Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

KODE ETIK PROFESI KONSELOR BIMBINGAN DAN KONSELING

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bimbingan Konseling

Dosen Pengampu :

Roiyan One Febriani, M.Pd

Disusun Oleh :

Fatimah Nur Lely (200103110021)

Kamilatus Sa'adah Abu Hasan (200103110069)

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang melimpahkan rahmat, taufiq serta
hidayah-Nya. Sehingga para penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Landasan
Bimbingan Konseling” secara tepat waktu.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas dari Ibu Roiyan One Febriani, M.Pd pada
mata kuliah bimbingan konseling. Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya
kepada Ibu Roiyan selaku dosen mata kuliah yang telah membimbing dalam penyusunan
makalah ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam proses penyusunan makalah ini.

Penulis sangat menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk
itu penulis mengharapkan kepada pembaca memrikan kritik dan saran yang membangun
demi perbaikan serta kesempurnaan makalah ini.

Malang, 28 Februari 2022

Penulis
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................................4

1.1 Latar Belakang..........................................................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................................4

1.3 Tujuan........................................................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................................5

2.1 Pengertian Dan Ruang Lingkup...............................................................................................5

A. Pengertian Etika dan Profesi.................................................................................................5

B. Ruang Lingkup Kode Etik.....................................................................................................6

C. Tujuan Kode Etik...................................................................................................................6

2.2 Kode Etik Profesi Konselor.......................................................................................................7

A. Dasar Kode Etik Profesi Konselor.........................................................................................7

B. Kode Etik Konselor.................................................................................................................7

BAB III PENUTUP...........................................................................................................................11

3.1 Kesimpulan..............................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................12
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perubahan sosial yang begitu cepat (rapid social change) secara jelas telah
mempengaruhi gaya hidup masyarakat. Mereka dituntut untuk dapat menyesuaikan diri
dengan perubahan-perubahan tersebut sehingga tidak menimbulkan beragam permasalahan.
Kondisi ini memberikan peluang yang besar bagi konselor untuk menyelenggarakan
pelayanan konseling kepada individu-individu yang bermasalah. Dalam memberikan layanan
kepada konseli, konselor harus menegakkan kode etik. Kode Etik profesi merupakan acuan
perilaku perseorangan atau koporsi yang dianggap harus diikuti pelaku aktivitas professional.
Oleh sebab itu, konselor harus memiliki kesadaran yang tinggi untuk melaksanakan tugas
dengan benar, terus meningkatkan kompetensi, serta bagi pembuat kebijakan untuk
merumuskan peraturan yang jelas disertai dengan pengawasan.

Dalam masalah bimbingan dan konseling kode etik sangat dibutuhkan. Kode etik
dibutuhkan ketika seseorang (konselor) hendak membimbing seorang atau individu (konseli)
kearah pengembangan pribadinya. Peran kode etik yaitu sebagai acuan dan tuntunan dalam
memberikan masukan-masukan kepada konseli agar masukan yang diberikan oleh konselor
tidak menyelewwng atau keluar dari aturan-aturan, Norma-norma yang berlaku dimasyarakat
maupun di kalangan konselor sendiri.

1.2 Rumusan Masalah


1) Apa Yang Dimaksud Dengan Kode Etik Profesi Konselor Bimbingan Dan
Konseling?

2) Bagaimana Kode Etik Konselor Di Indonesia?

1.3 Tujuan
1) Agar Mengetahui Apa Yang Dimaksud Dengan Kode Etik Profesi Konselor
Bimbingan Dan Konseling.

2) Agar Mengetahui Kode Etik Konselor Di Indonesia.


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Dan Ruang Lingkup


A. Pengertian Etika dan Profesi
Etika berasal dari bahasa inggris yaitu “ethics” artinya ilmu pengetahuan tentang asas-
asas akhlak, tingkah laku dan kesusilaan. Sedangkan dalam bahasa Yunani kuno “Ethos”
berarti timbul dari kebiasaan dan cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas
studi mengenai standar dan penilaian moral. 1

Namun dalam bahasa Indonesia etik dan etika diartikan berbeda. Kata ”etik”
mempunyai dua arti yaitu :

1) Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan ahlak.

