Anda di halaman 1dari 68

HUKUM EKONOMI

Dikutip dari kumpulan kuliah :

1. Dr. Johannes Ibrahim, SH., M. Hum.


2. Dr. Lindawaty S. Sewu, SH., M. Hum.
3. Swat Lie Liliawati, SH., M. Hum.

Oleh :
UJANG RIVAI, SH, M.Si
KULIAH KE - 1
PENGERTIAN HUKUM

Manusia adalah mahluk sosial. Di mana ada


masyarakat, di sana ada hukum (Ubi Societas Ubi Ius).

Hukum : aturan-aturan perilaku yang dapat


diberlakukan/diterapkan untuk mengatur hubungan
hubungan antar manusia dan antara manusia dan
masyarakatnya.
PENGERTIAN HUKUM
ALIRAN-ALIRAN TENTANG HUKUM
 ALIRAN LEGISME
Hukum identik dengan undang-undang, yaitu peraturan tertulis yang
dibuat oleh badan atau pejabat yang berwenang melalui prosedur
yang ditentukan untuk pembuatan peraturan yang sudah ditetapkan
terlebih dahulu dan dirumuskan dalam bentuk yang telah ditentukan
untuk itu.

 ALIRAN HUKUM BEBAS


undang-undang tidak pernah lengkap, oleh karenanya undang-
undang bukan satu-satunya sumber hukum, jika perlu hakim dapat
menyimpangi undang-undang untuk mewujudkan keadilan

 ALIRAN HUKUM MODERN


Hukum terbentuk dari berbagai cara. Pertama dari pembuat undang-
undang, penerapan undang-undang menurut penafsiran, hakim
harus mengisi kekosongan hukum, di samping undang-undang
hukum terbentuk melalui kebiasaan.
PENGERTIAN HUKUM
 Hukum sebagai IlmuPengetahuan: yakni pengetahuan
yang tersusun secara sistematis (metodis) atas dasar
kekuatan pemikiran

 Hukum sebagai kaidah: yakni pedoman atau patokan


sikap tindak atau perikelakuan yang pantas atau
diharapkan

 Hukum sebagai tata hukum: yakni struktur dan proses


perangkat kaidah-kaidah hukum yang berlaku pada
suatu waktu dan tempat tertentu.

 Hukum sebagai petugas: yakni pribadi-pribadi yang


merupakan kalangan yang berhubungan erat dengan
penegakan hukum (law-enforcement officer)
PENGERTIAN HUKUM

 Hukum sebagai keputusan penguasa: yakni hasil proses


diskresi yang menyangkut keputusan-keputusan untuk
perbuatan tertentu dalam lingkungan ketatanegaraan

 Hukum sebagai sikap tindak yang ajeg atau perikelakuan


yang ’teratur’: yakni perikelakuan yang diulang-ulang
dengan cara yang sama, yang bertujuan untuk mencapai
kedamaian dan keadilan

 Hukum sebagai jalinan nilai-nilai: yakni jalinan dari


konsepsi-konsepsi abstrak tentang apa yang dianggap
baik dan buruk (kaitannya moral)
PENGERTIAN HUKUM
DEFINISI HUKUM

 Marcus Tullius Cicero (Romawi)


Hukum adalah akal tertinggi (the higest reason) yang ditanamkan
oleh akal dalam diri manusia untuk menetapkan apa yang boleh dan
tidak boleh dilakukan.

 Rudolf von Jhering (Jerman)


Hukum adalah keseluruhan peraturan yang memaksa (compulsary
rules) yang berlaku dalam suatu negara.

 Mochtar Kusumaatmadja (Indonesia)


Hukum tidak hanya perangkat kaidah dan asas-asas yang
mengatur kehidupan manusia dalam masyarakat melainkan
mencakup pula lembaga-lembaga (intitutions) dan proses-proses
(processes) untuk mewujudkan hukum itu dalam kenyataan.
PENERAPAN HUKUM

Bagaimana penerapan hukum dalam kegiatan


EKONOMI?
 Subyek hukum pelaku EKONOMI
 Peristiwa hukum yang dilakukan oleh pelaku
EKONOMI
 Obyek hukum dari suatu kegiatan EKONOMI
 Keterangan dari suatu kegiatan EKONOMI, yaitu
: akibat hukum, pilihan hukum

Hal tersebut juga harus diperhatikan dalam


EKONOMI pada teknologi informasi.
PENGERTIAN HUKUM

DILIHAT DARI WAKTU, HUKUM DIBEDAKAN MENJADI:


