Oleh :
Kelompok 6
17 BKT 13
- Maisyaroh (17129109)
2020
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi.
Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lai
berkat bantuan, dorongan dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-kendala yang
penulis hadapi teratasi
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya, oleh karena itu
kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari dosen pembimbing
demi perbaikan pembuatan makalah kami di masa yang akan datang dan mengharapkan
kritik dan saran dari para pembaca pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan wawasan
yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para
mahasiswa Universitas Negeri Padang.
i
DAFTAR ISI
A. Simpulan ................................................................................................. 19
B. Saran ....................................................................................................... 19
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana 4 Bidang Pelayanan BK ?
2. Bagaimana Peran guru dalam bidang pengembangan pelayanan BK sesuai
dengan mata pelajaran yang diampu/dibina ?
C. Tujuan Penulisan
Dari rumusan masalah diatas, dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut:
1. Untuk Mengetahui 4 Bidang Pelayanan BK.
2. Untuk Mengetahui Peran guru dalam bidang pengembangan pelayanan BK
sesuai dengan mata pelajaran yang diampu/dibina.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Menurut Surya dan Winkel (1991), aspek-aspek persoalan individu yang
membutuhkan layanan bimbingan pribadi adalah :
1) Kemampuan individu memahami dirinya sendiri
2) Kemampuan individu mengambil keputusan sendiri
3) Kemampuan individu memecahkan masalah yang menyangkut
keadaan batinnya sendiri misalnya persoalan - persoalan yang
menyangkut hubungannya dengan Tuhan.
4) Makna Bimbingan Pribadi
3
keadaan bathinnya sendiri. Dengan perkataan lain, agar individu mampu
mengatasi sendiri di bidang kerohanian, perawatan jasmani dan pengisian
waktu luang.
1) Bersikap Peduli
Sikap peduli mengandung arti memberi perhatian penuh kepada peserta
didik sebagai pribadi dan memahami apa yang terjadi pada dirinya. Sikap
seperti ini memungkinkan seorang guru mampu menyentuh dunia kehidupan
individual peserta didik dan terbentuknya suatu relasi yang bersifat
membantu (helping relationship).
2) Bersikap Konsisten
Sikap konsisten ialah bagaimana membantu peserta didik untuk
merasakan konsekuensi tindakannya, dan bukan karena persamaan perlakuan
yang diberikan oleh guru. Prinsip konsistesi ini mengandung implikasi bahwa
peristiwa-peristiwa di dalam kelas harus memungkinkan peserta didik
memahami posisi, perananya serta mengembangkan kemampuan sendiri
untuk mengendalikan perilakunya.
4) Bersikap Permisif
Sikap permisif adalah memberikan keleluasaan dan menumbuhkan
keberanian peserta didik untuk menyatakan diri dan menguji kemampuannya,
serta bersikap toleran terhadap kekeliruan dan keragaman perilaku peserta
didik.
4
Bidang bimbingan pribadi dapat dirinci sebagai berikut:
5
Selain problem diatas, aspek-aspek sosial yang memerlukan layanan
bimbingan sosial adalah :
6
Dalam konteks manusia sebagai makhluk sosial dan sebagai makhluk
ciptaan Allah SWT. Dahlan (1989) menyatakan bahwa tujuan bimbingan
sosial adalah agar individu mampu mengembangkan diri secara optimal
sebagai makhluk sosial dan makhluk ciptaan Allah Swt.
7
Beberapa aspek masalah belajar yang memerlukan layanan bimbingan
belajar atau bimbingan akademik (academic guidance) adalah :
a) Pengenalan kurikulum
b) Pemilihan jurusan
c) Cara belajar yang tepat
d) Perencanaan pendidikan dan lain sebagainya.
8
Relevan dengan pengertian diatas, Surya (1988) menyatakan bahwa
bimbingan belajar merupakan jenis bimbingan yang membantu para siswa
dalam menghadapi dan memecahkan masalah pendidikan.
Secara umum oleh karena siswa merupakan individu yang sedang dalam
proses perkembangan, maka tujuan bimbingan belajar adalah membantu
individu agar mencapai perkembangan yang optimal sehingga tidak
mengambat perkembangan siswa. Siswa yang perkembangannya terhambat
atau terganggu akan berpengaruh terhadap perkembangan dan kemampuan
belajarnya.
Yang lebih tepat, bentuk bimbingan belajar kepada para siswa adalah
menyesuaikan dengan masalah belajar yang terjadi dan dihadapi oleh siswa.
Dengan melihat spesifikasi masalah yang dihadapi siswa, guru pembimbing
dapat merumuskan program layanan bimbingan belajar kepada siswa.
9
Ketiga, bantuan dalam memilih jurusan atau program studi yang
sesuai,memilih kegiatan-kegiatan non akademik yang menunjang usaha
belajar dan memilih program studi lanjutan untuk tingkat pendidika yang lebih
tinggi. Bantuan ini juga mencakup penyebaran informasi tentang program
informasi yang tersedia pada jejang pendidikan tertentu.
