Anda di halaman 1dari 18

Menuju Kesempurnaan, Pengantar Pemikiran Mulla Sadra

Perbandingan Epistemologi Mulla Sadra dan Filsafat Fisika Caner K. Dagli The George Washington University, USA. Abstrak
Dalam merespon spekulasi filosofis yang lahir bersamaan penemuanpenemuan empiris dalam bidang fisika di abad kedua puluh ini, seorang matematikawan dan filosof kontemporer, Wolfgang Smith, telah memperkenalkan sebuah konsep tentang perbedaan antara apa yang disebutnya alam korporeal dan alam pisik; yang pertama adalah wu ud tentang apa sa a yang dapat dipahami melalui indra dan yang kedua adalah wu ud yang dipahami melalui modus operandi fisika yang umumnya mengandung konsep menyeluruh tentang apa yang telah dikenal dengan istilah !dunia kuantum." Konsep Smith didasarkan pada metafisika tradisional, konsep yang dapat menggugurkan dualisme Cartesian yang selama ini diru uk oleh pemikiran #arat sampai hari ini. $erbedaan antara alam korporeal dan alam pisik sudah pernah di elaskan oleh %ulla Sadra ketika men elaskan tentang teori persepsi, demikian uga Smith mengemukakan teorinya dengan &ara yang sama ketika membedakan antara alam yang dipersepsi melalui indra dan alam yang dipahami melalui pengukuran. 'ntuk memahami pen elasan %ulla Sadra tentang persepsi dan pendekatan filosofis Smith dalam meme&ahkan rahasia non-lokalitas i) dan apa yang disebut keadaan
i(

Di dalam mekanika kuantum, ada dua istilah penting yang mun&ul ketika para saintis membi&arakan hubungan antara partikel-partikel dalam suatu sistem mekanika kuantum. )ang pertama adalah lokalitas, yakni bahwa bagian-bagian yang terisolasi dalam suatu sistem mekanika kuantum di luar ke&epatan &ahaya akan berhubungan dengan bagian-bagian lainnya dimana sistem tersebut akan tetap mempertahankan hubungan atau korelasi hanya dengan melalui memori dari hubungan sebelumnya. )ang kedua adalah non-lokalitas, yakni bahwa di dalam sistem mekanika kuantum, hubungan atau korelasi tidak mungkin ter adi melalui memori sederhana yang dipaksakan melintasi ruang dan waktu dengan ke&epatan lebih besar daripada ke&epatan &ahaya. *on-lokalitas inilah yang membuat +instein tidak memper&ayai mekanika kuantum dalam bagian-bagian tertentu.

Perbandingan Epistemologi Mulla Sadra dan Filsafat Fisika

,ektor yang terlipat -vector collapse(, ii) kun&i yang paling penting adalah pemahaman tentang alam ima inal atau alam peralihan (alam mitsal(. Karena itu, peru ukan antara pandangan %ulla Sadra dan pemahaman Smith tentang fisika ini sangat mungkin dapat dilakukan.

............

A
ii(

da perbedaan yang sangat mendasar antara pengalaman umum kita tentang alam dengan pemahaman kita yang didapat melalui pengamatan saintis. Sebagai &ontoh, seseorang melihat satu bola billiar yang berwarna merah. Setelah mengamati ob ek ini melalui berbagai pengukuran dan obser,asi, orang itu kemudian dapat menggambarkan atribut kuantitatif bola billiar tersebut. Dia selan utnya uga dapat mengatakan bahwa ob ek tersebut adalah sebuah benda bulat yang keras dengan radius sekian, kepadatan -density( sekian, dan dengan berat tertentu. $erbedaan antara kedua pengamatan ini adalah, yang pertama ob ek dapat dipersepsi se&ara langsung sementara yang kedua ob ek dapat dipahami melalui metode obser,asi saintis. Di
/ektor yang di-collapse-kan -direduksi( men adi keadaan tertentu sebagai hasil pengukuran pada suatu sistem kuantum, pertama kali diperkenalkan oleh 0ohn ,on *eumann -1234( dalam suatu prosedur operasional formalisme mekanika kuantum. Dalam membi&arakan state vector collapse, ada banyak interpretasi yang mun&ul. %enurut 5nterpretasi Semioti& dan 5nterpretasi Copenhagen, keadaan vector collapse dalam mekanika kuantum bukanlah suatu fenomena pisik, atau bahwa suatu ,ektor tidak dapat men elaskan se&ara pisik suatu gelombang yang bergerak dalam ruang; bagi mereka, ,ektor hanyalah representasi matematis dari apa yang diketahui oleh pengamat. 6kan tetapi, sebuah teori formalisme mekanika kuantum yang menggambarkan ke adianke adian kuantum sebagai ! abat tangan" yang ter adi melalui pertukaran gelombang yang &epat -advanced( dan gelombang yang lambat -retarded(, yang kemudian disebut 5nterpretasi 7ransaksional, mempunyai pendapat lain. %ereka mengatakan bahwa formalisme mekanika kuantum menun ukkan se&ara pisik suatu gelombang yang bergerak dalam ruang. 'ntuk memperbandingkan kedua interpretasi ini, silahkan lihat 0.8. Cramer, ! An Overview o The Transactional !nterpretation" yang dimuat di dalam 5nternational 0ournal of 7heoriti&al $hysi&s, 1299; dan 0ean S&hneider, !The "ow, #elativity Theory and $uantum %echanics" yang dimuat di dalam !Time, "ow, and $uantum %echanics," editor %. #itbol dan +. :uhnau, edition frontieres, #$ 33, 21124 8if;),ette Cede<, =ran&e.