 IUS CONSTITUTUM

 IUS CONTITUENDUM

 HUKUM ALAM

DARI BENTUKNYA, HUKUM


• DIBEDAKAN MENJADI:
Tidak dikodifikasikan
 HUKUM TERTULIS

Dikodifikasikan
 HUKUM TIDAK TERTULIS
PERSAMAAN DAN PERBEDAAN KAIDAH

Kaidah Agama Kaidah Kaidah Sopan Kaidah Hukum


Kesusilaan Santun

TUJUAN Penyempurnaan manusia agar Ketertiban masyarakat


jangan menjadi manusia yang
jahat

ISI Ditujukan kepada sikap batin Ditujukan kepada sikap lahir

ASAL USUL Dari Tuhan Dari diri sendiri Dari Dari


(nurani) masyarakat masyarakat
secara tidak secara resmi
resmi
SANKSI Dari Tuhan Dari diri sendiri Dari Dari
dan masyarakat masyarakat masyarakat
secara tidak secara tidak secara resmi
resmi resmi
TUJUAN HUKUM
BEBERAPA TEORI TENTANG TUJUAN HUKUM

 TEORI ETIS
Tujuan hukum semata-mata keadilan. Hukum bertujuan mewujudkan
keadilan.

 TEORI UTILITIES (ENDAEMONITIS)


hukum ingin menjamin kebahagiaan terbesar bagi manusia dalam
jumlah sebanyak-banyaknya (the greatest good of greatest number)-
Jeremy Bentham

 TEORI CAMPURAN
Tujuan pokok dari hukum adalah ketertiban. Kebutuhan akan
ketertiban ini syarat pokok bagi suatu masyarakat yang teratur. Di
samping itu tujuan lain dari hukum adalah tercapainya keadilan yang
berbeda-beda isi dan ukurannya menurut masyarakat dan jamannya.
Mochtar Kusumaatmadja
TUJUAN HUKUM

TUJUAN HUKUM ADALAH KEADILAN

- Keadilan (arti sempit)


- Kepastian Hukum
- Kemanfaatan/Kedayagunaan

KEADILAN
 Justitia distributiva (ius suum cuique tribuere)

 Justitia commutativa
TUJUAN HUKUM

 KEADILAN DISTRIBUTIF
(Aristoteles)
adalah keadilan yang memberikan kepada tiap orang
jatah menurut jasanya. Ia tidak menuntut supaya tiap
orang mendapat bagian sama banyaknya, bukan
persamaan melainkan kesebandingan.

 KEADILAN KOMUTATIF
ialah keadilan yang memberikan pada setiap orang
sama banyaknya dengan tidak mengingat jasa-jasa
perseorangan.
TUJUAN H UKUM
 KEADILAN KOMUTATIF (lanjutan)
(Adam Smith)

keadilan komutatif dibangun atas di atas dasar pengandaian hakiki


antara umat manusia. Berhubungan dengan konsep keseteraan
nilai. Prinsip utama yaitu no harm, tidak melukai atau merugikan
orang lain (baik menyangkut pribadinya, miliknya atau
reputasinya), baik sebagai manusia, sebagai anggota keluarga
ataupun sebagai warga masyarakat.

Apabila keadilan ini dilanggar maka orang yang dilukai atau


dirugikan dapat secara sah menuntutnya dari orang lain.

Dengan ini terlihat jelas bahwa keadilan komutatif menurut Adam


Smith menyangkut jaminan dan penghargaan atas hak-hak
individu dan hak-hak asasi. Hak-hak individu tersebut dianggap
sebagai hak-hak sempurna (perfect right), sebagai hak-hak yang
wajib dituntut dari orang lain untuk dihargai.
TUJUAN HUKUM
 KEADILAN KOMUTATIF (lanjutan)
(Adam Smith)

Pengertian Adam Smith mengandung pengertian yang luas karena:


1. Tidak hanya menyangkut pemulihan, melainkan juga pencegahan
terhadap dilanggarnya kepentingan dan hak orang lain

2.berkaitan dengan jaminan atas hak-hak sempurna individu, yang berlaku


bagi segala bentuk hubungan timbal balik antar individu dengan
individu, hubungan dalam keluarga, hubungan sipil dan hubungan
EKONOMIs serta hubungan pemerintah dengan rakyat.

3. Keadilan ini berkaitan dengan perlakuan yang sama bagi semua orang
sesuai dengan hukum yang berlaku. Keadilan ini berkaitan dengan
prinsip ketidakberpihakan (impartiality)
TUJUAN H UKUM

 KEADILAN KOMUTATIF (lanjutan)


(Adam Smith)
Lebih lanjut menurutnya aturan keadilan harus sedapat
mungkin memberikan kejelasan bagi setiap tindakan manusia,
yang mengatur setepat mungkin tindakan yang dituntut oleh
keadilan.

