Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PENGANTAR FILSAFAT

DOSEN PENGAMPU:

Ari rohmawati, M.Phil

DISUSUN OLEH

Kelompok 1:

1. Kgs. Anang Ghozali (221250003)

2. Juwita Sari Diniarti (221250010)

3. Rizki Asrarul Mufidah (221250019)

INSTITUT AGAMA ISLAM MA’ARIF NU

FAKULTAS TARBIYAH

TADRIS MATEMATIKA

2022/2023

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalaah ini guna memenuhi tugas kelompok
untuk mata kuliah Sejarah Hukum Islam.

Sholawat beriring salam tak lupa kita sanjung agungkan kepada Nabi Muhammad SAW,
semoga kelak kita diakui sebagai umatnya .

Penulis makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyaak pihak yang dengan tulus
memeberikan saran dan kritik sehingga makalah ini dapat terselesaikan.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami
mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai
pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
perkembangan dunia pendidikan.

Metro, 27 September 2022

Kelompok 1

DAFTAR ISI
Kata Pengantar................................................................................. i

Daftar isi............................................................................................. ii

BAB I. Pendahuluan........................................................................

A. Latar Belakang.................................................................

B. Rumusan Masalah.........................................................

C. Tujuan............................................................................

BAB II. Pembahasan.....................................................................

A. Pengertian Rasionalisme.....................................................

B. Pengertian Empirisme .....................................................

C. Pengertian Idealisme ...............................................................

D. Pengertian Realisme……………………………………

BAB III. Penutup

A. Kesimpulan.................................................................

B. Saran .........................................................................

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Filsafat, terutama filsafat barat muncul di Yunani semenjak kira-kira pada abad ke-7 SM.
Filsafat muncul ketika orang-orang mulai berfikir-fikir dan berdiskusi akan keadaan alam, dunia,
dan lingkungan disekitar mereka dan tidak menggantungkan diri kepada Agama untuk mencari
jawaban atas pertanyaan tersebut. Banyak yang bertanya-tanya mengapa filsafat muncul di
Yunani dan tidak di daerah yang beradab kala itu seperti Babilonia, Yudea (Israel) atau mesir.
Jawabannya sederhana, di Yunani, tidak seperti di daerah lain-lainnya tidak ada kasta pendeta
sehingga secara intelektual orang lebih bebas.

Orang Yunani pertamayang bisa diberi gelar filosof adalah Thales dari Mileta, sekarang
di pesisir barat Turki. Tetapi filosof-filosof Yunani yang terbesar tentu saja ialah Socrate, Plato
dan Aristoteles.

Filsafat dibagi menjadi 4 babakan yakni filsafat klasik, filsafat abad pertengahan, filsafat
modern dan filsafat kontemporer. Filsafat klasik di dominasi oleh rasionalisme, filsafat abad
pertengahan didominasi dengan doktrin-doktrin agama Kristen. Filsafat modern didominasi oleh
rasionalisme sedangkan filsafat kontemporer didominasi oleh kritik terhadap filsafat modern.
Pada saat inilah, para filosof kemudian mencoba memandang dunia dengan cara yang lain yang
belum pernah dipraktekkan sebelumnya, yakni berfikir secara ilmiah. Dalam mencari keterangan
tentang alam semesta, mereka melepaskan diri dari hal-hal mistis yang secara turun temurun
diwariskan oleh tradisi, dan selanjutnya mereka mulai berfikir sendiri. Dibalik aneka kejadian
yang diamati secara umum, mereka mulai mencari suatu keterangan yang memungkinkan
mereka mampu mengerti kejadian-kejadian itu. Dalam artian inilah, mulai ada kesadaran untuk
mendekati problem dan kejadian alam semesta secara logis dan rasional.

Sebab hanya dengan cara semacam ini, terbukalah kemungkinan bagi pertanyaan lain dan
penilaian secara kritik dalam memahami alam semesta. Semangat inilah yang memunculkan
filosof-filosof pada jaman Yunani. Filsafat dan ilmu menjadi satu.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dari Rasionalisme?

2. Apa pengertian dari Empirisme?

3. Apa pengertian dari Idealisme?

4. Apa pengertian dari Realisme?

C. TUJUAN

1. Untuk mengetahui dan memahami Rasionalisme

2. Untuk mengetahui dan memahami Empirisme

3. Untuk mengetahui dan memahami Idealisme

4. Untuk mengetahui dan memahami Realisme

BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN RASIONALISME

Rasionalisme merupakan paham filsafat yang mengatakan bahwa akal (reason) adalah
alat terpenting dalam memperoleh pengetahuan dan mengetes pengetahuan. Rasionalisme
mengajarkan bahwa pengetahuan diperoleh dengan cara berfikir, alat dalam berfikir adalah
kaidah-kaidah logis atau kaidah-kaidah logika. Setelah pemikiran rasionalisme sampai pada
penyempurnaannya, yaitu telah tercapainya kedewasaan pemikiran, maka terdapat keseragaman
mengenai sumber pengetahuan yang secara alamiah dapat dipakai manusia, yaitu akal (rasio) dan
pengalaman (empiri). Karena orang memiliki kecenderungan untuk membentuk aliran
berdasarkan salah satu dari keduanya, maka kedua-duanya sama-sama membentuk aliran sendiri
yang saling bertentangan.

Rasionalisme dipelopori oleh Rene Descartes (1596-1650) yang disebut bapak filsafat
modern. Ia ahli dalam ilmu alam, ilmu hukum, dan ilmu kedokteran. Ia menyatakan, bahwa ilmu
pengetahuan harus satu, tanpa bandingannya, harus disusun oleh satu orang, sebagai bangunan
yang berdiri sendirimenurut satu metode yang umum. Yang harus dipandang sebgai hal yang
benar adalah apa yang jelas dan terpilih-pilih. Ilmu pengetahuan harus mengikuti langkah ilmu
pasti, karena ilmu pasti dapat dijadikan model cara mengenal secara dinamis.

Rene Descartes yang mendirikan aliran rasionalisme berpendapat, bahwa sumber


pengetahuan yang dapat dipercaya adalah akal. Ia menyatakan bahwa kebenaran dapat diperoleh
hanya melalui hasil pembuktian, logika, dan analisis terhadap fakta. Segala sumber pengetahuan
dalam rasionalisme berasal dari akal pikiran atau harus bersifat rasional realistis. Hanya
pengetahuan yang diperoleh lewat akallah yang memenuhi syarat yang dituntut oleh semua ilmu
pengetahuan ilmiah. Dengan akal dapat diperoleh kebenaran dengan metode deduktif, seperti
yang dicontohkan dalam ilmu pasti.

Latar belakang munculnya rasionalisme adalah keinginan untuk membebaskan diri dari
segala pemikiran tradisional (skolastik), yang pernah diterima tetapi ternyata tidak mampu
menangani hasil-hasil ilmu pengetahuan yang dihadapi. Apa yang ditanam Aristoteles dalam
pemikiran saat itu juga masih dipengaruhi oleh khayalan-khayalan.

Descartes menginginkan cara yang belum dalam berfikir, maka diperlukan titik tolak
pemikiran yang pasti yang dapat ditemukan dalam keragu-raguan, Cogito erno sum (saya berfikir
maka saya ada). Jelasnya, bertolak dari keraguan untuk mendapatkan kepastian.

B. PENGERTIAN EMPIRISME
Empirisme adalah suatu aliran dalam filsafat yang menyatakan bahwa semua
pengetahuan berasal dari pengalaman indra manusia. Dalam empirisme, kebenaran hanya dapat
diperoleh melalui pengalaman. Pola pikir empirisme mengandalkan empiris (pengalaman),
manusia dapat memperoleh pengetahuan dari pengalaman dengan cara mengadakan pengamatan
dan pengindraan. Pemikiran filsafat pada empirisme memiliki sifat yang bertentangan dengan
rasionalisme.

Perkembangan pemikiran empirisme berlangsung secara pesat di Inggris dan wilayah


disekitarnya selama abad ke-17 hingga abad ke-18. Oleh karena adanya kemajuan ilmu
pengetahuan dapat dirasakan manfaatnya, maka pandangan orang terhadap filsafat mulai
merosot. Hal ini disebabkan karena filsafat dianggap tidak berguna lagi bagi kehidupan. Pada sisi
lain, ilmu pengetahuan besar sekali manfaatnya bagi kehidupan. Kemudian beranggapan bahwa
pengetahuan yang bermanfaat, pasti, dan benar hanya diperoleh melalui pengalaman (empiri),
dan empirilah satu-satunya sumber pengetahuan. Pemikiran tersebut lahir dengan nama
empirisme.