2) Nilai, mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.
Sementara etika adalah ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan
kewajiban moral(akhlak).2

Pengertian etika telah banyak dikemukakan oleh para ahli yaitu pertama, etika
merupakan bagian filsafat yang mengajarkan akhlak (baik dan buruk). Kedua, etika
merupakan filsafat tentang nilai, kesusilaan, baik dan buruk. Ketiga, etika merupakan studi
tentang tingkah laku manusia, tidak hanya menentukan kebenarannya saja, tetapi juga
menyelidiki manfaatnya. Keempat, etika merupakan ilmu yang menyelidiki hal baik dan
buruk serta memperlihatkan amal perbuatan manusia sejauh yang dapat diketahui oleh akal
pikiran. Kelima, menurut Van Hoose dan Kottler menjelaskan bahwa etika merupakan ilmu
filsafat mengenai tingkah laku dan pengambilan keputusan moral.

Sedangkan profesi merupakan bidang pekerjaan yang dilandasi Pendidikan keahlian


seperti keterampilan, kejuruan, dan sebagainya. Dalam bahasa inggris kata profesi disebut
“profession” dan memiliki beberapa arti yaitu : Pekerjaan tertentu yang mensyaratkan
pendidikan pada perguruan tinggi dan Menurut George Daryl Koehn, pekerjaan yang
dilakukan sebagai kegiatan pokok untuk menghasilkan nafkah hidup.

1
Efendy, Ferry dan Makhfudli. Keperawatan Keehatan Komunitas Teori dan Praktis dalam Keperawatan,
Jakarta: Salemba Medika. 2009. h.25
2
Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka,2003. h.309
Kode etik merupakan system aturan yang tertulis secara jelas dan tegas serta
terperinci tentang apa yang baik dan tidak baik perbuatan yang dilakukan oleh seorang
profesional. Selanjutnya kode etik juga berupa aturan-aturan sikap akhlak yang ditetapkan
bersama dan ditaati bersama yang tergabung dalam suatu kumpulan. Oleh karena itu, kode
etik adalah serangkaian ketentuan dan peraturan yang disepakati bersama guna mengatur
tingkah laku para anggota.

B. Ruang Lingkup Kode Etik


Mengacu pada kode etik bimbingan dan konseling Indonesia tahun 2010, maka ruang
lingkup etika profesi bimbingan dan konseling Indonesia membahas 5 bab berikut :

1) Dasar kode etik profesi Bimbingan dan Konseling.

2) Kualifikasi dan kegiatan professional konselor.

3) Hubungan kelembagaan.

4) Praktik mandiri dan laporan kepada pihak lain.

5) Ketaatan kepada profesi.

C. Tujuan Kode Etik


Adapun tujuannya yaitu :

1) Memelihara sekaligus mensejahterakan para anggotanya.

2) Meningkatkan pengabdian para anggota profesi.

3) Meningkatkan mutu anggota profesi.

4) Meningkatkan kualitas profesi.

5) Menjunjung tinggi martabat profesi.

2.2 Kode Etik Profesi Konselor


A. Dasar Kode Etik Profesi Konselor
Di Indonesia dasar kode etik profesi bimbingan dan konseling yaitu Pancasila dan
tuntutan profesi. Pancasila dijadikan dasar kode etik karena mengingat bahwa profesi
bimbingan dan konseling merupakan usaha pelayanan terhadap manusia dalam rangka ikut
membina warga negara Indonesia yang bertanggung jawab. Nah, hal itu selaras dengan
pengertian Bimbingan dan Konseling yaitu proses bantuan psikologis dan kemanusiaan
kepada konseli agar dapat berkembang secara optimal, seperti mampu memahami diri sendiri,
mengarahkan diri, serta mengaktualisasi diri sesuai dengan perkembangan sehingga tercapai
kebahagiaan dalam kehidupannya.

Kode etik profesi bimbingan dan konseling di Indonesia terdiri dari lima bab yaitu
bab satu pendahuluan, bab dua tentang kualifikasi dan kegiatan professional konselor, bab
tiga tentang hubungan kelembagaan, bab empat tentang praktek mandiri dan laporan kepada
pihak lain dan bab lima tentang ketaatan profesi.