Keadilan adalah keutamaan moral yang dapat dipaksakan,


karena:
1. Aturan-aturan itu menyangkut hak-hak manusia yang
berharga dan harus dijunjung tinggi oleh siapa saja. Aturan ini
menetapkan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan dalam
kaitannya dengan hak-hak orang lain.
2. Bahwa pada kenyataan pelanggaran atas keadilan akan
menimbulkan kerugian dan kejahatan dalam masyarakat, yang
pada gilirannya akan mengganggu keteraturan masyarakat.
FUNGSI HUKUM

Menjamin ketertiban dan keteraturan

 Kontrol sosial
 Penyelesaisn sengketa
 Sarana pembaharuan masyarakat
 dll
Unsur-unsur dari Sistem Hukum

 Kees Schuit suatu sistem hukum terdiri


dari tiga unsur :
 .Unsur idiil. Unsur ini terbentuk oleh sistem makna dari hukum
yang terdiri atas aturan-aturan, kaidah-kaidah, dan asas-asas.
 .Unsur operasional. Unsur ini terdiri atas keseluruhan
organisasi-organisasi dan lembaga-lembaga yang didirikan
dalam suatu sistem hukum.
 Unsur aktual. Unsur ini adalah keseluruhan putusan-putusan dan
perbuatan-perbuatan konkrit yang berkaitan dengan sistem makna dari
hukum, baik dari para pengemban jabatan maupun dari para warga
masyarakat, yang di dalamnya terdapat sistem hukum itu.
Komponen sistem hukum

 keseluruhan kaidah-kaidah hukum yang berlaku dalam


suatu masyarakat atau negara tidaklah terlepas yang
satu dari yang lainnya, melainkan saling berkaitan
sehingga mewujudkan suatu kesatuan yang utuh yang
dipandang sebagai suatu sistem, dan dinamakan
sistem hukum positif atau Tata Hukum.

 kaidah-kaidah hukum yang berlaku dalam suatu


negara (sistem hukum) tersusun atas sejumlah
subsistem sebagai komponen-komponennya, misalnya
subsistem Hukum Perdata, subsistem Hukum Tata
Negara dan sebagainya
KEPENTINGAN DALAM KOMUNITAS
MANUSIA
 Roscoe Pound mendefinisikan “kepentingan”
sebagai:
 “Interest as: A demand or desire which human beings, either
Individually or through groups or associations in relations seek
to satisfy.”

 Artinya: Kepentingan sebagai suatu tuntutan atau


hasrat yang ingin dipuaskan manusia, baik secara
individu ataupun kelompok atau asosiasi.”
KEPENTINGAN DALAM KOMUNITAS
MANUSIA
 Roscoe Pound membedakan berbagai
kepentingan yang harus dilindungi oleh
hukum, yaitu: kepentingan pribadi,
kepentingan umum, dan kepentingan
sosial atau masyarakat
KEPENTINGAN DALAM KOMUNITAS
MANUSIA
Roscoe Pound memberikan tiga pembatasan hukum yang
penting sebagai alat kontrol sosial. Pembatasan-pembatasan
itu tumbuh dari:
 .keperluan yang menjadi syarat bagi hukum, praktis hanya
untuk berurusan dengan perbuatan-perbuatan manusia dan
barang-barang, dan bukan bagian dalamnya;
 .pembatasan-pembatasan yang melekat di dalam sanksi-
sanksi hukum, pembatasan atas paksaan terhadap kemauan
manusia dengan kekerasan;
 keperluan yang mensyaratkan hukum untuk
mempergunakan badan luar untuk melaksanakan isi dan
maksud tujuannya, karena perintah-perintah hukum itu tidak
dapat memaksakan dirinya secara sendiri
PENGGOLONGAN HUKUM

HUKUM PERDATA

HUKUM PRIVAT HUKUM DAGANG

HUKUM TATA NEGARA

HUKUM PUBLIK HUKUM TATA USAHA NEGARA

HUKUM PIDANA

HUKUM ACARA

HUKUM EKONOMI
HUKUM KHUSUS
HUKUM PAJAK

HUKUM PERBURUHAN
ASAS HUKUM

Asas dalam Ilmu Hukum hanya bersifat mengatur dan


eksplikatif atau menjelaskan. Tujuannya untuk
memberi ikhtisar tidak normatif sifatnya dan tidak
termasuk Hukum positif

Contoh asas Hukum:


-Nulum delictum noela poena sine previa lege poenali
(tidak ada perbuatan yang dihukum,sebelum didahului oleh suatu peraturan)
-In du bio pro reo (Apabila hakim ragu, maka memutus yang menguntungkan
- terdakwa)

- Unus testis nullus testis


- Pacta sund servanda
SISTEMATIK KUHP

BUKU I : tentang Orang

BUKU II : tentang Benda

Sistematik
KUHP
BUKU III : tentang Perikatan

BUKU IV : tentang Bukti dan Kadaluarsa


SUMBER HUKUM

 Sumber Hukum Materiil


merupakan faktor yang membantu pembentukan
hukum, antara lain : kekuatan politik, situasi
sosial EKONOMI dsb.

