Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Fungsi pakaian terutama sebagai penutup aurat, sekaligus sebagai perhiasan, memperindah

jasmani manusia. Agama Islam memerintahkan kepada setiap orang untuk berpakaian

yang baik dan bagus. Baik berarti sesuai dengan fungsi pakaian itu sendiri, yaitu menutup

aurat, dan bagus berarti cukup memadai serasa sebagai perhiasan tubuh yang sesuai

dengan kemampuan si pemakai untuk memilikinya. Untuk keperluan ibadah misalnya

untuk shalat dimasjid, kita dianjurkan memakai pakaian yang baik dan suci. Berpakaian

dengan mengikuti muda yang berkembang saat ini, bukan merupakan halangan, sejauh

tidak menyalahi fungsi menurut Islam. Namun demikian kita diperintahkan untuk tidak

berlebih-lebihan. Berpakaian bagi kaum wanita mukimn telah digariskan oleh Al-Qur’an

adalah menutup seluruh auratnya. Hal tersebut selain sebaya identitas mukminah juga

menghindari diri dari gangguan yang tidak diinginkan pada dasarnya pakaian muslim tidak

menghalangi pemakaiannya untuk melakukan kegiatan sehari-hari dalam bermasyarakat.

Semuanya kembali kepada niat si pemakainya dalam melaksanakan ajaran Allah.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas maka rumusan masalah pada makalah ini sebagai berikut :

1. Bagaimana kewajiban menutup aurat ?

2. Bagaimana aurat wanita dalam shalat dan diluar sholat ?

3. Bagaimana batasan aurat wanita & laki laki dihadap muhrim dan bukan muhrim ?

4. Bagaimanakah busana muslim & muslimah dan syaratnya ?


BAB II
PEMBAHASAN

A. Kewajiban Menutup Aurat


Firman Allah dalam surat Al-Ar’af : 26
Artinya :Pakailah pakaianmu yang indah setiap memasuki masjid…!”.
Dengan berdasarkan ayat ini, maka seseorang itu wajib menutup aurat sewaktu shalat.
Karena itu tidak sah shalat seseorang itu tanpa menutup aurat selagi ia sanggup (kuasa).
Dan menutup aurat itu mutlak wajib (fardhu).

Menutup aurat adalah dengan menggunakan kain atau pakaian yang berfungsi sebagai
penghalang (penghambat) pandangan terhadap aurat terbuka. Dengan demikian kain yang
tipis, tembus pandang atau yang berlubang-lubang sudah barang tentu tidak dapat
dikategorikan sebagai menutup aurat. Begitu pula pakaian yang terlalu tipis (ketat)
sehingga tampak lokuk-lokuk anggota tubuhnya. Tidaklah dibenarkan dalam ajaran agama
Islam sebagai penutup aurat. Dan menutup aurat adalah termasuk ciri khusus umat Islam
dengan umat pemeluk agama lain. Makalah tentang Aurat Wanita

Kita terkadang banyak menemukan pakaian panjang. Akan tetapi, pakaian tersebut terlihat
sempit sehingga mempertontonkan seluruh bagian dan lakukan tubuh. Sekarang kita
beralih kepenutup wajah. Menurut Syaikh Mutawall (2009 : 23) agama tidak mewajibkan
seorang perempuan muslimah untuk mempergunakan penutup wajah. Juga tidak
melarangnya seandainya ada yang hendak mempergunakannya. Oleh karena itu bagi
orang-orang yang tidak setuju dengan mereka yang mempergunakannya, maka tidak
pantas untuk menolaknya.

B. Aurat Wanita Dalam Shalat 


Seorang wanita muslimah yang telah baligh hendaknya menyediakan pakaian shalat.
Pakaian shalat bagi seorang wanita bisa berupa gaun atau baju kurung yang cukup
panjang, yang dapat menutup, kedua kaki sampai tumit, bisa juga memakai mukenah yang
cukup lebar, panjang dan tebal. Dengan demikian pakaian shalat bagi seorang wanita harus
bisa menutup aurat. Aurat wanita (semua anggota tubuhnya) kecuali muka dan telapak
tangan. Dalam hubungan ini Allah Ta’ala berfirman :
Artinya :
“… dan janganlah mereka (kaum wanita) menampakkan perhiasannya, kecuali yang
(biasa) nampak dari padanya…” (An-Nur : 31).
Maksud dan ayat ini adalah, bahwa wanita itu tidak boleh menampakkan bagian-bagian
tubuh yang biasa diberi perhiasan kecuali muka dan kedua telapak tangan. Dengan
demikian bahwa pakaian wanita dalam shalat harus memakai pakaian yang bisa menutup
dari kepala sampai keujung kaki (tumit), maka dalam hal ini bentuk pakaiannya bisa
berupa mukenah, baju kurung dan sebagainya : pokoknya bisa menutup dari kepada
sampai ketumit yang kelihatan hanya muak dan kedua telapak tangan.

