Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Manusia diberi karunia oleh Allah berupa akal. Sifat manusia yang selalu
mencari kebenaran merupakan sifat yang tidak pernah puas dengan apa
yang sudah ada. Dengan akalnya manusia selalu mencari dan mencari
kebenaran dengan bertanya-tanya untuk mendapat jawaban.
Ilmu-ilmu alam yang menuntut kebenaran nyata dan utuh, sudah tidak
bisa lagi bergantung pada pemikiran keutuhan dan serba gaib. Para filsuf
dari berbagai zaman telah menggunakan jalan dan cara pikir, yang
mereka harap mampu menuntun mereka pada akar dari ilmu
pengetahuan. Sebuah kebenaran yang mendefinisikan semesta,
memetakan dunia, dan pada akhirnya mampu menjabarkan ilmu
pengetahuan itu sendiri. Rasionalisme adalah salah satunya.
Maka dari itu makalah kami akan membahas mengenai Rasionalisme.
Semoga bermanfaat.

B. Rumusan masalah
1. Apakah pengertian Rasionalisme ?
2. Bagaimana sejarah munculnya Rasionalisme ?
3. Siapa saja tokoh-tokoh Rasionalisme ?
4. Bagaimana pola pikir Rasionalisme ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Rasionalisme.
2. Untuk mengetahui sejarah munculnya Rasionalisme.
3. Untuk mengetahui tokoh-tokoh Rasionalisme.
4. Untuk mengetahui pola pikir Rasionalisme.

1
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Rasionalisme
Secara etimologi, istilah Rasionalisme berasal dari bahasa Inggris yaitu
“Rationalism”. Kata ini berakar dari bahasa Latin “Ratio” yang berarti
akal. Sehingga dapat dikatakan bahwa Rasionalisme merupakan suatu
aliran atau ajaran yang didasarkan pada ide yang dapat diterima oleh
akal. Rasionalisme dipelopori oleh Rene Descartes yang disebut sebagai
bapak filsafat modern. Ajaran ini lebih menekankan pada kekuatan akal
sebagai alat dalam menggali sumber pengetahuan.
Aliran ini berpendapat bahwa sumber pengetahuan yang mencukupi dan
yang dapat dipercaya adalah rasio (akal). Hanya pengetahuan yang
diperoleh melalui akallah yang memenuhi syarat yang dituntut oleh sifat
umum dan yang perlu mutlak yaitu syarat yang dipakai oleh semua
pengetahuan ilmiah. Pengalaman hanya dapat dipakai untuk meneguhkan
pengetahuan yang didapatkan oleh akal. Akal dapat menurunkan
kebenaran dari dirinya sendiri, yaitu atas dasar-dasar pertama yang pasti.

2. Sejarah Munculnya Rasionalisme


Munculnya rasionalisme dilatarbelakangi oleh kegundahan dan
kegelisahan pada filsuf pada abad pertengahan terhadap sikap masyarakat
yang mempercayai mitos dan dogma dari rumah ibadah (gereja). Mereka
cenderung menerima ada begitu saja dogma-dogma tersebut tanpa mau
memahami atau mencari kebenarannya. Para filsuf tersebut menganggap
gereja telah menghipnotis gerak-gerik aktivitas masyarakat dengan
dogma tersebut, seakan-akan kehidupan masyarakat telah didominasi
oleh gereja. Hingga pada akhirnya muncullah Rene Descartes. Ia sangat
anti terhadap dogma gereja yang menurutnya tidak rasional penuh
dengan mitos dan tidak dapat mendorong pada kemajuan pola pikir
filsafat pada saat itu. Ia juga merasa bahwa perkembangan pola pikir

2
berjalan sangat lambat. Ia melihat bahwa banyak tokoh gereja yang
mengatasnamakan agama yang menyebabkan lambatnya perkembangan
pola pikir filsafat. Kemudian ia membuat paradigma yang berbeda dari
para filsuf yang lain. Ia berpendapat bahwa akal adalah sumber dari
pengetahuan. Sehingga apapun yang tidak bisa dikaji dengan akal (tidak
masuk akal), maka hal tersebut tidak bisa dikatakan sebagai suatu
pengetahuan yang ilmiah.

3. Tokoh-Tokoh Rasionalisme
1. Rene Descartes ( 1596- 1650 M )
Descartes disamping tokoh rasionalisme juga dianggap sebagai bapak
filsafat, terutama karena dia dalam filsafat-filsafat sungguh-sungguh
diusahakan adanya metode serta penyelidikan yang mendalam. Ia ahli
dalam ilmu alam, ilmu hukum, dan ilmu kedokteran.
Ia yang mendirikan aliran Rasionalisme berpendapat bahwa sumber
pengetahuan yang dapat dipercayai adalah akal. Ia tidak puas dengan
filsafat scholastik karena dilihatnya sebagai saling bertentangan dan
tidak ada kepastian. Adapun sebabnya karena tidak ada metode
berpikir yang pasti.
Descartes merasa benar-benar ketegangan dan ketidakpastian
merajalera ketika itu dalam kalangan filsafat. Scholastik tak dapat
memberi keterangan yang memuaskan kepada ilmu dan filsafat baru
yang dimajukan ketika itu kerapkali bertentangan satu sama lain.
Descartes mengemukakan metode baru yaitu metode keragu-raguan.
Seakan-akan ia membuang segala kepastian, karena ragu-ragu itu
suatu cara berpikir. Ia ragu- ragu bukan untuk ragu-ragu, melainkan
untuk mencapai kepastian. Adapun sumber kebenaran adalah rasio.
Hanya rasio sejarah yang dapat membawa orang kepada kebenaran.
Rasio pulalah yang dapat memberi pemimpin dalam segala jalan
pikiran. Adapun yang benar itu hanya tindakan budi yang terang-
benderang, yang disebutnya ideas claires et distinctes. Karena rasio

