FILSAFAT OLAHRAGA
Nama Npm
1. Aldiva Tri Ramadhani 196610703
2. Andre Novrian 196610773
3. Ananda Jusdy Pratama 196610743
4. Herdiansya Taufik 196610765
5. M. Adrian 196610713
6. M. Makmur Panjaitan 196610753
7. Muhammad Givari 196610704
PENJASKESREK
PEKANBARU
2022
Segala puji bagi Allah SWT, kami meminta pertolongan dan ampunan
kepada-Nya. Kami berlindung dari segala macam kejahatan jiwa dan kejahatan
perbuatan kami. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah ke haribaan j , para
keluarga dan sahabatnya serta orang-orang yang selalu setia mengikuti mereka
hingga hari akhir nanti. Dengan rasa syukur yang besar, penulis haturkan kepada
Allah SWT karena dapat menyelesaikan pembuatan makalah yang berjudul
“Rasionalisme dan Empirisme”.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II ISI
2.1 Rasionalisme.......................................................................... 2
2.2 Empirisme.............................................................................. 5
3.1 Kesimpulan............................................................................ 10
3.2 Saran...................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................. 11
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
ISI
2.1 Rasionalisme
A. Pengertian
2
B. Tokoh-Tokoh Rasionalisme dan Pemikirannya
3
suatu sistem berdasrkan rasionalisme untuk mencapai kebahagiaan bagi
manusia.menurut Spinoza aturan atau hukum ynag terdapat pada semua
hal itu tidak lain dari aturan dan hukum yang terdapat pada idea. Baik
Spinoza maupun lebih ternyata mengikuti pemikiran Descartes itu, dua
tokoh terakhir ini juga menjadikan substansi sebagai tema pokok dalam
metafisika, dan kedua juga mengikuti metode Descantes.
3) Leibniz (1646-1716 M)
Gottfried Eilhelm von Leibniz lahir pada tahun 1646 M dan
meninggal pada tahun 1716 M. Dia filosof Jerman, matematikawan,
fisikawan, dan sejarawan. Lama menjadi pegawai pemerintahan, pembantu
pejabat tinggi Negara. Waktu mudanya ahli piker Jerman ini mempelajari
scholastik. Ia kenal kemudian aliran- aliran filsafat modern dan mahir
dalam ilmu. Ia menerima substansi Spinoza akan tetapi tidak menerima
paham serba tuhannya (pantesme). Menurut Leibniz substansi itu memang
mencantumkan segala dasar kesanggupannya, dari itu mengandung segala
kesungguhan pula. Untuk menerangkan permacam- macam didunia ini
diterima oleh Leibniz yang disebutnya monaden. Monaden ini semacam
cermin yang membayangkan kesempurnaan yang satu itu dengan cara
sendiri.
1) Kelebihan
Mampu menyusun sistem-sistem kefilsafatan yang berasal dari
manusia. Contoh: matematika, astronomi, biologi disusun
berdasarkan logika.
Dengan menalar, manusia mampu menjelaskan pemahaman yang
rumit dan bersifat abstrak.
Kebenaran diperoleh dari sebab-sebab yang menyatakannya benar.
4
Rasionalisme memberikan kerangka berfikir yang koheren dan
logis.
Memberikan sifat rasional kepada pengetahuan ilmiah dan bersifat
konsisten dengan pengetahuan yang telah dikumpulkan
sebelumnya.
2) Kelemahan
Doktrin-doktrin filsafat rasionalisme cenderung mementingkan
subjek daripada objek,sehingga rasionalisme hanya berfikir yang
keluar dari akal budinya saja yang benar,tanpa memerhatikan
objek-objek rasional secara peka.
Cara memahami objek di luar cakupan rasionalitas sehingga titik
kelemahan tersebutmengundang kritikan tajam, sekaligus memulai
permusuhan baru dengan sesama pemikirfilsafat yang kurang
setuju dengan sistem-sistem filosofis yang subjektif tersebut.