Sumber Hukum Formil


Undang-undang, Kebiasaan, Traktat,
Yurisprudensi
SUMBER HUKUM
SUMBER HUKUM CIVIL LAW / EROPA KONTINENTAL

Peraturan (regel)
 UNDANG-UNDANG
Penetapan atau Ketetapan (beschikking)
 KEBIASAAN

 TRAKTAT

 YURISPRUDENSI

 DOKTRIN

 PENEMUAN HUKUM
SUMBER HUKUM
SUMBER HUKUM COMMON LAW / ANGLO SAXON

 YURISPRUDENSI

 STATUTA LAW

 CUSTOM

 REASON (AKAL SEHAT)


ISI KAIDAH HUKUM

• PERINTAH
Harus dijalankan, merupakan keharusan.
Contoh: pasal 1 UU 1/1974 tentang Perkawinan.
(Perkawinan dan tujuannya berdasarkan Ketuhanan
YME)

• LARANGAN
Hal-hal yang tidak boleh/dilarang dilakukan
Contoh: pasal 8 UU 1/1974 tentang Perkawinan. (larangan
perkawinan)

• PERKENAN
Hal-hal yang boleh dilakukan namun bukan keharusan.
Contoh: pasal 29 UU 1/1974 tentang Perkawinan. (Perjanjian kawin)
SISTEM HUKUM

Sistem Hukum yang berpengaruh yaitu:

 Common law (anglo saxon)


 Civil Law (eropa continental)
Pengertian Hukum EKONOMI

HUKUM:
Aturan-aturan perilaku yang dapat diberlakukan/diterapkan untuk
mengatur hubungan-hubungan antar manusia dan antara manusia dan
masyarakatnya.
 Jadi hukum diciptakan:

 Menjamin stabilitas sosial: mengatur perilaku tertentu.


 Menjamin ketentraman (security): warga masyarakat dalam
mewujudkan tujuan-tujuan hidupnya.
Pengertian Hukum EKONOMI

 Salah satu aspek penting dalam upaya


mempertahankan eksistensi manusia di dalam
masyarakat adalah membangun sistem perEKONOMIan
yang mendukung upaya mewujudkan tujuan hidup itu.
 Sistem perEKONOMIan yang sehat seringkali
bergantung pada sistem perdagangan (System of trade
and commerce) yang sehat.
 Oleh karenanya:
 Masyarakat membutuhkan seperangkat aturan yang
dengan pasti dapat diberlakukan untuk menjamin
berjalannya sistem perdagangan (System of trade and
commerce) itu.
Pengertian Hukum EKONOMI

 Perangkat aturan-aturan perilaku yang dianggap


paling dapat menjamin sistem perdagangan itu
adalah aturan-aturan hukum yang secara sederhana
dapat dipahami sebagai:

HUKUM EKONOMI (BUSINESS LAW)


Pengertian Hukum EKONOMI

 Suatu tata perkonomian yang sehat akan banyak


bergantung pada sistem perdagangan yang sehat
pula;
 Sistem perdagangan pada dasarnya selalu dikaitkan
dengan upaya manusia untuk memenuhi
kebutuhannya akan barang dan jasa (The need of
goods and services);
 Upaya manusia untuk memenuhi kebutuhan akan
barang dan jasa itu yang dapat disebut sebagai
proses produksi;
Pengertian Hukum EKONOMI

 Proses produksi dalam masa ini sering diartikan


sebagai indirect production, dalam arti orang
cenderung memenuhi kebutuhannya dengan bantuan
dan kerjasama orang lain, berarti mengandung unsur-
unsur spesialisasi dan pemanfaatan surplus;
 Melalui spesialisasi: mengkhususkan diri pada keahlian,
keunggulan (Advantage) yang ada pada
dirinya;memanfaatkan faktor waktu, sarana dan faktor-faktor
produksi lain secara intensif, efisien dan efektif.
 Melalui pemanfaatan surplus orang berusaha untuk
memanfaatkan kelebihan hasil produktivitasnya untuk
memenuhi kebutuhan orang lain.
Pengertian Hukum EKONOMI

 Berdasarkan kondisi di atas maka kegiatan


perdagangan (Trade) pada dasarnya
merupakan kegiatan:

