Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH FILSAFAT

Empirisme(Pengalaman)

Dosen pengampu: Nesia Muasyara,M.Ag

Disusun Oleh:

Imroatul afifah (2231030009)


Jalu ananta (22310300)

ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR


FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT.yang telah melimahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan tugas makalah yang berjuduL
Empirisme(pengalaman). ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari ibu
dosen Nesia Muasyara,M.Ag. Pada mata kuliah Filsafat, makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan tantang “Empirisme (pengalaman)” baik bagi puembaca
maupun penulis.
Kami mangucapkan terimakasih kepada Ibu Nesia Muasyara,M.Ag.selaku dosen
Filsafat yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan
sesuai dengan topik makalah ini.
Kami menyadari atas makalah yang kami tulis ini jauh dari kata baik dan
sempurna.oleh karena itu,kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
mencapai kesempurnaan makalah ini.

Bandar lampung, Desember 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................... ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................. iii
BAB I......................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN.............................................................................................. 1
Latar Belakang.................................................................................................... 1
Rumusan Masalah............................................................................................... 1
Tujuan................................................................................................................. 1
BAB II....................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN................................................................................................. 2
A. tiga tokoh empirisme...................................................................................... 2
B. aspek ontologi paham empirisme................................................................... 2
C. aspek epstimologi paham empirisme............................................................. 5
D. aspek asiologi paham empirisme.................................................................... 6
E. kritik paham empirisme.................................................................................. 6
BAB III...................................................................................................................... 9
A. PENUTUP...................................................................................................... 9
B. KESIMPULAN.............................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 10

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sumber pengetahuan dalam diri manusia itu banyak sekali. $alah satu paham
yang memaparkan tentang sumber pengetahuan adalah paham empirisme. Emperisme
adalah merupakan paham yang mencobba memaparkan dan menjelaskan bahwa
sumber pengetahuan manusia itu adalah pengalaman. Paham ini dikemukakan oleh
beberapa pakar filsafat diantaranya John Lockey, David Home dan George Berkeley.
Mereka adalah pakar filsafat yang berasal dari inggris.

B. Rumusan Masalah
1. Siapa tokoh emperisme dan latar belakangnya?
2. Bagaimana aspek ontologi paham empirisme?
3. Bagaimana aspek epistimologi paham empirisme?
4. Bagaimana aspek aksiologi paham empirisme?
5. Bagaimana kritik paham-paham lain terhadap paham empirisme?

C. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah:
Untuk mengetahui tokoh empirisme,mengetahui aspek ontologi,aspek
epistimologi,aksologi,dan mengetahui kritik paham-paham lain terhdap paham
empirisme.

iv
BAB II
PEMBAHASAN

A. Tiga tokoh empirisme dan latar belakangnya


Jhon locke (lahir 29 agustus 1632-meninggal 28 oktober 1704 pada umur 72
tahun) adalah seorang filsuf dari inggris yang menjadi salah satu tokoh utama dari
pendekatan empirisme. Selain itu, didalam bidang filsafat politik. locke juga dikenal
sebagai filsuf negara liberal.bersama dengan rekannya,Issac Newton locke dipandang
sebagai salah satu figur terpentiing di era pencerahan.selain itu locke menandai
lahirnya era modern dan juga era pasca-descartes (post-cartesian), karena pendekatan
descartes tidak lagi menjadi satu-satunya pendekatan yang dominan di dalam
pendekatan filsafat waktu itu.kemudian locke juga menekankan pentingnya
pendekatan empiris dan juga pentingnya eksperimen-eksperimen di dalam
mengembangkan ilmu pengetahuan.
Tulisan-tulisan locke tidak hanya berhubungan dengan filsafat.tetapi juga
tentang pendidikan,ekonomi,teologi dan medis.karya-karya locke yang terpenting
adalah “Esai tentang pemahaman manusia”(essay concerning human understading),
tulisan-tulisan “tentang toleransi”(letters of tolerention) dan “dua tulisan tentang
pemerintahan (two treatises of government).
David hume( lahir 26 april 1711-wafatnya 25 agustus 1776 pada umur 65
tahun)adalah filsuf skotlandia,ekonommi,dan sejarawan.dia dimasukkan salah satu
fogur terpenting dalam filsofi barat dan pencerahan skotlandia.walaupun kebanyakan
ketertarikkan Karya hume berpusat pada tulisan filsofi sebagai sejarawanlah dia
mendapat pengakuan dan penghormatan. Karyanya the history of england karya
maculay. Merupakan karya dasar dari sejarah ingris untuk 60 tahun atau 70 tahun
George berkeley adlah seorang filsuf irlandia yang juga menjabat sebagai
filsuf empiris inggris yang terkenal. Ia dilahirkan pada tahun 1685 dan meninggal
pada tahun 1753.berkeley mengembmbangankan suatu pendangan tentang pengenalan
visual tentang jarak dan ruang,selain itu, ia juga mengembangkan sistem metavisik
yang serupa dengan idealisme untuk melawan pandangan skeptisisme.