10
d) Nilai-nilai kehidupan yang berkenaan dengan karier
e) Cita-cita masa depan
f) Minat terhadap karier tertentu
g) Kemampuan dalam bidang karier tertentu
h) Bakat khusus terhadap karier tertentu
i) Kepribadian yang berkenaan karier tertentu
j) Harapan keluarga
k) Masa depan karier yang akan diperoleh
l) Penyesuaian diri terhadap tuntutan-tuntutan yang terkandung dalam karier
atau jabatan
m) Pasar kerja dan pengembangan karier dan lain sebagainya.
a) Agar siswa memperoleh informasi tentang karier atau jabatan atau profesi
tertentu
b) Agar siswa memperoleh pemahaman tentang karier atau pekerjaan secara
benar
11
c) Agar siswa mampu merencanakan dan membuat pilihan-pilihan karier
kelak setelah selesai dari pendidikan
d) Agar siswa mampu menyesuaikan diri dengan karier yang akan dipilihnya
kelak
e) Agar siswa mampu mengembangkan karier setelah selesai dari
pendidikannya.
a) Kemampuan intelektual
b) Bakat khusus di bidang akademik
c) Minat-minat umum dan khusus
12
d) Hasil belajar dalam berbagai bidang studi
e) Sifat-sifat kepribadian yang ada relevansinya dengan karier seperti potensi
kepemimpinan, kerajinan, kejujuran, keterbukaan dan lain sebaginya
f) Nilai-nilai kehidupan dan cita-cita masa depan
g) Keterampilan-keterampilan khusus yang dimiliki siswa
h) Kesehatan fisik dan mental
i) Kematangan vokasional dan lain sebaginya.
Tujuan layanan ini adalah agar siswa menempatkan diri dalam proram studi
akademik dan nonakademik yang menunjang perkembangannya dan semakin
merealisasikan rencana masa depannya atau melibatkan diri dalam lingkup suatu
jabatan yang diharapkan cocok baginya dan memberikan kepuasan kepadanya.
Layanan penempatan mencakup :
13
B. Peran Guru Dalam Bidang Pengembangan Pelayanan Bk Sesuai Dengan Mata
Pelajaran Yang Diampu / Dibina
Guru berusaha membimbing siswa agar dapat menemukan berbagai potensi
yang dimilikinya, membimbing siswa agar dapat mencapai dan melaksanakan tugas-
tugas perkembangan mereka, sehingga dengan ketercapaian itu ia dapat tumbuh dan
berkembang sebagai individu yang mandiri dan produktif. Siswa adalah individu
yang unik. Artinya, tidak ada dua individu yang sama. Walaupun secara fisik
mungkin individu memiliki kemiripan, akan tetapi pada hakikatnya mereka tidaklah
sama, baik dalam bakat, minat, kemampuan dan sebagainya. Di samping itu setiap
individu juga adalah makhluk yang sedang berkembang. Irama perkembangan mereka
tentu tidaklah sama juga. Perbedaan itulah yang menuntut guru harus berperan
sebagai pembimbing.
Hubungan guru dan siswa seperti halnya seorang petani dengan tanamannya.
Seorang petani tidak bisa memaksa agar tanamannya cepat berbuah dengan menarik
batang atau daunnya. Tanaman itu akan berbuah manakala ia memiliki potensi untuk
berbuah serta telah sampai pada waktunya untuk berbuah. Tugas seorang petani
adalah menjaga agar tanaman itu tumbuh dengan sempurna, tidak terkena hama
penyakit yang dapat menyebabkan tanaman tidak berkembang dan tidak tumbuh
dengan sehat, yaitu dengan cara menyemai, menyiram, memberi pupuk dan memberi
obat pembasmi hama. Demikian juga halnya dengan seorang guru. Guru tidak dapat
memaksa agar siswanya jadi ”itu” atau jadi ”ini”. Siswa akan tumbuh dan
berkembang menjadi seseorang sesuai dengan minat dan bakat yang dimilikinya.
Tugas guru adalah menjaga, mengarahkan dan membimbing agar siswa tumbuh dan
berkembang sesuai dengan potensi, minat dan bakatnya. Inilah makna peran sebagai
pembimbing. Jadi, inti dari peran guru sebagai pembimbing adalah terletak pada
kekuatan intensitas hubungan interpersonal antara guru dengan siswa yang
dibimbingnya.
