Dosen Pengampu :
INDRAWATI, M.Pd.I
Disusun oleh :
SEMESTER II
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Rasionalisme Filsafat Berbasis Pengalaman” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas Ibu INDRRAWATI, M.Pd.i pada Mata Kuliah Filsafat Umum. Selain
itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang kelahiran
nabi dan perjuangannya di kota mekkah bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya
nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Pemakalah
DAFTAR ISI
2
KATA PENGANTAR...................................................................................................2
DAFTAR ISI..................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................4
A. LATAR BELAKANG................................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH............................................................................................4
C. TUJUAN PENULISAN..............................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................5
A. PENGERTIAN EMPIRISME.....................................................................................5
B. TOKOH TOKOH EMPIRISME.................................................................................5
C. ILMU PENGETAHUAN MENURUT EMPIRISME.................................................13
A. KESIMPULAN...........................................................................................................15
B. SARAN.......................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................16
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Filsafat zaman modern lahir karena upaya keluar dari belenggu gereja
pada zaman skolastik. Pada awalnya filsafat abad modern dimulai dengan tiga
aliran, yaitu: aliran rasionalisme dengan pendirinya Rene Descartes (1596-1950
M), aliran empirisme dengan pendirinya Francis Bacon (1210-1292 M), dan aliran
kritisisme dengan pendirinya Immanuel Kant (1724-1804 M). Aliran empirisme
merupakan paham yang menyatakan bahwa semua pengetahuan manusia
diperoleh dari hasil pengalaman manusia itu sendiri. Aliran empirisme lahir pada
abad ke–17 setelah lahirnya aliran rasionalisme, pada saat itu diantara keduanya
saling bertolak belakang, karena rasionalisme menganggap bahwa pengetahuan itu
berasal dari rasio atau akal sehingga pengenalan inderawi menjadi suatu bentuk
pengenalan yang samar. Sebaliknya empirisme mengatakan bahwa pengetahuan
berasal dari pengalaman yang ditangkap dari panca indra.
A. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan empirisme?
2. Apa saja pemikiran-pemikiran dari tokoh-tokoh empirisme?
3. Bagaimana ilmu pengetahuan menurut empirisme?
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan empirisme
2. Untuk mengetahui apa saja pemikiran-pemikiran dari tokoh-tokoh
empirisme
3. Untuk mengetahui bagaimana ilmu pengetahuan menurut empirisme
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Empirisme
B. Tokoh-tokoh Empirisme
Ia lahir tahun 1632 di Bristol Inggris dan wafat tahun 1704 di Oates
Inggris. Keluarganya berasal dari kelas menengah dan ayahnya memiliki rumah
dan tahan di sekitar Pensford yaitu sebuah kota kecil di Bristol, ayahnya bekerja
sebagai pemilik tanah, pengacara, dan tugas administrasi di pemerintah lokal.
John locke belajar dilondon dan masuk di fakultas kedokteran Universitas Oxford
ia juga Jhon Locke pernah belajar di sekolah Westminster pada tahun 1647, disana
ia belajar bahasa-bahasa kuno seperti bahasa Latin, Yunani, dan Ibrani. Pemikiran
filsafatnya banyak dipengaruhi oleh rene descrates, dibidang ilmu alam
dipengaruhi oleh Boyle, john locke juga menajdi dokter pribadi dari lord
shaftesbury seorang politik dan bangsawan. John juga merupakan filsuf pertama
yang menetapkan persoalan bagaimana manusia memperoleh pengetahuan dari
pokok filsafatnya. John locke berpendapat bahwa pengetahuan sumber nya adalah
dari pengalaman baik pengalaman lahiriah (sensasi) maupun pengalaman batiniah
(refleksi), ia juga mengemukakan teori yaitu teori Tabula rasa, Tabula
rasa sendiri artinya lempengan lilin yang putih, licin yang siap menerima
tempelan apa saja artinya, ketika manusia dilahirkan jiwanya masih putih bersih,
seperti kertas putih yang belum tertulis apa-apa, yang intinya pada awalnya rasio
5
manusia itu dianggap sebagai kertas yang masih bersih pada waktu dilahirkan dan
seluruh isinya berasal dari pengalaman yang ditangkap oleh indra manusia yang
melalui proses pengenalan barulah manusia itu mempunyai pengetahuan.