B. Aspek ontologi paham empirisme


Empirisme adalah suatu aliran dalam filsafat yang menyatakan bahwa semua
pengetahuan berasal dari pengalaman manusia. Empirisme menolak anggapan bahwa

v
manusia telah membawa fitrah pengetahuan dalam dirinya ketika dilahirkan
empirisme lahir di inggris dengan tiga eksponennya adalah david hume,george
berkeley,jhon locker.
Empirisme dalam filsafat adalah teori pengetahuan yang menyatakan
pengetahua yang datang melalui sensori pengalaman. Empirisme adalah salah satu
dari beberapa pandangan yang mendiminasi bersaing dalam studi pengetahuan
manusia yang dikenal sebagai epistemologi . Empirisme menekankan peran
pengalaman dan bukti terutama persepsi sensorik dalam pembentukan gagasan atas
gagasanide-ide bawaan atau tradisi berbeda dengan,misalnya rasionalisme yang
bergantung pada akal dandapat menggabungkan pengetahuan bawaan.
Empirisme kemudian, dalam filsafat ilmu , menekankan aspek-aspek
pengetahuan ilmiah yang terkait erat dengan $ukti, terutama seperti yang ditemukan
dalam percobaan ini adalah bagian mendasar dari metode ilmiah bahwa semua
hipotesis dan teori harus diuji terhadap pengamatan dari alam , bukan hanya
beristirahat apriori penalaran,intuisi,atau wahyu.hence sicienci is considered to be
mrthodologically empirical and nature,oleh karena itu ilmu,pengetahuan dianggap
motedologis empiris di alam.

Kelemahan dari paham ini adalah:


a) Indera menipu
b) Indera terbatas
c) Objek menipu
d) Objek dan indera menipu

Beberapa jenis empirisme:


1. empirio-kritisisme
Disebut juga machisme,sebuah aliran filsafat yang bersifat subyektif-
idealistik. Aliran ini didirikan oleh avenarius dan mach. Inti aliran ini adalah ingin
“membersihkan” pengertian pengalaman dari konsep substansi,keniscayaan,kausalitas
dan sebagainya.sebagai pengertian apriori.sebagai gantinya aliran ini mengajukan
konsep dunia sebagai kumpulan jumlah elemen-elemen netral atau sensasi-sensasi
(pencerapan-pencerapan). aliran ini dapat dikatakan sebagai kebangkitan kembali ide
barkely dan hume tetapi secara sembunyi-sembunyi,karena dituntut oleh tntunan sifat
netral filsafat.aliran ini juga anti metafisik.

vi
2. Empirisme logis
Empirisme logis berpegang pada pandangan-pandnagan berikut:
a. ada batas-batas bagi empirisme
b. Semua proposi yang benar dapat dijabarkan (direduksikan)
c. Pertanyaan mengenai hakikat yang terdalam pada dasarnya tidak mengandung
makan

3. empris radikal
Mereka mengatakan bahwa pernyataan-pernyataan empiris,dapat diterima
sebagai pasti jika tidak ada kemungkinan untuk mengujinya lebih lanjut dan dengan
begitu tidak ada dasar untuk keraguan, dalam situasi semacam ini kita tidak hanya
berkata:aku merasa yakin ( I feel certain), tetapi aku yakin.kelompok fabilisme akan
menjawab bahwa:tak ada pernyataan empiris yang pasti karena terdapat sejumlah tak
terbatas dan inderawi untuk setiap benda, dan bukti-bukti tidak dapat ditimpa sampai
habis sama sekali.

