua landasan lain yang selalu erat kaitannya dalam setiap upaya pendidikan, utamanya pengajaran, yakni
LANDASAN PENDIDIKAN DAN MAZHAB FILSAFAT PENDIDIKAN
landasan psikologis yang akan membekali tenaga kependidikan dengan pemahaman perkembangan peserta didik dan cara-cara belajarnya, serta landasan IPTEK yang akan membekali tenaga kependidikan tentang sumber bahan ajaran. Dalam makalah ini, kami akan memaparkan berbagai landasan pendidikan dan mazhab filsafat pendidikan serta beberapa hal yang berkaitan dengan penerapannya.
1.2.
Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang diatas, rumusan masalahnya adalah 1) Apa saja macam-macam landasan pendidikan yang mendukung kegiatan pendidikan? 2) Apa saja perbedaan antara landasan yang satu dengan landasan yang lain? 3) Bagaimana implementasi setiap landasan pendidikan dalam dunia pendidikan Indonesia? 4) Apa saja macam-macam mazhab filsafat pendidikan? 1.3. Tujuan Praktek pendidikan diupayakan pendidik dalam rangka memfasilitasi peserta didik agar mampu mewujudkan diri sesuai kodrat dan martabat kemanusiaannya. Tujuan dalam pembahasan landasan-landasan pendidikan serta mazhab pendidikan ini yaitu : a. Mengetahui bahwa landasan landasan pendidikan sebagai titik tolak praktek pendidikan, maksudnya landasan pendidikan ini akan menjadi titik tolak dalam menetapkan tujuan pendidikan, memilih isi pendidikan, dan memilih cara cara pendidikan. b. Memahami berbagai landasan pendidikan, yaitu landasan filosofis, sosiologis, kultural, psikologis, IPTEK, religius dan hukum, baik pada pendidikan pada umumnya maupun khusu untuk Indonesia. c. Mengetahui dan memahami macam-macam mazhab dalam pendidikan.
Pendidikan dilaksanakan dalam berbagai jenis, bentuk, dan metode serta dimulai dari keluarga, sekolah, sampai masyarakat. Oleh karena itu, masingmasing pihak harus saling melakukan kontrol demi relevansinya untuk pencapaian tujuan pendidikan yaitu tujuan kehidupan itu sendiri. Untuk apakah manusia menyelenggarakan pendidikan? Hal ini bersangkutan mengenai persoalan tujuan. Tujuan penyelenggaraan pendidikan adalah agar setiap individu berwawasan hidup serta mampu beraktivitas dalam menjalankan kewajiban hidupnya baik secara spiritual, intelektual, maupun moral. Pendidikan itu mungkin diberikan dan bahkan harus, karena manusia adalah makhluk individualitas, makhluk sosialitas, makhluk moralitas, makhluk personalitas, makhluk budaya, dan makhluk yang belum jadi. Ada empat mazhab filsafat pendidikan diantaranya Essensialisme, perenialisme, pragmatisme, progresivisme, rekonstruksionalisme. Mazhab-mazhab filsafat pendidikan tersebut mempengaruhi pandangan, konsep, dan praktik pendidikan, yaitu sebagai berikut: 1) Essensialisme Essensialisme merupakan aliran atau mazhab pendidikan yang menerapkan filsafat idealisme dan realisme secara eklektis. Aliran ini mengutamakan gagasan-gagasan yang terpilih, yang pokok-pokok, yang hakiki ( esensial ), yaitu liberal arts. Yang termasuk the liberal arts adalah bahasa, gramatika, kesusasteraan, filsafat, ilmu kealaman, matematika, sejarah dan seni. Karena itu, essensialisme mencurahkan usaha untuk: a. Menelaah isi kurikulum dengan memisahkan yang esensial (pokok) dan mana yang tidak esensial dan program sekolah. b. Membangun kembali kewibawaan guru di dalam sekolah. 2) Perenialisme Perenialisme hampir sama dengan essensialisme, tetapi lebih menekankan pada keabadian atau ketetapan atau kehikmatan ( perennial = konstan ). Ada pun persamaan antara perenialisme dan esensialisme, yakni keduanya membela kurikulum tradisional yang berpusat pada mata pelajaran yang pokok-pokok (subject centered). Perbedaannya ialah pernialisme menekankan keabadian teori kehikmatan, yaitu: a. c. Pengetahuan yang benar (truth). Kecintaan kepada kebaikan (goodness).