C. Aurat Wanita Di luar Shalat 


Kalau aurat wanita dalam shalat itu para fuqaha telah sepakat menyatakan sekujur badan
kecuali muka dan telapak tangan. Maka aurat wanita diluar shalatnya juga seperti dalam
shalat jikalau berhadapan dengan selain muhrim, karena memang demikianlah konsep
agama Islam dalam mengatur dan menganjurkan cara berbusana wanita muslimah diluar
rumah atau ketika berhadapan dengan laki-laki lain yang bukan muhrimnya. Dan
disamping itu perlu diingat, sepakat atas kebolehannya memperlihatkan wajah dan kedua
telapak tangan kepada selain muhrim, namun apabila dikhawatirkan akan dapat
menimbulkan fitnah. Maka wajah dan telapak tangan tu pun wajib ditutupi / dirahasiakan
dengan menanamkan akidah yang kuat. Demikianlah Allah yang lebih Maha Tahu.
D. Siapakah yang disebut dengan muhrim?
Muhrim menurut artinya adalah yang diharamkan, dalam istilah ilmu fiqih wanita yang
diharamkan untuk dikawini dengan sebab ada hubungan keturunan / pertalian darah,
karena sepersusunan, karena perkawinan dan sebagainya. Selanjutnya siapa sajakah laki-
laki yang tergolong laki-laki muhrim bagi seorang wanita. Dalam hal ini Allah SWT
berfirman dalam surah An-Nur ayat: 31
Artinya :
“… Dan janganlah perempuan menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka,
atau putra-putri mereka atau putra-putri suami mereka, atau saudara-saudara mereka, atau
putra-putri saudara laki-laki mereka atau putra-putri saudara perempuan mereka atau
wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pula yang laki-laki yang
tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita), atau anak-anak yang belum mengerti
tentang aurat wanita …”

E. Batasan Aurat wanita dihadapan muhrim 


Imam Al-Qurtuby mengatakan tingkatkan para muhrim itu berbeda-beda antara satu
dengan yang lainnya ditinjau dari segi hubungan pribadi secara manusiawi. Kalau seorang
wanita dihadapkan suaminya bolehkah membuka / menampakkan semua perhiasannya,
bahkan boleh bertelanjang bulat. Apakah tingkah laku yang demikian itu harus
ditampakkan dihadapan saudara laki-lakinya? Anak tirinya? Kami rasa tidaklah demikian,
kita harus pandai-pandai menjaga diri dan tidak terlalu bebas untuk menampakkan
perhiasan kita.
MADZHAB MALIKI ; Dalam madzhab ini bahwa aurat wanita dihadapan laki-laki para
muhrim ialah sekujur tubuh wanita itu kecuali muka dan ujung-ujung anggota tubuh,
seperti kepala kedua-dua tangan dan kaki.
MADZHAB HANBALI ; Dalam madzhab ini dikatakan bahwa aurat wanita dihadapan
para muhrim ialah sekujur tubuh kecuali muka, keduk, kepala, dua tangan, kaki dan betis.
Mereka ini tidak berbeda pendapat tentang aurat wanita dihadapan sesama wanitanya, baik
yang muslimah dan yang bukan muslimah. Tidak haram bagi wanita muslimah tubuhnya
terbuka dihadapan mereka.
F. Batasan aurat wanita dihadapan bukan muhrim 
Golongan selain muhrim yang kami sebutkan diatas dinamakan “ajnab” (orang asing),
yaitu orang-orang yang tidak tersebut dalam golongan orang-orang yang haram manakah
dengan wanita tersebut untuk selama-lamanya. Jadi muhrim kebalikannya bukan muhrim
(orang ajnab).
Selanjutnya kembali kepada permasalahan diatas yaitu sampai dimanakah batasan aurat
seorang wanita dihadapan laki-laki yang bukan muhrim itu?
Dalam hal ini ada dua pendapat yaitu :
Pendapat pertama menyatakan bahwa wanita itu seluruhnya adalah aurat, mulai dari ujung
rambut sampai ke ujung kaki. Tidak ada perhiasan yang boleh tampak kecuali pakaiannya
saja.
Pendapat kedua mengatakan bahwa aurat wanita dihadapkan bukan muhrim adalah muka
dan kedua telapak tangan. Jadi kedua anggota tersebut yang boleh ditampakkan.