 Jhon locke(1632-1704)
Pendiri empirisme inggris salah seorang penganut empirisme,yang juga
bapak empirisme mengatakan bahwa pada waktu manusia dilahirkan,keadaan akalnya
masih bersih ibarat kertas putih yang masih kosong belum tertuliskan apapun.
Pengetahuan baru muncul ketika indera manusia menimba pengalaman dengan cara
melihat dan mengamati berbagian kejadian dalam kehidupan.kertas tersebut mulai
bertuliskan berbagai pengalaman indrawi.seluruh sisa pengetahuan bisa diketahui
dengan jalan menggunakan serta memperbandingkan ide-ide yang diperoleh dari
pengindraan serta refleksi yang pertama dan sederhana(juhaya s.pradja,1997:8)
Akal semacam tempat penampungan yang secara pasif menerima hasil-hasil
pengindraan,hal ini berarti bahwa semua pengetahuan manusia betapa-pun rumitnya
dapat dilacak kembali sampai pada pengalaman-pengalaman indrawi yang telah
tersimpan rapi dalam akal.jika terdapat pengalaman yang tidak tergali oleh daya
ingatan akal itu berarti merupakan kelemahan akal,sehingga hasil pengindraan yang
menjadi pengalaman manusia tidak lagi dapat diaktulisasikan.dengan demikian,bukan
lagi sebagai ilmu pengetahuan yang faktual.

vii
 Goerge berkely (1685-1753)
Pada era modern, muncul pada goerge berkely yang berpandangan bahwa
seluruh gagasan dalam pikiran atau ide datang dari pengalaman dan tidak ada jatah
ruang bagi gagasan yang lepas begitu saja dari pengalaman.oleh karena itu, idea tidak
bersifat independen pengalaman konkret adalah ‘mutlak”sebagai sumber pengetahuan
utama bagi manusia,karena penalaran bersifat abstrak dan membutuhan rangsangan
dari pengalaman.berbagai gejala fisikal akan ditangkap oleh indra dan dikumpulkan
dalam daya ingat manusia,sehingga pengalaman indrawi menjadi akumulasi
pengetahuan yang berupa fakta-fakta yang kemudian,upaya aktualisasinya dibutuhkan
akal.dengan demikian,fungsi akal tidak sekedar menjelaskan dalam bentuk-bentuk
khayali semata-mata melainkan dalam konteks realistiks.

 David hume(1711-1776)
Dia ikut dalam berbagai pembahasan tersebut dan memengaruhi
perkembangan dua aliran,aliran yang di pengaruhinya adalah skeptisisme dan
empirisme
Dalam hal skeptisisme,hume mencurigai pemikiran filsfat dan di antara
pemikirannya adalah bahwa prinsip kausalitas ( sebab akibat) itu tidak memiliki
dasar,ia juga seorang agnostik,yakni orang yang berpendirian bahwa adanya tuhan itu
tidak dapat diingkari,dalam hal empirisme suatu pandangan yang mengatakan bahwa
segala pengetahuan itu berasal dari pengalaman.walaupun mungkin ada suatu dunia
diluar kesadaran manusia, namun hal tidak dapat dibuktikan.ia menolak
sketisime,skeptisisme menurut beberapa filsuf adalah pandangan bahwa akal tidak
mampu melampaui hasil-hasil yang paling sederhana.

C. Aspek Epsitimologi Paham Empirisme


Dalam arti kedua “empiris”dalam ilmu dan statistik mungkin identik dengan
“eksperimental” dalam hal ini,hasil pengamatan empiris adalah ekspremental.istilah
semi empiris yng kadang-kadang digunakan untuk menggambarkn metode teoritis
yang menggunakan dasar aksioma.hukum ilmiah didirikan,dan hasil eksperimen
sebelumnya dalam rangka untuk terlibat dalam pembentukan model beralasan dan
penyelidikan teoretis.

D. Aspek asiologi paham empirisme

viii
Dalam hal ini,nilai kegunaan yang akan kita temukan pada paham ini adalah
seberapa pentingnya pengalaman dalam hidup kita didunia ini,”the experience is the
best teacher” mungkin kata tadi tidak asing bagi kita.tapi,kata tersebut terbukti apalagi
diperkuat dengan adanya paham ini. Pengalaman merupakan sumber pengetahuan
manusia,yang jelas-jelas mendahului rasio.tanpa pengalaman,rasio tidak memiliki
kemampuan untuk memberikan gambaran tertentu,kalaupun menggambarkan
sedemikian rupa,tanpa pengalaman,hanyalah khayalan belaka.