LANDASAN PENDIDIKAN DAN MAZHAB FILSAFAT PENDIDIKAN
b. Keindahan (beauty).
Juga sebaliknya kurikulum bersifat wajib dan berlaku umum, yang harus mencakup: a. c. e. Bahasa Logika Sejarah Dalam aliran ini menggambarkan pendidikan menekankan pentingnya penanaman nilai kebenaran, keindahan, kebaikan. Hal ini juga sesuai dengan relaitas kehidupan manusia yang di dalam dirinya selalu condong kepada kebaikan dan kebenaran yang bisa diterima oleh masyarakat umum. Jika hal tersebut tidak tampak dalam penyelenggaraan pendidikan maka akan tidak bisa diterima dan menimbulkan pro dan kontra. 3) Pragmatisme dan Progresivisme Pragmatisme merupakan aliran filsafat yang mengemukakan bahwa segala sesuatu harus dinilai dari segi nilai kegunaan praktis. Pragmatisme aliran filsafat yang menekankan pada manfaat atau kegunaan praktis. Penerapan konsep pragmatisme secara eksperimental melalui 5 tahap, yaitu: a. Situasi tak tentu. b. Diagnosis. c. Hipotesis. d. Pengujian Hipotesis. e. Evaluasi Progresivisme (gerakan pendidikan progresif) mengembangkan teori pendidikan yang mendasarkan diri pada beberapa prinsip, antara lain : Anak harus bebas untuk dapat berkembang secara wajar. Pengalaman langsung merupakan cara terbaik untuk merangsang minat belajar. Guru harus menjadi seorang peneliti dan pembimbing kegiatan belajar. Sekolah progresif harus merupakan suatu laboratorium untuk melakukan reformasi pedagosis dan eksperimentasi. Aliran ini pada hakekatnya mengajarkan kepada pendidik dan penyelenggara pendidikan untuk mendidik bagaimana berpikir kritis, sistematis, ilmiah dan mampu menguji kebenaran dalam ilmu pengetahuan dengan metode ilmiah. Karena kebenaran yang ada itu bisa bersifat relatif bahkan bisa menjadi salah jika ditemukan teori yang baru. 4) Rekonstruksionisme Aliran rekonstruksionisame merupakan kelanjutan dari progresivisme. Mazhab ini berpandangan bahwa pendidikan/ sekolah hendaknya memelopori melakukan b. Matematika d. Ilmu Pengetahuan Alam
pembaharuan. Dengan demikian, individu tidak hanya belajar tentang pengalamnpengalaman kemasyarakatan masa kini di sekolah, tetapi haruslah memelopori masyarakat ke arah masyarakat baru ynag diinginkan. Tidak setiap individu dan kelompok dapat memecahkan masalah kemasyarakatannya secara sendiri-sendiri, oleh karena itu, pendidikan/sekolah harus mengembangkan ideologi kemasyarakatan yang demokratis.
2.2.
