Anda di halaman 1dari 5

TUGAS REVIEW BUKU LOGIKA

NAMA : NOVIANTI
NIM : 211012938

Judul Buku : Logika


Penulis : Drs. Mundiri
Penertbit : Rajawali Pres
Tahun Terbit : 2010
Halaman : 252
Membaca buku logika artinya kita membaca tentang
tata cara berfikir sistematis, bernalar dengan benar dan tepat.
Buku ini memberi gambaran yang luas bagi mereka yang ingin
belajar tentang logika.
Pembahasan awal buku ini dimulai dengan
pembahasan tentang logika secara umum terkait pengertian
logika secara etimogi maupun terminologi. Kemudian dilanjut
dengan sejarah logika sampai pada pembahasan tentang
probabilitas serta kekeliruan berfikir.
Secara sistematik buku ini dibagi menjadi 15 Sub
bahasan. Pembahasan awal mencangkup definisi, klasifikasi,
proposisi. Kemudian oposisi, genealogi, generalisasi dan
analogi. Terakhir hubungan kausalitas, hipotesis, probabilitas dan kekeliruan berpikir.
Misalnya soal proposisi, Mundiri menjelaskan bahwa proposisi adalah pernyataan dalam
bentuk kalimat yang dapat dinilai benar dan salahnya, atau merupakan unit terkecil dari pemikiran
yang mengandung maksud yang sempurna.
Ada dua proposisi yakni proposisi sintetik dan proposisi analitik. Proposisi sintetik adalah
Predikatnya mempunyai (Proposisi aposteriori) pengertian yang bukan menjadi keharusan bagi
subjeknya, sebagai contoh: Apel itu asam. Sedangkan proposisi analitik adalah proposisi yang
predikatnya (Proposisi Apriori) mempunyai pengertian yang sudah terkandung pada subjeknya,
sebagai contoh kambing adalah hewan ternak.
Sedangkan berdasarkan bentuknya proposisi ada tiga macam. Pertama, Poposisi kategorik.
Proposisi kategorik adalah proposisi yang mengadung pernyataan tanpa adanya syarata. Kedua,
Proposisi Hipotetik, Proposisi hipotik adalah proposisi yang mengandung pernyataan dengan
mengunakan syarat. Ketiga, Proposisi Disyungtif, Proposisi Disyungtif adalah proposisi yang
mengadung pernyataan dengan mengunakan syarat tertentu.
Dalam buku ini Mundiri memberi penjelasan cara mudah memahami logika melalui
pengertian, pengunaan, dan beberapa contoh. Dengan demikian para pembaca dengan sangat
mudah mencerna apa yang dimaksud oleh Mundiri.
Logika adalah ilmu tentang cara berfikir secara sistematis. Sebagai landasan berfikir logika
sudah dibahas dari zaman Yunani. Sebagai ilmu yang mempelajari metode, logika digunakan untuk
membedakan penalaran yang betul dari penalaran yang salah.
Logika menyampaikan kepada kita tentang berpikir benar, lepas dari berbagai prasangka
emosi dan keyakinan seseorang; karena itu ia mendidik manusia bersikap obyektif, tegas, dan
berani. Logika juga merupakan alat yang dapat membantu kita untuk menghindari generalisasi,
pernyataan yang tidak logis serta kesimpulan yang keliru. Dengan logika maka kita akan mempunyai
pemikiran yang lurus, benar dan tepat.
Mundiri membagi logika dalam beberapa karakteristik. Dari segi kualitas logika dibagi
menjadi dua yakni logika naturalis dan logika ilmiah. Logika Naturalis adalah kecakapan berlogika
berdasarkan kemampuan akal manusia. Sedangkan Logika Ilmiah adalah kemampuan berlogika
dengan berdasarkan analisis agar lebih teliti dan efisien.
Dari segi metode logika dibagi menjadi dua bagian yakni logika tradisional dan logika
modern. Logika tradisional adalah logika yang masih dipengaruhi oleh system logika Aristoteles.
Sedangkan logika modern adalah logika yang muncul sejak Raymundus Lullus menemukan metode
Ars Magna.
Dalam buku ini Mundiri juga menjelaskan tentang kata. Ia mengklasifikasikan kata
berdasarkan pengertian dan pengunaannya. Klasifikasi tersebut yakni positif, negatif, dan privatif.
Sebagai contoh kata mudah. Mudah berarti positif, Tidak Mudah negatif, dan Sulit berarti privative.
Melalui buku logika ini Mundiri mengajak kepada pambacanya untuk mengetahi bagaimana
pola berfikir, bagaimana sejarah berfikir manusia serta kenapa ada kesalahan berfikir.
Misalnya dalam konteks kesalahan berfikir. Buku ini menjelaskan dengan tujuh pendekatan
antara lain. Pertama, Fallacy of Four Term (kekeliruan karena mengunakan empat
trem). Kedua, Fallacy of Undistributed Middle (kekeliruan karena kedua trem penegah tidak
mencakup). Ketiga, Fallacy of Illicit Proces (kekeliruan karena proses tidak benar).
Keempat, Fallacy of Two Negative Premises (kekeliruan karena menyimpulkan dari dua
premis yang negatif). Kelima, Fallacy of Affirming the Consequent (kekeliruan karena mengakui
akibat). Keenam, Fallacy of Denying Antecedent (kekeliruan karena menolak sebab), Ketujuh, Fallacy
of Disjunction (kekeliruan dalam bentuk disyungtif). Terakhir Fallacy of inconsistency (kekeliruan
karena tidak konsisten)

Kelebihan Buku
Ada beberapa kelebihan bagi mereka yang ingin membaca buku ini sebagai bahan dasar belajar
logika. Pertama dimulai dari bahasa, Bahasa yang digunakan dalam buku ini sangat sederhana dan
cukup komunikatif sehingga pembaca dapat mudah memahami apa maksud dari penulisnya.
Kedua, Evaluasi, di dalam buku ini terdapat soal evaluasi guna mengukur seberapa pembaca dapat
memahami serta mengerti apa yang disampaikan dalam setiap babnya. Ketiga, sistematika susunan
buku, Buku ini mempunyai susunan sitematika yang baik mulai dari Bab I hingga Bab akhir sehingga
pembaca dapat membaca dengan kontruksi pengetahuan yang utuh.
Disamping itu buku ini dapat merangsang pola piker pembacanya dalam mengetahui singkronisasi
antara ilmu dan probabilitas. Sebagaimana manfaat belajar logika yang tentu membantu pembaca
agar dapat berpikir lurus, efisien, tepat dan teratur untuk mendapatkan kebenaran dan menghindari
kekeliruan.
Kekurangan Buku
Disamping kelebihan tentu buku logika karya Mundiri ini juga memiliki beberapa kekurangan
antara lain. Pertama, Definisi dan Contoh. Sebagai pembaca tentu definisi harus mempunyai
referensi yang jelas, kadang pembaca masih menemukan beberapa pendapat atau definisi hanya
dari pemahaman penulis.
Kedua, Penjelasan terlalu singkat, mempelajari logika tentu butuh waktu yang tidak
sebentar. Meskipun buku ini menjelaskan secara jelas namun dalam pratiknya kadang pembaca
mengalami gagal faham sehingga perlu membaca kembali.
Terakhir penjelasan dalam buku logika Mundiri ini terlalu pointer meskipun secara sistematika
bagus. Artinya pembaca harus membaca buku referensi lain guna mengimbangi pengertian atau
definisi dari buku ini.
Menurut saya penjelasan definisi di buku ini sedikit sulit ditangkap namun tetap bisa
dimengerti, mungkin itu dikarenakan bahasa nya yang agak sulit untuk dicerna, contohnya
adalah genera dan differentia. Memang sudah dijelaskan apa itu genera dan differentia, namun
penjelasannya itu agak rumit, itu mungkin juga dikarenakan menggunakan istilah atau term yang
asing. Namun, jika telah mengerti dan paham istilah-istilah tersebut dengan baik, keterangan-
keterangan yang disampaikan penulis di buku bisa di mengerti dengan baik dan lancar.
Definisi menurut ekspektasi saya adalah penjelasan atau pengertian. Mungkin semua orang
juga berpendapat seperti itu. Namun di balik pengertian tersebut, ada syarat-syarat dan unsur-unsur
yang harus dipahami dalam membuat definisi. Kita harus mengerti apa itu jenis nya dan sifat-sifat
pembeda nya. Kemudian masih terdapat patokan-patokan lainnya agar pembuatan definisi terhindar
dari kekeliruan.