Beberapa pendapat tentang empirisme oleh para tokohnya:

• Thomas Hobbes (1588-1679)


Ia berpendapat bahwa pengenalan terhadap segala sesuatu selalu diawali oleh
pengalaman indrawi. Kebenaran hanya dimiliki oleh sesuatu yang dapat dirasakan oleh
indra.. Ia meyakini bahwa pengenalan intelektual merupakan hasil penjumlahan dari data-
data indrawi yang sama, tetapi dengan cara yang berbeda. Hobbes menganggap system
materi tersusun dari dunia dan materi sebagai objek pengenalannya. Keberadaan objek
pengenalan berlangsung secaa terus-menerus karena adanya hukum mekanisme. Dalam
sejarah filsafat modern, pemikiran Hobbes merupakan system materialistis yang pertama.
• John Locke (1704-1932)
Ia menjadi peletak dasar empirisme dalam proses berfikir, ia berpendapat bahwa
semua pengetahuan diperoleh melalui pengalaman. Pemikirannya ini menolak pendapat
Plato mengenai adaanya ide bawaan sebelum perolehan pengalaman. Ia menolak semua
gagasan yang mendukung adanya ide bawaan. Empirisme dikembangkan oleh Jhon
Locke juga berkaitan dengan pendidikan. Pemikiran empirisme Jhon Locke berkaitan
dengan pandangannya mengenai pengetahuan yang dimiliki oleh manusia saat lahir. Ia
meyakini bahwa setiap manusia yang dilahirkan adalah dalam keadaan tidek memiliki
pengetahuan sama sekali. Locke juga meyakini bahwa perkembangan anak khusunya
dalam pendidikan sepenuhnya dipengaruhi oleh limgkungan.
• Aristoteles
Ia menggunakan pendekatan empirisme untuk menetapkan dasar ilmu
pengetahuan. Ia mengandalkan kemampuan indra khususnya penglihatan (mata) dan
pendengaran (telinga). Metode ini menciptakan satu alat bantu bagi penemuan
pengetahuan ilmiah yang disebut statiska.
C. PENGERTIAN IDEALISME
Aliran filsafat idealism merupakan suatu aliran filsafat yang mengagungkan jiwa.
Pertemuan antara jiwa dan cita melahirkan suatu angan-angan, yaitu dunia idea. Aliran ini
menganggap bahwa kenyataan atau realitas tersusun dari jiwa dan juga ide. Istilah
idealisme berasal dari kata “idea” yang memiliki arti sesuatu yang hadir dalam jiwa.
Aliran tersebut menjadi sebuah awal yang sangat penting untukperkembangan cara
berpikir manusia. Pemikiran dasar dari aliran ini ternyata juga pernah dijelaskan oleh
Plato. Menurutnya, realitas yang paling dasar adalah sebuah ide. Sementara realitas yang
bisa dilihat oleh manusia adalah bayangan dari ide itu sendiri.
Pemikiran tersebut pastinya memandang realitas yang terlihat sebagai sesuatu
yang tidak penting. Mereka hanya akan menerimanya jika realitas tersebut dihubungkan
dengan ide-ide. Walaupun begitu, pemikiran idealisme adalah pemikiran yang paling bisa
diterima oleh para tokoh dan juga filsuf, salah satunya ialah Descartes. Ia sepakat bahwa
unsur yang berhubungan dengan jiwa adalah unsur yang lebih penting dibanding sebuah
kebendaan yang tampak.

D. PENGERTIAN REALISME
Realisme adalah sebuah aliran yang ada didalam ilmu pengetahuan. Menurut
aliran ini, ia mempermasalahkan objek pengetahuan manusia. Dimana realism
memandang bahwa objek pengetahuan yang diyakini oleh manusia berada diluar dari
manusia itu sendiri, Misalnya saja.

a. Pengetahuan tentang pohon.


b. Pengetahuan tentang binatang.
c. Pengetahuan tentang bumi.
d. Pengetahuan tentang kota.