Menuju Kesempurnaan, Pengantar Pemikiran Mulla Sadra

dalam bukunya Quantum Enigma, ahli matematika dan filosof Wolfgang Smith, iii) selain mendiskusikan tentang banyak hal, dia uga membi&arakan konsep tentang persepsi terhadap suatu ob ek -seperti halnya bola billiar tadi( serta membuktikan kesalahan bifurkasi Cartesian 1) yang menganggap bahwa semua ob ek di alam ini hanya mempunyai atribut kuantitatif yang dapat diukur sa a dan bahwa kualitas-kualitas yang diassosiasikan dengan ob ek tersebut diturunkan dera atnya ke dalam alam sub ektif manusia atau ke status yang disebut >kualitas sekunder?. Dengan menggunakan kritik Smith terhadap dualisme Cartesian sebagai titik awal, tulisan ini akan men adi pengantar diskusi singkat tentang alam kuantitas seperti yang di elaskan dalam teori %ulla Sadra tentang persepsi. ............ #ola yang kita pahami yang dalam istilah Smith disebut sebagai ob ek korporeal, uga mempunyai korespondensi dengan ob ek pisik. %enurut istilah ini, alam korporeal adalah alam tentang kualitas-kualitas yang dipahami -perceived &ualities( sementara alam pisik adalah alam tentang kuantitas yang terukur atau yang dapat diukur -measured or measura'le &uantities(. Ketika kita memahami bahwa bola dalam &ontoh di atas memiliki massa tertentu, kita tidak memahami hal ini se&ara langsung -meskipun
iii(

Wolfgang Smith, selain seorang ahli matematika dan fisika, dia uga seorang filosof yang &enderung pada pemikiran $lato. Dia bahkan pernah ke 5ndia untuk bela ar tradisi /edantik. Smith menyelesaikan studinya dari Cornell 'ni,ersity pada umur 19 tahun dengan gelar #.6., mengambil magister dalam bidang fisika teoritis di $urdue 'ni,ersity, dan memperoleh gelar $h.D dari Columbia 'ni,ersity dalam bidang matematika. $ernah beker a di #ell 6ir&raft Corporation, memegang abatan struktural di %57 dan 'C@6, kemudian men adi guru besar matematika di Aregon State 'ni,ersity. Dia kemudian mengkhususkan diri dalam menulis, selain masalah teologi dan metafisika Katolik, dia uga menulis artikel tentang perbandingan kebenaran saintis dan keyakinan saintis. #uku-bukunya yang terkenal adalah (osmos and Transcendence -129B(, Teilhardism and The "ew #eligion -1299(, dan $uantum )nigma sendiri ditulisnya pada tahun 122C. -$eru, 5llinoisD Sherwood Sugden, 122C(.

Perbandingan Epistemologi Mulla Sadra dan Filsafat Fisika

tetap bisa dipahami melalui kualifikasi tertentu(, tetapi kita memahaminya melalui pemba&aan petun uk korporeal pada skala korporeal. Kita dapat memahami melalui pemba&aan ini bukan karena atribut kuantitatif, tetapi ustru, sebagai &ontoh, melalui petun uk dan angka-angka pada skala yang berwarna hitam pada latar belakang yang berwarna putih. Semua kualitas ob ek ini dipertanyakan. Karenanya, adalah hal yang sia-sia ika kita membi&arakan tentang keunggulan kuantitas yang dapat diukur ika kita memahami hasil pengukuran tanpa adanya kualitas yang dapat dipahami. 'ntuk menguraikan pendapat Smith, tidak ada seorangpun, walaupun seorang ahli sains, yang pernah melihat benda bulat yang keras dengan densitas yang sama dan dengan radius <. $englihatan kita adalah alam tentang bola merah tanpa pengukuran yang dibuat oleh sains modern. Dalam hal ini, alam korporeal hanyalah pintu menu u alam pisik, dan ika seseorang menginginkan pengetahuan tentang atribut pisik, harus diterima bahwa kita telah memiliki kualitas-kualitas semua ob ek dan itulah hubungan ril yang dibuat antara sub ek dan ob ek tersebut. $en elasan ini menggugurkan keunggulan ekstensi dan memfokuskan ulang perhatian kita terhadap kualitas, dan pada tingkat tertentu mengambil klaim monopoli pengetahuan tentang sesuatu !sebagaimana adanya" dari tangan para ahli sains. Di dalam teori persepsi %ulla Sadra, 2) ketika seseorang melihat alam, apa yang dipersepsinya dapat dikelompokkan dalam dua kategoriD bentuk -suwar( dan makna -ma*ani(. =akultas yang memahami bentuk-bentuk adalah indra uni,ersal - sensus communis, al+hiss al+mushtara,( yang mengumpulkan informasi kemudian membawanya ke lima indra eksternal. %elalui fakultas ini, kita dapat memahami semua bentuk atau impressi. #entukbentuk yang dipahami melalui sensus communis disimpan di dalam ima inasi -al+,hayal(, disebut uga fakultas pembuat bentuk - orm+ma,ing+ aculty, al+musawwirah(. 6dapun yang memahami kategori makna - ma*ani( adalah fakultas aprehensi -al+wahm(. 6prehensi memahami makna-makna yang