Landasan Sosiologis
Kegiatan pendidikan merupakan suatu proses interaksi antara dua invidu, bahkan
dua generasi yang memungkinkan generasi muda memperkembangkan diri. Oleh karena itu, pendidikan dapat berlangsung dilingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Kajian sosiologis tentang pendidikan pada prinsipnya mencakup semua jalur pendidikan yaitu baik secara informal, formal maupun nonformal. Dengan meningkatkan perhatian sosiologi pada kegiatan pendidikan maka lahirlah cabang sosiologi dalam pendidikan Sosiologi pendidikan merupakan analisis ilmiah tentang proses sosial dan pola-pola interaksi sosial di dalam sistem pendidikan. Ruang lingkup yang dipelajari oleh sosiologi pendidikan meliputi 4 bidang, yaitu: a) Hubungan sistem pendidikan dengan aspek masyarakat lain. b) Hubungan kemanusiaan di sekolah. c) Pengaruh sekolah pada perilaku anggotanya. d) Sekolah dalam komunitas. Keempat bidang yang dipelajari tersebut sangat esensial sebagai sarana untuk memahami sistem pendidikan dalam kaitannya dengan keseluruhan hidup masyarakat. Bila ditinjau dari sosiologi maka pendidikan keluarga adalah sangat penting, karena keluarga merupakan lembaga sosial yang pertama disetiap manusia, sesuai dengan UU RI No. 2 Tahun 1989 Pasal 10 Ayat 4. Disamping keluarga dan sekolah proses pendidikan juga sangat dipengaruhi oleh berbagai kelompok sosial dan masyarakat, seperti: kelompok keagamaan, kelompok sebaya, karang taruna, organisasi pemuda, pramuka, dan lain-lain. Kelompok-kelompok ini merupakan agen sosialisasi yang mempunyai pengaruh kuat. Paparan tersebut merupakan contoh pengaruh masyarakat terhadap pendidikan, mulai dari keluarga, kelompok sebaya, dan sebagainya. Tentang hal ini terdapat persoalan klasik yang telah dikaji sejak dulu. Yaitu apakah pendidikan mempersiapkan anak untuk hidup
didalam masyarakatnya atau mempersiapkan untuk membarui masyarakat. Seperti tampak dibanyak negara dalam pelaksanaannya diupayakan keseimbangan antara kelestarian dan pengembangan budaya dan masyarakat.
2.3.
Landasan Kultural
Dalam UU No. 2 Tahun 1989 Pasal 1 ayat 2 ditegaskan bahwa yang dimaksudkan
dengan Sistem Pendidikan Nasional adalah pendidikan yang berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan yang berdasarkan pada Pancasila dan UUD 1945. Nilai-nilai dasar bangsa Indonesia yang kukuh yang berhubungan dengan latar belakang budaya masyarakat Indonesia antara lain adalah: 1. Kemerdekaan 2. Keseimbangan 3. Kebudayaan 4. Kemandirian 5. Kejujuran, kesopanan, dan kesantunan 6. Kekeluragaan 7. Kebangsaan Kebudayaan dan pendidikan mempunyai hubungan timbal balik, sebab kebudayaan dapat dilestarikan / dikembangkan dengan jalan mewariskan kebudayaan dari generasi ke generasi penerus dengan jalan pendidikan, baik secara informal maupun secara formal. Sebaliknya bentuk ciri-ciri dan pelaksanaan pendidikan itu ikut ditentukan oleh kebudayaan masyarakat dimana proses pendidikan itu berlangsung. Cara-cara untuk mewariskan kebudayaan, khususnya mengajarkan tingkah laku kepada generasi baru. Ada tiga cara umum yaitu: Informal yaitu terjadi didalam keluarga. Nonformal yaitu terjadi didalam masyarakat. Formal yaitu terjadi didalam lembaga seperti sekolah.
Salah satu contoh mewariskan kebudayaan dengan cara formal yaitu dengan adanya muatan-muatan lokal dan ekstrakurikuler seni dan budaya Indonesia.
2.4.
Landasan Psikologis
Pendidikan selalu terkait dengan aspek kejiwaan manusia, sehingga pendidikan juga menggunakan landasan psikologis, bahkan menjadi landasan yang sangat penting, karena yang digarap oleh pendidikan hampir selalu berkaitan dengan aspek kejiwaan manusia. Oleh karena itu, hasil kajian dan penemuan psikologis sangat diperlukan penerapannya dalam pendidikan terutama yang berkaitan dengan: 1. Perbedaan individual, tiap individu mempunyai bakat, kemampuan, minat, kekuatan serta tempo dan irama perkembangan yan berbeda. Sebagai implikasinya pendidik tidak boleh memperlakukan sama pada setiap peserta didik. 2. Kurikulum perlu disusun berdasarkan pengalaman belajar anak. 3. Guru perlu memahami perkembangan kepribadian anak agar dapat mengembangkan kepribadian setiap peserta didik. 4. Pendidikan hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan anak. 5. Perlu diciptakan kondisi lingkungan yang dapat membantu peserta didik untuk mengembangkan potensi, kecerdasan, emosi dan keterampilan dalam pendidikan.