B. Kode Etik Konselor


Kode etik konseling pertama kali dibuat oleh American Counseling Association
(ACA). Kode etik ini berawal dari ACA yang digagas oleh Donald Super dan disetujui tahun
1961. Dalam kode etik ACA terdapat delapan bagian judul topik yaitu : 3

1) Yang pertama berisi hubungan konseling termasuk tanggung jawab konselor


professional pada konseli dan penggunaan teknologi dalam konseling. Nah pada bagian ini
membahas cara-cara untuk mengatasi beberapa permasalahan seperti upah, pelimpahan,
pertukaran dan pemutusan. Sebagai contoh dalam bagian ini, ACA menjelaskan bahwa
sebelum memulai pelayanan harus dilakukan pemeriksaan tentang hubungan antara konselor
dan mantan konselinya.

2) Bagian kedua mencakup kepercayaan komunikasi istimewa dan privasi dalam


konseling termasuk pengecualian untuk hak privasi, merekam, konsultasi penelitian dan
pelatihan.

3) Bagian ketiga berfokus pada isu yang berkaitan dengan tanggung jawab
professional seperti kompetensi professional periklanan dan penawaran , kualifikasi dan
tanggung jawab publik.

4) Bagian keempat mencakup hubungan dengan tenaga professional lainnya termasuk


rekan kerja, atasan dan pegawai.

5) Bagian kelima mencakup evaluasi, penilaian dan intepretasi, pada bagian ini
mencakup penilaian klien, ketrampilan konselor dan kesesuaian penilaian.

3
Pedoman Pelaksanaan Pelayanan Bimbingan dan Konseling, Departemen Pendidikan Nasional tahun 2004,
h.4.
6) Bagian enam pengajaran, pelatihan dan pengawasan. Mencakup masalah yang
berkaitan dengan pelatihan dan program konselor Pendidikan. Ini mencakup sub topik :
pendidik konselor dan pelatih, konselor Pendidikan dan program pelatihan.

7) Bagian tujuh penelitian dan publikasi. Mencakup masalah yang berkaitan dengan
perlakuan etis. Subtopik termasuk tangung jawab penelitian, informedconsent, hasil laporan
dan publikasi.

8) Bagian delapan menyelesaikan masalah etis. Mencakup prosedur konselor


profesional harus diikuti jika mereka tersangka lain konselor perilaku yang tidak etis. Sub
topik meliputi : pengetahuan tentang standar dugaan pelanggaran dan Kerjasama dengan
komite etika.

KBerdasarkan keputusan pengurus besar asosiasi bimbingan dan konseling Indonesia


(PBABKIN) nomor 10 tahun 2006 tentang penetapan kode etik profesi bimbingan dan
konseling, maka sebagian kode etik dari pembimbing adalah :

1) Kualifikasi konselor dalam sikap, nilai, keterampilan, pengetahuan dan wawasan.

a. Konselor wajib terus menerus mengembangkan dan menguasai dirinya. Ia wajib


mengetahui kekurangannya yang dapat memengaruhi hubungannya dengan orang lain dan
mengakibatkan rendahnya mutu pelayanan.

b. Konselor wajib mmemperlihatkan sifat sederhana, tidak sombong, sabar, amanah,


jujur, dan hormat.

c. Konselor wajib memiliki rasa tanggung jawab terhadap saran maupun peringatan
yang diberikan kepadanya, khususnya dari rekan seprofesi dengan pelaksanaan ktentuan-
ketentuan tingkah laku professional sebagaimana yang diatur dalam kode etik ini.

2) Penyimpanan dan penggunaan informasi

a. Catatan tentang diri klien meliputi data hasil wawancara, surat menurat, rekaman,
dan lainnya. Semuanya merupakan informasi yang rahasia dan hanya dapat digunakan oleh
kepentingan klien.

b. Penyampaian informasi dari klien terhadap keluarga maupun anggota profesi


lainnya membututuhkan persetujuan.
c. Keterangan mengenai informasi professional hanya boleh diberikan kepada orang
ysng berwenang mejelaskannya dan menggunakannya.

3) Hubungan dengan Penberian pada Pelayanan.

a. Konselor wajib menangani klien selama ada kesempatan dalam hubungan antara
klien dengan konselor.

b. Klien sepenuhnya berhk mengakhiri hubungsn dengan konselor, meskipun proses


konseling belum mencapai suatu hasil yang kongkrit. Sebaliknya konselor tidak akan
melanjutkan hubugan apabila klien ternyata tidak memperoleh manfaatdari hubungan itu.