Menuju Kesempurnaan, Pengantar Pemikiran Mulla Sadra

bukan kandungan langsung persepsi indra. Sadra memberikan &ontoh masalah ini seperti srigala yang memahami keben&ian seekor domba, atau pemahaman seseorang yang merasa di&intai oleh seseorang yang lain. Kesemua makna-makna ini tersimpan di dalam memori -al+hi -(. =akultas pemisah - aculty+o +disposal, al+mutasarri ah( adalah kekuatan manusia yang memisahkan dan menggabungkan bentuk-bentuk dan makna-makna yang berada di dalam ima inasi dan memori. Dengan kekuatan ini, seseorang dapat se&ara bathin memberikan sepasang sayap pada kuda atau melihat seekor kuda tanpa ekor. !Ketika iwa menggunakan fakultas pemisah melalui intermediasi fakultas aprehensi, inilah yang disebut fakultas ima inasi -imaginal+ aculty, al+muta,hayyilah(; dan ketika iwa menggunakan fakultas pemisah melalui intermediasi fakultas intelektual -intellectual+ aculty(, inilah yang disebut fakultas pemikiran - aculty+o +thought, al+mu a,,irah(." 3) #agi Sadra, fakultas aprehensi tak lebih dari !esensi fakultas intelektual yang dihubungkan dengan indi,idu partikular, hubungan dengannya, dan pengaturan fakultas intelektual terhadapnya. =akultas intelektual yang dihubungkan dengan ima inasi - al+,hayal( adalah aprehensi, seperti halnya ob eknya yang mempunyai makna uni,ersal dihubungkan dengan bentuk-bentuk entitas indi,idual yang ada di dalam ima inasi." 4) Se&ara defenisi, aprehensi berhubungan dengan makna-makna pada ekstensi partikular, sementara fakultas intelektual -al+a&ilah( berhubungan dengan makna-makna yang sama. ) Seperti yang akan kita lihat, penempatan fakultas pemisah, yang terbagi dalam fakultas ima inasi dan fakultas pemikiran, harus di elaskan ika seseorang ingin mengerti sains praktis dengan benar. ........... Kita telah men elaskan tentang pengamatan manusia, yang dalam hubungannya dengan pengamatan saintis, hanya dapat memahami alam korporeal kualitas, sementara alam pisik hanya dapat

Perbandingan Epistemologi Mulla Sadra dan Filsafat Fisika

dipahami dengan adanya efek pada alam korporeal tersebut. 6dapun persepsi menurut epistemologi %ulla Sadra, adalah domain dari kelima indra eksternal dan sensus communis. Ketika seseorang membi&arakan kualitas yang dapat dipersepsi dan kuantitas yang dapat diukur dalam hubungannya dengan pembedaan antara alam korporeal dan alam pisik, maka itu berarti bahwa orang tersebut membi&arakan tentang efek yang dapat di&apai oleh persepsi indra -al+hiss( terhadap alam korporeal, bukan pada alam pisik. Dengan &ara inilah persepsi indra manusia dapat memahami segala sesuatu di alam eksternal, terhadap dunia ob ek-ob ek yang dipela arinya. 'ntuk dapat mengerti bagaimana manusia dapat menemukan atribut-atribut suatu ob ek, maka perlu untuk memahami fakultas aprehensi. Seperti yang telah kita sebutkan sebelumnya, menurut %ulla Sadra, aprehensi adalah fakultas pada manusia yang dapat memahami makna di dalam bentuk-bentuk yang diterima oleh sensus communis atau oleh ima inasi. :asa ben&i dan &inta bukanlah kualitas yang mewu ud dalam bentuk korporeal &ua bentuk korporeal, namun keberadaan keduanya dalam bentuk korporeal dapat dipahami di melalui fakultas aprehensi. Ketika seseorang memandang pada bola billiar yang berwarna merah, dia akan melihat bahwa bola tersebut berbentuk bundar. #ola itu bukanlah sebuah bundaran di dalam indra, sebagaimana sebuah bundaran hakiki tidak mungkin mewu ud di dalam indra karena sifat alam korporeal. Ketika kita menggambar sebuah segitiga pada se&arik kertas, pada hakikatnya kita tidak sedang menggambar segitiga yang hakiki, tak perduli kehalusan dan ketepatan garis serta ketelitian ukuran segitiga yang kita buat itu. 8aris yang kita buat mungkin mempunyai ukuran yang sama dan dalam pengamatan kita temukan bahwa garis tersebut sangat halus dan teratur. 6kan tetapi, gambar yang kita buat adalah bentuk segitiga, yang sekali lagi kita katakan bahwa kita hanya mempersepsi sebuah segitiga, seperti halnya kita mempersepsi bola billiar tadi. Di dalam kedua kasus ini, persepsi tentang

Menuju Kesempurnaan, Pengantar Pemikiran Mulla Sadra

bentuk geometris bukanlah fungsi fakultas indra, tetapi merupakan tugas fakultas aprehensi. Segitiga dan bundaran adalah dua hal yang berada di alam makna, bukan bentuk yang dapat dipersepsi se&ara indrawi. $rinsip ini uga berlaku pada bentuk-bentuk geometris lain yang berada di alam korporeal yang dapat kita amati. Kita hanya mempersepsi segiempat, keru&ut, garis, dan titik-titik di dalam bentuk korporeal melalui kehadiran bentuk-bentuk tersebut di dalam akal, yang kemudian ketika dihubungkan dengan suatu indi,idu, inilah yang akan men adi fakultas aprehensi. Dalam membi&arakan perihal bentuk-bentuk benda, anggaplah bahwa kita melemparkan bola billiar dalam &ontoh ini untuk mengamati efeknya. Setelah mengulangi per&obaan ini beberapa kali dengan bola-bola billiar yang berbeda, kita menemukan bahwa bentuk lintasan bola-bola tersebut mengikuti suatu formula matematika yang sama. Dengan berdiri pada suatu tempat yang dapat melihat dengan elas lintasan lemparan tersebut, seorang pengamat akan dapat melihat se&ara langsung bentuk lintasan parabolis yang dilalui bola-bola tersebut pada setiap lemparan. #entuk lintasan parabolis itu dipahami melalui fakultas aprehensi; kita dapat melihatnya di alam korporeal, tetapi bukan dalam entitas korporeal. %ulla Sadra menyebutkan &ontoh yang sama tentang lintasan benda atuh bebas dari ketinggian yang tampak sebagai garis lurus bagi pengamat, yang kemudian digunakan oleh %ulla Sadra untuk membuktikan eksistensi sensus communis. Eal yang ingin dibuktikan oleh %ulla Sadra adalah bahwa fakultas penglihatan hanya dapat melihat gerak atuh bebas tadi, dan bahwa kemampuan untuk melihat benda yang atuh bebas se&ara keseluruhan merupakan fungsi sensus communis. $engertian ini tidak boleh disalahpahami bahwa melalui sensus communis-lah kita dapat memahami sebuah garis sebagai suatu garis geometris hakiki. )ang harus dipahami adalah, bahwa fakultas aprehensi-lah yang dapat memahami makna lintasan gerak atuh bebas tersebut. 6rgumen ini uga berlaku pada lintasan parabolis bola yang dilemparkan tadi, walaupun lintasan

Perbandingan Epistemologi Mulla Sadra dan Filsafat Fisika

parabolis tersebut mengikuti formula matematis yang sedikit lebih sulit. 7entu sa a, masih banyak lagi !makna" matematis lain yang dapat diformulasikan dari pengamatan terhadap lintasan bola yang dilemparkan, tetapi tanpa mempertimbangkan enis per&obaan pelemparan apapun yang kita lakukan, pada setiap kasus tersebut, kita akan dapat melihat maksud tertentu dalam pemahaman terhadap ob ek-ob ek korporeal yang berhubungan dengan ide-ide matematis. Dalam semua kasus tersebut, fakultas aprehensi-lah yang memahami makna dari bentuk-bentuk indrawi, yang memahaminya melalui persepsi indra dan melalui ima inasi. Earus dipahami bahwa kemampuan untuk mematematiskan segala yang diamati di alam ini serta kemampuan untuk membuat formula matematis lan utan dari domain pengetahuan matematika yang sudah kita pahami sebelumnya bukanlah berasal dari fakultas aprehensi, kemampuan itu adalah fakultas pikiran yang kita ketahui sebagai fakultas pemisah yang digabungkan dengan fakultas intelektual. Dengan fakultas pikiran itulah, yang wu udnya menyerupai !akal yang atuh dari kedudukannya yang sebenarnya," !) fakultas aprehensi dapat memahami ide-ide matematika uni,ersal di dalam ob ekob ek partikular di dunia ini. $erbin&angan men adi lebih sulit ketika kita mulai membahas entitas pisik yang tidak memiliki kesepadanan korporeal. i") %aksudnya, ika kita berpikir tentang suatu bundaran dengan densitas homogen yang mempunyai ruang dan waktu, dengan mudah dapat kita asosiasikan dengan bola billiar yang berwarna merah. %eskipun tidak ada orang yang mempersepsi bundaran
i,(

Kesepadanan korporeal adalah kesamaan ob ek yang dipahami dengan ob ek tertentu di alam eksternal dalam semua sifat-sifat dan atribut-atributnya. 0ika seseorang menyebutkan satu buah berbentuk bulat yang berwarna merah, rasanya manis, diameternya sekitar C &m, buahnya berasal dari pohon yang hidup di tempat yang se uk dan tidak panas, maka kita akan dengan mudah menyebut bahwa buah yang dimaksud adalah apel yang berwarna merah. $engertian ini dengan mudah kita pahami, tentu sa a, karena sebelumnya kita sudah mengenal apel di dalam bentuk dan sifat-sifat eksternalnya. 6tau, kita dengan mudah dapat menebak gambaran orang tersebut karena apa yang disebutkannya mempunyai kesepadan korporeal, yakni apel merah tadi.

