Anda di halaman 1dari 23

STANDAR PENDIDIKAN NASIONAL

Mata Kuliah : Hukum Dalam Pendidikan

Dosen :

Disusun oleh:

1. Ajeng Nur Isvianti (144516)


2. Fathin Qonittalillah (144516)
3. Kahfi Aulia Akbar (144516)
4. Salman Aqil (144516)
5. Samantha Audita Adira (1445165023)

Kelompok 4

Manajemen Pendidikan B 2016


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

2017
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan rahmat-Nya sehingga penyusunan makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.
Dalam kesempatan ini dengan kerendahan hati, perkenankan kami ucapkan terima kasih
kepada bapak _ sebagai dosen mata kuliah Hukum Dalam Pendidikan.

Dalam penulisan makalah ini kami telah berusaha untuk menyajikan yang terbaik,
tetapi dengan penuh kesadaran bahwa tidak ada kesempurnaan yang mutlak pada karya
manusia. Sehingga perlu adanya masukan saran dan kritik yang bersifat membangun
guna memperoleh hasil yang lebih baik untuk yang akan datang.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang Standar Nasional
Pendidikan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Jakarta, 28 April 2017

PENYUSUN

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii


DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1 LATAR BELAKANG......................................................................... 1
1.2 RUMUSAN MASALAH .................................................................... 1
1.3 TUJUAN............................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................... 3
2.1 LATAR BELAKANG LAHIRNYA KEBIJAKAN
STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN ..........................................
2.2 LANDASAN HUKUM TENTANG STANDAR NASIONAL
PENDIDIKAN ...................................................................................
2.3 LINGKUP, FUNGSI DAN TUJUAN STANDAR NASIONAL
PENDIDIKAN ...................................................................................
2.3.1 RUANG LINGKUP .................................................................
2.3.2 FUNGSI DAN TUJUAN ..........................................................
2.4 PENERAPAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN .................
2.4.1 PROSES PENERAPAN STANDAR NASIONAL
PENDIDIKAN ..........................................................................
2.4.2 KIAT PRAKTIS PENERAPAN STANDAR DAN
PENJAMIN MUTU ..................................................................

BAB III PENUTUP .............................................................................................


3.1 KESIMPULAN ..................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan adalah suatu proses belajar-mengajar yang dilakukan dengan


sengaja, sadar dan berencana yang membiasakan para warga masyarakat sedini
mungkin untuk menggali, mengenal, memahami, menyadari, menguasai,
menghayati serta mengamalkan nilai-nilai yang disepakati bersama sebagai terpuji,
dikehendaki serta berguna bagi kehidupan dan perkembangan pribadi masyarakat,
bangsa dan negara.

Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar


Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mengemban fungsi
tersebut pemerintah menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional
sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional.

Dalam UUD 1945 dinyatakan bahwa tujuan dari pembangunan adalah


memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, perdamaian
abadi dan keadilan sosial. Oleh karena itu dalam pembangunan tersebut pendidikan
memegang peranan penting untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan pemerintah
mempunyai kewajiban dalam melaksanakan setiap kebijakan pendidikan yang
diambil untuk tercapainya tujuan pendidikan nasional tersebut, sehingga arah
kebijakan pendidikan menjadi bagian dari upaya dalam melaksanakan amanat yang
terkandung dalam UUD 1945.

Kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan salah satunya seperti yang


telah dimuat dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, yang di dalamnya mencakup dasar dan tujuan,
penyelenggaraan pendidikan termasuk wajib belajar, penjamin kualitas pendidikan
serta peran serta masyarakat dalam sistem pendidikan nasional. Kebijakan tersebut
dibuat untuk menghasilkan Pendidikan Indonesia yang baik dan lulusan berkualitas
di sector jenjang pendidikan. Untuk mendukung hal tersebut terlebih dahulu
menentukan standar yang harus menjadi acuan pelaksanaan kegiatan pendidikan,
maka untuk itu pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang kemudian dibentuk pula
Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP) sebagai badan yang menentukan 8
(delapan) standar dan kriteria pencapaian penyelenggraaan pendidikan.