 PERTUKARAN BARANG DAN JASA


(EXCHANGE OF GOODS AND SERVICES)
Pengertian Hukum EKONOMI

 Yang berlangsung dalam kerangka spesialisasi dan


pemanfaatan surplus di atas.
 Kegiatan trade ini dipahami sebagai kegiatan
EKONOMI (business) karena:
 KEGIATAN “EXCHANGE OF GOODS AND
SERVICES” TADI DILAKUKAN DALAM
RANGKA MEMPEROLEH KEUNTUNGAN
EKONOMIS (ECONOMIC PROFIT) TERTENTU.
Pengertian Hukum EKONOMI

 Bila aktivitas trade lebih banyak dikaitkan dengan


pengertian “Exchange of Goods and Services”, maka:
 AKTIVITAS EXCHANGE OF GOODS AND
SERVICES FOR PROFIT LEBIH BANYAK
DIARTIKAN SEBAGAI COMMERCIAL ACTIVITIES
KERANGKA DASAR HUKUM
EKONOMI
 Hukum EKONOMI adalah seperangkat kaidah-kaidah
hukum yang diadakan untuk mengatur dan
menyelesaikan persoalan-persoalan dalam aktivitas
antas manusia di bidang perdagangan (dalam arti
trade and commerce).
 Unsur terpenting dalam dalam aktivitas itu adalah
persetujuan EKONOMI/perdagangan di antara para
pelaku EKONOMI (pengusaha, perusahaan-
perusahaan, bank, konsumen dsb) mengenai
pelbagai transaksi EKONOMI (produksi, transportasi,
penjualan/distribusi dan bahkan konsumsi).
KERANGKA DASAR HUKUM
EKONOMI
 Masyarakat membutuhkan aturan-aturan hukum yang
memungkinkan para anggotanya untuk membuat dan
melaksanakan persetujuan-persetujuan EKONOMI
itu.
 Aturan-aturan hukum dibutuhkan karena:
 Pihak-pihak yang terlibat dalam persetujuan EKONOMI itu
membutuhkan sesuatu yang lebih kuat dari sekedar janji yang
beritikad baik dari masing-masing pihak dan saling kepercayaan
di antara mereka untuk melaksanakan isi persetujuan;
 Adanya kebutuhan untuk menciptakan upaya-upaya hukum
yang dapat digunakan seandainya salah satu pihak tidak
melaksanakan kewajibannya atau tidak memenuhi janjinya.
KERANGKA DASAR HUKUM
EKONOMI
 Atas dasar kebutuhan inilah maka salah satu bidang
hukum yang paling penting yang membentuk
kerangka hukum EKONOMI adalah:
 HUKUM KONTRAK
(The Law of contract)

To be continue
SEJARAH HUKUM DAGANG
 WETBOEK van KOOPHANDEL BERLAKU
DI BELANDA TGL 1 OKTOBER 1838.
(MENGADOPSI CODE du COMMERCE
PERANCIS 1808).
 KUHD DI INDONESIA MULAI BERLAKU 1
MEI 1848 (S. 1847-23, 30 APRIL 1847)
 BDR PASAL II ATURAN PERALIHAN UUD
1945.

ADI S DOSEN FH UNS


PENGERTIAN HK DAGANG
Pengertian Hukum:
Ketentuan/aturan yang berguna sebagai sarana
pengendali dan penyeimbang perubahan2 dalam
masyarakat (kontrol sosial), sebagai sarana
social enginering, sarana emansipasi, sarana
legitimasi, dan sarana pendistribusi keadilan.
HK DAGANG (PURWOSUTJIPTO):
HD: hukum perikatan yang timbul khusus dari
lapangan Perusahaan
ADI S DOSEN FH UNS
EKSISTENSI HUKUM DAGANG
DASAR HUKUM
 KUHD(1848-Ind).
 Peraturan Peruu-an bidang Perdagangan di Luar
Kodifikasi.
HUBUNGAN KUHD DAN KUHPER
KUHPER (BW) Merupakan hk perdata umum,
sedangkan KUHD mrp hukum perdata khusus.
(LS deogat LG).
Pasal 1 KUHD: “KUHPer, seberapa jauh dalam
KUHD tidak khusus diadakan penyimpangan2,
berlaku juga thd hal2 yang disinggung dalam
KUHD”. ADI S DOSEN FH UNS
Evolusi Hukum Dagang Menuju Hukum
EKONOMI
 KUHD tidak bisa mengikuti perkembangan
EKONOMI yang semakin kompleks dan
unpredictable.
 Perkembangan hukum perdagangan internasional
dalam WTO yang belum terakomodasi.
 Muncul istilah Hukum EKONOMI, Yg bersifat
Interdisipliner, Multidisipliner dan Transnasional