2.5.
merupakan salah satu bagian dari sisi pengajaran, jadi pendidikan sangat penting dalam rangka pewarisan atau transmisi IPTEK, sementara pendidikan itu sendiri juga menggunakan IPTEK sebagai media pendidikan. IPTEK yang selalu berkembang dengan pesat harus diikuti terus oleh pendidikan, sebab kalau tidak maka pendidikan menjadi sangat ketinggalan dengan IPTEK yang sudah berkembang di masyarakat. Pendidikan berperan sangat penting dalam pewarisan dan pengembangan IPTEK. Setiap perkembangan IPTEK harus segera diakomodasi oleh pendidikan yakni dengan segera memasukkan hasil pengembangan IPTEK itu ke dalam isi bahan ajaran. Sebaliknya, pendidikan sangat dipengaruhi oleh sejumlah cabang-cabang IPTEK, utamanya ilmu-ilmu perilaku (psikologi, sosiologi, antropologi). Pengembangan dan pemanfaatan IPTEK pada umumnya ditempuh rangkaian kegiatan : Penelitian dasar, penelitian terapan, pengembangan teknologi dan penerapan teknologi, serta biasanya diikuti pula dengan evaluasi ethis-politis-religius. Kemampuan maupun sikap ilmiah sedini mungkin harus dikembangkan dalam diri peserta didik. Pembentukan keterampilan dan sikap ilmiah sedini mungkin tersebut secara
serentak akan meletakkan dasar terbentuknya masyarakat yang sadar akan iptek dan caloncalon pakar IPTEK kelak kemudian hari.
Pendidikan juga diatur dalam UUD 1945, dimana menurut UUD 1945 Pasal pasal yang bertalian dengan pendidikan dalam UUD 1945 hanya 2 pasal, yaitu pasal 31 dan pasal 32. Pasal 31 mengatur tentang pendidikan kewajiban pemerintah membiayai wajib belajar 9 tahun di SD dan SMP, anggaran pendidikan minimal 20% dari APBN dan APBD, dan Sistem Pendidikan Nasional. Sedangkan pasal 32 mengatur tentang kebudayaan. Undang Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional . Undang Undang ini selain memuat pembaharuan visi dan misi pendidikan nasional, juga terdiri dari 77 Pasal yang mengatur tentang ketentuan umum, dasar, fungsi dan tujuan pendidikan nasional, prinsip penyelenggaraan pendidikan, hak dan kewajiban warga Negara, orang tua dan masyarakat, peserta didik, jalur jenjang dan jenis pendidikan, bahasa pengantar, standar nasional pendidikan, kurikulum, pendidik dan tenaga pendidikan, sarana dan prasarana pendidikan dan lain sebagainya. Undang Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Undang Undang ini memuat 84 Pasal yang mengatur tentang ketentuan umum, kedudukan fungsi dan tujuan, prinsip profesionalitas, seluruh peraturan tentang guru dan dosen dari kualifikasi akademik, hak dan kewajiban sampai organisasi profesi dan kode etik, sanksi bagi guru dan dosen yang tidak menjalankan kewajiban sebagaimana mestinya, ketentuan peralihan dan ketentuan penutup.
f.
Landasan Hukum dapat diartikan peraturan buku sebagai tempat berpijak atau titik tolak dalam melaksanakan kegiatan kegiatan tertentu yang berkaitan dengan kegiatan pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
Tirtaraharja, Umar, La Sulo. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta Parsono, dkk., 1990. Landasan Kependidikan. Jakarta: Universitas Terbuka, Depdikbud. Pidarta, Made. 2009. Landasan Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta Ahmadi, Abu, dkk. 2001. Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta Suhartono, Suparlan. 2008. Wawasan Pendidikan- Sebuah Pengantar Pendidikan. Jogjakarta: ArRuz Media Suwarno, Wiji. 2006. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jogjakarta: Ar-Ruz Media Meilanie, Sri Martini. 2013. Pengantar Ilmu Pendidikan. Jakarta: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Jakarta http://sudionokps.wordpress.com/2008/07/20/landasan-landasan-pendidikan/ diakses: 18/09/2013 20:30 WIB