Adapun standar-standar yang menjadi dasar bagi penyelenggaraan pendidikan


sebagaimana yang diatur dalam Pasal 2 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun
2005 tersebut yaitu: 1) Standar Isi, 2) Standar Proses, 3) Standar Kompetensi
Lulusan, 4) Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, 5) Standar Sarana dan
Prasarana, 6) Standar Pengelolaan, 7) Standar Pembiayaan dan, 8) Standar
Penilaian Pendidikan. Namun pada makalah ini akan membahas tentang pengertian,
aturan, dan penerapan Standar Nasional Pendidikan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah latar belakang lahirnya kebijakan Standar Nasional Pendidikan?
2. Apakah yang dimaksud Standar Nasional Pendidikan?
3. Apakah saja ruang lingkup Standar Pendidikan Nasional?
4. Apa tujuan dan fungsi Standar Pendidikan Nasional?
5. Bagaimana penerapan Standar Nasional Pendidikan?
1.3 Tujuan

Dari rumusan masalah di atas tujuan penulisan makalah ini adalah:

1. Untuk mengetahui latar belakang lahirnya kebijakan Standar Nasional


Pendidikan.
2. Untuk mengetahui pengertian dari Standar Nasional Pendidikan.
3. Untuk mengetahui ruang lingkup Standar Nasional Pendidikan.
4. Untuk mengetahui tujuan dan fungsi Standar Nasional Pendidikan.
5. Untuk mengetahui bagaimana penerapan Standar Nasional Pendidikan.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Latar Belakang Lahirnya Kebijakan Sistem Pendidikan Nasional

Pendidikan memiliki peran yang sangat strategis dalam meningkatkan kualitas


sumber daya manusia suatu bangsa. Dalam rangka untuk meningkatkan kualitas
sumber daya manusia suatu bangsa tersebut maka diselenggarakan suatu
sistem pendidikan nasional. Negara memberikan kesempatan seluas-luasnya
kepada setiap warga Negara untuk mendapatkan pendidikan dan pengajaran.
Dengan pendidikan dan pengajaran itu diharapkan akan memperoleh pengetahuan
dan kemampuan dasar sebagai bekal untuk dapat berperan serta dalam kehidupan
masyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Selain itu, pendidikan nasional juga harus mampu menjamin pemerataan


kesempatan pendidikan, peningkatan mutu pendidikan, peningkatan relevansi
pendidikan, dan peningkatan efisiensi manajemen pendidikan. Pemerataan
kesempatan pendidikan diwujudkan dalam program wajib belajar sembilan
tahun. Peningkatan mutu pendidikan diarahkan untuk meningkatkan kualitas
manusia Indonesia seutuhnya melalui olahhati, olahpikir, olahrasa dan
olahraga agar memiliki daya saing dalam menghadapi tantangan global.
Peningkatan relevansi pendidikan dimaksudkan untuk menghasilkan lulusan yang
sesuai dengan tuntutan kebutuhan berbasis potensi sumber daya alam Indonesia.
Peningkatan efisiensi manajemen pendidikan dilakukan melalui penerapan
manajemen berbasis sekolah dan pembaharuan pengelolaan pendidikan secara
terencana, terarah, dan berkesinambungan.

Oleh karena itu demi mewujudkan semuanya dan demi tercapainya


mutu atau kualitas pendidikan yang baik maka delapan Standar Nasional
Pendidikan yang telah ditetapkan oleh kemendiknas dengan PP no 19
tahun 2005 sekarang diganti PP no 32 tahun 2013 yang meliputi standar isi, standar
proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan,
standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiyaan, dan
standar penilaian pendidikan perlu diterapkan dan dilaksanakan secara hati-
hati dan berdaya guna bagi mutu pendidikan secara merata.

Menurut penjelasan PP no.19 tahun 2005 sekarang PP no 32 tahun 2013


tentang SNP, pendidikan di Indonesia dalam konteks pembangunan nasional pada
hakekatnya mempunyai tiga fungsi yaitu: Pertama, sebagai pemersatu bangsa.
Kedua, sebagai penyamaan kesempatan. Ketiga, sebagai pengembangan potensi
diri. Dari ketiga fungsi tersebut dapat dikatakan bahwa pendidikan
diharapkan dapat memperkuat keutuhan bangsa dalam Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI), memberi kesempatan yang sama bagi setiap
warga negara untuk berpartisipasi dalam pembangunan, dan memungkinkan
setiap warga negara untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya secara
optimal. Sehingga dari hakekat pendidikan dalam konteks pembangun nasional
diharapkan PP no. 19 tahun 2005 sekarang PP no 32 tahun 2013 tentang SNP ini
bisa selaras dengan fungsi pembangunan nasional dan tidak sepatutnya keluar dari
frame fungsi pembangunan nasional tersebut.

Visi pendidikan nasional adalah mewujudkan sistem pendidikan sebagai


pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua
warga negara Indonesia agar berkembang menjadi manusia yang berkualitas
sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah.

Sedangkan misi pendidikan nasional adalah: (1) mengupayakan


perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yang bermutu
bagi seluruh rakyat Indonesia; (2) meningkatkan mutu pendidikan yang
memiliki daya saing di tingkat nasional, regional, dan internasional; (3)
meningkatkan relevansi pendidikan dengan kebutuhan masyarakat dan tantangan
global; (4) membantu dan memfasilitasi pengembangan potensi anak bangsa secara
utuh sejak usia dini sampai akhir hayat dalam rangka mewujudkan masyarakat
belajar; (5) meningkatkan kesiapan masukan dan kualitas proses pendidikan untuk
mengoptimalkan pembentukan kepribadian yang bermoral; (6) meningkatkan
keprofesionalan dan akuntabilitas lembaga pendidikan sebagai pusat
pembudayaan ilmu pengetahuan, keterampilan, pengalaman, sikap, dan nilai
berdasarkan standar yang bersifat nasional dan global; dan (7) mendorong peran
serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan berdasarkan prinsip
otonomi dalam konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Terkait dengan visi dan misi pendidikan nasional tersebut di atas, ada empat
strategi mayor reformasi pendidikan yaitu:

1 Akuntabilitas berbasis standar maksudnya adalah penetapan standar


keluaran yang jelas dan pengujian secara sistematik atas kemajuan siswa,
berupa statemen kepercayaan dimana guru dan siswa akan didorong pada focus
usaha pembelajaran dan arah yang benar.
2 Reformasi sekolah secara menyeluruh merupakan jawaban balik atas
tradisionalitas reformasi sekolah yang bersifat serabutan, kebijakan yang
sebatas memacu target spesifik, struktur dan metode-metode instruksional yang
rijid.
3 Strategi pasar maksudnya pendidikan merupakan pranata social yang
menawarkan jasa layanan yang bersifat intelektual, afeksi, psikomotorik,
emosional, dan bahkan spiritual.
4 Strategi keputusan partisipatif yaitu sebuah strategi sistematis yang
berfokus pada pemberdayaan guru dan administrator di tingkat sekolah.

Sebagai peraturan pemerintah tentang Standar Nasional Pendidikan


melaksanakan ketentuan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional Pasal 35 ayat (4): ketentuan mengenai standar nasional
pendidikan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1, ayat 2, dan ayat 3 diatur lebih
lanjut dengan Peraturan Pemerintah.[5] Pasal 36 ayat (4): Ketentuan mengenai
pengembangan kurikulum sebagaimana dimaksud dalam ayat 1, ayat 2, dan ayat 3
diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.; Pasal 37 ayat (3): Ketentuan
mengenai kurikulum sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 dan ayat 2 diatur lebih
lanjut dengan Peraturan Pemerintah.; Pasal 42 ayat (3): Ketentuan mengenai
kualifikasi pendidik sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 dan ayat 2 diatur lebih
lanjut dengan Peraturan Pemerintah.; Pasal 43 ayat (2): Sertifikasi pendidik
diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang memiliki program pengadaan tenaga
kependidikan yang terakreditasi.; Pasal 59 ayat (3): Ketentuan mengenai
evaluasi sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 dan ayat 2 diatur lebih lanjut dengan
Peraturan Pemerintah.; Pasal 60 ayat (4): Ketentuan akreditasi sebagaimana
dimaksud dalam ayat 1, ayat 2, dan ayat 3 diatur lebih lanjut dengan Peraturan
Pemerintah.; dan Pasal 61 ayat (4): ketentuan mengenai sertifikasi sebagaimana
dimaksud dalam ayat 1, ayat 2, dan ayat 3 diatur lebih lanjut dengan Peraturan
Pemerintah.

Dari ketentuan pasal per pasal tersebut di atas, Peraturan Pemerintah nomor 19
tahun 2005 sekarang PP no 32 tahun 2013 tentang SNP dibentuk sebagai standar
minimum sebagaimana pada UU nomor 20 tahun 2003 tentang SISDIKNAS pasal
1 ayat 17, bahwa standar nasional pendidikan adalah kriteria minimal tentang
sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia.

PP nomor 19 tahun 2005 sekarang PP no 32 tahun 2013 tentang SNP ini


berfungsi sebagaimana tertera pada pasal 3, bahwa Standar Nasional
Pendidikan berfungsi sebagai dasar dalam perencanaan, pelaksanaan, dan
pengawasan pendidikan dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang
bermutu.[7]Dalam penjelasan pasal 3 ini, pendidikan nasional yang bermutu
diarahkan untuk pengembangan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab.

Berbagai paparan latar belakang yang melahirkan PP nomor 19 tahun 2005


sekarang PP no 32 tahun 2013 untuk mencapai tujuan sebagaimana pada pasal 4,
bahwa Standar Nasional Pendidikan bertujuan menjamin mutu pendidikan nasional
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat.

2.2 Landasan Hukum tentang Sistem Pendidikan Nasional

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Indonesia Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan mengamanatkan bahwa Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) jenjang pendidikan dasar dan menengah disusun oleh
satuan pendidikan dengan mengacu kepada Standar Isi (SI) dan Standar
Kompetensi Lulusan (SKL) serta berpedoman pada panduan yang disusun oleh
Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).

Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang mengacu pada


standar nasional pendidikan dimaksudkan untuk menjamin pencapaian tujuan
pendidikan nasional. Satndar nasional pendidikan terdiri atas: standar isi, standar
proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidikan dan tenaga kependidikan,
standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar
penilaian pendidikan. Dua dari kedelapan standar nasional pendidikan tersebut,
yaitu Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan acuan
pertama bagi satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum.

Untuk memenuhi amanat Undang-undang tersebut diatas dan guna mencapai


tujuan pendidikan nasional pada umumnya, serta tujuan pendidikan sekolah pada
khususnya, lembaga pendidikan tingkat menengah memandang perlu untuk
melibatkan seluruh warga sekolah dengan berkoordinasi kepada pemangku
kepentingan lingkungan sekitar sekolah.

Landasan Hukum:
Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan
Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi
Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan
Permendiknas Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan Standar Isi dan
SKL pada Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah
Permendiknas Nomor 24 Tahun 2006 tenrtang SKL pada satuan pendidikan
dasar dan menengah
Permen Nomor 47 Tahun 2008 Tentang Standar Isi
Permen Nomor 13 Tahun 2007 tentang Kepala Sekolah
Permen Nomor 16 Tahun 2007 dan Nomor 32 Tahun 2008 tentang guru
Permen Nomor 19 Tahun 2007 Tentang Standar Pengelolaan
Permen Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian
Permen Nomor 24 Tahun 2007 dan Permen Nomor 33 Tahun 2008 tentang
standar Sarana Prasarana
Permen Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses
Permen Nomor 24 Tahun 2008 tentang TU
Permen Nomor 25 Tahun 2008 tentang perpustakaan
Permen Nomor 26 Tahun 2008 tentang Laboratorium
Permen Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kesiswaan

2.3 Ruang Lingkup, Fungsi dan Tujuan Standar Nasional Pendidikan


2.3.1 Ruang Lingkup
Standar Nasional Pendidikan (SNP) adalah kriteria minimal tentang
sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Lingkup Standar Nasional Pendidikan meliputi:
1. Standar isi
Standar isi adalah: Ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi
yang dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi
bahan kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang
harus dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan
tertentu.
Standar isi mencakup lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk
mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
Standar isi tersebut memuat kerangka dasar dan struktur kurikulum, beban
belajar, kurikulum tingkat satuan pendidikan, dan kalender
pendidikan/akademik. Dan standar isi disusun tentu saja sesuai dengan
SKL ( Standar Kompetensi Kelulusan).
2. Standar proses
Standar proses, adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan
dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk
mencapai standar kompetensi lulusan.
Dari pengertian diatas, ada beberapa hal yang perlu di garis bawahi.
Pertama, standar nasional pendidikan yang berarti standar ini berlaku
untuk setiap lembaga pendidikan formal pada jenjang pendidikan tertentu
dimanapun pendidikan itu berada secara nasional. Dengan demikian
seluruh sekolah seharusnya melaksanakan proses pembelajaran seperti
yang dirumuskan dalam standar proses pendidikan ini.
Kedua, standar proses pendidikan berkaitan dengan pelaksanaan
pembelajaran, yang berarti dalam standar proses pendidikan berisi tentang
bagaimana seharusnya proses pembelajaran berlangsung. Dengan
demikian, standar proses pendidikan tersebut bisa dijadikan pedoman bagi
guru dalam pengelolahan pembelajaran.
Ketiga, standar proses pendidikan diarahkan untuk mencapai standar
kompetensi kelulusan. Dengan demikian, standar kompetensi lulusan
merupakan sumber atau rujukan utama dalam menentukan standar proses
pendidikan.
3. Standar kompetensi lulusan
Standar kompetensi lulusan adalah kualifikasi kemampuan lulusan
yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Standar ini disusun
dan dikembangkan oleh BSNP dan ditetapkan oleh Keputusan Menteri
Pendidikan Nasional. Hal ini selanjutnya diatur dalam Permendiknas
No.23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan Untuk Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah.
4. Standar pendidik dan tenaga kependidikan
Standar pendidik dan tenaga kependidikan adalah kriteria
pendidikan prajabatan dan kelayakan maupun mental, serta pendidikan
dalam jabatan.
Guru atau pendidik ialah tenaga pendidik yang memberikan
sejumlah ilmu pengetahuan kepada anak didik di sekolah ( Saiful Bahri
Djamarah,2002).
Selanjutnya, standar pendidik akan menetukan kualifikasi setiap
guru sebagai tenaga profesional yang dapat menunjang keberhasilan
tujuan pencapaian pendidikan. Dengan demikian jabatan guru hanya dapat
dipegang oleh orang yang telah memiliki kualifikasi tertentu.
5. Standar sarana dan prasarana
Standar sarana dan prasarana adalah standar nasional pendidikan
yang berkaitan dengan kriteria minimal tentang ruang belajar, tempat
berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja,
tempat bermain, tempat berkreasi dan berekreasi serta sumber belajar lain,
yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran, termasuk
penggunaan teknologi informasi dan komunikasi. Standar sarana
merupakan standar yang cukup penting karena standar proses pendidikan
hanya mungkin dapat dilakukan manakalah ada standar sarana yang
memadai.
6. Standar pengelolaan
Standar pengelolaan adalah standar nasional pendidikan yang
berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan
pendidikan pada tingkat satuan pendidikan, kabupaten/kota, provinsi, atau
nasional agar tercapai efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan
pendidikan.
7. Standar pembiayaan
Standar pembiayaan adalah standar yang mengatur komponen dan
besarnya biaya operasi satuan pendidikan yang berlaku selama satu tahun.
8. Standar penilaian pendidikan.
Standar penilaian pendidikan adalah standar nasional pendidikan
yang berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian
hasil belajar peserta didik.
kedelapan lingkup standar pendidikan ini pada dasarnya tidak
berjalan sendiri-sendiri, tetapi merupakan sebuah rangkaian yang utuh
dan saling terkait.
Untuk penjaminan dan pengendalian mutu pendidikan sesuai dengan
Standar Nasional Pendidikan dilakukan evaluasi, akreditasi, dan
sertifikasi. Standar Nasional Pendidikan disempurnakan secara terencana,
terarah, dan berkelanjutan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan
lokal, nasional, dan global.

2.3.2 Fungsi dan Tujuan Standar Nasional Pendidikan


Standar nasional pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem
pendidikan yang berlaku di seluruh wilayah hukum negara kesatuan republik
indonesia yang mencakup; stadar isi, standar proses, standar kompetensi
lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan
prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan dan standar penilaian
pendidikan. Fungsinya adalah sebagai dasar dalam perencanaan, pelaksanaan,
dan pengawasan pendidikan dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional
yang bermutu. Tujuannya adalah untuk menjamin mutu pendidikan nasional
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat.
Standar Nasional Pendidikan berfungsi sebagai dasar dalam perencanaan,
pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan dalam rangka mewujudkan
pendidikan nasional yang bermutu.
Standar Nasional Pendidikan bertujuan menjamin mutu pendidikan
nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat.
Standar Nasional Pendidikan disempurnakan secara terencana, terarah,
dan berkelanjutan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal,
nasional, dan global.