Menuju Kesempurnaan, Pengantar Pemikiran Mulla Sadra

dengan sifat seperti tadi pada waktu tertentu, namun kesepadanan korporeal dengan bola billiar se&ara pisik tadi akan dapat dipahami di setiap kondisi apa sa a. 6kan tetapi, kita akan menemukan perbedaan terhadap pemahaman ini ika kita berhubungan dengan entitas yang dipela ari dalam fisika modernD seperti elektron, photon, medan -energi(, dan setiap ob ek yang oleh fisika kuantum dianggap sebagai ob ek pisik namun tidak mempunyai kesepadanan korporeal sama sekali. 6papun kondisinya, elektron adalah suatu entitas yang tidak akan pernah dapat dipersepsi oleh manusia -sebagaimana sifatnya(, elektron adalah suatu ob ek yang hanya bisa dipahami melalui modus operandi fisika dan sains. #agi Smith, pemahaman ini tidak mempunyai kesulitan khusus karena baik bundaran dengan densitas homogen maupun elektron tadi, keduanya merupakan ob ek alam pisik. Kenyataannya, semua ob ek di alam pisik tak lebih dari aggregat entitas submikroskopik yang diyakini oleh fisika kuantum. *amun, titik krusial yang harus diingat adalah bahwa ob ek korporeal bukanlah suatu aggregat partikel-partikel. Ab ek korporeal adalah ob ek yang dipersepsi oleh manusia; ob ek korporeal tersebut hanyalah kesepadanan pisik yang dapat dianggap sebagai aggregat dari proton, netron, elektron dan lain-lain. Sekarang, mulai dapat dibedakan antara alam korporeal dan alam pisik. *amun, walaupun dengan &ara ini kita dapat meme&ahkan masalah bifurkasi Cartesian, tetapi ustru mun&ul masalah baru bahwa sekarang ada dua ob ek yang menempati ruang-waktu yang sama, yang keduanya mempunyai kualitas-kualitas yang sangat tidak seimbang antara satu dengan yang lainnya, tetapi keduanya dihubungkan melalui persepsi kita. Kedengarannya pemahaman ini hanyalah bifurkasi baru yang merupakan bentuk baru dari bifurkasi sebelumnya. 6kan tetapi, keadaannya tidaklah seekstrim ini, yakni ketika kita mendapatkan ke elasan tentang apa yang dimaksud dengan alam pisik dari perspektif pengamatan manusia.

Perbandingan Epistemologi Mulla Sadra dan Filsafat Fisika

$ara ahli sains melakukan pemodelan ketika mereka berhubungan dengan data-data yang tidak dapat dipersepsi se&ara langsung, atau ketika mereka mengamati ob ek-ob ek yang dapat dipersepsi dalam skala besar. $emodelan seperti ini memberikan bentukbentuk data kuantitatif tertentu. Sebagai &ontoh, pemodelan awan elektron pada atom yang pada hakikatnya bukanlah gambaran yang sebenarnya tentang atom. $emodelan awan elektron tersebut hanyalah suatu perangkat yang digunakan untuk memahami datadata dalam pengamatan kuantitatif terhadap sesuatu yang disebut >atom?; suatu alat yang tidak murni matematis tetapi sudah men&akup penggunaan gambar-gambar dari alam persepsi -dalam &ontoh awan( agar kita dapat memahami makna dari bentukbentuk melalui formulasi matematisnya. Sekarang mari kita kembali ke &ontoh bola bundar tadi. Kita tidak mungkin menggambarkan atau membayangkan suatu bundaran di dalam pikiran kita tanpa adanya aksiden-aksiden tertentu yang oleh %ulla Sadra disebut hay*at, yang berarti !frame" atau !bentuk". #agaimanapun kita men&obanya, pada le,el ima inasi dan aprehensi kita tidak dapat menggambarkan suatu bundaran bola tanpa bantuan sama sekali, karena ustru bentuk-bentuk indrawi itu diambil dari penyimpanan di dalam ima inasi. %emang, kita dapat mempersepsi bentuk bundar yang kita gambarkan, tetapi bentuk tersebut berbeda dengan bundaran partikular itu sendiri yang berada di bawah le,el intelli ibilitas karena ia adalah ob ek bundar dan bukan yang lain; bahwa ia hanya memiliki eksistensi mental yang tidak berbeda dengan sebuah partikular.#) Ketika kita membayangkan lintasan suatu bola yang dilemparkan, kita tidak membayangkan suatu -lintasan yang berbentuk( parabola dengan melepaskan bayangan kita tentang bola itu sendiri. $aling mungkin adalah, kita hanya bisa membayangkan suatu garis hitam tipis pada kertas putih, tetapi saat itu kita telah melewati tingkat pemaknaan murni dan telah menisbatkan garis tersebut dengan aksiden-aksiden.

Menuju Kesempurnaan, Pengantar Pemikiran Mulla Sadra

Sekarang mari kita berbi&ara tentang &ahaya. Sebagai suatu entitas pisik yang terukur, &ahaya dapat dianggap sebagai gelombang; akan tetapi, anggapan ini bukan karena &ahaya adalah suatu gelombang, tetapi asumsi itu didasarkan pada sifat &ahaya yang menyerupai gelombang. Ketika kita mengatakan bahwa sifat &ahaya menyerupai gelombang, yang dimaksud dalam amsal ini adalah kemiripan dengan suatu ob ek pahaman korporeal yang disebut !gelombang". Cahaya uga dapat dianggap sebagai wu ud yang tersusun dari partikel-partikel, namun sekali lagi bukan karena &ahaya adalah partikel itu sendiri, tetapi karena dalam pengukuran tertentu, ternyata &ahaya itu menun ukkan sifat-sifat partikel korporeal. Kedua pandangan ini mewakili dualitas gelombang;partikel yang terkenal dalam fisika kuantum, yang bukan hanya terbatas pada sifat &ahaya sa a, tetapi uga digunakan untuk menggambarkan fungsi fakultas ima inasi dalam hubungannya dengan penerapan ilmu fisika. Ketika suatu entitas pisik berkorespondensi dengan suatu ob ek indrawi dengan &ara yang mudah dipahami, proses !menganggap abstraksi sama dengan wu ud eksternal - rei ying(" suatu makna matematis tidak menimbulkan masalah yang berarti karena kesepadanan korporeal dapat dilihat se&ara elas. *amun, pada kasus &ahaya sebagai !gelombang" dan &ahaya sebagai !partikel", keduanya adalah dua hal yang benar-benar berbeda dengan proses ini. %akna matematis yang menganggap &ahaya sebagai gelombang tidak mempunyai ru ukan korporeal, atau mungkin akan lebih elas ika dikatakan bahwa tidak ada satupun ob ek korporeal yang berkorespondensi dengan ob ek pisik yang se&ara tegas semakna dengan gelombang atau partikel &ahaya -yakni photon(. Aleh karena itu, para fisikawan tidak dapat menganggap photon sebagai suatu partikel sebagaimana anggapan bahwa pasir adalah partikel. Dalam kasus pertama, para ahli sains menerapkan suatu formula matematis terhadap bentuk suatu partikel yang diperoleh dari ima inasinya. !$artikel" ini mempunyai kesamaan status

Perbandingan Epistemologi Mulla Sadra dan Filsafat Fisika

ontologis dengan garis busur parabolis pada sebuah kertas di dalam ima inasi kita yang semuanya tidak mempunyai eksistensi eksternal yang kongkrit. Sekarang, butir pasir adalah suatu partikel yang memiliki eksistensi eksternal yang dengannya para ahli sains dapat mengima inasikan suatu gambaran yang sesuai dengan butir-butir pasir tersebut, uga untuk ob ek-ob ek lain yang dapat disebut !partikel". 6kan tetapi, photon -pada &ahaya( tidak dapat disebut partikel yang sebenarnya ketika &ahaya tidak selamanya bersifat seperti partikel-partikel, &ahaya uga kadangkadang bersifat sebagai gelombang. Ketika para ahli sains menyebut &ahaya sebagai !gelombang", mereka uga menempuh &ara yang sama, yakni menggunakan ima inasinya untuk membuat formulasi matematis tentang sifat-sifat gelombang yang diterapkan pada &ahaya. *amun yang harus dipahami adalah, pada dasarnya &ahaya bukanlah sebuah partikel dan bukan pula sebagai gelombang. Dengan pemahaman ini, paradoks dualitas partikel-gelombang pada &ahaya akan dapat dihilangkan, karena kita tidak pernah benar-benar lepas dari dunia matematis dalam men elaskan kasus-kasus seperti ini. $) Di dalam sains, proses pemakaian model ima inal di luar data matematis merupakan suatu hal penting namun legitimatif. %asalah yang timbul kemudian adalah dalam ruang lingkup filsafat, bukan metode sains itu sendiri. Eanya dengan perspektif bahwa kualitas dianggap bersifat sekunder terhadap sains !ril" praktis, seseorang dapat memahami bahwa hanya alam korporeallah yang memiliki keunggulan dan dominasi, yang men adi pintu untuk memasuki alam pisik. Dan lebih dari itu, alam korporeal uga memberikan bahan dasar berupa gambaran-gambaran semisal !partikel" dan !gelombang" yang dapat memudahkan kita dalam mengolah formalisme matematis yang kita peroleh dari pengamatan terhadap alam korporeal itu sendiri. ...........

Menuju Kesempurnaan, Pengantar Pemikiran Mulla Sadra

Sebagai kesimpulan, meskipun konsep mekanistis alam yang kaku telah terbukti salah di atas bayang-bayang keraguan melalui penemuan-penemuan ilmu fisika pada abad terakhir ini, penting untuk ditekankan kembali bahwa pandangan dunia saintis yang umum, yang sudah banyak diadopsi oleh masyarakat saat ini, telah menga arkan bahwa sebenarnya para ahli fisika sedang beker a keras untuk menemukan !penyusun bangunan materi yang fundamental - undamental 'uilding 'loc,s o matter(". Seperti yang telah kita lihat, penggunaan istilah semisal !penyusun bangunan" pun sudah &ukup menimbulkan masalah. 7etapi apakah materi ituF 7ernyata materi yang dipahami di dalam ilmu modern adalah bagian dari pandangan dunia kelompok bifurkasionis, mereka yang memandang dunia ini sebagai ekstensi murni dari !apa yang tampak se&ara eksternal" yang ustru tersusun dari entitas elusif. Di dalam sains modern, tidak ada seorangpun yang dapat mengetahui hakikat materi yang sebenarnya. %ateri hanyalah kuantitas tak terukur, uga tidak berarti apa-apa selain hanya sebagai simbol dari pemahaman konsep kuantitas yang dipahami oleh kehidupan modern; !materi" adalah wa&ana dalam wilayah filsafat dan bukan bahasan dalam dunia sains. %ulla Sadra telah menga arkan bahwa kita hanya dapat mengetahui bentuk, tetapi yang dimaksud dalam hal ini adalah bentuk yang diperlawankan dengan materi, bukan yang dipertentangkan dengan makna; bentuk itulah yang karenanya sesuatu itu men adi dirinya sendiri. %) !%ateri" -al+maddah( dalam metafisika %ulla Sadra dan uga dalam filsafat #arat pra-modern bukanlah !materi" yang tak ter elaskan dalam sains modern; materi dalam hal ini adalah potensial murni yang mewu ud dalam bentuk-bentuk tadi. Kita hanya dapat mengetahui bentuk-bentuk sesuatu dan bukan materinya. Dalam pengertian ini kita dapat mengatakan bahwa matematika uga terdiri dari bentuk-bentuk, tetapi bentuk yang terpisah dari materi. Selama ratusan tahun, apa yang telah dilakukan oleh fisikawan hanyalah menemukan bentuk dan struktur matematis; penelitian tentang materi hanya

Perbandingan Epistemologi Mulla Sadra dan Filsafat Fisika

menemukan kegagalan ketika para ahli sains hanya keluar dari lautan bentuk-bentuk matematis; alih-alih menemukan hakikat materi yang sebenarnya, yang mereka temukan ustru daratan kering alam korporeal yang ternyata di atasnya tidak ada materi, mereka menemukan pulau yang hanya memuat bentuk-bentuk bersama kualitas-kualitasnya. Karenanya, pada tingkatan realitas ini, alam korporeal adalah alam bentuk-bentuk, tetapi itu bukan berarti bahwa alam pisik adalah alam materi. Ketika kita menyebut alam pisik, yang kita maksud adalah bentuk matematis di dalam alam korporeal. 6tribut-atribut kuantitatif alam pisik tidak berarti apa-apa selain deskripsi matematis dari prilaku ob ek-ob ek korporeal. Dengan demikian, bola billiar pisikal yang kita pahami, yang ternyata adalah aggregat partikel-partikel, hanyalah pen umlahan dari entitas-entitas matematis yang diperoleh dengan &ara yang hampir sama dengan ika seseorang menambahkan rumus-rumus al abar untuk mendapatkan formula yang lain. 1&) $erspektif metafisis ini akan mengembalikan manusia pada pusat alam persepsinya, yakni alam yang dalam pandangan Sadra adalah tempat yang telah di&iptakan oleh 7uhan sebagai tempat manusia untuk hidup. $erspektif ini pada dasarnya sama dengan pemahaman fisika matematis, ke&uali bahwa ia telah men elaskan kebingungan ontologis yang berhubungan dengan fisika matematis tersebut. Dalam hal ini, matematika tetap dianggap sebagai deskripsi hukum-hukum abadi yang tampak dalam 6kal 5lahiyyah yang mengatur alam korporeal. 6khirnya men adi elas bahwa seseorang tidak harus men adi seorang fisikawan untuk dapat memahami apa yang dilakukan oleh ahli fisika. Arangorang awam dan ahli fisika hidup bersama-sama di dunia yang tidak akan dapat direduksi men adi angka-angka, dunia yang tidak mungkin sukar dipahami ke&uali ika seseorang melalui alan filsafat yang menyesatkan. 'atatan

Menuju Kesempurnaan, Pengantar Pemikiran Mulla Sadra

1. Smith, Wolfgang, !The $uantum )nigma," $eru, 5llinois 122C. @ihat uga bukunya !(osmos and Transcendence," bab. 1-4, demikian uga !.ell*s Theorem and the /erennial Ontology," Sophia, musim panas 122G, hal. 12-39, dan !The )0trapolated Universe," Sophia. 'ntuk kritik terhadap karya Smith, lihat S. E. *asr, !/erennial Ontology and $uantum %echanics1 A #eview )ssay o The $uantum )nigma,H Sophia -%usim $anas 122G( hal. 13C-1CG. 4. 7ulisan ini lebih banyak menyinggung fakultas batin persepsi, atau al+madari, al+'atiniyyah. @ihat %ulla Sadra, al-Syawahid al+#u'u'iyyah il+%anahi2 al+Sulu,iyyah -%asyhad 1291( hal. 123-12C, al+%a'da wa*l+maad -7ehran, 12GI( hal. 4B4-4C4, al+3i,mat al+%utaaliyah i*l+ Al+As ar al+A&liyyat al+Ar'aah -#eirut 1291( /ol. 9. hal. 4JC-44J. See also 0.W. %orris, The Wisdom o the Throne -$rin&eton 1291( hal. 13I-13G, and =. :ahman, The /hilosophy o %ulla Sadra -6lbany, *ew )ork 12GC( hal. 441-442 3. Al+%a'da* wa*l+%aad, hal 4B2 B. Al+As ar, /ol. 9 hal. 41I-41G C. @ihat Al+As ar, /ol. 9, hal 41I-419 I. @ihat &atatan berikutnya. G. Di dalam bab ber udul !0enis- enis $ersepsi" yang men elaskan masalah ini serta masalah-masalah lainnya, %ulla Sadra menulis, !Ketahuilah bahwa ada empat enis persepsiD persepsi indra, ima inasi, pemahaman, dan inteleksi. $ersepsi indra adalah persepsi tentang sesuatu yang mewu ud di dalam materi yang hadir bersama sesuatu yang dipahami sebagai gambaran-gambaran -hay*at( partikular serta dapat terukur dengan paramater misalnya tempat, waktu, posisi, kualitas, kuantitas, dan sebagainya. Dalam hubungannya

Perbandingan Epistemologi Mulla Sadra dan Filsafat Fisika

dengan kualitas, sesuatu ini tidak terpisah dengan sesuatu yang mirip dengannya pada wu ud eksternal dan tidak sesuatu yang lainpun yang memiliki kualitas tersebutKKdan dengan &ara apa persepsi indra dapat ter adi dan apa yang se&ara esensial dapat dipersepsi oleh indra serta apa yang se&ara esensial dapat hadir sebagai ob ek yang dipahami, semuanya hanyalah bentuk -surah( sa a, bukan ob ek itu sendiriK..$enting -untuk diketahui( bahwa apa yang kita bisa pahami melalui indra adalah bentuk suatu ob ek yang terpisah -muta2arradah( dari materinya, namun persepsi indra tidak memisahkan bentuk dari materinya ini dengan sempurna. 6dapun persepsi ima inasi adalah persepsi terhadap sesuatu tadi melalui gambaran seperti yang disebutkan sebelumnya, karena ima inasi tidak akan pernah berima inasi ke&uali setelah adanya persepsi indraK.$emahaman adalah persepsi terhadap makna non-indrawi yang dalam hal ini adalah ob ek akal namun belum dalam makna uni,ersal, yakni masih berhubungan dengan ob ek indra partikular; dan untuk alasan ini, tidak ada satupun sesuatu yang lain yang sama dengannya karena ia hanya berhubungan dengan suatu indi,idu khusus. 5nteleksi adalah persepsi terhadap kuiditas dan defenisi logis sesuatu, tidak ada hubungannya dengan sesuatu yang lain, dengan mengabaikan apakah sesuatu yang dimaksud dipahami dalam dirinya sendiri ataupun dipahami dengan kualitas-kualitas pahaman yang lainK. Setiap persepsi $asti mengandung persyaratan di dalamnya; persepsi-persepsi ini mempunyai dera at berdasarkan persyaratan tersebut. $ersepsi pertama mempunyai tiga kondisiD kehadiran materi terhadap organ persepsi, !gambaran" yang dipahami selalu menyatu dengan sifatnya, dan ob ek yang dipersepsi merupakan wu ud partikular. 7ahapan persepsi ima inasi tidak memerlukan kondisi yang pertama sedangkan tahapan persepsi pemahaman tidak tergantung kepada syarat kedua. Dan di dalam tahapan persepsi akal, ketiga kondisi di atas tidak dipersyaratkan.

Menuju Kesempurnaan, Pengantar Pemikiran Mulla Sadra

Ketahuilah bahwa perbedaan antara persepsi pemahaman dan inteleksi bukanlah merupakan perbedaan yang esensial tetapi perbedaan karena faktor eksternal sa a seperti halnya keterikatan dan keterhubungan dengan issu-issu partikular dan ketiadaan partikularitas tersebut. Di dalam realitas, persepsi hanya terbagi dalam tiga bagian sa a, sebagaimana tiga bagian alam. $ersepsi pemahaman seolah-olah adalah akal yang atuh dari tempatnya." Al+As ar, /ol.3 hal. 3IJ3I4. 9. Eal ini auh dari dugaan paradoks di dalam fisika. %asalahmasalah ini mun&ul dari prinsip ketidak elasan serta dari teorema #ell yang mengatakan bahwa ada hubunganhubungan simultan terhadap arak- arak pisik yang besar. Sebagai pengantar terhadap fisika modern dan uga tema tentang implikasi filosofis penemuan-penemuan fisika yang baru, silahkan lihat The $uantum )nigma, hal 11C-13I, D. #ohm and #. Eiley, The Undivided Universe1 An Ontological !nterpretation o $uantum Theory -@ondon 1223(; 8. Luka,, The 4ancing Wu 5i %asters, -Muill %arrow 12G2(; S. Eawking, A .rie 3istory o Time -*ew )ork 1299(; D. %ermin, !!s the %oon there When "o'ody 5oo,s6 #eality and $uantum Theory," dan 6. Shimony !%etaphysical /ro'lems in the 7oundations o $uantum %echanics," in The /hilosophy o Science, #oyd, 8aspar, dan 7rout -editor( -Cambridge, %6 1221( 2. Sebagai &ontoh tentang diskusi %ulla Sadra dalam membahas persepsi terhadap bentuk, silahkan lihat Al+As ar, /ol. 3 hal 3JJ-341, dan uga #isalat ittihad al+a&l wa*l+ ma&ul di dalam The (omplete /hilosophical Treatises o %ulla Sadra -7ehran 12228 khusunya hal GC-GI, dan The /hilosophy o %ulla Sadra, hal 441-44C 1J. !7ema tentang makrosistemKKmerupakan pragmatis atau praktis; masalah ini berhubungan tingkat pendekatan dan kemungkinan ter adinya model tertentu yang sederhana. *amun, di dalam wilayah dengan modelrealitas,

Perbandingan Epistemologi Mulla Sadra dan Filsafat Fisika

setiap ob ek pisik merupakan suatu mikrosistem yakni bahwa ob ek tersebut tersusun dari atom dan partikel-partikel penting. Dengan demikian, dunia mikro merupakan susunan suatu sub domain, yang se&ara aktual sama dengan alam pisik di dalam totalitasnyaK. 6rtinyaK.sesuatu yang disebut ob ek-ob ek pisik yang besar di dalam realitasnya hanya sesuatu yang kekuatannya sama dengan elektro atau NuarkK."The $uantum )nigma, hal. BG-B9.

Anda mungkin juga menyukai