2.2 Empirisme
A. Pengertian
5
Dalam sejarah filsafat, klaim empiris ialah tidak ada sesuatu dalam pikiran
yang mulanya tidak ada dalam indera. Hal tersebut mengandung makna bahwa:
6
2) Thomas Hobbes (1588-1679 M)
Thomas Hobbes adala seorang ahli pikir yang lahir di Malmesbury.
Beliau adalahanak dari seorang pendeta. Menurutnya, bahwa pengalaman
inderawi sebagai permulaan segala pengetahuan. Hanya sesuatu yang
dapat disentuh dengan indera lah yang merupakan kebenaran. Pengetahuan
kita tak mengatasi pengindraan dengan kata lain pengetahuan yang benar
hanyalah pengetahuan indera saja, yang lain tidak.
7
manusia tidak dapat mengerti dan meraihnya. Sedangkan reflection adalah
pengenalan intuitif yang memberikan pengetahuan kepada manusia, yang
sifatnya lebih baik daripada sensation. Mengapa demikian? Karena jiwa
manusia di saat dilahirkan putih bersih (tabula rasa) yaitu jiwa itu kosong
bagaikan kertas putih yang belum tertulis. Tidak ada sesuatu dalam jiwa
yang dibawa sejak lahir, melainkan pengalamanlah yang membentuk jiwa
seseorang.
1) Kelebihan
pengalaman indera merupakan sumber pengetahuan yang benar,
karena faham empiris mengedepankan fakta-fakta yang terjadi di
lapangan.
2) Kelemahan
Indra terbatas. Benda yang jauh kelihatan kecil. Apakah benda
itu kecil benda itu kecil? Tidak. Keterbatasan kemampuan indera
ini dapat melaporkan objek salah.
Indera menipu. Pada orang yang sakit malaria, gulara rasanya
pahit, udara panas dirasakan dingin. Ini akan menimbulkan
pengetahuan empiris yang salah juga.
Objek yang menipu. Contohnya ilusi, fatamorgana. Jadi, objek
itu sebenarnya tidak sebagaimana ia tangkap oleh alat indera; ia
membihongi indera. Ini jleas dapat menimbulkan inderawi yang
salah.
Indera dan objek sekaligus. Dalam hal ini indera (di sini mata)
tidak mampu melihat seekor kerbau secara keseluruhan, dan
kerbau itu juga tidak dapat memperlihatkan badannya secara
8
keseluruhan. Jika melihatnya dari depan, yang kelihatan adalah
kepala kerbau, dan kerbau pada saat itu memang tidak mampu
sekaligus memperlihatkan ekornya. Kesimpulannya ialah
empirisme lemah karena keterbatasan indera manusia.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Filsafat diakui sebagai induk ilmu pengetahuan (the mother of sciences)
yang mampu menjawab segala pertanyaan dan permasalahan. Mulai dari masalah-
masalahyang berhubungan dengan alam semesta hingga masalah problematika da
n kehidupannya. Dengan demikian, telah banyak aliran filsafat yang bermunculan
yang memiliki kekhasan masing-masing sesuai dengan metode yang dijalankan
dalam rangka memperoleh kebenaran. Rasionalisme mengajarkan bahwa ilmu
pengetahuan diperoleh dengan cara berpikir dengan kaidah-kaidah logika.
Sementara empirisme meyakini pengalaman sumber pengetahuan, baik yang batin
maupun indrawi.
3.2 Saran
Dalam pembuatan karya tulis ilmiah, harus betul – betul diteliti, diamati,
dan dikoreksi kembali jika dalam pembuatannya terjadi kekeliruan dalam
penulisan kata atau kalimatnya. Dalam membuat karya tulis ilmiah, betul – betul
hasil dari kerja keras kita, bukan sebagai penjiplak karya orang lain. Bisa
mencontoh, tapi hanya dijadikan acuan dalam karya tulis kita sendiri. Jangan
semua karya tulis ilmiah orang lain diambil begitu saja dan dimasukkan semua
materinya kemudian dijadikan sebagai karya tulis ilmiah sendiri.
10
DAFTAR PUSTAKA
11