3
saja yang dianggap sebagai sumber kebenaran, maka aliran ini disebut
Rasionalisme.

2. De Spinoza (1632-1677 M)
Spinoza dilahirkan pada tahun 1632 dan meninggal dunia pada tahun
1677 M. Nama aslinya Baruch Spinoza. Setelah ia mengucilkan diri
dari agama yahudi, ia mengubah namanya menjadi Benedictus de
Spinoza. Ia hidup di pinggiran kota Amsterdam. Spinoza maupun
Leibniz mengikuti pemikiran Rene Descartes. Dua tokoh terakhir ini
juga menjadikan substansi sebagai tema pokok dalam metafisika
mereka, dan mereka berdua juga mengikuti metode Descartes. Tiga
filosofis ini, Descartes, Spinoza, dan Leibniz, biasanya di
kelompokkan ke dalam suatu mazhab, yaitu Rasionalisme.
Spinoza mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan
dengan kebenaran tentang sesuatu, sebagaimana pertanyaan, apa
substansi dari sesuatu, bagaimana kebenaran itu bisa benar-benar yang
terbenar. Spinoza menjawabnya dengan pendekatan yang juga
sebelumnya dilakukan oleh Rene Descartes, yakni pendekatan deduksi
matematis, yang dimulai dengan meletakkan definisi, aksioma,
proposisi, kemudian barulah membuat pembuktian berdasarkan
definisi, aksioma, proposisi itu. De Spinoza memiliki cara berfikir
yang sama dengan Rene Descartes, ia mengatakan bahwa kebenaran
itu terpusat pada pemikiran dan keluasan. Pemikiran adalah jiwa,
sedangkan keluasan adalah tubuh, yang eksistensinya berbarengan.

3. Leibniz (1646-1716 M)
Seorang filosuf Jerman, matematikawan, fisikawan, dan sejarawan.
Lama menjadi pegawai pemerintah, menjadi atase, pembantu pejabat
tinggi negara pusat. Dialah Gottfried Eilhelm von Leibniz yang
dilahirkan pada tahun 1646 M dan meninggal pada tahun 1716 M.
metafisikanya adalah ide tentang substansi yang di kembangkanya

4
dalam konsep monad. Metafisika Leibniz sama-sama memusatkan
perhatian pada substansi. Bagi Spinoza, alam semesta ini, mekanisme
dan keseluruhannya bergantung kepada sebab, sementara substansi
menurut Leibniz ialah prinsip akal yang mencukupi, yang secara
sederhana dapat dirumuskan, “sesuatu harus mempunyai alasan”.
Bahkan, tuhan juga harus mempunyai alasan untuk setiap yang di
ciptakannya. Kita lihat bahwa hanya satu substansi , sedangkan
Leibniz berpendapat bahwa substansi itu banyak. Ia menyebut
substansi-substansi itu monad. Setiap monad berbeda dari yang lain,
dan Tuhan (supermonad) adalah pencipta monad-monad itu. Karya
Leibniz tentang ini di beri judul Monadology (study tentang monad)
yang di tulisnya pada tahun 1714 M.

4. Pola Pikir Rasionalisme


Aliran Rasionalisme ini mengacu pada perolehan kebenaran melalui
logika, pembuktian serta analisis yang berdasarkan fakta. Aliran ini
menolak terhadap suatu kepercayaan dan perasaan. Dengan kata lain,
tujuan rasionalisme ini hampir mirip dengan humanisme dan atheisme,
yaitu menyediakan suatu tempat bagi filsafat diluar kepercayaan atau
tahayul.
Penjelasan-penjelasan diatas mampu memberikan gambaran mengenai
aliran Rasionalisme ini. jadi, Rasionalisme adalah suatu aliran yang
beranggapan bahwa akal merupakan alat terpenting dalam menggali
pengetahuan. Yang melatarbelakangi munculnya Aliran Rasionalisme ini
adalah untuk menjauhkan diri dari cara berpikir yang tradisional, yang
dahulunya sempat diterima namun tidak dapat mengena pada ilmu
pengetahuan yang mutlak serta tidak dapat dipertanggungjawabkan
kebenarannya. Aliran ini lebih mengedepankan logika dengan
pembuktian fakta, dan aliran ini sangat menolak dengan adanya suatu hal
yang memiliki banyak arti (kebenaran yang tidak mutlak).

5
Contoh cara berpikir bukan rasionalisme yang ada di kalangan
masyarakat Indonesia yaitu kesalahan penafsiran mengenai noda putih
yang muncul di kuku. Kebanyakan orang beranggapan bahwa munculnya
noda putih ini menandakan ada seseorang yang sedang merindukan kita
atau bahkan mencintai kita. Penafsiran yang seperti ini hanyalah sebuah
mitos yang kemudian membuat orang mempercayainya. Namun
sebenarnya menurut istilah medis, noda putih pada kuku ini dinamakan
Leukonychia. Penyebab munculnya noda putih di kuku adalah trauma
ringan atau sedang pada kuku ketika sedang tumbuh. Trauma yang
dialami kuku ini diakibatkan karena suatu cidera pada kuku itu. Dan noda
putih di kuku ini tanda adanya infeksi ringan atau alergi atau efek
samping dari pengobatan tertentu. Hal ini menunjukkan bahwa
kebanyakan orang masih mempercayai hal-hal yang khayal, tidak ada
kebenaran yang rasional. Sehingga sangat perlu untuk semua masyarakat
menerapkan rasionalisme dengan cara seperti :

1. Selalu menggunakan akal pikiran dalam mempercayai atau menggali


sumber pengetahuan.

2. Selalu merasa tidak puas dengan sumber pengetahuan yang diperoleh,


sehingga menjadikan kita selalu mencari tahu kebenaran yang benar-
benar dapat dipertanggungjawabkan.

3. Tidak menerima begitu saja pemikiran-pemikiran yang tidak dapat


diterima oleh akal.

Contoh cara berpikir bukan rasionalisme yang ada pada diri sendiri yaitu
mempercayai kekuatan orang pintar seperti kyai yang memberi segelas
air minum yang telah diberi doa yang digunakan agar seseorang bisa
menjadi pandai. Jika dipikir rasional, hal semacam ini berhubungan
dengan masalah kepercayaan sehingga akal belum dapat menerimanya
karena jika seseorang menginginkan untuk pandai, hendaklah ia belajar
dan berusaha dengan sungguh-sungguh, bukan mengandalkan hal-hal
yang belum dapat diterima kebenarannya itu oleh akal. Karena semakin

6
kita rajin mengasah otak kita (belajar), semakin kita menjadi pandai.
Namun sebaliknya, jika kita hanya mengandalkan hal tidak rasional
tersebut tanpa dibarengi usaha atau belajar, justru kita akan menjadi
malas yang kemudian menjadikan kita bodoh. Oleh karena itu, sangat
perlu untuk menerapkan hal-hal yang berasionalisme dengan cara :

1. Lebih bertindak menggunakan akal daripada perasaan, tahayul dan


cara-cara berpikir tradisional lainnya.

2. Mendekati untuk menggali sumber-sumber pengetahuan yang benar-


benar dapat diterima kebenarannya oleh akal.

3. Tidak mudah mempercayai mitos-mitos atau sugesti yang ada.

7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Di dalam era filsafat modern terdapat beberapa aliran pemikiran, salah
satunya adalah Rasionalisme.
Aliran rasionalisme adalah paham filsafat yang mengatakan bahwa budi
(akal) adalah alat terpenting untuk memperoleh pengetahuan. Aliran
rasionalisme berpendapat bahwa sumber pengetahuan yang dapat dipercaya
adalah akal. Metode yang digunakan pada aliran rasionalisme adalah metode
keragu-raguan untuk berfilsafat. Latarbelakang munculnya rasionalisme adalah
keinginan untuk membebaskan diri dari segala pemikiran tradisional
(scholastic), yang pernah diterima, tetapi ternyata tidak mampu mengenai
hasil-hasil ilmu pengetahuan yang dihadapi. Pada tokoh aliran Rasionalisme
diantaranya adalah descartes, spinoza dan Leibniz mereka adalah tokoh besar
dalam filsafat rasionalisme.
B. Saran
Demikianlah makalah yang dapat kami susun. Semoga apa yang telah kita
pelajari dari makalah ini dapat dipahami dan bermanfaat bagi kita semua.
Kritik dan saran sangat berarti bagi kami untuk lebih baik lagi dalam menyusun
makalah.

8
DAFTAR PUSTAKA

Surajiyo. 2005. Ilmu Filsafat Suatu Pengantar. PT Bumi Aksara : Jakarta.

Russell, Bertrand. 2002. Sejarah Filsafat Barat . Pustaka Pelajar Offset :


Yogyakarta.

https://meilanikasim.wordpress.com/2009/05/27/aliran-rasionalisme-descartes/. 2
November 2015.

http://mujib-ennal.blogspot.co.id/2012/10/aliran-rasionalisme-dan-
empirisme.html. 2 November 2015.

https://myfilsafat.wordpress.com/2012/05/12/aliran-rasionalisme/. 2 November
2015.

Anda mungkin juga menyukai