ADI S DOSEN FH UNS


Eksistensi Hukum EKONOMI
 Seminar on Indonesian Legal Development tanggal 1 Juli
1970 di New York (sponsor Internasional Legal Center):
Perlunya peningkatan pengetahuan hukum EKONOMI
bagi kebanyakan pejabat dan para ahli hukum Indonesia.
 1978. Simposium Hukum EKONOMI Nasional-BPHN
 1979/1980 BPHN Mengkaji Hukum EKONOMI (Prof.
Subekti SH)
 1980/1981 BPHN Mengkaji Hukum EKONOMI
(Mr.Nugroho/Drs.Sumantoro)
 1981-1985 BPHN Mengkaji Hukum EKONOMI (Dr.
Sumantoro).
 Di UI, Pusat Studi Hukum Dagang diganti Pusat Studi
Hukum dan EKONOMI (1977)-Ch.Himawan.
HUKUM EKONOMI
Rochmat Soemitro
HE: Keseluruhan norma-norma yang dibuat oleh
pemerintah atau penguasa sebagai suatu personifikasi
dari masyarakat yang mengatur kehidupan EKONOMI
dimana kepentingan individu dan kepentingan
masyarakat saling berhadapan.
Adi Sulistiyono
HE: Peraturan peruu-an yang dibuat oleh lembaga atau
pejabat yang mempunyai legalitas, untuk mengatur
aktifitas, perilaku dan pertumbuhan sektor EKONOMI,
serta penyelesaian sengketanya, yang substansinya
dipengaruhi oleh sistem EKONOMI yang terdapat
dalam konstitusi negara tsb.
HARAPAN DUNIA EKONOMI PADA
HUKUM
 MENCIPTAKAN KEPASTIAN & STABILITAS
 MENDUKUNG EFISIENSI DAN
PRODUKTIFITAS (DOUGLASS NORTH)
 RESPONSIF (NONET DAN SELZNICK)
 VELOCITY (BILL GATES)
 MENGANDUNG DAYA PREDIKBILITAS
 MENYELESAIKAN SENGKETA SECARA
EFEKTIF, EFISIEN, DAN MENGHASILKAN
PUTUSAN YG BISA DITERIMA SEMUA
PIHAK (MENDISTRIBUSIKAN KEADILAN)
(ADAM SMITH)
MAX WEBER
PENDEKATAN HUKUM RASIONAL FORMAL
 HUKUM DIKATAKAN MENUNJANG
EKONOMI PASAR KALAU SUBSTANSI
HUKUM TERSEBUT SESUAI YANG
DIINGINKAN DI DALAM EKONOMI
PASAR SEKALIGUS MAMPU
MENDATANGKAN EFISIENSI DAN
KEADILAN
NYHART
Konsep2 Hukum Mempunyai Pengaruh Pada Pengembangan
Kehidupan EKONOMI

1. Prediktabilitas
2. Kemampuan Prosedural
3. Kodifikasi Daripada Tujuan-tujuan
4. Penyeimbangan
5. Definisi dan Kejernihan tentang Status
Foreign Assitance Act of 1966
 Kongres Amerika mengundangkan suatu
aturan untuk membantu pembangunan negara-
negara berkembang di Asia, Afrika, dan
Amerika Latin dengan memperbarui dan
memperkuat sistem hukum yg dianggap dpt
mendorong terjadinya pembangunan
EKONOMI
POLITIK HK EKONOMI INDONESIA
MENGACU PADA PASAL 33 UUD 45
1. PerEKONOMIan disusun sebagai usaha bersama bdr atas asas
kekeluargaan.
2. Cabang-cabang produksi yg penting bagi negara dan yg menguasai
hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara.
3. Bumi dan air dan kekayaan alam yg terkandung di dalamnya
dikuasai oleh negara dan digunakan untuk sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat.
4. PerEKONOMIan nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi
EKONOMI dengan prinsip kebersamaan, efisiensi, berkeadilan,
berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan
menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan EKONOMI
nasional (hasil amandemen keempat).
5. Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur dalam
undang-undang (hasil amandemen keempat).
Politik Hukum
RPJPN 2005-2025
1. Terwujudnya pertumbuhan
EKONOMI yang berkelanjutan;
2. Regulasi problematika
EKONOMI;
3. Kepastian investasi
4. Penuntasan korupsi, kolusi, dan
nepotisme
5. Tertib penyelenggaraan negara
6. Fundamen daya saing global
BEBERAPA UNDANG-UNDANG
BIDANG EKONOMI

 ATURAN YANG MEMBERI LANDASAN HUKUM


KEBERADAAN LEMBAGA-LEMBAGA YANG MEWADAHI
PARA PELAKU EKONOMI DLM MENJALANKAN
AKTIFITASNYA.