4. Hubungan dengan Klien.

a. Konselor wajib menghormati harkat, martabat, integritas dan keyakinan klien.

b. Konselor wajib menempatkan kepetingan klienya di atas kepentingan pribadinya.

c. Dalam melakukan tugasnya konselor tidak mengadakan pembedaan klien atas dasar
suku, bangsa, warna kulit, agama atau status sosial ekonomi.

d. Konselor tidak akan memaksa untuk memberikan bantuan kepada seseorang tanpa
izin dari orang yang bersangkutan.

e. Konselor wajib memberikan bantuan kkepada siapapun lebih-lebih dalam keadaan


darurat atau banyak orang yang menghendaki.

f. Konselor wajib memberikan pelayanan hingga tuntas sepanjang dikehendaki oleh


klien.

g. Konselor wajib menjelaskan kepasa klien sifat hubungan yang sedang dibinadan
batas-batas tanggung jawab masig-masing dalam hubungan profesional.

h. Konselor wajib mengutamakan perhatian kepada klien, apabila timbul masalah


dalam kesitiaan ini, maka wajib diperhatikan kepentingan pihak-pihak yang terlibat dan juga
tuntutan profesinya sebagai konselor.

i. Konselor tidak bisa memberikan bantuan kepada sanak keluarga, teman-teman


karibnya, sepanjang hubunganya profesional.

5. Konsultasi dengan Rekan Sejawat.


Dalam rangka pemberian pelayanan kepada seorang klien, kalau konselor merasa
ragu-ragu tentang suatu hal, maka ia wajib berkonsultasi dengan sejawat selingkungan
profesi. Untuk hal itu ia harus mendapat izin terlebih dahulu dari kliennya.

6. Alih Tangan Kasus

Yaitu kode etik yang menghendaki agar pihak-pihak yang tidak mampu
menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling secara tepat dan tuntas atas suatu
permasalahan peserta didik (klien) kiranya dapat mengalih-tangankan kepadapihak yang
lebih ahli.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kode etik merupakan system aturan yang tertulis secara jelas dan tegas serta
terperinci tentang apa yang baik dan tidak baik perbuatan yang dilakukan oleh seorang
profesional.

Tujuan adanya kode etik : Memelihara sekaligus mensejahterakan para anggotanya,


meningkatkan pengabdian para anggota profesi, meningkatkan mutu anggota profesi,
meningkatkan kualitas profesi, menjunjung tinggi martabat profesi.
Dasar kode etik profesi bimbingan dan konseling yaitu Pancasila dan tuntutan profesi.
Pancasila sebagai pengingat profesi bimbingan dan konseling merupakan usaha pelayanan
terhadap sesame manusia dalam rangka ikut membina warga negara Indonesia yang
bertanggung jawab. Kemudian tuntutan profesi sebagai acuan pada kebutuhan dan
kebahagiaan klien sesuai dengan norma-norma berlaku.

Dalam kode etik ACA terdapat delapan bagian judul topik yaitu :

1) Yang pertama berisi hubungan konseling termasuk tanggung jawab konselor professional
pada konseli dan penggunaan teknologi dalam konseling.

2) Bagian kedua mencakup kepercayaan komunikasi istimewa dan privasi dalam konseling.

3) Bagian ketiga berfokus pada isu yang berkaitan dengan tanggung jawab professional.

4) Bagian keempat mencakup hubungan dengan tenaga professional lainnya.

5) Bagian kelima mencakup evaluasi, penilaian dan intepretasi.

6) Bagian enam pengajaran, pelatihan dan pengawasan.

7) Bagian tujuh penelitian dan publikasi.

8) Bagian delapan menyelesaikan masalah etis.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://
repository.uinbanten.ac.id/6027/2/ETIKA%2520DAN%2520BIMBINGAN
%2520KONSELING_HUNAINAH.pdf&ved=2ahUKEwj66bz2-
an2AhXdIbcAHXGoDm4QFnoECAYQAQ&usg=AOvVaw322Y6F2lPgMy_PwDI4nER
0

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://jurnal.ar-
raniry.ac.id/index.php/cobaBK/article/download/8172/4751&ved=2ahUKEwiQ2IPP-
qn2AhV3_XMBHX7vDJ44ChAWegQIFBAB&usg=AOvVaw0UPO6RDuJHSFbT9ajsf
Wgw

Anda mungkin juga menyukai