E. Kritik PahamEmpirisme
Rasionalisme tidak seperti empirisme yang menerima pengalaman-
pengalaman batiniah,bagi rasionalisme,hanya pengalaman indera yang benar-benar
sebagai sumber pengetahuan yang faktual,sedangkan yang lainnya tidak berarti apa-
apa,rasionalisme meragukan semua pandangan empirisme.
Kritik terhadap empirisme yang diungkapkan oleh honer dan hunt(1968)
dalam suriasumantri (1994) terdiri atas tiga bagian.pertama,pengalaman yang
merupakan dasar utama empirisme seringkali tidak berhubungan langsung dengan
kenyataan obyektif pengalaman ternyata bukan semata-mata sebagai tangkapan
pancaindera saja. Sebab seringkali pengalaman itu muncul yang disertai dengan
penilaian dengan kajian yang mendalam dan kritis diperoleh bahwa konsep
pengalaman merupakan pengertian yang tidak tegas untuk dijadikan sebagai dasar
dalam membangun suatu teori pengetahuan yang sistematis.disamping itu pula,tidak
jarang ditemukan bahwa hubungan berbagai fakta tidak seperti apa yang diduga
sebelumnya.
Kedua dalam mendapatkan fakta dan pengalaman pada alam nyata,manusia
sangat bergantung pada persepsi pancaindera.pegangan empirisme yang demikian
menimbulkan bentuk kelemahan lain,pancaindera manusia memiliki
keterbatasan.ehingga dengan keterbatasan pancaindera,persepsi suatu obyek yang
ditangkap dapat saja keliru dan menyesatkan.
Ketiga,didalam empirisme pada prinsipnya pengetahuan yang diperoleh
bersifat tidak pasti.prinsip ini sekalipun merupakan kelemahan,tapi sengaja
dikembangkan dalam empirisme untuk memberikan sifat kritis ketika membangun
sebuah pengetahuan ilmiah.semua fakta yang diperlukan untuk menjawab keraguan-
keraguan harus diuji terlebih dahulu.dewey menyebutkan bahwa hal yang paling
buruk dari metode empiris adalah pengaruhnya terhadap sikap mental

ix
manusia.beberapa bentuk mental negatif yang dapat ditimbulkan oleh metode empiris
anara lain: sikap kemalassn dan konserfatif yang salah,siakap mental seperti ini
menurutnya,lebih berbahaya dari pada sekedar memberi kesimpulan yang
salah.sebaga contoh dikatakan bahwa apabila ada suatu penarikan kesimpulan yang
dibuat berdasarkan pengalaman masalalu menyimpang dari kebiasaan, maka
kesimpulan tersebut akan sangat diremehkan.sebaliknya,apabila ada penegasan yang
berhasil,maka akan sangat dibesar-besarkan.
Terhadap empirisme immanuel kant juga memberi kritiknya bahwa meskipun
empirisme menolak pengetahuan yang berasal dari rasio,tetapi pengalaman dan
persepsi yang merupakan dasar kebenaran dalam empirisme tidak dapat memberi
suatu pengetahuan yang kebenarannya adalah universal dan bernilai penting.
Kritik lain yang juga diungkapkan oleh brower dan heryadi (1986). tidak
mungkin unsur-unsur khusus menghasilkan sesuatu kebenaran yang bersifat universal.
Meskipun diakui bahwa munculnya pengetahuan dan legitimasinya berasal dari
pengamatan,tetapi paada kenyataan tidak semua sumber pengetahuan hanya terdapat
dalam pengalaman.
Telaah terhadap kritikan yang ditujukan kepada empirisme tidak
dimaksudkan untuk menimbulkan keraguan tentang peranan empirisme dalam
pembentukan pengetahuan melalui metode ilmiah.kritik kepada empirisme haruslah
dipandang sebagai acuan dalam mencari solusi altematif mengatasi kelemahan-
kelemahan dalam emprisme. Penggunaan pancaindera yang memiliki keterbatasan
harus dibantu dengan teknologi yang sempurna untuk menyempurnakan
pengamatan.metode-metode eksperimen yang dijalankan harus ditetapkan secara
benar sehingga bias karena keterbatasan pengamatan manusia dapat
diminimalisasikan.
Pengalama-pengalaman yang dibangun sebagai dasar kebenaran harus
didukung dengan teori-teori yang relevan. Bergantung pada pengalaman pribadi saja
bisa menimbulkan subyektivitas yang tinggi.oleh sebab itu kajian terhadap
pengetahuan-pengetahuan yang sudah ada sebelumnya harus dilakukan sehingga
kebenaran yang ingin didapatkan memiliki sifat obyektivitas yang tinggi.pengetahuan
tidak semata-mata mulai dari penalaman saja, tetapi ia harus menjelaskan dirinya
dengan pengalaman-pengalaman ini.
Dari sudut pandang yang lain,kritik terhadap empirisme perlu juga dipahami
sebagai kritik terhadap ilmu pengetahuan.dengan adanya keterbatasan dalam