 UU NO.25 TAHUN 1992 Tentang PERKOPERASIAN


 UU No.2 Tahun 1992 Tentang USAHA PERASURANSIAN
 UU N0.40 TAHUN 2008 Tentang PERSEROAN TERBATAS
 UU No 10 Tahun 1998 Tentang PERBANKAN
 UU No. 3 Tahun 2004 Tentang BANK INDONESIA
 UU No.16 Tahun 2001 Tentang YAYASAN (diperbarui UU No.28 Th
2004)
 UU No. 19 Tahun 2003 Tentang BUMN (BADAN USAHA MILIK NEGARA)
 UU. No.21 Tahun 2008 Tentang PERBANKAN SYARIAH
 ATURAN YANG MEMBERI LANDASAN HUKUM DALAM MENGATUR
PERILAKU PELAKU EKONOMI DALAM MENJALANKAN AKTIFITAS

 UU No.3 Tahun 1982 Tentang WAJIB DAFTAR PERUSAHAAN


 UU No. 5 Tahun 1984 Tentang PERINDUSTRIAN
 UU NO. Tahun 1992 Tentang PENERBANGAN
 UU.No.8 Tahun 1995 Tentang PASAR MODAL
 UU No. 23 Tahun 1997 Tentang PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
 UU No. 24 Tahun 1997 Tentang PENYIARAN
 UU No.32 Tahun 1997 Tentang PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI
 UU No. 5 Tahun 1999 Tentang LARANGAN PRAKTEK MONOPOLI DAN
PERSAINGAN TIDAK SEHAT.
 UU No.8 Tahun 1999 Tentang PERLINDUNGAN KONSUMEN
 UU No.24 Tahun 1999 Tentang LALU LINTAS DEVISA DAN SISTEM
NILAI TUKAR
 UU No.18 Tahun 1999 Tentang JASA KONSTRUKSI
 UU No.9 Tahun 1999 Tentang PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN
BERJANGKA KOMODITI.
 UU No. 36 Tahun 1999 Tentang TELEKOMUNIKASI
• UU No.29 Tahun 2000 Tentang PERLINDUNGAN
VARIETAS TANAMAN
 UU No. 30 Tahun 2000 Tentang RAHASIA DAGANG
 UU No. 31 Tahun 2000 Tentang DESAIN INDUSTRI
 UU No.32 Tahun 2000 Tentang DESAIN TATA LETAK
SIRKUIT TERPADU.
 UU No. 14 Tahun 2001 Tentang PATEN
 UU No. 15 tahun 2001 Tentang MEREK
 UU No.19 Tahun2002 Tentang HAK CIPTA
 UU No. 22 Tahun 2001 Tentang MINYAK DAN GAS BUMI
 UU No.15 Tahun 2002 Tentang TINDAK PIDANA
PENCUCIAN UANG
 UU No. 17 Tahun 2003 Tentang KEUANGAN NEGARA
 UU No.21 Tahun 2003 Tentang PENGESAHAN KONVENSI
ILO NO.81 MENGENAI PENGAWASAN
KETENAGAKERJAAN DLM INDUSTRI DAN
PERDAGANGAN
 UU No.19 Tahun 2004 Tentang KEHUTANAN (UU
No.41/1999-Perpu No.1/2004-judicial review di MK larangan
penambangan di hutan lindung tdk dikabulkan)
 UU No. 24 Tahun 2004 Tentang LEMBAGA PENJAMIN
SIMPANAN
 UU No.37 Tahun 2004 Tentang KEPAILITAN DAN
PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG
(No. 4 Tahun 1998)
 UU No. 17 Tahun 2006 Tentang KEPABEANAN
 UU No. 25 Tahun 2007 Tentang PENANAMAN MODAL
 UU No. 39 Tahun 2007 Tentang CUKAI
 UU NO..19 Tahun 2008 Tentang SURAT BERHARGA
SYARIAH NEGARA
 UU. No.1 TH 2009 Tentang Penerbangan
 UU.No.4 TH 2009 Tentang Pertambangan Mineral dan Batubara
 UU.No.5 TH 2009 Tentang Pengesahan United Nations Convention
Againts Transnational Organized Crime
 UU.No.9 TH 2009 Tentang BHP
 ATURAN YANG MENGATUR KEBERADAAN MEKANISME
PENYELESAIAN SENGKETA.