Dalam kehidupan bermasyarakat dewasa ini seseorang tidaklah bisa hidup bersendirian
tanpa memerlukan bantuan tangan orang lain mengurung diri dirumah untuk selama-
lamanya. Suatu saat ia harus keluar rumah berhadapan dengan khayalak sama, misalnya ke
pasar, pusat perbelanjaan, supermarket, ke rumah sakit, ke pengadilan untuk menjadi saksi
dan sebagainya. Di saat itulah yang penting bagi seorang wanita muslimah harus pandai
menjaga kekacau mata diri, menjaga pandangan (artinya pandangannya harus senantiasa
ditundukkan, di samping itu pakaian yang dikenakannya harus pakaian yang identitas
Islam (busana muslimah). Dengan cara demikian Insya Allah kita terhindar dari berbagai
macam fitnah.

G. Busana Muslimah dan Syaratnya 


Pakaian wanita muslimah ketika diluar rumah adalah dengan menggunakan Jilbab yaitu
pakaian yang bisa menutup seluruh tubuh sejak dari kepada ke kaki atau menutup sebagian
besar tubuh dan di pakai pada bagian luar sekali seperti halnya muka dan telapak tangan.
Sebab muka dan telapak tangan Menurut Jumhur Fuqaha tidak termasuk aurat, dengan
syarat apabila dirasa aman dari fitnah.

Syekh Muhammad Nashiruddin Albani telah menguraikan (memerinci) syarat-syarat


tertentu pakaian jilbab sebagai pakaian wanita muslimah yang terdapat dalam kitabnya
HIJABUL MAR-ATIL MUSLIMAH FIL KITAABI WAS-SUNNAH, sebagai berikut :

Pakaian itu dapat menutupi seluruh tubuh kecuali muka dan telapak tangan

Jenis kainnya harus tebal, yang tidak tembus pandang, sehingga warna kulitnya tidak bisa
dilihat dari luar.
Lapang, tidak sempit (ketat), sehingga masih bisa menampakkan bentuk tubuh yang
ditutupinya.

Tidak menyerupai pakaian laki-laki


Tidak menyerupai pakaian wanita kafir
Tidak terlalu menyolok warnanya sehingga menarik perhatian orang yang memandangnya.
Tidak ada hiasan pada pakaian itu sendiri.

H. Pakaian Rasulullah SAW 


Nabi Saw biasa mengenakan gamis sebagai pakaian yang paling beliau suka. Lengan
gamis tersebut hingga batas pergelangan tangan. Beliau juga pernah mengenakan jubah
dan pakaian sejenis mantel. Dalam Shahihul Bukhari terdapat keterangan yang
menyebutkan bahwa Nabi Saw melarang pakaian-pakaian yang terbuat dari sutra bagi laki-
laki dan tidak apa-apa dikenakan kaum wanita.

Diantara hukum-hukum dan adab-adab yang terpenting berkaitan dengan gamis adalah :
Hendaknya lengan gamis hingga mencapai pergelangan betis
Hendaknya panjang gamis hingga pertengahan betis
Hendaknya berwarna putih
Dilarang memanjangkan melebihi mata kaki dan menjulurkannya ke tanah dengan sikap
ujub dan sombong. Hal itu bagi kaum laki-laki saja.
Dari Sa’d Ra, ia berkata, “pada perang uhud, aku melihat disamping kanan dan kiri Nabi
Saw ada dua orang laki-laki yang mengenakan baju putih yang belum pernah aku lihat
sebelum dan sesudahnya.

Al-Hafizh mensyarah hadits diatas dalam kitab Al-Fath x : 295. Ahmad dan penulis kitab
sunnah telah meriwayatkan sebuah hadits yang dishahikan oleh Hakim berupa hadits
Samurah yang ia marfukan sampai kepada Nabi Saw. “Hendaklah kalian senantiasa
mengenakan pakaian putih karena ia lebih baik dab lebih suci. Kafanilah orang-orang yang
meninggal diantara kalian dengannya.” Kemudian, Al-Hafizh melanjutkan, “Adapun
dalam hadits sa’d, yakni saad bin Abi Waqqa Ra, yang telah disebutkan dimuka,
disebutkan nama kedua orang tersebut, yaitu : Jibril dan Mikail. Bagi yang mengira bahwa
salah satunya adalah Israfil, maka ia telah keliru.
1. PENGERTIAN AURAT
Aurat diambil dari bahasa Arab, Aurah artinya “an naqsu” atau keaiban. Menurut istilah fiqh,
aurat adalah bagian tubuh seseorang yang wajib ditutupi dari pandangan. Dalam islam, terdapat
beberapa keadaan dimana masyarakat islam dibenarkan membuka aurat tetapi hanya pada orang-
orang tertentu (mahram) dan dalam keadaan tertentu (darurat).
1. SYARAT-SYARAT DALAM MENUTUP AURAT
Adapun syarat-syarat yang dipenuhi dalam menutup aurat, sebagai berikut
1. Menutup bagian tubuh yang termasuk aurat
2. Pakaian yang tidak mengundang perhatian
3. Kain tebal, tidak tembus cahaya, tidak boleh terlihat anggota tubuh
4. Tidak menyerupai pakaian lawan jenisnya
5. Pakaian yang tidak melambangkan kemasyhuran ataupun kesombongan
 
1. HUKUM MENUTUP AURAT
Berkaitan dengan hukum aurat, secara jelasnya telah dijelaskan Allah SWT dalam Al-Qur’an
sebagai suatu perintah dan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh hambaNya yang mukmin
mengikut keadaan dan situasi tertentu. WAJIB hukumnya menutup aurat bagi laki-laki maupun
wanita, terutama yang telah baligh lagi berakal.  Sebagaimana firman Allah dalam surah Al-A’raf
ayat 31 :
 Artinya: “ wahai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap memasuki masjid, makan
dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang
yang berlebihan.” (QS. Al – A’raf : 31)
Rasulullah bersabda :
 Artinya: “ Tidak diterima shalat (seorang perempuan) yang sudah haidh, kecuali dengan menutup
aurat.” (HR. An-Nasai)
Dari firman Allah SWT dan Hadits Nabi SAW dapat diketahui bahwa betapa pentingnya menutup
aurat, dan betapa beratnya akibat yang harus ditanggung jika tidak menutup aurat.