(Mulyono, 2013: 3.19).
Pandangan locke terhadap lembaran putih ini sangat mirip dengan teori
fitrah dalam filsafat islam yang diterangkan dalam QS. Ar-rum ayat 30. Yang
mana manusia dilahirkan dalam keadaan fitrah.
Empirisme itu sendiri berasal dari kata Yunani yaitu “Empiris” yang
berarti pengalaman inderawi. Oleh karena itu empirisme adalah faham yang
memilih pengalaman sebagai sumber utama pengenalan baik pengalaman lahiriah
yang menyangkut dunia maupun pengalaman batiniah yang menyangkut pribadi
manusia. Empirisme menolak anggapan bahwa manusia telah membawa fitrah
pengetahuan dalam dirinya ketika dilahirkan.
Locke disebut sebagai nabi revolusi yang paling moderat dan paling
berhasil dari seluruh revolusi yang ada. Dinamakan demikian karena tujuan
revolusi nya sederhana, tetapi benar – benar tercapai. Selain itu, di dalam
bidang filsafat politik. Locke juga dikenal sebagai filsuf negara liberal. Bersama
dengan rekannya, Isaac Newton, Locke dipandang sebagai salah satu figur
terpenting di era Pencerahan. Locke menandai lahirnya era Modern dan juga era
pasca-Descartes (post-Cartesian), karena pendekatan Descartes tidak lagi menjadi
satu-satunya pendekatan yang dominan di dalam pendekatan filsafat waktu itu.
Locke juga menekankan pentingnya pendekatan empiris dan juga pentingnya
eksperimen-eksperimen di dalam mengembangkan ilmu pengetahuan.
6
Tulisan-tulisan Locke tidak hanya berhubungan dengan filsafat tetapi juga
tentang pendidikan, ekonomi, teologi, dan medis. Karya-karya Locke yang
terpenting adalah “Esai tentang Pemahaman Manusia” (Essay Concerning Human
Understanding), buku ini menceritakan tentang semua pengalaman datang dari
pengalaman (Solomon:108). Dia mengatakan bahwa tidak ada ide yang
diturunkan seperti yang dikatakan Plato. Dengan kata lain dia menolak innate idea
atau ide bawaan.
Hasil pemikiran yang didapat Locke dalam hal ini adalah menjelaskan
bagaimana proses manusia mendapatkan pengetahuan. Menurut Locke seluruh
pengetahuan bersumber dari pengalaman manusia. Ini adalah teori empirisme
yang pada waktu itu Locke menolak pendapat kaum rasionalis yang mengatakan
sumber pengetahuan manusia berasal dari rasio atau pikiran manusia. Meskipun
demikian, rasio atau pikiran berperan juga di dalam proses manusia memperoleh
pengetahuan.
7
sebagainya.Kedua bentuk pengalaman manusia inilah yang akan membentuk
pengetahuan melalui proses selanjutnya.
Pada tahun 160 kerajaan inggris yang dipimpin raja Charles I mengalami
kegoncangan lalu ia melarikan diri ke prancis disana ia mulai mengenal filsafat
descrates dan filsuf-filsuf lainnya, disana pula ia menulis buku yaitu “De
cive”atau tentag warga negara dan Leviathan atau tentang negara. Thomas
Hobbes ini sangat terkesan dengan ketetapan sains ia berusaha menciptakan
filsafat atas dasar matematika. Dan Hobbes sangat menolak tradisi sekolastik
dalam filsafat dan berusaha menerapkan konsep-konsep mekanik dari alam fisika
kepada pikirannya tentang manusia nya dan kehidupan mental. hal inilah yang
mendorong ia menerima materialisme,mekanisme,dan determinisme. Oleh karena
itu lah ia menulis karya pertamanya dalam filsafat yaitu Leviathan (1651) berisi
tentang hubungan antara alam,manusia dan masyarakat.
8
Hobbes menggambarkan negara sebagai makhluk raksasa dan menakutkan
yang melegitimasikan diri semata-mata karena kemampuannya untuk
mengancam. Hal itu dikarenakan pada pemerintahan di zamannya terkenal dengan
negara yang absolut. Hobbes tidak mau membenarkan kesewenangan para raja,
melainkan ia mau mendasarkan suatu kekuasaan negara yang tidak tergoyahkan.
Pendasaran itu dilakukan dengan secara konsisten mendasarkan kekuasaan negara
pada kemampuannya untuk mengancam para warga Negara. Manusia dapat diatur
more geometrico, secara mekanistik. Apalagi organisasi masyarakat disusun
sedemikian rupa hingga manusia merasa aman dan bebas sejauh ia bergerak dalam
batas-batas hukum, dan terancam mati sejauh tidak, kehidupannya dapat terjamin
berlangsung dengan teratur dan tentram.
Pandangan inilah dasar filsafat negara Hobbes Negara itu benar-benar sang
Leviathan, binatang purba itu yang mengarungi samudera raya dengan perkasa,
tanpa menghiraukan siapapun. Kekuasaannya mutlak. “Siapa yang diserahi
kekuasaan tertinggi, tidak terikat pada hukum negara (karena itu akan berarti
bahwa ia berkewajiban terhadap dirinya sendiri) dan tidak memiliki kewajiban
terhadap seorang warga negara. Hobbes juga menolak segala pembagian
kekuasaan negara. Negara, sang Leviathan, oleh Hobbes juga dijuluki “manusia
buatan” dan Deus mortalis, “Allah yang dapat mati”.
Negara itu manusia buatan karena hasil rekayasa manusia itu mirip dengan
manusia:negara mempunyai kehidupan dan kehendak sendiri. Dan ia bagaikan
Allah. Ia memang dpt mati, artinya bubar. Tetapi selama ia ada, ia seperti Allah,
merupakan tuan atas hidup dan mati manusia, ia berwenang untuk menetapkan
apa yang baik dan apa yang buruk, apa yang adil namanya dan apa yang tidak, dan
terhadap siapapun negara tidak perlu memberikan pertanggung jawaban. Menurut
Hobbes, manusia tidaklah bersifat sosial. Manusia hanya memiliki satu
kecenderungan dalam dirinya, yaitu keinginan mempertahankan diri. Karena
kecenderungan ini, manusia bersikap memusuhi dan mencurigai setiap manusia
lain: homo homini lupus! (manusia adalah serigala bagi sesamanya). Keadaan ini
mendorong terjadinya "perang semua melawan semua" (bellum omnium contra
omnes).
9
mengakibatkan manusia-manusia bersangkutan menyerahkan segenap kekuatan
dan kekuasaannya masing-masing kepada seseorang atau pada suatu Majelis.
Gerombolan orang yang berjanji itu pun menjadi satu dan ini bernama
Commonwealth atau Civitas. Pihak yang memperoleh kekuasaan itu mewakili
mereka yang telah berjanji. Jadi menurut Hobbes, isi perjanjian bersama itu
mengandung dua segi: Pertama, perjanjian antara sesama sekutu, sehingga tercipta
sebuah persekutuan, dan Kedua, perjanjian menyerahkan hak dan kekuasaan
masing-masing kepada seseorang atau majelis secara mutlak.
Bagi Hobbes fungsi normal civil society adalah produksi dan pemerolehan
property baik akumulasi modal aupun ekspansi pasar, budaya, seni, dan hal-hal
umum yang dibutuhkan dalam kehidupan – tergantung pada Negara yang kuat.
Artinya negaralah yang membuat eksistensi civil society menjadi
mungkin.Hobbes memandang Negara mengungguli civil society dan prasyarat
terbentuknya civil society adalah Negara.
10
Liberalisme modern dengan demikian dapat dilacak dalam individualisme
metodologis Hobbes. Oposisi dalam paham liberal antara Negara dan civil society
diteorisasikan pada era ekspansi pasar, transformasi ekonomi, dan munculnya
kelas sosial baru di Eropa. Individualisme metodologis Hobbes setidaknya tampak
dalam dua hal: pertama, seluruh badan korporasi bersifat artifisial dan
konvensional; dan kedua, realitas secara hakiki bersifat individual.
Hobbes juga berpendapat bahwa nilai itu bersifat subjektif, yang baik dan
yang buruk semata-mata bergantung pada pendapat masing-masing.Oleh sebab itu
baik buruk itu adalah pula soal pribadiDisamping itu ia juga mengugkapkan
bahwa adalah menjadi fitrah manusia untuk berselisih, bertengkar dan cekcok
sesamanya.
11
c. David Hume (1711-1776)
Pada usia 28 tahun David Hume sudah membuat karya pertamanya yaitu
sebuah risalah tentang watak manusia (atreatise of human nature). Ia merupakan
filsuf yang berbeda dari filsuf yang lainnya, ia mengambil kehidupan sehari-hari
sebagai titik awal dari filsufnya. Menurut David Hume banyak kesalahan
pemikiran pada abad pertengahan dan dari flsafat rasionalistik pada abad ke 17.
David Hume mengusulkan untuk kembali pada pengalaman spontan kita
menyangkut dunia.
Menurut David Hume manusia memiliki dua persepsi, yaitu kesan dan
gagasan. Kesan yaitu pengindraan langsung atas realitas lahiriah. Sedangkan
gagasan yaitu ingatan akan kesan-kesan semacam itu. Contohnya jika terbakar
diatas open panas, kita akan mendapatkan kesan, setelah itu kita pasti akan
mengingat bahwa kita terbakar. Kesan yang diingat itulah yang dikatakan oleh
David Hume sebagai”gagasan”. Perbedaannya adalah bahwa kesan itu lebih kuat
dan lebih hidup daripada ingatan reflektif terhadap kesan tersebut. Perasaan itulah
yang asli, sedangkan gagasan dan refleksi itu hanyalah tiruan yang samar-samar.
Dan kesan itulah yang menyebabkan langsung dari gagasan yang tersimpan dalam
pikiran. David Hume menentang semua pikiran dan gagasan yang tidak dapat
dijangkau oleh panca indra.(Solihin,2007:164-165)
12
d. George Barkeley (1665-1753)
Barkeley juga mengakui adanya Allah menurut nya Allah lah yang
merupakan asal usul ide yang ia lihat. Jika kita mengatakan bahwa Allah
menciptakan dunia yang kita maksud bukan berarti ada suatu dunia diluar kita
melainkan bahwa Allah memberi petunjuk ide-ide itu kepada kita jika kita
memahami perbandingan wujud ini dengan film seperti diatas tadi, boleh kita
teruskan bahwasannya Allah lah yang memutar film itu dalam batin kita. (Atang,
2008:273)
13
Contohnya sebuah cerita yang dianggap mitos dan legenda tentang suatu
tempat atau suatu hal yang belum jelas adanya seperti keberadaan Nyi Roro Kidul.
Meski keberadaannya diyakini banyak orang namun hal tersebut belum dapat di
buktikan dalam Ilmu Pengetahuan. Oleh karena itu lah belum dapat disebut
sebagai Ilmu Pengetahuan.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. SARAN
15
DAFTAR PUSTAKA
https://biografi-tokoh-ternama.blogspot.co.id/2014/12/david-Hume-tokoh-filsuf-
modern.html?m=1 (03 Maret 2021) jam 15:00 WIB.
16