Dosen Pengampu :
PUTRI RAHMI VIRANI LUBIS, M.Si
Disusun oleh :
SARA ARDILA (2013000043)
PRODI : BIMBINGAN KONSELING PENDIDIKAN ISLAM
SEMESTER II
X
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Instrument Dalam Bimbingan Konseling” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas Ibu Putri Rahmi Virani Lubis, M.Si pada Mata Kuliah Dasar-dasar BK.
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
Instrument Dalam Bimbingan Islam bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada ibuselaku dosen pengampu mata
kuliah ini yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya
nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Pemakalah
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. LATAR BELAKANG.....................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH................................................................................1
C. TUJUAN PENULISAN..................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................2
A. KESIMPULAN...............................................................................................12
B. SARAN............................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................14
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Intrumen pada dasarnya dapat dipilah menjadi dua, yaitu intrumen
non-tes. Suatu intrumen disebut tes apabila jawaban responden atas soal-soal
yang ada diperiksa berdasarkan benar salahnya jawaban tersebut. Jawaban
benar diberi akar positif, sedangkan jawaban salah diberi skor negatif. Skor-
skor positif dan negatif itu digabungkan untuk memperoleh gambaran tentang
kualitas jawaban secara keseleluruhan.
Tergolong dalam intrumen tes adalah berbagai tes psikologis (seperti
tes inteligensi, bakat dan minat) dan tes hasil belajar (seperti soal ulangan dan
ujian). Instrumen tes ini diselenggarakan secara tertulis atau lisan. Secara
individual atau kelompok. Berdeda dari jawaban instrumen tes, jawaban
instrumen non-tes diperiksa bukan atas benar-salahnya, melainkan untuk
melihat gambaran tentang kondisi responden tanpa menekankan apakah
kondisi itu mutunya tinggi atau rendah, benar atau salah.
Instrumen non-tes hendak mengetahui kondisi responden sebagaimana
apa adanya. Berbagai bentuk alat ukur dapat digolongkan ke dalam instrumen
non-tes, seperti angket, daftar isian, daftar pilihan sosiometri merupakan
teknik ukur hubungan sosial antara individu yang tergolong non-tes
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa Pengertian Instrument Dalam Bimbingan Konseling?
2. Bagaimana Instrument Tes Dalam Bimbingan Konseling?
3. Bagaimana Instrument Nontes Dalam Bimbingan Konseling?
C. TUJUAN MASALAH
1. Untuk mengetahui Pengertian Instrument Dalam Bimbingan Konseling
2. Untuk mengetahui Instrument Tes Dalam Bimbingan Konseling
3. Untuk mengetahui Instrument Nontes Dalam Bimbingan Konseling
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN INSTRUMENT DALAM BIMBINGAN KONSELING
Instrumen Bimbingan Konseling Secara umum yang dimaksud dengan
instrumen adalah suatu alat yang memenuhi persyaratan akademis, sehingga
dapat digunakan sebagai alat untuk mengukur suatu objek ukur atau
mengumpulkan data mengenai suatu variabel. Dalam bidang penelitian,
instrumen diartikan sebagai alat untuk mengumpulkan data mengenai
variabel-variabel penelitian untuk kebutuhan penelitian. Adapun dalam bidang
pendidikan instrumen digunakan untuk mengukur prestasi belajar siswa,
faktor-faktor yang diduga mempunyai hubungan atau berpengaruh terhadap
hasil belajar, perkembangan hasil belajar siswa, keberhasilan proses belajar
mengajar guru, dan keberhasilan pencapaian suatu program.1
Pada dasarnya instrumen dapat dibagi dua yaitu tes dan nontes.
Berdasarkan bentuk atau jenisnya, tes dibedakan menjadi tes uraian dan
obyektif, sedangkan nontes terdiri dari wawancara (interview), observasi,
kunjungan rumah, tes, konferensi kasus, dan alih tangan.
1
8 Mamat Supriatna, Bimbingan dan Konseling berbasis Kompetensi, Jakarta: Rajawali Pers,
2011, h. 64.
2
Arifin dan Eti Kartikawati (1994/1995) dalam Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan
Madrasah (berbasis integrasi), Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013, h. 115.
2
3
3
Departemen Agama RI, Al-Qur’anul Karim Special For Women Syaamil Qur’an, Bandung: Sygma,
2005, h. 285.
4
7 Ainur Rahim Faqih, Bimbingan dan Konseling Islam, Yogyakarta: UII Press, 2004, hal.54
4
5
Dewa Ketut Sukardi, Manajemen Bimbingan dan Konseling di Sekolah, Bandung: Alfabeta, 2003,
h. 6.
5
6
Suhertina, Pengantar Bimbingan dan Konseling di Sekolah, Pekanbaru: Suska Press, 2008, h. 63
7
Mochamad Nursalim. 2013. Pengembangan Media Bimbingan dan Konseling. Jakarta : Indeks.
8
3. Kunjungan Rumah
Menurut Prayitno (2004: 241) Kunjungan rumah adalah
upaya mendeteksi keadaan keluarga yang ada kaitannya dengan
permasalahan individu atau siswa yang menjadi tanggung
jawab konselor atau pembimbing dalam pelayanan bimbingan
9
4. Konferensi Kasus
Konferensi kasus merupakan forum terbatas yang
dilakukan oleh pembimbing untuk membahas suatu
permasalahan dan arah pemecahannya. Konferensi kasus
direncanakan dan dipimpin oleh pembimbing, dihadiri oleh
10
b. Perlunya komonikasi
Dalam sistem alih tangan kasus, komonikasi
dengan sekolah dan lembaga-lembaga sumber alih
tangan kasus harus diciptakan, sehingga infomasi dapat
di sampaikan secara lancar dan juga tanpa mengabaikan
asas kerahasiaan serta saling percaya mempercayai.
Komonikasi dapat dilakukan secara tertulis atau lisan.
c. Hubungan selama alih tangan kasus (reveral)
Selama proses alih tangan kasus (reveral), antara
sekolah dan lembaga alih tangan kasus (reveral) terjadi
kerja sama untuk kepentingan individu atau peserta
didik.
d. Pertanggung jawaban kordinasi alih tangan kasus
(reveral)
Tanggung jawab mengkordinasikan alih tangan
kasus adalah tugas bagi kordinator bimbingan, karena
merekalah yang sering berkomunikasi dengan seluruuh
layanan sekolah dan juga lembaga layanan yang ada di
masyarakat.
Koordinator alih tangan kasus (reveral) pada
hakikatnya bertanggung jawab terhadap semua komponin
yang melputi:8
1. Konsultasi dengan para konselor yang telah
menemukan siswa yang membutuhkan alih tangan
kasus (reveral).
2. Pengetahuan tentang layanan.
3. Pengaturan dan kegiatan konfrensi kasus, dan
4. Pemliharaan komunikasi antara sekolah dan lembaga
sumber alih tangan kasus (reveral).
e. Pembiasaan dengan sumber sumber
Koordinator memiliki kewajiban untuk
mebiasakan diri dengan sumber-sumber rujukan yang
8
Mamat Supriatna. 2011. Bimbingan Konseling Berbasis Kompetensi : Orientasi Dasar
Pengembangan Profesi Konelor. Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada.
12
12
13
B. SARAN
Dengan adanya makalah ini semoga kita semua dapat menghargai dan
mengambil hikmah dari setiap kejadian di masa lalu, yang bisa kita sebut
dengan sejarah.
DAFTAR PUSTAKA
Prayitno.2012.Jenis Layanan Kegiatan Pendukung.Padang : FIP Universitas
Negeri Padang
Prayitno dan Erman Amti.2008.Dasar-Dasar Bimbingan dan
Konseling.Jakarta:Rineka Cipta
http://communitypba12.blogspot.com/2012/04/pengertian-dan-jenis-jenis-
instrumen.html
Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (berbasis integrasi),
Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013, h. 197.
Dewa Ketut Sukardi, Desak P.E Nila Kusmawati, Proses Bimbingan dan
Konseling di Sekolah, Jakarta: Rineka Cipta, 2008, h. 79.
14