Masuk ke bagian ke 2 dari isi bab yaitu patokan dari membuat definisi. Bahasanya disini sangat
familiar sehingga bisa ditangkap dengan baik apa maksud dari keterangan tersebut. Penjelasannya
yang to the point dan dengan contoh yang mudah dimengerti menjadi poin tambah dalam bagian
ini.

Mendefinisi adalah menyebut sekelompok karakteristik suatu kata sehingga kita dapat
mengetahui pengertiannya serta dapat membedakan kata lain yang menunjuk objek yang lain pula.
Apa itu karakteristik? Karakteristik adalah Genera (Jenis) dan Differentia (sifat pembeda). Jadi
mendefinisi suatu kata adalah menganalisis jenis dan sifat pembeda yang dikandungnya. Mundiri
disini mengutip dari seorang penulis dari luar negeri bernama Harold C. Martin. Hal ini membuat kita
mengerti bahwa dibuku ini bukan hanya ditulis mengenai perspektif mundiri saja, namun dari
berbagai sumber.
Dalam mendefinisi, kita harus mengerti apa jenis dan sifat pembeda yang dimiliki objek
definisi tersebut. Jenis yang kita pilih adalah jenis yang terdekat, karena dengan menghadirkan sifat
pembedanya kita langsung sampai pada pengertiannya. Jenis terdekat adalah nama umum yang
langsung mencakup barang atau benda yang kita definisikan. Jadi jika ingin mendifinisikan”kursi”
harus memulai dengan “tempat duduk”, merpati dengan “duduk”, setelah itu baru kita hadirkan sifat
pembedanya. Disini saya sengaja tidak mengutip istilah Genera atau Differentia karena menurut saya
jika tidak ada kata asing, kita dapat mudah memahami.
Patokan membuat definisi.
      1.      Definisi tidak boleh lebih luas atau lebih sempit dari konotasi kata yang didefinisikan
definisi terlalu luas misalnya: Merpati adalah burung yang dapat terbang cepat. (Banyak burung yang
dapat terbang cepat bukan yang bukan merpati saja)
Definisi terlalu sempit misalnya: Kursi adalah tempat duduk yang dibuat dari Kayu. (banyak kursi
yang tidak hanya dibuat dari kayu).
      2.      Definisi tidak boleh menggunakan kata yang didefinisikan. Definisi yang melanggar patokan
ini disebut definisi sirkuler, berputar, atau tautology. Perlu diketahui bahwa tidak semua
pengulangan melanggar patokan ini. Seperti di bawah ini:
Ilmu Ekonomi  adalah Ilmu yang mempelajari upaya manusia dalam mencapai kemakmuran. Pada
contoh tersebut, kata “Ilmu” sudah dianggap diketahui, yang menjadi focus perhatian adalah kata
“Ekonomi”
       3.      Definisi tidak boleh memakai penjelasan yang justru membingungkan. Jika melanggar,
maka dinamakan definisi obscurum per obscurius.

       4.      Definisi tidak boleh menggunakan bentuk Negatif. Contohnya: Benar adalah sesuatu yang
tidak salah. Namun bentuk negative diperbolehkan jika keadaan yang tidak mungkin dihindari.
Seperti: Orang Buta adalah orang yang pengelihatannya tidak berfungsi. Tetapi selama masih bisa
diusahakan, kita tidak boleh menggunakan bentuk negative.

Anda mungkin juga menyukai