 UU No. 5 Tahun 2004 Tentang MAHKAMAH AGUNG


 UU No. 4 Tahun 2004 KEKUASAAN KEHAKIMAN
 UU No.30 Tahun 1999 Tentang ARBITRASE DAN
ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA
 UU No.2 Tahun 2004 Tentang PENYELESAIAN
PERSELISIAN HUBUNGAN INDUSTRIAL
 UU No.14 Tahun 2002 Tentang PENGADILAN PAJAK.
 UU NO.3 Tahun 2009 Tentang Perubahan Kedua UU No.
14 Tahun 1985 Tentang Mahkamah Agung.
AGAR HUKUM BISA EFEKTIF
(Lawrence Friedman)
 Aturan Harus Dikomunikasikan Kepada
Subyek Yang Diaturnya
 Subyek Yang Diatur Mempunyai Kemampuan
Untuk Melaksanakan Aturan Tersebut
 Subyek itu Harus Mempunyai Motivasi Untuk
Melaksanakan aturan itu.
ROBERT B SEIDMAN

LAW OF THE NON-TRANSFERABILITY


OF LAW
TARIKAN KEATAS HUKUM EKONOMI
INDONESIA
 WTO (The World Trade Organization)
1 Januari 1995 – UU No.7 Tahun 1994
 GATS (General Agreement Trade Services)
 TRIPs (Trade Related Aspects of Intellectual
Property Rights)
 TRIMs (Trade Related Investment Measures)
 Indonesia Harus Menyesuaikan semua peraturan
perundang-undangannya pada ketentuan2 tersebut
Peranan Hk Menunjang Keberhasilan Pemb.
EKONOMI
 Materi Hukum EKONOMI yang responsif, tegas,
dan predictable
 Aparat (eksekutif, legislatif, yudikatif) yg
profesional, impartial dan kredibel.
 Budaya Hukum Masyarakat yang kondusif.
 Komitmen kuat dari Presiden menjadikan hukum
sbg landasan dan mercusuar pembangunan
EKONOMI.
NB:
Adam Smith: Tiga syarat utama menjadikan negara
makmur (Pajak Kondusif; Stabilitas Keamanan;
Hukum yg Kredibel)
DELAPAN NILAI MORAL SUATU UU
versi LON FULLER
 Harus ada peraturan-peraturan terlebih dahulu; hal ini berarti, bahwa tidak
ada tempat bagi keputusan-keputusan secara ad hoc, atau tindakan-
tindakan yang bersifat arbiter.
 Peraturan-peraturan itu harus diumumkan secara layak.
 Peraturan-peraturan itu tidak boleh berlaku surut.
 Perumusan peraturan-peraturan itu harus jelas dan terperinci; ia harus
dapat dimengerti oleh rakyat.
 Hukum tidak boleh meminta dijalankannya hal-hal yang tidak mungkin.
 Di antara sesama peraturan tidak boleh terdapat pertentangan satu sama
lain.
 Peraturan-peraturan harus tetap, tidak boleh sering diubah-ubah.
 Harus terdapat kesesuaian antara tindakan-tindakan para pejabat hukum
dan peraturan-peraturan yang telah diubah.
MATA KULIAH HUKUM
EKONOMI
 HUKUM DAGANG INTERNASIONAL
 PERANAN HUKUM DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI
 ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA & ARBITRASE
 HUKUM KONTRAK
 HUKUM KONSUMEN
 HAKI
 HUKUM PERBANKAN
 HUKUM PASAR MODAL
 HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN
 HUKUM INVESTASI
 HUKUM LEMBAGA PEMBIAYAAN
 HUKUM ORGANISASI PERUSAHAAN
 HUKUM KEPAILITAN
 HUKUM INVESTASI
 KAPITA SELEKTA HUKUM EKONOMI
 HUKUM PIDANA EKONOMI
VISI INDONESIA 2030
MENJADI NEGARA EKONOMI KELIMA DI DUNIA

Kunci sebuah bangsa mewujudkan :


 Butuh Pimpinan yg tegas, berani, berkarakter, dan mampu
member teladan yg bisa mengubah kultur sebuah bangsa.
(Lee Kuan Yew-Singapura; Park Chung-hee-Korea)
 Kultur bangsa harus dirubah menjadi kultur bekerja keras;
kultur disiplin; bersikap hemat; bangga thd dengan yang
dihasilkan sendiri; tdk mudah menyerah; mau bekerja
sama; mau menghormati orang lain; dan kultur tak mau
kalah (Samuel Huntington)
 Kepastian Hukum
Daya dukung Pembangunan
Hukum EKONOMI
Berkelanjutan

Pendidikan Hukum
Reformasi substansi hukum
Mekanisme penyelesaian sengketa yang
berwibawa dan efisien
Penegakan etika EKONOMI
Menumbuhkan jiwa nasionalis pada
anggota Legislatif
Komitmen presiden dan wakil presiden

ADI S DOSEN FH UNS


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai