Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH BIMBINGAN DAN KONSELING

BIDANG PELAYANAN BK DAN PERANAN GURU DALAM MENGEMBANGKAN


PELAYANAN BK

Oleh :

Kelompok 6

17 BKT 13

- Selfi Rahmi Andini (17129409)

- Trinovita Sari (17129273)

- Maisyaroh (17129109)

- Suci Ramadhanti (17129087)

Dosen Pengampu : Dra. Rahmatina, M.Pd

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini.

Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi.
Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lai
berkat bantuan, dorongan dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-kendala yang
penulis hadapi teratasi

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya, oleh karena itu
kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari dosen pembimbing
demi perbaikan pembuatan makalah kami di masa yang akan datang dan mengharapkan
kritik dan saran dari para pembaca pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan wawasan
yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para
mahasiswa Universitas Negeri Padang.

Bukittinggi, 27 Februari 2020

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1

A. Latar Belakang ........................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................... 1

C. Tujuan Penulisan ..................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................... 2

A. 4 Bidang Pelayanan BK ......................................................................... 2

B. Peran guru dalam bidang pengembangan pelayanan BK sesuai dengan

mata pelajaran yang diampu/dibina ....................................................... 14

BAB III PENUTUP ....................................................................................... 19

A. Simpulan ................................................................................................. 19

B. Saran ....................................................................................................... 19

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 20

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang memiliki peran penting dalam


membentuk pribadi siswa, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat.
Sekolah merupakan suatu sistem yang komponen–komponen didalamnya terintegrasi
dengan baik. Bimbingan Konseling (BK) adalah salah satu komponen sekolah yang
bertugas membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi seorang klien sehingga
tercapai tujuan pendidikan.

Secara formal kedudukan BK dalam sistem pendidikan di Indonesia ada


didalan undang–undang No. 20 / 2003 tentang sistem pendidikan naisonal beserta
perangkat peraturan pemerintahanya, sedagkan hal – hal yang berhubungan dengan
pendidikan dasar dimana sekolah dasar ada didalamnya dibicarakan secara khusus
dalam PP No. 28/1999 tentang pendidikan dasar bab X. pada pasal 25 ayat I, dalam
PP tersebut dikatakan bahwa : 1. bimbingan merupakan bantuan yang diberikan
kepada siswa dalam rangka upaya menemukan peribadi, mengenal ligkungan dan
merencanakan masa depan. 2. bimbingan diberikan oleh guru pembimbing. Peraturan
pemerintah tersebut mengisyaratkan bahwa layanan BK di sekolah dasar sangat
penting untuk dilaksanakan secara khusus, terprogram dan ditangani dengan baik oleh
guru yang bersangkutan agar siswa-siswanya dapat mengembangkan kemampuan
yang di miliki dapat berkembang dengan baik

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana 4 Bidang Pelayanan BK ?
2. Bagaimana Peran guru dalam bidang pengembangan pelayanan BK sesuai
dengan mata pelajaran yang diampu/dibina ?

C. Tujuan Penulisan
Dari rumusan masalah diatas, dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut:
1. Untuk Mengetahui 4 Bidang Pelayanan BK.
2. Untuk Mengetahui Peran guru dalam bidang pengembangan pelayanan BK
sesuai dengan mata pelajaran yang diampu/dibina.
1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Bidang Pelayanan Bimbingan Konseling


Bidang pelayanan bimbingan konseling ini mencakup empat (4) faktor, yaitu:
1. Bidang Pelayanan Pribadi
a. Aspek-aspek Bimbingan Pribadi
Pengembangan pribadi siswa melalui pelayanan bimbingan dan
konseling di sekolah dasar bisa di wujudkan melalui layanan pribadi.
Bimbingan pribadi adalah jenis bimbingan yang membantu para siswa dalam
menghadapi dan memecahkan masalah-masalah pribadi. Masalah individu ada
yang berkenaan dengan Tuhannya dan ada yang berkenaan dengan dirinya
sendiri. Bidang pengembangan pribadi siswa mencakup keduanya yakni
mengembangkan aspek-aspek kepribadian siswa yang menyangkut dengan
tuhan dan dirinya sendiri.
Masalah dan problema individu yang berhubungan dengan Tuhannya
seperti sulit untuk menghadirkan rasa takut (takwa), rasa taat, dan rasa bahwa
Dia selalu mengawasi perbuatan setiap individu. Akibat selanjutnya dari
problema itu adalah timbul rasa malas dan enggan melakukan ibadah dan
ketidak mampuan untuk meninggalkan perbuatan-perbuatan yang dilarang dan
dimurkai Allah Swt. Problem individu yang berkenaan dengan dirinya sendiri
misalnya kegagalan bersikap disiplin dan bersahabat dengan hati nuraninya
sendiri yakni hati nurani yang selalu menyeru dan membimbing kepada
kebaikan dan kebenaran Tuhannya. Akibat lanjutan nya adalah timbul sikap
was-was, ragu-ragu, berprasangka buruk, lemah motivasi dan tidak mampu
bersikap mandiri dalam melakukan segala hal.
Dalam situasi tertentu, kadang-kadang individu dihadapkan pada suatu
kesulitan yang bersumber dari dalam dirinya sendiri. Masalah ini timbul
karena individu merasa kurang berhasil dalam menghadapi dan menyesuaikan
diri dengan hal-hal dalam dirinya. Konflik yang berlarut-larut, frustasi dan
neurosis merupakan sumber timbulnya masalah pribadi. Masalah pribadi juga
dapat timbul akibat individu gagal dalam mempertemukan antara aspek-aspek
pribadi disuatu pihak dan keadaan lingkungan di pihak lain.

2
Menurut Surya dan Winkel (1991), aspek-aspek persoalan individu yang
membutuhkan layanan bimbingan pribadi adalah :
1) Kemampuan individu memahami dirinya sendiri
2) Kemampuan individu mengambil keputusan sendiri
3) Kemampuan individu memecahkan masalah yang menyangkut
keadaan batinnya sendiri misalnya persoalan - persoalan yang
menyangkut hubungannya dengan Tuhan.
4) Makna Bimbingan Pribadi

Bimbingan pribadi bisa dimaknai sebagai suatu bantuan dari


pembimbing kepada terbimbing (individu) agar dapat mencapai tujuan dan
tugas perkembangan pribadi dalam mewujudkan pribadi yang mampu
bersosialisasi dan menyesuaikan diri dengan lingkungan nya secara baik.

Menurut Surya (1988) bimbingan pribadi merupakan bimbingan dalam


menghadapi dan memecahkan masalah-masalah pribadi. Relevan dengan
Surya, Winkel (1991) menyatakan bahwa bimbingan pribadi merupakan
proses bantuan yang menyangkut keadaan batinnya sendiri, kejasmaniannya
sendiri.

Berdasarkan pengertian diatas, bimbingan pribadi (personal guidance)


bisa bermakna bimbingan untuk membantu individu untuk mengatasi masalah-
masalah yang bersifat pribadi.

b. Tujuan Bimbingan Pribadi


Berdasarkan makna bimbingan pribadi dapat diketahui bahwa bimbingan
pribadi bertujuan untuk membantu individu agar bisa memecahkan masalah-
masalah yang bersifat pribadi.
Didalam makna bimbingan pribadi menurut depdikbud, tujuan
bimbingan pribadi untuk :
a) Mencapai tujuan dan tugas perkembangan pribadi
b) Mewujudkan pribadi yang mampu bersosialisasi dan menyesuaikan diri
dengan lingkungan nya secara baik.

Bimbingan pribadi juga bertujuan agar individu mampu mengatasi sendiri,


mengambil sikap sendiri atau memecahkan masalah sendiri yang menyangkut

3
keadaan bathinnya sendiri. Dengan perkataan lain, agar individu mampu
mengatasi sendiri di bidang kerohanian, perawatan jasmani dan pengisian
waktu luang.

c. Peran guru dalam membantu perkembangan pribadi peserta didik


Peran guru dalam membantu perkembangan pribadi peserta didik dapat
dilakukan sebagai berikut ini.

1) Bersikap Peduli
Sikap peduli mengandung arti memberi perhatian penuh kepada peserta
didik sebagai pribadi dan memahami apa yang terjadi pada dirinya. Sikap
seperti ini memungkinkan seorang guru mampu menyentuh dunia kehidupan
individual peserta didik dan terbentuknya suatu relasi yang bersifat
membantu (helping relationship).

2) Bersikap Konsisten
Sikap konsisten ialah bagaimana membantu peserta didik untuk
merasakan konsekuensi tindakannya, dan bukan karena persamaan perlakuan
yang diberikan oleh guru. Prinsip konsistesi ini mengandung implikasi bahwa
peristiwa-peristiwa di dalam kelas harus memungkinkan peserta didik
memahami posisi, perananya serta mengembangkan kemampuan sendiri
untuk mengendalikan perilakunya.

3) Mengembangkan Lingkungan yang Stabil


Guru harus berupaya mengembangkan struktur program dan tatanan
yang dapat menumbuhkan perasaan peserta didik bahwa dirinya hidup dalam
dunia yang memiliki ketraturan, stabilitas, dan tujuan. Lingkungan semacam
ini akan membantu perkembangan diri peserta didik, sedang lingkungan yang
tidak menentu, penuh stres, dan kecemasan akan menumbuhkan frustrasi dan
perilaku salah suai.

4) Bersikap Permisif
Sikap permisif adalah memberikan keleluasaan dan menumbuhkan
keberanian peserta didik untuk menyatakan diri dan menguji kemampuannya,
serta bersikap toleran terhadap kekeliruan dan keragaman perilaku peserta
didik.

4
Bidang bimbingan pribadi dapat dirinci sebagai berikut:

1) Penanaman dan pemantapan sikap dan kebiasaan serta pengembangan wawasan


dalam beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa
2) Penanaman dan pemantapan pemahaman tentang kekuatan diri dan
pengembangannya untuk kegiatan-kegiatan yang kreatifdan produktif, baik
dalam kehidupan sehari-hari maupun peranan untuk dimasa depan
3) Pengenalan dan pemantapan pemahaman tentang bakat dan minat pribadi serta
penyaluran dan pengembangannya melalui kegiatan-kegiatan yang kreatif dan
produktif
4) Pengenalan dan pemantapan pemahaman tentang kelemahan diri dan usaha-
usaha penanggulangannya
5) Pemantapan kemampuan mengambil keputusan
6) Pengembangan kemampuan mengarahkan diri sesuai dengan keputusan yang
telah diambilnya
7) Pemantapan dalam perencanaan dan penyelenggaraan hidup sehat, baik secara
rohani maupun jasmani.

2. Bidang Pengembangan Sosial


a. Aspek-aspek Bimbingan Sosial
Selain problem yang menyangkut dirinya sendiri, individu juga
dihadapkan pada problem yang terkait dengan orang lain. Dengan perkataan
lain masalah individu ada yang bersifat pribadi da nada yang bersifat sosial.
Kadang-kadang individu mengalami atau masalah dalam hubungannya
dengan individu lain atau lingkungan sosialnya. Masalah ini dapat timbul
karena individu kurang mampu atau gagal berhubungan dengan lingkungan
sosialnya yang kurang sesuai dengan keadaan dirinya. Problem individu yang
berhubungan dengan lingkungan sosialnya, misal :
a) Kesulitan dalam persahabatan
b) Kesulitan mencari teman
c) Merasa terasing dalam aktivitas kelompok
d) Kesulitan mewujudkan hubungan yang harmonis dalam keluarga
e) Kesulitan dalam menghadapi situasi sosial yang baru

5
Selain problem diatas, aspek-aspek sosial yang memerlukan layanan
bimbingan sosial adalah :

a) Kemampuan individu melakukan sosialisasi dengan lingkungan nya


b) Kemampuan individu melakukan adaptasi
c) Kemampuan individu melakukan hubungan sosial dengan lingkungan
keluarga, sekolah dan masyarakat.

b. Makna Bimbingan Sosial


Bimbingan sosial bermakna suatu bimbingan atau bantuan dalam
menghadapi dan memecahkan masalah sosial seperti pergaulan, penyelesaian
masalah konflik, penyesuaian diri dan sebagainya. Bimbingan sosial juga
bermakna suatu bimbingan atau bantuan dari pembimbing kepada individu
agar dapat mewujudkan pribadi yang mampu bersosialisasi dan
menyesuaikan diri dengan lingkungannya secara baik.
Menurut Djumhur dan Surya (tt) bimbingan sosial (social guidance)
merupakan bimbingan yang bertujuan untuk membantu individu dalam
memecahkan dan mengatasi kesulitan-kesulitan dalam masalah sosial,
sehingga individu mampu menyesuaikan diri secara baik dan wajar dalam
lingkungan sosialnya.
Relevan dengan pendapat diatas, menurut Andi Maipare (1994) suatu
bimbingan dikatakan bimbingan sosial apabila penekanan bimbingan lebih
diarahkan pada usaha-usaha mengurangi masalah-masalah sosial.

c. Tujuan Bimbingan Sosial


Berdasarkan pengertian diatas, tujuan utama pelayanan bimbingan sosial
adalah agar individu yang di bombing mampu melakukan interaksi sosial
secara baik dengan lingkungan nya. Bimbingan sosial juga bertujuan untuk
membantu individu dalam memecahkan dan mengatasi kesulitan-kesulitan
dalam masalah sosial, sehingga individu dapat menyesuaikan diri secara baik
dan wajar dalam lingkungan sosialnya.

6
Dalam konteks manusia sebagai makhluk sosial dan sebagai makhluk
ciptaan Allah SWT. Dahlan (1989) menyatakan bahwa tujuan bimbingan
sosial adalah agar individu mampu mengembangkan diri secara optimal
sebagai makhluk sosial dan makhluk ciptaan Allah Swt.

d. Bentuk-bentuk Layanan Bimbingan Sosial


Ada beberapa macam bentuk layanan bimbingan sosial yang diberikan
kepada para siswa di sekolah. Bentuk-bentuk layanan tersebut :
Pertama, layanan informasi yang mencakup :
a) Informasi tentang keadaan masyarakat dewasa ini yang mencakup :
1. Informasi tentang ciri-ciri masyarakat maju atau medren
2. Makna ilmu pengetahuan
3. Pentingnya IPTEK bagi kehidupan manusia dan lain-lain.
b) Informasi tentang cara-cara bergaul
Informasi tentang cara-cara berkomunikasi penting di berikan kepada
setiap individu. Sebagai makhluk sosial individu perlu berhubungan
dengan orang. Dengan perkataan lain, individu memerlukan orang
lain dalam kehidupannya. Untuk dapat berhubungan dengan orang
lain secara baik individu dituntut untuk mampu beradaptasi dengan
lingkungan nya.

Kedua, Orientasi. Layanan orientasi untuk bidang pengembangan


hubungan sosial adalah : suasana, lembaga dan objek-objek
pengembangan sosial seperti berbagai suasana hubungan sosial antar
individu dalam keluarga, organisasi atau lembaga tertentu, dalam acara
sosial tertentu.

3. Bidang Pengembangan Kegiatan Belajar


a. Aspek-aspek Bimbingan Belajar

Siswa disekolah baik sebagai pribadi maupun sebagai anggota


masyarakat memiliki masalah yang satu sama lain berbeda tingkat
kompleksitasnya. Masalah siswa disekolah ada yang disebabkan oleh kondisi
dalam diri siswa sendiri dan ada yang disebabkan oleh kondisi luar diri siswa.

7
Beberapa aspek masalah belajar yang memerlukan layanan bimbingan
belajar atau bimbingan akademik (academic guidance) adalah :

a) Kemampuan belajar rendah


b) Motivasi belajar yang rendah
c) Minat belajar yang rendah
d) Tidak berbakat pada mata pelajaran tertentu
e) Kesulitan berkonsentrasi dalam belajar
f) Sikap belajar yang tidak terarah
g) Perilaku mal adaptif dalam belajar seperti suka mengganggu teman
ketika belajar
h) Prestasi belajar yang rendah
i) Penyaluran kelompok belajardan kegiatan belajar siswa lainnya
j) Pemilihan dan penyaluran jurusan
k) Pemilihan pendidikan lanjutan
l) Gagal ujian dan tidak naik kelas
m) Tidak lulus ujian dan lain sebagainya

Menurut Surya (1988) beberapa aspek masalah individu (siswa) yang


memerlukan layanan bimbingan belajar adalah :

a) Pengenalan kurikulum
b) Pemilihan jurusan
c) Cara belajar yang tepat
d) Perencanaan pendidikan dan lain sebagainya.

b. Makna Bimbingan Belajar

Bimbingan belajar adalah suatu bantuan dari pembimbing kepada


individu dalam hal menemukan cara belajar yang tepat, dalam memilih
program studi yang sesuai dan dalam mengatasi kesukaran-kesukaran yang
timbul berkaitan dengan tuntutan-tuntutan belajar di institusi pendidikan
(Winkel,1991). Berdasarkan pengertian diatas, bimbingan belajar bisa
bermakna suatu bantuan dari pembimbing kepada terbimbing dalam
menghadapi dan memecahkan masalah-masalah belajar.

8
Relevan dengan pengertian diatas, Surya (1988) menyatakan bahwa
bimbingan belajar merupakan jenis bimbingan yang membantu para siswa
dalam menghadapi dan memecahkan masalah pendidikan.

c. Tujuan Bimbingan Belajar

Secara umum oleh karena siswa merupakan individu yang sedang dalam
proses perkembangan, maka tujuan bimbingan belajar adalah membantu
individu agar mencapai perkembangan yang optimal sehingga tidak
mengambat perkembangan siswa. Siswa yang perkembangannya terhambat
atau terganggu akan berpengaruh terhadap perkembangan dan kemampuan
belajarnya.

Selain tujuan secara umum diatas, secara lebih khusus berdasarkan


pengertian diatas dapat diketahui bahwa tujuan bimbingan belajar adalah agar
siswa mampu menghadapi dan memecahkan amsalah-masalah belajar. Dalam
konteks kemandirian, tujuan bimbingan belajar adalah agar siswa mandiri
dalam belajar.

d. Bentuk-bentuk Layanan Bimbingan Belajar

Yang lebih tepat, bentuk bimbingan belajar kepada para siswa adalah
menyesuaikan dengan masalah belajar yang terjadi dan dihadapi oleh siswa.
Dengan melihat spesifikasi masalah yang dihadapi siswa, guru pembimbing
dapat merumuskan program layanan bimbingan belajar kepada siswa.

Beberapa bentuk layanan bimbingan belajar yang bisa diberikan kepada


para siswa disekolah adalah :

Pertama, orientasi kepada siswa (khususnya siswa baru) tentang tujuan


institusional (tujuan sekolah), isi kuirkulum pembelajaran, struktur organisasi
sekolah, cara-cara belajar yang tepat, penyesuaian diri dengan corak
pendidikan di sekolah.

Kedua, penyadaran kembali secara berkala tentang cara belajar yang


tepat selama mengikuti pelajaran disekolah maupun dirumah baik secara
individu maupun berkelompok.

9
Ketiga, bantuan dalam memilih jurusan atau program studi yang
sesuai,memilih kegiatan-kegiatan non akademik yang menunjang usaha
belajar dan memilih program studi lanjutan untuk tingkat pendidika yang lebih
tinggi. Bantuan ini juga mencakup penyebaran informasi tentang program
informasi yang tersedia pada jejang pendidikan tertentu.

Keempat, pengumpulan data siswa, yang berkenaan dengan kemampuan


intelektual, bakat khusus, arah minat, cita-cita hidup pada program-program
studi atau jurusan tertentu dan lain sebagainya.

Kelima, bantuan dalam mengatasi kesulitan-kesulitan seperti kurang


mampu menyusun dan mentaati jadwal belajar dirumah, kurang siap
menghadapi ulangan atau ujian, kurang dapat berkonsentrasi, kurang
menguasai cara belajar yang tepat di berbagai mata pelajaran, menghadapi
keadaan dirumah yang mempersulit cara belajar secara rutin.

Keenam, bantuan dalam hal membentuk kelompok-kelompok belajar dan


mengatur kegitan-kegiatan belajar kelompok supaya belajar secara efektif dan
efesien.

4. Bidang Pengembangan Karir


a. Aspek-aspek Bimbingan Karier
Karier-karier tertentu berkaitan erat dengan latar belakang pendidikan.
Oleh sebab itu, bimbingan karier di sekolah harus sudah dikembangkan.
Namun pengembangan bimbingan karier di sekolah tentu disesuaikan dengan
tingkatan lembaga pendidikan yang bersangkutan. Artinya bimbingan karier di
sekolah dasar tentu tidak sama dengan di SMP, begitu juga di SMA. Dalam
masyarakat modern seperti sekarang, dikenal banyak variasi dan ragam karier.
Realitas itu menuntut kemampuan membuat pilihan karier-karier tertentu yang
sesuai dengan tingkat pendidikan, kemampuan dan karakteristik kepribadian
yang bersangkutan.
Beberapa aspek masalh karier yang membutuhkan pelayanan bimbingan
karier di sekolah dasar adalah :
a) Pemahaman terhadap dunia kerja
b) Perencanaan dan pemilihan karier atau jabatan tertentu
c) Penyediaan berbagai program studi yang berorietansi karier

10
d) Nilai-nilai kehidupan yang berkenaan dengan karier
e) Cita-cita masa depan
f) Minat terhadap karier tertentu
g) Kemampuan dalam bidang karier tertentu
h) Bakat khusus terhadap karier tertentu
i) Kepribadian yang berkenaan karier tertentu
j) Harapan keluarga
k) Masa depan karier yang akan diperoleh
l) Penyesuaian diri terhadap tuntutan-tuntutan yang terkandung dalam karier
atau jabatan
m) Pasar kerja dan pengembangan karier dan lain sebagainya.

b. Makna Bimbingan Karier

Menurut Winkel (1991), bimbingan karier merupakan bantuan dalam


menyiapkan diri menghadapi dunia pekerjaan, pemilihan lapangan pekerjaan
serta membekali diri agar siap memangku jabatan tersebut dan dalam
menyesuaikan diri dengan tuntutan-tuntutan dari lapangan pekerjaan yang
telah dimasuki. Berdasarkan pengertian diatas bimbingan karier bisa bermakna
suatu bantuan dari pembimbing kepada terbimbing dalam menghadapi dan
memecahkan masalah-masalah karier.

Bimbingan karier bermakna jenis bimbingan yang membantu siswa


dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah-masalah yang menyangkut
karier tertentu.

c. Tujuan Bimbingan Karier

Berdasarkan pengertian diatas, dapat diketahui bahwa tujuan pelayanan


bimbingan karier disekolah adalah :

a) Agar siswa memperoleh informasi tentang karier atau jabatan atau profesi
tertentu
b) Agar siswa memperoleh pemahaman tentang karier atau pekerjaan secara
benar

11
c) Agar siswa mampu merencanakan dan membuat pilihan-pilihan karier
kelak setelah selesai dari pendidikan
d) Agar siswa mampu menyesuaikan diri dengan karier yang akan dipilihnya
kelak
e) Agar siswa mampu mengembangkan karier setelah selesai dari
pendidikannya.

Selain tujuan diatas, bimbingan karier disekolah juga bertujuan untuk :

a) Mengenal berbagai jenis jabatan yang terbuka baginya dan sekaligus


bermakna serta memuaskan dan menghayati nilai-nilai yang dianut oleh
masyarakat yang berorientasi pada karier
b) Mampu membuat keputusan-keputusan rasional sehubungan dengan
tujuan-tujuan yang ingin diperjuangkan dalam bidang karier tertentu
c) Melaksanankan keputusan-keputusan tersebut dalam bentuk mengintegrasi
kan nilai-nilai yang terkandung dalam karier serta sikap-sikap yang
dituntut untuk berkarier.

Dengan perkataan lain, tujuan bimbingan karier di sekolah dasar


adalah agar siswa mampu memahami, merencanakan, memilih, menyesuaikan
diri dan mengembangkan karier-karier tertentu setelah mereka tamat dari
pendidikannya. Dengan demikian bimbingan karier di sekolah tidak secara
langsung membantu siswa untuk berkarier tapi lebih banyak bersifat
informasi. Hal ini tentunya pengecualian bagi sekolah-sekolah kejuruan yang
berorientasi karier, dimana selain siswa dibekali tentang aplikasi karier-karier
tertentu juga dibimbing bagaimana pemilihan, perencanaan dan
pengembangannya.

d. Bentuk-bentuk Layanan Bimbingan Karier

Beberapa jenis layanan bimbingan karier yang bisa diberikan kepada


siswa disekolah antara lain : pertama, layanan informasi tentang diri sendiri
yang mencakup :

a) Kemampuan intelektual
b) Bakat khusus di bidang akademik
c) Minat-minat umum dan khusus

12
d) Hasil belajar dalam berbagai bidang studi
e) Sifat-sifat kepribadian yang ada relevansinya dengan karier seperti potensi
kepemimpinan, kerajinan, kejujuran, keterbukaan dan lain sebaginya
f) Nilai-nilai kehidupan dan cita-cita masa depan
g) Keterampilan-keterampilan khusus yang dimiliki siswa
h) Kesehatan fisik dan mental
i) Kematangan vokasional dan lain sebaginya.

Kedua, layanan informasi tentang lingkungan hidup yang relevan bagi


perencanaan karier yang mencakup :

a) Informasi pendidikan (educational information)


b) Informasi jabatan (vocational information)
c) Informasi karier (career information)

Ketiga, layanan penempatan yakni usaha-usaha membantu siswa


merencanakan masa depannya selama masih dibangku sekolah dan sesudah tamat
dalam mengambil program studi tertentu sebagai studi lanjutan atau langsung
bekerja.

Tujuan layanan ini adalah agar siswa menempatkan diri dalam proram studi
akademik dan nonakademik yang menunjang perkembangannya dan semakin
merealisasikan rencana masa depannya atau melibatkan diri dalam lingkup suatu
jabatan yang diharapkan cocok baginya dan memberikan kepuasan kepadanya.
Layanan penempatan mencakup :

a) Perencanaan masa depan


b) Pengambilan keputusan
c) Penyaluran ke salah satu jalur studi akademik, program kegiatan
ekstrakulikuler, program persiapan prajabatan
d) Pemamtapan dan reorientasi apabila diperlukan
e) Pengumpulan data dalam rangka penelitian terhadap mereka yang sudah tamat
sekolah.

Keempat, Orientasi. Layanan orientasi untuk bidang pengembangan karier


mencakup : suasana, lembaga, dan objek karier seperti kantor, engkel, pabrik,
pengoperasionalan perangkat kerja tertentu dan lain sebagainya.

13
B. Peran Guru Dalam Bidang Pengembangan Pelayanan Bk Sesuai Dengan Mata
Pelajaran Yang Diampu / Dibina
Guru berusaha membimbing siswa agar dapat menemukan berbagai potensi
yang dimilikinya, membimbing siswa agar dapat mencapai dan melaksanakan tugas-
tugas perkembangan mereka, sehingga dengan ketercapaian itu ia dapat tumbuh dan
berkembang sebagai individu yang mandiri dan produktif. Siswa adalah individu
yang unik. Artinya, tidak ada dua individu yang sama. Walaupun secara fisik
mungkin individu memiliki kemiripan, akan tetapi pada hakikatnya mereka tidaklah
sama, baik dalam bakat, minat, kemampuan dan sebagainya. Di samping itu setiap
individu juga adalah makhluk yang sedang berkembang. Irama perkembangan mereka
tentu tidaklah sama juga. Perbedaan itulah yang menuntut guru harus berperan
sebagai pembimbing.
Hubungan guru dan siswa seperti halnya seorang petani dengan tanamannya.
Seorang petani tidak bisa memaksa agar tanamannya cepat berbuah dengan menarik
batang atau daunnya. Tanaman itu akan berbuah manakala ia memiliki potensi untuk
berbuah serta telah sampai pada waktunya untuk berbuah. Tugas seorang petani
adalah menjaga agar tanaman itu tumbuh dengan sempurna, tidak terkena hama
penyakit yang dapat menyebabkan tanaman tidak berkembang dan tidak tumbuh
dengan sehat, yaitu dengan cara menyemai, menyiram, memberi pupuk dan memberi
obat pembasmi hama. Demikian juga halnya dengan seorang guru. Guru tidak dapat
memaksa agar siswanya jadi ”itu” atau jadi ”ini”. Siswa akan tumbuh dan
berkembang menjadi seseorang sesuai dengan minat dan bakat yang dimilikinya.
Tugas guru adalah menjaga, mengarahkan dan membimbing agar siswa tumbuh dan
berkembang sesuai dengan potensi, minat dan bakatnya. Inilah makna peran sebagai
pembimbing. Jadi, inti dari peran guru sebagai pembimbing adalah terletak pada
kekuatan intensitas hubungan interpersonal antara guru dengan siswa yang
dibimbingnya.
Di sekolah, tugas dan tanggung jawab utama guru adalah melaksanakan
kegiatan pembelajaran siswa. Kendati demikian, bukan berarti dia sama sekali lepas
dengan kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling. Peran dan konstribusi guru
mata pelajaran tetap sangat diharapkan guna kepentingan efektivitas dan efisien
pelayanan Bimbingan dan Konseling di sekolah. Bahkan dalam batas-batas tertentu
guru pun dapat bertindak sebagai konselor bagi siswanya. Wina Senjaya (2006)
menyebutkan salah satu peran yang dijalankan oleh guru yaitu sebagai pembimbing
14
dan untuk menjadi pembimbing baik guru harus memiliki pemahaman tentang anak
yang sedang dibimbingnya. Sementara itu, berkenaan peran guru mata pelajaran
dalam bimbingan dan konseling, Sofyan S. Willis (2005) mengemukakan bahwa
guru-guru mata pelajaran dalam melakukan pendekatan kepada siswa harus
manusiawi-religius, bersahabat, ramah, mendorong, konkret, jujur dan asli,
memahami dan menghargai tanpa syarat.
Lebih jauh, Abin Syamsuddin (2003) menyebutkan bahwa guru sebagai
pembimbing dituntut untuk mampu mengidentifikasi siswa yang diduga mengalami
kesulitan dalam belajar, melakukan diagnosa, prognosa, dan kalau masih dalam batas
kewenangannya, harus membantu pemecahannya (remedial teaching). Berkenaan
dengan upaya membantu mengatasi kesulitan atau masalah siswa, peran guru tentu
berbeda dengan peran yang dijalankan oleh konselor profesional. Sofyan S. Willis
(2004) mengemukakan tingkatan masalah siswa yang mungkin bisa dibimbing oleh
guru yaitu masalah yang termasuk kategori ringan, seperti: membolos, malas,
kesulitan belajar pada bidang tertentu, berkelahi dengan teman sekolah, bertengkar,
minum minuman keras tahap awal, berpacaran, mencuri kelas ringan.
Dalam konteks organisasi layanan Bimbingan dan Konseling, di sekolah, peran
dan konstribusi guru sangat diharapkan guna kepentingan efektivitas dan efisien
pelayanan Bimbingan dan Konseling di sekolah. Prayitno (2003) memerinci peran,
tugas dan tanggung jawab guru-guru mata pelajaran dalam bimbingan dan konseling
adalah:
a. Membantu konselor mengidentifikasi siswa-siswa yang memerlukan
layanan bimbingan dan konseling, serta pengumpulan data tentang siswa-
siswa tersebut.
b. Membantu memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan konseling kepada
siswa.
c. Mengalihtangankan siswa yang memerlukan pelayanan bimbingan dan
konseling kepada konselor.
d. Menerima siswa alih tangan dari konselor, yaitu siswa yang menuntut
konselor memerlukan pelayanan khusus, seperti pengajaran/latihan
perbaikan, dan program pengayaan.
e. Membantu mengembangkan suasana kelas, hubungan guru-siswa dan
hubungan siswa-siswa yang menunjang pelaksanaan pelayanan
pembimbingan dan konseling.
15
f. Memberikan kesempatan dan kemudahan kepada siswa yang memerlukan
layanan/kegiatan bimbingan dan konseling untuk mengikuti/menjalani
layanan/kegiatan yang dimaksudkan itu.
g. Berpartisipasi dalam kegiatan khusus penanganan masalah siswa, seperti
konferensi kasus.
h. Membantu pengumpulan informasi yang diperlukan dalam rangka penilaian
pelayanan bimbingan dan konseling serta upaya tindak lanjutnya.

Peranan guru dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling dapat di bedakan


menjadi beberapa bagian yaitu:

1. Tugas guru dalam layanan bimbingan dalam kelas


Kejelasan gambaran tugas dapat memotivasi guru untuk berperan secara
aktif dalam kegiatan bimbingan dan mereka merasa ikut bertanggung jawab atas
terlaksananya kegiatan itu.
Perilaku guru dapat mempengaruhi keberhasilan belajar, misalnya guru
yang bersifat otoriter akan menimbulkan suasana tegang, hubungan guru siswa
menjadi kaku, keterbukaan siswa untuk mengemukakan kesulitan-kesulitan
sehubungan dengan pelajaran itu menjadi terbatas. Oleh karena itu, guru harus
dapat menerapkan fungsi bimbingan dalam kegiatan belajar-mengajar. Seorang
guru dapat melakukan bimbingan di dalam kelas dengan hal-hal berikut:
a. Guru sebagai pembangkit motivasi belajar
Pembangkitan motivasi belajar oleh guru kelas dapat dilakukan
secara khusus menggunakan jam pelajaran atau diselipkan sambil
mengajar atau memberikan latihan-latihan. Selain itu guru juga harus
melakukan upaya-upaya untuk membangkitkan motivasi belajar
peserta didik antara lain:
a) Menjelaskan manfaat dan tujuan dari pelajaran yang diberikan.
Tujuan yang jelas dan manfaat yang betul-betul dirasakan oleh
peserta didik akan membangkitkan motivasi belajar.
b) Memilih materi atau bahan pelajaran yang betul-betul dibutuhkan
oleh siswa. Sesuatu yang dibutuhkan akan menarik minat sisiwa,
dan minat tersebut merupakan salah satu bentuk motivasi.
c) Memilih cara penyajian yang bervariasi, sesuai dengan
kemampuan peserta didik dan banyak memberikan kesempatan

16
kepada peserta didik untuk mencoba dan berpartisipasi. Banyak
berbuat dalam belajar akan lebih membangkitkan semangat
dibandingkan hanya dengan mendengarkan. Oleh karena itu, guru
perlu menciptakan berbagai kegiatan peserta didik di dalam kelas.
d) Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk meraih
kesuksesan. Kesuksesan yang dicapai oleh peserta didik akan
membangkitkan motivasi belajar, dan sebaliknya kegagalan yang
terjadi pada peserta didik dapat menghilangkan motivasi.
e) Memberikan kemudahan dan bantuan kepada peserta didik dalam
proses belajar. Tugas guru ialah membantu mengoptimalkan
perkembangan siswa. Agar perkembangan peserta didik lancar,
guru memberikan kemudahan-kemudahan dalam belajar, dan tidak
mempersulit perkembangan belajar yang dialami siswa. Apabila
peserta didik mengalami kesulitan atau hambatan dalam belajar,
guru memberikan bantuan baik secara langsung maupun dengan
memberi petunjuk kepada siapa atau kemana meminta bantuan.
f) Memberikan pujian, ganjaran, ataupun hadiah untuk
membangkitkan motivasi belajar peserta didik.

b. Guru sebagai tokoh kunci dalam bimbingan


Guru memiliki hubungan yang erat dengan murid. Karena guru
banyak memiliki waktu dan kesempatan untuk mempelajari murid,
mengawasi tingkah laku dan kegiatannya. Kedudukan guru dalam
pendidikan yaitu memiliki wewenang sepenuhnya dalam mempelajari
dan memahami siswa-siswanya, bukan saja sebagai individu tetapi juga
sebagai anggota kelompok atau kelasnya. Sejak siswa masuk ke
sekolah dari pagi hari sampai sekolah usai, guru akan memanfaatkan
setiap kesempatan untuk membantu BK dalam mengumpulkan data
yang diperlukan agar dapat memahami siswa dengan baik.
Sebagian dari data tersebut didapatkan dari murid sendiri atau
dari orang tuanya dengan mengisi formulir-formulir isian atau melalui
informasi lisan. Data lainnya diperoleh dari pelaksanaan tes atau
melalui observasi terhadap kegiatan-kegiatan siswa, kebiasaan dan
tingkah lakunya baik di dalam kelas maupun diluar kelas. Karena itulah
17
guru memiliki peran penting sebagai anggota utama di antara petugas-
petugas bimbingan. Pada umumnya guru tersebut berada pada posisi
yang lebih baik untuk mengetahui masalah-masalah, sikap dan
kebutuhan siswa sehingga memudahkan guru untuk memberikan
bantuan kepada siswa yang membutuhkan.

c. Mengetahui murid sebagai individu


Tugas pertama guru dalam bimbingan adalah mengetahui atau
lebih mengenal siswanya. Kegiatan bimbingan tidak akan berhasil
dengan baik manakala guru kurang memahami siswa. Oleh karena itu
diperlukan pemahaman atau pengetahuan terhadap siswa tentang
kebiasaannya dalam belajar, dalam bermain, kesehatannya, asal-
usulnya, teman-teman karibnya bahkan latar belakang sosial-
ekonominya Djumhur (1975: 127-129).
Beberapa hal yang perlu diperhatikan guru dalam proses
belajar-mengajar sesuai dengan fungsinya sebagai guru dan
pembimbing, yaitu: Mengusahakan agar siswa-siswa dapat memahami
dirinya, kecakapan-kecakapan, sikap, minat, dan
pembawaannya. Menyediakan kondisi-kondisi yang memungkinkan
setiap siswa merasa aman, dan berkeyakinan bahwa kecakapan dan
prestasi yang dicapainya mendapat penghargaan dan
perhatian. Mengembangkan sikap-sikap dasar bagi tingkah laku sosial
yang baik. Menyediakan kondisi dan kesempatan bagi setiap siswa
untuk memperoleh hasil yang lebih baik. Membantu memilih jabatan
yang cocok, sesuai dengan bakat, kemampuan dan minatnya. Perlakuan
terhadap siswa secara hangat, ramah, rendah hati,
menyenangkan. Perlakuan terhadap siswa didasarkan atas keyakinan
bahwa sebagai individu, siswa memiliki potensi untuk berkembang dan
maju serta mampu mengarahkan dirinya sendiri untuk
mandiri. Kepekaan terhadap perasaan yang dinyatakan oleh siswa dan
membantu siswa untuk menyadari perasaannya itu. Kesadaran bahwa
tujuan mengajar bukan terbatas pada penguasaan siswa terhadap bahan
pengajaran saja, melainkan menyangkut pengembangan siswa menjadi
individu yang lebih dewasa.
18
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Bimbingan merupakan suatu proses bantuan psikologis dan kemanusiaan
secara ilmiah dan profesional yang dibekali oleh pembimbing kepada yang dibimbing
(peserta didik) agar ia dapat berkembang secara optimal. Sedangkan konseling
merupakan situasi pertemuan tatap muka antara konselor dengan klien (siswa) yang
berusaha memecahkan sebuah masalah dengan mempertimbangkannya bersama-sama
sehingga klien dapat memecahkan masalahnya berdasarkan penentuan sendiri.
Materi bimbingan dan konseling di Perkuliahan termuat dalam 4 (empat)
bidang bimbingan yaitu : Bimbingan sosial, bimbingan belajar, bimbingan karier, dan
bimbingan pribadi serta peran guru dalam bidang pengembangan pelayanan BK sesuai
dengan mata pelajaran yang diampu/dibina. Bimbingan sosial membantu peserta didik
dalam interaksi dengan lingkungan sosialnya. Bimbingan belajar membantu peserta
didik mengembangkan kemampuan belajar dalam mengikuti pendidikannya.
Bimbingan karier membantu peserta didik peserta didik agar dapat menentukan
kemana selanjutnya mereka akan melangkah setelah lulus. Bimbingan pribadi
membantu peserta didik dalam mengenal dirinya sendiri. Bimbingan keluarga
membantu peserta didik memahami tugas dan tanggung jawabnya sebagai anggota
keluarga.

B. Saran
Demikian makalah yang kami susun, semoga dapat memberikan pengetahuan
bagi pembaca.Kami sebagai penyusun menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata
sempurna, untuk itu kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Kami sangat
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan makalah yang akan
datang.

19
DAFTAR PUSTAKA

Natawijaya, Rochman dkk. 1985. Pengantar Bimbingan dan Penyuluhan Modul UT 1-3. Jakarta:

Depdikbud.

Ketut Sukadi,Dewa, 2000, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan Dan Konseling Di

Sekolah.Jakarta : Rineka Cipta.

Prayitno., Amti, erman. 1999, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, Jakarta, Rineka Cipta.

Satori,dkk. 2007. Profesi Keguruan. Jakarta: Universitas Terbuka.

Sofyan Willis. 2004. Konseling Individual, Teori dan Praktek. Bandung: Alfabeta

20

Anda mungkin juga menyukai