1. BATASAN AURAT WANITA


Aurat wanita Islam ditutup agar tidak dilihat oleh lelaki yang bukan mahramnya dan juga wanita
yang bukan muslim ialah seluruh badannya kecuali muka, dua telapak tangan dan kaki.
Hukum ini difahami dari firman Allah SWT dalam surah Al-Ahzab ayat 59:
 Artinya: “Wahai Nabi! Suruhlah isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan orang perempuan
yang beriman, supaya mereka melabuhkan pakaiannya bagi menutup seluruh tubuhnya, saat
mereka keluar. Agar mereka dikenal sebagai perempuan yang baik-baik.” (QS. Al-Ahzab : 59)
Hadits yang diriwayatkan oleh Aisyah r.a bahwasanya Rasulullah bersabda : ”Hai Asma,
sesungguhnya jika seorang wanita yang sudah haidh maka tidak boleh Nampak terlihat kecuali ini
(sambil menunjuk beliau akan wajah dan telapak tangan).” (HR. Abu Daud dan Baihaqi)
1. Aurat wanita ketika shalat
Aurat wanita ketika shalat adalah menutup seluruh badan kecuali muka dan dua telapak tangan.
2. Aurat ketika sendirian
Aurat wanita ketika sendirian adalah antara pusat dan lutut.
3. Aurat ketika bersama mahram
Pada asasnya aurat seorang wanita ketika dengan mahram adalah bagian anggota pusat dan lutut.
Pakaian yang labuh dan menutup tubuh adat yang sudah menjadi hukum.
4. Aurat ketika dihadapan laki-laki yang bukan mahram
Seluruh anggota badan kecuali muka dan telapak tangan.
5. Aurat ketika dihadapan wanita kafir
Rasulullah SAW bersabda: “Abdullah bin Abbas menyatakan bahwa Rasulullah pernah bersabda :
“ tidak halal seorang wanita Islam itu dilihat oleh wanita Yahudi dan Nasrani”
 Sebuah riwayat juga menyatakan bahwa aurat wanita sebagai berikut:
1. Bulu kening
Menurut Bukhari, “Rasulullah melaknat perempuan yang mencukur (menipiskan bulu kening atau
meminta supaya dicukurkan bulu kening).” (HR. Abu Dawud Fi Fathil Bari.
2. Kaki (tumit kaki)
“Dan janganlah mereka (perempuan) membentakkan kaki (atau mengangkatnya) agar diketahui
perhiasan yang mereka sembunyikan.” (An-Nuur:31)
a)     Menampakkan kaki
b)     Melenggokkan badan mengikut hentakan kaki
3. Wangi-wangian
“Siapa saja yang memakai wangi-wangian kemudian melewati suatu kaum supaya mereka
mencium baunya, maka wanita itu telah dianggap melakukan zina dan tiap-tiap mata adalah zina.”
(HR. Nasaii, Ibn Khuzaimah, Ibn Hibban)
4. Dada
“Hendaklah mereka (perempuan) melabuhkan kain (tudung) hingga menutupi dada mereka.” (QS.
An-Nuur : 31)
5. Muka dan leher
“dan tinggallah kamu (perempuan) di rumah kamu dan janganlah kamu menampakkan perhiasan
mu seperti orang jahiliyyah yang dahulu.”
a)     Bersolek (make-up)
b)     Menurut Maqatil: sengaja menampakkan ikatan tudung yang menampakkan leher seperti
orang jahiliyyah
6. Muka dan tangan
“Asma Binti Abu Bakar telah menemui Rasulullah dengan memakai pakaian yang tipis.
Rasulullah bersabda: Wahai Asma! Sesungguhnya seorang gadis yang telah haidh tidak boleh
baginya menampakkan anggota badan, kecuali dua telapak tangan dan muka saja.”
7. Tangan
“sesungguhnya kepala yang ditusuk dengan besi itu lebih baik daripada kaum yang menyentuh
kaum yang bukan sejenis dan tidak halal baginya.” (HR. At-Tabrani dan Baihaqi)
8. Mata
“Dan katakanlah kepada perempuan mukmin hendaklah mereka menundukkan sebahagian dari
pemandangannya.” (QS.An-Nuur:31)
“Janganlah sampai pandangan yang satu mengikuti pandangan lainnya. Kamu hanya boleh pada
pandangan pertama, adapun pandangan seterusnya tidak dibenarkan.” (HR. Ahmad, Abu Daud,
dan Tirmidzi)
9. Mulut (suara)
“Janganlah perempuan-perempuan itu terlalu lunak dalam berbicara sehingga berkeinginan orang
yang ada perasaan serong dalam hatinya, tetapi ucapkanlah perkaataan-perkataan yang baik.”(Al-
Ahzab:32)
1. Kemaluan
“Dan katakanlah kepada perempuan-perempuan mukmin, hendaklah mereka menundukkan
pandangan mereka dan menjaga kemaluan mereka (jangan berzina).” (QS. An-Nuur : 31)
1. Pakaian
“barangsiapa memakai pakaian yang berlebih-lebihan, maka Allah akan memberikan pakaian
kehinaan di akhirat nanti.” (HR. Ahmad, Abu Daud, An-Nasaii dan Ibn Majah)
“sesungguhnya sebilangan ahli neraka ialah perempuan-perempuan yang berpakaian tapi telanjang
yang condong kepada maksiat dan menarik orang lain untuk melakukan maksiat. Mereka tidak
akan masuk syurga dan tidak akan mencium baunya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
a)     Berpakaian tipis/jarang
b)     Berpakaian ketat/membentuk lekuk tubuh
c)      Berpakaian berbelah/membuka bagian-bagian tertentu
2. Rambut
“wahai anakku Fatimah! Adapun perempuan yang akan digantung rambutnya hingga mendidih
otaknya dalam neraka adalah mereka itu di dunia tidak mau menutup rambutnya daripada dilihat
oleh lelaki yang bukan mahramnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
“Bagi wanita-wanita yang memelihara dirinya dan menaati suaminya, segala makhluk (burung
yang terbang, ikan di laut, malaikat di langit, matahari, bulan, dan lain-lain) akan memohonkan
ampun kepada Allah untuknya.”

1. BATASAN AURAT LAKI-LAKI


Jumhur fuqaha’ telah sepakat bahwa aurat laki-laki adalah antara pusar sampai dengan lutut.
Imam Nawawi rahimullah menjelaskan didalam Shahih Muslim:
“sesungguhnya paha termasuk bagian aurat. Banyak hadits masyhur yang menjelaskan bahwa
paha adalah termasuk aurat. Hal itu seperti hadits Anas radiallahu ‘anhu bahwa jika terbukanya
paha tanpa unsure kesengajaan serta dalam kondisi darurat masih dapat dimaafkan. Tetapi bila
masih ada sarana yang memungkinkan untuk menutupinya, maka hukumnya wajib untuk
menutupnya.”
Sayangnya perkara ini kadang dilalaikan dianggap remeh oleh kaum pria. Mereka dengan
santainya beraktifitas di luar rumah hanya bercelana pendek dan menampakkan segala paha-paha
mereka.
Seorang laki-laki yang baligh diperintahkan baginya menutup aurat sebagaimana hal ini telah jelas
wajibnya bagi kaum wanita. Dan dari sini dapat kita ketahui bahwa adanya perintah tentu
berkonsekuensi timbulnya larangan. Maka, diperintahkan untuk menutup aurat dan dilarang untuk
menampakkan ataupun melihat aurat orang lain.
Rasulullah SAW bersabda:
“seorang lelaki tidak boleh melihat aurat laki-laki yang lain dan seorang wanita tidak boleh
melihat aurat wanita lain.” (HR. Muslim no 338)
Hal ini dikarenakan memandang aurat orang lain bias menimbulkan fitnah yang keji, sehingga
Allah SWT memerintahkan kita untuk menutup aurat serta menundukkan pandangan. Allah SWT
berfirman:
 Artinya: “katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: hendaklah mereka menahan
pandangannya dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi merek,
sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.” (QS. An-Nur:31)
Ibnu Katsir rahimahullah berkata didalam tafsirnya menjelaskan tentang:
“ini adalah hukum Allah SWT kepada hamba-Nya orang-orang mukmin untuk menundukkan
pandangan mereka terhadap apa-apa yang mereka dilarang memandangnya. Kecuali memandang
apa yang diperbolehkan mereka memandangnya, hendaklah mereka menundukkan pandangan
mereka terhadap apa yang diharamkan. Tetapi bila tidak sengaja memandang, hendaklah segera
mengalihkan pandangan darinya. Allah juga menyuruh menjaga kemaluan sebagaimana Dia
menyuruh menjaga pandangan yang membangkitkan nafsu syahwat, karena keduanya akan
mengarah kepada kerusakan hati dan akhlak. Menjaga pandangan mata dan kemaluan akan
mencegah dan menjauhkan orang mukmin dari zina yang keji.” (Tafsir Ibnu Katsir)
Aurat laki-laki, ibnu Abbas radiyallahu ‘anhu berkata, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda: “
paha termasuk bagian dari aurat “ (HR. Bukhari)
Dari Muhammad bin Abdullah bin Jahsy radiyallahu ‘anhu bahwasanya di halaman masjid, Nabi
SAW lewat didepan Ma’mar yang terbukalah ujung paha Ma’mar. Maka Rasulullah SAW
bersabda: “tutplah pahamu wahai Ma’mar, karena sesungguhnya paha itu adalah termasuk aurat”.
(HR. Ahmad)
Namun diperbolehkan bagi laki-laki memperlihatkan auratnya kepada isteri dan budak perempuan
yang dimilikinya. Hal ini berdasarkan firman Allah SWT:
 Artinya : “dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali terhadap isteri-isteri atau budak
perempuan yang dimilikinya; maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela.” (QS. Al-
Mu’minun: 5-6)
1. Aurat laki-laki dalam shalat, dan terhadap semua laki-laki maupun wanita yang menjadi
mahramnya adalah antara pusat sampai dengan lutut.
2. Aurat laki-laki bagi wanita asing.
Didalam buku Hijab karangan Muhammad bin Muhammad Ali, disana dijelaskan bahwa aurat
laki-laki terhadap wanita yang bukan mahram adalah seluruh tubuh.
“Katakanlah kepada wanita yang beriman: hendaklah mereka menahan pandangannya, dan
kemaluannya, dan janganlah menampakkan perhiasannya,,,,,,,” (QS. An-Nuur:31)
3. Aurat laki-laki ketika sendirian adalah dua kemaluannya (qubul dan dubur). Makruh bagi
seseorang melihat auratnya sendiri, kecuali karena keperluan syariat, misalnya untuk
berobat.
Hadits Ibnu Hakim menyatakan: Aku bertanya, “Ya Rasulullah, mana aurat kita yang boleh kita
perlihatkan dan mana yang tidak boleh kita perlihatkan?.” Nabi SAW menjawab,”jagalah
auratmu, kecuali terhadap isteri atau hamba-hamba sahayayang kau miliki.” Aku bertanya:”
apabila antara laki-laki dengan laki-laki lainnya?” Nabi SAW menjawab:”jika engkau sanggup
tidak terlihat oleh seorangpun, maka janganlah melihatnya.” Aku juga bertanya:”Apabila
seseorang sendirian?” Nabi SAW menjawab.”lebih patut kita merasa malu terhadap Allah SWT.”
(HR. Lima Imam)
 