2.4 Penerapan Standar Nasional Pendidikan


Dalam pandangan banyak pendidik, standar adalah istilah yang
menggambarkan tentang yang harus seseorang pahami serta mampu
menerapkannya. Penggunaan standar selalu dipandang sebagai produk kebijakan
yang mengarahkan mekanisme pendidikan untuk mencapai hasil yang diharapkan
serta mempertanggungjawabkan hasil belajar belajar di sekolah. Persepsi ini
dirancang untuk mengukur kemajuan siswa ke arah tercapainya standar yang
ditetapkan.
Penyelenggaraan pendidikan pada prinsipnya harus menjamin bahwa siswa
mempelajari ilmu pengetahuan dan dapat mengembangkan keterampilan
menerapkan ilmu pengetahuan sesuai dengan kebutuhan kehidupan. Pendidikan
harus memenuhi kebutuhan siswa pada masa kini dan masa depannya. Oleh karena
itu, pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan berpikir, keterampilan
sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan vokasional yang merupakan
keniscayaan.
Kebutuhan itu meliputi pengembangan keterampilan hidup yang
mengedepankan pembenbentukan pribadi berahlak mulia, berwawasan nasional,
menumbuh-kembangkan kewirausahaan sesuai dengan perkembangan dunia kerja,
berpengetahuan, serta menjadi pengguna teknologi dan berkesenian. Pendidikan
harus mampu mengembangkan pribadi yang adaptif, kolaboratif, dan berperan aktif
dalam kerja sama dan persaingan global.
Tantangan besar itu tidak mudah untuk diurai dalam aksi yang terurai pada tiap
standar. Berdasarkan hasil pengamatan mengenai para praktisi pendidikan di
lapangan prinsip-prinsip dasar yang mengalir sepenuhnya ke dalam berbagai
peristiwa pada aktivitas sehari-hari di sekolah yang berpengaruh pada perubahan
strategi dan hasil pengajaran dan belajar siswa.

2.4.1 Proses Penerapan Standar Nasional Pendidikan


Penerapan standar nasional pendidikan dilihat dari dimensi peningkatan
mutu bertujuan memastikan bahwa prosedur dan produk pendidikan memenuhi
bahkan bisa melebihi kriteria mutu yang diharapkan. Untuk menjamin
itu, maka Thomas L Weelen dan David Hunger mensyaratkan proses
pengembangan meliputi empat langkah besar, yaitu;
1. Memindai lingkungan internal dan eksternal;
2. Perumusan strategi; meliputi visi, tujuan, pemilihan strategi, dan
penetapan kebijakan.
3. Implementasi strategi; meliputi, program, anggaran, dan prosedur;
4. Evaluasi dan kontrol kinerja.
Pengendalian mutu yang dipopulerkan oleh W. Edwards Deming
sehingga terkenal dengan nama siklus Deming. Deming sendiri selalu merujuk
metode ini sebagai siklus Shewhart, dari nama Walter Shewhart.
Pemikiran yang berangkat dari pendekatan yang berbeda dirumuskan
oleh Douglas B. Reeves (2002) bagi para pengambil keputusan dalam
menerapkan standar pada tujuh langkah berikut:
1. Menggunakan waktu dua jam pada tiap akhir minggu bertemu dengan
administrator atau guru untuk menghimpun data.
2. Menganalisis data dan menemukan kekuatan, gali terus dan dapatkan
peluang.
3. Mengenali yang benar-benar siswa perlukan sehingga kurikulum,
pembelajaran, dan kompetensi guru dapat memenuhi kebutuhan itu.
4. Merumuskan kembali atau merevisi tujuan yang telah ditetapkan.
Tujuan hendaknya memenuhi kriteria smart (spesifik, measurable,
attainable, realistic, and timely) dan relevan
5. Mengidentifikasi strategi khusus untuk mencapai target mutu terbaik.
6. Menetapkan indikator produk sebagai target strategi.
7. Mengembangkan perencanaan, jadwal dan menganalisis pemenuhan
prosedur dan produk.
Uraian di atas dapat dinyatakan bahwa penerapan standar pada prinsipnya
merupakan usaha untuk menerapkan berbagai indikator mutu yang kriterianya
ditentukan dalam perencanaan. Kriteria yang ditetapkan bergantung pada
tinggi rendahnya tujuan yang ditetapkan oleh tiap lembaga. Hal yang perlu
menjadi dasar dari penentuan kriteria yaitu memilih ruang lingkup mutu sesuai
dengan sumber daya yang lembaga miliki dan sesuai dengan target pendidikan
nasional untuk mensejajarkan dengan target mutu pendidikan dalam konteks
global.

2.4.2 Kiat Praktis Penerapan Standar dan Penjaminan Mutu


Dengan memperhatikan ketiga model dari pendekatan yang berbeda-
beda dapat dirumuskan kiat menerapkan standar dengan langkah praktis bagi
para pemimpin dinas pendidikan maupun kepala sekolah pada tingkat satuan
pendidikan sebagaimana terurai dalam langkah praktis sebagai berikut;
1. Mensosialisasikan standar agar semua pihak yang berkepentingan
memahami dan terampil menerapkan standar nasional pendidikan.
2. Menghimpun data untuk mendeskripsikan kondisi pendidikan saat ini
dengan fokus utama menghimpun data tentang kinerja pengembangan
dan penerapan kurikulum, kondisi nyata pendidik, serta hasil penilaian
kinerja belajar siswa.
3. Berdasarkan hasil pengolahan data yang menggambarkan kondisi
internal saat ini, serta dengan memperhatikan kondisi nyata eksternal
saat ini, maka dirumuskan kondisi yang diharapkan.
4. Mengembangkan rencana yang meliputi perumusan visi-misi, tujuan
pendidikan, indikator dan target pencapaian, merumuskan strategi,
memilih strategi, menetukan struktur orgnisasi pelaksana,
melaksanakan peningkatan mutu melalui penerapan standar, dan
penjaminan mutu.
5. Memenerapkan SNP dengan fokus utama meningkatkan standar
kurikulum, perencanaan belajar, pemenuhan standar proses dan
penilaian untuk mewujudkan target SKL.
6. Mengembangkan instrumen penjaminan mutu untuk menilai
ketercapaian target pemenuhan prosedur dan produk kinerja.
7. Memantau dan menginvestigasi pemenuhan prosedur dan produk
penerapan standar terutama dalam bidang kurikulum, pelaksanaan
pembelajaran, peningkatan kompetensi pendidik, dan penilaian dengan
menggunakan instrumen yang sudah ditentukan.
8. Menghimpun data dan mengembangkan sistem informasi tentang hasil
penilaian dan hasil pemantauan pelaksanaan pengembangan kurikulum,
pembelajaran, penilaian, dan peningkatan kinerja pendidik untuk
memastikan bahwa penerapan standar berpengaruh terhadap kinerja
belajar siswa.
9. Mengidentifikasi masalah dan merumuskan rencana perbaikan prosedur
dan produk penerapan standar.
10. Melakukan perbaikan berkelanjutan dan menggunakan data untuk
merumuskan perencanaan siklus berikutnya.

Dengan demikian untuk dapat menerapan standar nasional pendidikan


diperlukan kompetensi minimal yang diturunkan dari sepuluh kiat praktis
pemenuhan dan penjaminan mutu sebagai berikut;
1. Menguasai informasi tentang standar nasioal pendikan.
2. Menghimpun data kebutuhan siswa belajar yang sesuaikan dengan
kebutuhan siswa hidup dalam konteks lokal, nasional, dan global.
3. Merumuskan visi, misi, tujuan, indikator dan target pencapaian SKL
minimal yang disandingkan dengan target pencapaian keunggulan
dalam berkompetisi dalam sistem perencanaan.
4. Menyusun struktur organisasi penyelenggaraan pemenuhan standar
dalam peningakatan mutu.
5. Memastikan berkembangnya sumber daya prioritas yaitu melaksanakan
perbaikan kurikulum dan pendidik untuk meningkatkan mutu
pembelajaran dan penilaian untuk memenuhi kebutuhan belajar siswa.
6. Memastikan bahwa prosedur dan produk pendidikan memenuhi kriteria
yang diharapkan melalui kegiatan pemantauan, pembinaan,
pengawasan, dan penilaian yang dilakukan secara berhati-hati untuk
mendapatkan data dari keterlaksanaan dan ketercapaian program.
7. Merumuskan masalah yang muncul dalam pelaksanaan kegiatan dan
pada hasil yang terpantau.
8. Memecahkan masalah yang didapat dari pemantauan kegiatan yang
dilanjutkan dengan perbaikan mutu berkelanjutan.
9. Mengembangkan sistem informasi tentang sistem peningkatan dan
keterpenuhan standar.
10. Menyusun program tindak lanjut perbaikan mutu agar memenuhi
standar.
Ada pun sistem dokumen yang diperlukan dalam pemenuhan standar dan
peningkatan mutu sebagai berikut;
1. Data hasil pelaksanaan studi penerapan standar yang dapat difokuskan
pada data kinerja perbaikan kurikulum, pelaksanaan pembelajaran,
peningkatan kompetensi pendidik dan penilaian. Poros akuntabilitas
kebijakan adalah meningkatnya kinerja belajar siswa.
2. Dokumen program jangka menengah dan tahunan yang meliputi
perumusan visi-misi, perumusan tujuan, indikator dan target
pencapaian, perumusan strategi, rencana kegiatan, struktur organisasi
pelaksana, jadwal, dan anggaran.
3. Data pelaksanaan kegiatan sesuai dengan standar operasional prosedur
yang diperoleh melalui kegiatan penelitian, supervisi, serta
menghimpun data melalui kegiatan pertemuan rutin sesuai jadwal yang
ditetapkan.
4. Instrumen pengukuran kinerja dan data hasil pelaksanaan pengukuran,
pengolahan data, penafsiran data hasil penilaian kinerja, kesimpulan
dan rekomendasi.
5. Informasi hasil evaluasi kinerja pemenuhan standar dan laporan
kegiatan.

Demikian beberapa kiat praktis melakukan pembaharuan mutu sekolah,


menginvestigasi keterlaksanaan prosedur dan ketercapaian produk pemenuhan
standar yang sesuai dengan tujuan penerapan standar sebagai bagian dari
sistem penjaminan mutu pendidikan nasional.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Martabat suatu bangsa pada saat ini ditentukan kehandalan ahlak,
penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta inovasi dalam menerapkan
ilmu pengetahuan dan teknologi untuk menghasilkan berbagai produk industri
yang kompetitif.
Penerapan standar isi nasional pendidikan bertujuan untuk menjamin mutu
pendidikan nasional dapat mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat.
Penerapan standar menjadi isu penting dalam sistem penjaminan mutu
agar proses penggelolaan pendidikan mengarah pada tujuan dan penerapan
standar dapat memastikan bahwa pendidikan dapat meningkatkan daya
kolaborasi dan kompetisi bangsa di tengah perkembangan global. Sebelum kita
menerapkan Standar Nasional Pendidikan kita harus terlebih dahulu
memahami pengertian dan aturan tentang kedelapan Standar Nasional
Pendidikan. Dengan demikian, kita mampu menerapkan Standar Nasional
Pendidikan dengan baik.
Standar Penilaian Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) diberi
tugas untuk mengimplementasikan SNP (Standar Nasional Pendidikan) agar
dapat di jadikan sebagai kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh
wilayah hukum NKRI. Sehingga SNP berfungsi sebagai dasar dalam
perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan pendidikan dalam rangka
mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu.
Dalam pasal 1 ayat (17) Undang Undang nomor 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 91) PP No.19 Tahun 2005 dinyatakan
bahwa lingkup dari SNP meliputi 8 standar yaitu:
a. Standar isi
b. Standar proses
c. Standar kompetensi lulusan
d. Standar pendidik dan tenaga kependidikan
e. Standar sarana dan prasarana
f. Standar pengolahan
g. Standar pembiayaan
h. Standar penilaian pendidikan

Dan dalam rangka pengembangan mutu pendidikan di setiap jenjang maka


perlu adanya standarisasi terhadap delapan standar nasional tersebut. Baik atau
tidaknya mutu pendidikan sebuah sekolah tergantung tersetandar atau tidaknya
sekolah tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Wikipedia. Standar- Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.

http://id.wikipedia.org/wiki/standar

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 Tentang Standar


Nasional Pendidikan. Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 Tentang
Standar Isi.
Dewantara, Ki Hadjar, 1945 [1963]. Karja Ki Hadjar Dewantara: Bagian Pertama:
Pendidikan. Yogjakarta: Taman Siswa.

Anda mungkin juga menyukai