Anda di halaman 1dari 21

Aksiologi :

Nilai Kegunaan Ilmu

By :
UJANG RIVAI, SH, MH,
M.Si
Pengertian Aksiologi:

Pengertian Aksiologi Aksiologi ialah ilmu


pengetahuan yang menyelediki hakekat nilai yang
umumnya ditinjau dari sudut pandang kefilsafatan
(Kattsoff: 1992). Nilai yang dimaksud adalah sesuatu
yang dimiliki manusia untuk melakukan berbagai
pertimbangan tentang apa yang dinilai.
 
Dilema Moral dan Perkembangan
Ilmu dan Teknologi:
Dilema Moral dan Perkembangan Ilmu dan Teknologi Ilmu tidak saja menjelaskan
gejala-gejala alam untuk pengertian dan pemahaman. Namun lebih jauh lagi
bertujuan memanipulasi factor-faktor yang terkait dalam gejal;a tersebut untuk
mengontrol dan mengarahkan proses yang terjadi. Bertrand Russell menyebut
perkembangan ini sebagai peralihan ilmu: Tahap kontemplasi manipulasi Dalam
tahap manipulasi inilah maka masalah moral muncul kembali namun dalam kaitan
dengan factor lain. Kalau dalam tahap kontemplasi masalah moral bersangkutan
dengan metafisika keilmuan maka dalam tahap manipulasi ini berkaitan dengan
masalah cara penggunaan pengetahuan ilmiah atau secara filsafat dapat dikatakan
Dalam tahap pengembangan konsep terdapat masalah moral yang di tinjau dari
segi ontology keilmuan sedangkan dalam tahap pengembangan konsep terdapat
masalah moral ditinjau dari segi aksiologi keilmuan.
Peradaban manusia bergerak seiring dengan perkembangan ilmu
dan teknologi. Berkat kedua hal tersebut, pemenuhan
kebutuhan manusia menjadi lebih mudah dan cepat. Namun,
terdapat sisi buruk dari ilmu yaitu sejak dalam tahap pertama
pertumbuhannnya ilmu sudah dikaitkan dengan tujuan perang.
Ilmu bukan saja digunakan untuk menguasai alam melainkan
juga untuk memerangi sesama manusia dan menguasai mereka.
lmu tidak saja bertujuan untuk menjelaskan gejala-gejala alam
untuk tujuan pengertian dan pemahaman tetapi bertujuan untuk
memanipulasi faktor-faktor yang terkait dalam gejala tersebut
untuk mengontrol dan mengarahkan proses yang terjadi
MASALAH MORAL

GOL . 1 Golongan yang menginginkan agar ilmu harus netral


terhadap nilai-nilai baik secara ontologis maupun aksiologis.
GOL . 2 Golongan yang berpendapat bahwa netralitas ilmu
terhadap nilai-nilai hanyalah terbatas pada metafisik
keilmuan, penggunaannya, bahkan pemilihan obyek
penelitian. Maka kegiatan keilmuan harus berlandaskan asas-
asas moral.
 
Tanggung Jawab Sosial Ilmuan:

Tanggung Jawab Sosial Ilmuan Etika keilmuan merupakan etika


normatik yang merumuskan prinsip-prinsip etis yang dapat
dipertanggungjawabkan secara rasional dan dapat diterapkan
dalam ilmu pengetahuan. Etika normative menetapkan kaidah-
kaidah yang mendasari pemberian penilaian terhadap
perbuataan-perbuatan apa yang seharusnya dikerjakan dan
apa yang seharusnya terjadi serta menetapkan apa yang
bertentangan dengan apa yang seharusnya terjadi
TUJUAN:

Tujuan etika keilmuan adalah agar seorang ilmuan


dapat menerapkan prinsip-prinsip moral, yaitu yang
baik dan menghindarkan dari yang buruk kedalam
perilaku keilmuannya, sehingga ia dapat menjadi
ilmuan yang mempertanggungjawabkan keilmuannya.
 
Nilai dan norma yang harus berada pada etika keilmuan
adalah nilai dan norma moral. Bagi seorang ilmuan nilai dan
norma moral yang dimilikinya akan menjadi penentu, apakah
ia sudah menjadi ilmuan yang baik atau belum . Tugas
seorang ilmuan harus menjelaskan hasil penelitiannya
sejernih mungkin atas dasar rasionalitas dan metodologis
yang tepat agar dapat dipergunakan oleh masyarakat Di
bidang etika tangguna jawab seorang ilmuan adalah bersifat
objektif, terbuka, menerima kritik, menerima pendapat orang
lain, kukuh dalam pendirian yang dianggap benar dan berani
mengakui kasalahan
Teori dan Penerapan:

Teori dan Penerapan Kattsoff (2004: 323)


menyatakan bahwa pertanyaan mengenai
hakekat nilai dapat dijawab dengan tiga
macam cara yaitu: Subyektivitas, Obyektivisme
Logis, Obyektivisme Metafisik
Situasi nilai meliputi empat hal, yaitu: Segi
pragmatis yang merupakan suatu subyek yang
memberi nilai. Segi semantis yang merupakan suatu
obyek yang diberi nilai.
Suatu perbuatan penilaian .
Nilai ditambah perbuatan penilaian. Nilai
mempunyai bermacam makna seperti: mengandung
nilai, yang artinya berguna merupakan nilai, yang
artinya baik, benar atau indah mempunyai nilai.
Makna yang dikandung nilai tersebut menimbulkan
tiga masalah yang bersifat umum, seperti: apakah
yang dinamakan nilai itu? apakah yang
menyebabkan bahwa suatu obyek atau perbuatan
bernilai, dan bagaimanakah cara mengetahui nilai
dapat diterapkan?
Nilai merupakan Kualitas Empiris yang Tidak Dapat
Didefinisikan:

Nilai merupakan Kualitas Empiris yang tidak dapat didefinisikan.


Kualitas merupakan sesuatu yang dapat disebutkan dari suatu obyek atau suatu segi dari
barang sesuatu yang merupakan bagian dari barang tersebut dan dapat membantu
melukiskannya. Kualitas empiris didefinisikan sebagai kualitas yang diketahui atau dapat
diketahui melalui pengalaman. Sebagai contoh pengertian baik, artinya pengertian nilai.
Moore (dalam Kattsoff, 2004: 325) mengatakan bahwa baik merupakan pengertian yang
bersahaja, namun tidak dapat diterangkan apakah baik itu. Pendefinisisan nilai juga
didasarkan pada hal-hal lain, seperti rasa nikmat atau kepentingan. Moore menyebutnya
sesat-pikir naturalistis. Nilai tidak dapat didefinisikan maksudnya nilai-nilai tidak dapat
dipersamakan dengan pengertian-pengertian yang setara. Nilai dapat didefinisikan dengan
cara-cara lain, seperti dengan menunjukkan contohnya sehingga dapat diketahui secara
langsung. Jika nilai merupakan suatu kualitas obyek atau perbuatan tertentu, maka obyek
dan perbuatan tersebut dapat didefinisikan berdasarkan atas nilai-nilai, tetapi tidak dapat
sebaliknya. Kenyataan bahwa nilai tidak dapat didefinisikan tidak berarti nilai tidak bisa
dipahami
Nilai sebagai Obyek Suatu Kepentingan:

Nilai sebagai Obyek Suatu Kepentingan. Dalam hal ini tersedia


tiga kemungkinan pilihan yaitu: Sikap setuju atau menentang
tersebut sama sekali bersangkut paut dengan masalah nilai
sikap tersebut bersangkutan dengan sesuatu yang tidak hakiki
sikap tersebut merupakan sumber pertama serta ciri yang tetap
dari segenap nilai. Kemungkinan kedua berarti bahwa, misalkan
sikap tersebut ditimbulkan oleh suatu kualitas nilai tetapi bukan
merupakan bagian dari hakekatnya. Kemungkinan ketiga berarti
bahwa apabila seseorang mengatakan x bernilai maka dalam
arti yang sama dapat dikatakan bahwa seseorang tersebut
mempunyai kepentingan terhadap x.
 
Teori Pragmatis Mengenai Nilai :

Teori Pragmatis Mengenai Nilai Dewey (dalam Kattsoff, 2004:


332) Nilai bukanlah sesuatu yang dicari untuk ditemukan. Nilai
bukanlah suatu kata benda atau kata sifat. Masalah nilai berpusat
pada perbuatan memberi nilai. Dalam Theory of Valuation,
Dewey mengatakan bahwa pemberian nilai menyangkut
perasaan dan keinginan. Pemberian nilai juga menyangkut
tindakan akal untuk menghubungkan sarana dan tujuan. Dapat
disimpulkan bahwa pemberian nilai adalah ketentuan-ketentuan
penggunaan berkaitan dengan kegiatan manusia melalui
generalisasi-generalisasi ilmiah sebagai sarana mencapai tujuan-
tujuan yang diharapkan.
 
Nilai sebagai Esensi:
Nilai sebagai Esensi Apabila nilai sudah sejak semula terdapat di
segenap kenyataan, dapat dikatakan bahwa tidaklah terdapat
perbedaan antara apa yang ada (eksistensi) dengan apa yang
seharusnya ada. Yang sungguh-sungguh ada yaitu apa yang ada
kini dengan yang mungkin ada (apa yang akan ada ). Jika nilai
bersifat intrinsik, maka nilai apa yang akan ada merupakan
kelanjutan belaka dari apa yang seharusnya ada. Apabila nilai
merupakan ciri intrnsik semua hal yang bereksistensi maka dunia
ini merupakan dunia yang baik, kerena di dalamnya tidak
mungkin terdapat keadaan tanpa nilai. Dengan demikian maka
masalah adanya keburukan di dunia terhapus karena memperoleh
pengingkaran .

Ilmu, nilai dan keadaan bebas nilai:


Ilmu, nilai dan keadaan bebas nilai Pada zaman dulu pengadilan
inkuisisi Galileo selama kurang lebih 2’5 Abad mempengaruhi
proses perkembangan berfikfir di Eropa, Setelah saat itu ilmu
memperoleh otonomi dalam melakukan penelitiannya dalam
rangka mempelajari alam sebagaimana adanya. Konflik seperti
inipun terjadi terhadap ilmu-ilmu social dimana berbagai ideology
mencoba mempengaruhi metafisik keilmuan.
Kejadian ini sering terulang kembali dimana
sebagian metafisik keilmuan dipergunakan dari
ajaran moral yang terkandung dalam ideology
tertentu bukan seperti yang dituntut hakikat
keilmuan. Mendapatkan otonomi terbebas dari
segenap nilai yang bersifat dogmatik ini, maka
dengan leluasa ilmu dapat mengembangkan
dirinya. Pengembangan konsepsional yang
bersifat kontemplatif kemudian disusul dengan
penerapan konsep-konsep ilmiah pada
masalah-masalah praktis. Sehingga konsep
ilmiah yang bersifat abstrak dapat berwujud
konkrit yang berupa teknologi.
Ilmu Terapan dan Masalah Perkembangan Nilai:

Ilmu Terapan dan Masalah Perkembangan Nilai. Nilai


bukanlah sesuatu yang dicari untuk ditemukan. Nilai
bukanlah suatu kata benda atau kata sifat. Masalah nilai
berpusat pada perbuatan memberi nilai. Dalam Theory of
Valuation, Dewey mengatakan bahwa pemberian nilai
menyangkut perasaan dan keinginan. Pemberian nilai juga
menyangkut tindakan akal untuk menghubungkan sarana
dan tujuan.
AKSIOLOGI Nilai Kegunaan Ilmu

Sehingga dapat dikatakan, Aksiologi merupakan


cabang filsafat ilmu yang memiliki teori nilai untuk
mengetahui apa kegunaan ilmu tersebut dan
bagaimana manusia menggunakan ilmunya.
Menurut Salam, Aksiologi berasal dari kata axios
artinya nilai dan logos artinya teori atau ilmu. Jadi
aksiologi adalah teori tentang nilai.
Filsafat sebagai metodologi memecahkan masalah, Filsafat sebagai
pandangan hidup, Filsafat sebagai kumpulan teori,Nilai kegunaan ilmu,
ditujukan untuk mengetahui kegunaan filsafat ilmu misalnya atau untuk
apa filsafat ilmu itu digunakan maka kita dapat memulainya dengan
melihat filsafat sebagai tiga hal, yaitu:
1. Berkenaan dengan nilai guna ilmu, tak dapat dibantah lagi bahwa
ilmu itu sangat bermanfaat dan berguna bagi seluruh umat
manusia, dengan ilmu seseorang dapat mengubah wajah dunia.
2. Ilmu dapat mengubah manusia dan kemanusiaan yang paling hakiki
seperti pada kasus revolusi genetika dan tehnik perubahan sosial.
3. Ilmu telah berkembang pesat dan makin eksetoris sehingga
ilmuwan telah mengetahui apa yang mungkin terjadi apabila
adanya penyalahgunaan.
4. Ilmu secara factual telah dipergunakan secara destruktif oleh
manusia yang telah dibuktikan dengan adanya dua perang dunia
yang mempergunakan teknologi-teknologi keilmuan.
Pada kenyataannya :
Banyak permasalahan yang berkaitan dengan aspek aksiologis
dalam perkembangan ilmu ekonomi dan memerlukan tanggung
jawab para ahli ekonomi khususnya di Indonesia. Disini nilai
pengetahuan akan terlihat, bagaimana peranan ilmu ekonomi
dalam mengatasi permasalahan yang berkaitan dengan aspek
aksiologis ilmu ekonomi. Aksiologi ilmu ekonomi berkaitan
dengan kegunaan ilmu ekonomi.
Seperti :
1. Masalah pengangguran akibat keterampilan dan keahlian
tenaga kerja yg tidak sesuai dengan tuntutan dunia usaha.
2. Masalah perkembangan teknologi.
3. Masalah pelestarian lingkungan hidup.
4. Masalah peningkatan taraf hidup.
5. Masalah peningkatan mutu kehidupan.
6. Masalah tanggung jawab sosial perusahaan.
7. Masalah pengangguran akibat peralihan teknologi :
Ada banyak terjadi permasalahan ekonomi di
dalam masyarakat. Untuk itulah pemahaman
mengenai aksiologis ini diterapkan, terkhusus
dalam bidang ilmu ekonomi. Agar para ilmuwan
dan ahli ekonomi tidak hanya semata mata
mengetahui ilmu dan mempelajari saja tetapi juga
menggunakannya dalam kehidupan nyata.
Terlebih dalam menjawab berbagai permasalahan
ekonomi diatas Hendaknya ilmu dipergunakan
dengan memperhatikan unsur dari ilmu-ilmu
lainnya seperti sosial dan lingkungan hidup. Karna
segala sesuatunya saling berkaitan.
Sedangkan ilmuwan bidang ekonomi harus mampu
menilai antara yang baik dan yang buruk, sehingga
ilmuwan harus memiliki moral yang kuat agar kemajuan
ilmu yang dihasilkan tidak menjadi momok yang
mengancam kehidupan manusia itu sendiri.
Dan dasar aksiologi, membimbing dalam membahas
tentang manfaat dari ilmu pengetahuan ekonomi yang
didapatkannya.
Juga dalam hal ini, filsafat ilmu berperan sebagai dasar
dan arah pengembangan ilmu ekonomi dalam rangka
meningkatkan mutu, para ilmuwan ekonomi khususnya,
menjadi amat penting untuk diutamakan

Anda mungkin juga menyukai