Semua contoh yang disebutkan diatas tak hanya ada didalam pikiran manusia
yang mengamatinya saja, tapi juga ada dengan sendirinya dan tidak bergantung pada jiwa
manusia.
Aliran realisme dibagi menjadi dua golongan, antara lain:

1. Golongan Realisme Rasional


Golongan aliran realisme jenis ini dibagi menjadi dua lagi, yaitu realisme klasik,
dan realisme religious. Kedua aliran tersebut berpangkal pada filsafat Aristoteles. Tapi
demikian ada perbedaan mendasar pada kedua aliran ini. Dimana perbedaanya yaitu
realisme klasik biasanya langsung dari pandangan Aristoteles, sementara realisme
religious tidak langsung dari Aristoteles. Ia berkembang didalam filsafat Thomas
Aquinas, yaitu filsuf beragama Kristen yang kemudian dikenal denga aliran Thomisme.
Pandangan dari keduanya setuju bahwa dunia materi adalah nyata dan ada diluar orang
yang memperhatikannya.
Lalu, penganut aliran Thomisme berpendapat bahwa jiwa adalah salah satu hal yang
penting meski tidak nyata seperti badan. Oleh karena itu, aliran ini juga berpendapat
bahwa jiwa dan juga badan diciptakan oleh Tuhan. Aliran Thomisme juga menganggap
bahwa pengetahuan didapatkan melalui wahyu, pengalaman dan berfikir. Penganut dari
aliran realisme religious berpendapat bahwa aturan keharmonisan alam semesta adalah
ciptaan Tuhan, maka kita perlu mempelajarinya.

2. Golongan Aliran Realisme Alam atau Ilmiah


Golongan aliran yang satu ini adalah berkembangnya ilmu pengetahuan alam.
Dimana aliran realisme alam memiliki sifat yang skeptic dan eksperimental. Aliran
tersebut berpandangan bahwa dunia yang ada disekeliling kita itu nyata, maka yang
menjadi salah satu tugas ilmu pengetahuan yaitu menyelidiki semua isi yang ada
didalamnya dan hal ini bukan tugas dari filsafat. Tugas dari filsafat tidak lain yaitu
kordinasi mengenai konsep-konsep dan juga penemuan ilmu pengetahuan yang
bermacam-macam. Menurut aliran ini alam memiliki sifat menetap, memang ada
perubahannya, tetapi perubahan itu langsung sesuai dengan hukum alam semesta terus
berlangsung menurut susunannya yang sudah teratur.

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Rasionalisme merupakan paham filsafat yang mengatakan bahwa akal (reason)
adalah alat terpenting dalam memperoleh pengetahuan dan mengetes pengetahuan.
Rasionalisme mengajarkan bahwa pengetahuan diperoleh dengan cara berfikir, alat dalam
berfikir adalah kaidah-kaidah logis atau kaidah-kaidah logika.
Empirisme adalah suatu aliran dalam filsafat yang menyatakan bahwa semua
pengetahuan berasal dari pengalaman indra manusia. Dalam empirisme, kebenaran hanya
dapat diperoleh melalui pengalaman. Pola pikir empirisme mengandalkan empiris
(pengalaman), manusia dapat memperoleh pengetahuan dari pengalaman dengan cara
mengadakan pengamatan dan pengindraan.
Aliran filsafat idealism merupakan suatu aliran filsafat yang mengagungkan jiwa.
Pertemuan antara jiwa dan cita melahirkan suatu angan-angan, yaitu dunia idea. Aliran ini
menganggap bahwa kenyataan atau realitas tersusun dari jiwa dan juga ide
Realisme adalah sebuah aliran yang ada didalam ilmu pengetahuan. Aliran
realisme dibagi menjadi dua golongan, antara lain:
1. Golongan Realisme Rasional
2. Golongan Aliran Realisme Alam atau Ilmiah

B. SARAN

Penulisan makalah ini tidak luput dari kesalahan dan kekurangan. Oleh
karena itu, diharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
untuk perbaikan makalah ini. Semoga dengan adanya makalah ini dapat
menambah wawasan kita tentang aliran filsafat yaitu rasionalisme, idealisme, empirisme,
dan realisme. Atas kritik dan saran yang membangun diberikan diucapkan terima kasih.

DAFTAR PUSTAKA
Achmadi, Asmoro.2003, FILSAFAT UMUM. Jakarta: PT. RajaGranfindo Persada

Anda mungkin juga menyukai