x
empirisme sebagai salah satu prosedur dari metode ilmiah,memberi gambaran kepada
kita bahwa kebenaran dalam ilmu pengetahuan bukanlah satu-satunya kebenaran yang
ada,tetapi sebagai ilmuan,kita harus dengan rendah hati mengakui bahwa diluar ilmu
pengetahuan masih terdapat kebenaran lain,dengan demikian,kebenaran ilmu
pengetahuan tidak bisa berjalan sendiri,tetai didalam membangun keharmonisan dan
keseimbangan hidup,kebenaran ilmu pengetahuan perlu berdampingan dengan
kebenaran-kebenaran dari pengetahuan lain,seperti seni,etika dan agama.
Pengetahuan-pengetahuan lain diluar ilmu pengetahuan ilmiah perlu dipahami pula
dengan baik oleh para ilmuan agar dapat menciptakan atau menghasilkan nuansa yang
lebih dinamis pada pengetahuan ilmiah.
Kritik fenomenologi atas empirisme logis adalah: bagaimana mungkin
manusia dapat menyelidiki fakta bahasa sedangkan realitas dunia-atau sebagai realitas
bahasa-adalah bagian dirinya sendir yang menunggal itu?kalau jawaban itu digunakan
untuk menjawab pertanyaan esensial tentu tidak mungkin.karena subjek dalam
pertanyaan esensial harus melepaskan diri dari objek.pertanyaan ini bisa dijawab
manakala manusia menyetujui atas posisi kemanunggalannya anatara subjek dan
objek
Jadi subjek manusia yang merangkuh objek dalam tindak epistemologis
adalah tidak munkin. Apalagi dengan pendekatan analitika bahasa yang menyelidiki
relitas dunia pada fakta bahasanya. Subjek dan objek-dualisme epistemologi-adalah
sesuatu yang tidak dapat dibedakan,mengingat fenomenologi eksistensial menisbatkan
manusia dan realitas dunia dalam satu lokus.

BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

xi
Empirisme adalah suatu aliran dalam filsafat yang menyatakan bahwa semua
pengetahuan berasal dari pengalaman manusia.Empirisme menolak anggapan bahwa
manusia telah membawa fitrah pengetahuan dalam dirinya ketika
dilahirkan.Empirisme lahir di inggris dengan tiga eksponennya adalah: David
hume,george berkely,dan jhon locke.
Tanpa pengalaman, rasio tidak memiliki kemampuan untuk memberikan
gambaran tertentu,kalaupun menggambarkan sedemikian rupa, tanpa pengalaman,
hanyalah khayalan belaka.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2011, diakses dari: http://id wikipedia org/wiki/Empirisme, tanggal 14 maret 2011,
pukul. 13.00 wib.

xii
Anonim. 2011,diakses dari:http://andre.com/empirisme. Tanggal 14 maret 2011, pukul. 13.00
wib

Beni Ahmad Saebani, Filsafat Ilmu, bandung:CV. Pustaka Setia,2009.

Anonim. 2011. diakses dari : http://Prasetyo.com/post/detail/14925/empirisme, tanggal 14


Maret 2011, pukul. 13.00 WIB.

Anonim. 2011. diakses dari : http:// Indera.com/empirisme, tanggal 14 Maret 2011, pukul.
13.00 WIB.
Lorent bagus. Kamus Filsafat. Jakarta : Gramedia. 1996.

xiii

Anda mungkin juga menyukai