Di sekolah, tugas dan tanggung jawab utama guru adalah melaksanakan
kegiatan pembelajaran siswa. Kendati demikian, bukan berarti dia sama sekali lepas
dengan kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling. Peran dan konstribusi guru
mata pelajaran tetap sangat diharapkan guna kepentingan efektivitas dan efisien
pelayanan Bimbingan dan Konseling di sekolah. Bahkan dalam batas-batas tertentu
guru pun dapat bertindak sebagai konselor bagi siswanya. Wina Senjaya (2006)
menyebutkan salah satu peran yang dijalankan oleh guru yaitu sebagai pembimbing
14
dan untuk menjadi pembimbing baik guru harus memiliki pemahaman tentang anak
yang sedang dibimbingnya. Sementara itu, berkenaan peran guru mata pelajaran
dalam bimbingan dan konseling, Sofyan S. Willis (2005) mengemukakan bahwa
guru-guru mata pelajaran dalam melakukan pendekatan kepada siswa harus
manusiawi-religius, bersahabat, ramah, mendorong, konkret, jujur dan asli,
memahami dan menghargai tanpa syarat.
Lebih jauh, Abin Syamsuddin (2003) menyebutkan bahwa guru sebagai
pembimbing dituntut untuk mampu mengidentifikasi siswa yang diduga mengalami
kesulitan dalam belajar, melakukan diagnosa, prognosa, dan kalau masih dalam batas
kewenangannya, harus membantu pemecahannya (remedial teaching). Berkenaan
dengan upaya membantu mengatasi kesulitan atau masalah siswa, peran guru tentu
berbeda dengan peran yang dijalankan oleh konselor profesional. Sofyan S. Willis
(2004) mengemukakan tingkatan masalah siswa yang mungkin bisa dibimbing oleh
guru yaitu masalah yang termasuk kategori ringan, seperti: membolos, malas,
kesulitan belajar pada bidang tertentu, berkelahi dengan teman sekolah, bertengkar,
minum minuman keras tahap awal, berpacaran, mencuri kelas ringan.
Dalam konteks organisasi layanan Bimbingan dan Konseling, di sekolah, peran
dan konstribusi guru sangat diharapkan guna kepentingan efektivitas dan efisien
pelayanan Bimbingan dan Konseling di sekolah. Prayitno (2003) memerinci peran,
tugas dan tanggung jawab guru-guru mata pelajaran dalam bimbingan dan konseling
adalah:
a. Membantu konselor mengidentifikasi siswa-siswa yang memerlukan
layanan bimbingan dan konseling, serta pengumpulan data tentang siswa-
siswa tersebut.
b. Membantu memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan konseling kepada
siswa.
c. Mengalihtangankan siswa yang memerlukan pelayanan bimbingan dan
konseling kepada konselor.
d. Menerima siswa alih tangan dari konselor, yaitu siswa yang menuntut
konselor memerlukan pelayanan khusus, seperti pengajaran/latihan
perbaikan, dan program pengayaan.
e. Membantu mengembangkan suasana kelas, hubungan guru-siswa dan
hubungan siswa-siswa yang menunjang pelaksanaan pelayanan
pembimbingan dan konseling.
15
f. Memberikan kesempatan dan kemudahan kepada siswa yang memerlukan
layanan/kegiatan bimbingan dan konseling untuk mengikuti/menjalani
layanan/kegiatan yang dimaksudkan itu.
g. Berpartisipasi dalam kegiatan khusus penanganan masalah siswa, seperti
konferensi kasus.
h. Membantu pengumpulan informasi yang diperlukan dalam rangka penilaian
pelayanan bimbingan dan konseling serta upaya tindak lanjutnya.
16
kepada peserta didik untuk mencoba dan berpartisipasi. Banyak
berbuat dalam belajar akan lebih membangkitkan semangat
dibandingkan hanya dengan mendengarkan. Oleh karena itu, guru
perlu menciptakan berbagai kegiatan peserta didik di dalam kelas.
d) Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk meraih
kesuksesan. Kesuksesan yang dicapai oleh peserta didik akan
membangkitkan motivasi belajar, dan sebaliknya kegagalan yang
terjadi pada peserta didik dapat menghilangkan motivasi.
e) Memberikan kemudahan dan bantuan kepada peserta didik dalam
proses belajar. Tugas guru ialah membantu mengoptimalkan
perkembangan siswa. Agar perkembangan peserta didik lancar,
guru memberikan kemudahan-kemudahan dalam belajar, dan tidak
mempersulit perkembangan belajar yang dialami siswa. Apabila
peserta didik mengalami kesulitan atau hambatan dalam belajar,
guru memberikan bantuan baik secara langsung maupun dengan
memberi petunjuk kepada siapa atau kemana meminta bantuan.
f) Memberikan pujian, ganjaran, ataupun hadiah untuk
membangkitkan motivasi belajar peserta didik.
B. Saran
Demikian makalah yang kami susun, semoga dapat memberikan pengetahuan
bagi pembaca.Kami sebagai penyusun menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata
sempurna, untuk itu kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Kami sangat
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan makalah yang akan
datang.
19
DAFTAR PUSTAKA
Natawijaya, Rochman dkk. 1985. Pengantar Bimbingan dan Penyuluhan Modul UT 1-3. Jakarta:
Depdikbud.
Prayitno., Amti, erman. 1999, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, Jakarta, Rineka Cipta.
Sofyan Willis. 2004. Konseling Individual, Teori dan Praktek. Bandung: Alfabeta
20