1. BATASAN AURAT LAKI-LAKI DAN WANITA MENURUT 4 MADZHAB

 Batas-batas aurat wanita


Perbedaan pendapat:
1. Madzhab Syafi’ie, ada 2 qaul:
2. Qaul pertama: Aurat wanita merdeka dihadapan laki-laki ajnabi ialah seluruh tubuh badan
tanpa kecuali.
3. Qaul kedua: Aurat wanita dihadapan laki-laki ajnabi ialah seluruh tubuh badan kecuali
muka dan telapak tangan. Walau bagaimanapun, jika menampakkan muka dan dua telapak
tangan yang dapat menimbulkan fitnah kepada wanita itu, maka wajiblah ia menutup
seluruh tubuhnya tanpa kecuali. Fitnah ialah apa yang tampak pada dirinya yang mana jika
melihatnya dapat mendatangkan nafsu syahwat.
4. Madzhab Hambali, ada 2 qaul:
5. Qaul pertama: semua anggota wanita adalah aurat tanpa kecuali kepada laki-laki ajnabi.
6. Qaul kedua: semua anggota tubuh wanita bagi laki-laki ajnabi adalah aurat kecuali muka
dan dua telapak tangan. Tapi jika menampakkan aurat adalah menimbulkan fitnah baginya,
maka wajiblah juga menutupinya.
7. Madzhab Hanafi, ada 2 qaul:
8. Qaul pertama: aurat wanita merdeka dihadapan laki-laki ajnabi adalah seluruh tubuh
kecuali muka dan dua telapak tangan. Tapi jika menampakkan aurat adalah menimbulkan
fitnah baginya, maka wajib menutupnya.
9. Qaul kedua: semua anggota tubuh wanita bagi laki-laki ajnabi adalah aurat, kecuali uka
dan dua telapak tangan hingga ke pergelangan tangan dan dua telapak kaki.
10. Madzhab Maliki: aurat wanita merdeka dihadapan laki-laki adalah seluruh tubuh kecuali
muka dan dua telapak tangan. Tapi jika menampakkan aurat adalah menimbulkan fitnah
baginya, maka wajib menutupnya.
Jadi dapat diketahui bahwa batas aurat wanita yang telah ditetapkan oleh syariat menurut pendapat
dan fatwa madzhab adalah:
1. Di hadapan laki-laki bukan mahramnya adalah seluruh tubuh. Maksudnya termasuk
rambutnya, mukanya, kedua telapak tangannya dan telapak kakinya. Hukum ini
berdasarkan sabda Nabi Muhammad SAW yang bermaksud: “sesungguhnya wanita itu
ialah aurat.”(HR. Al-Bazar dan At-Tirmidzi)
2. Ketika sendirian atau di hadapan laki-laki mahramnya atau di hadapan wanita Islam yang
baik akhlaknya, batas auratnya adalah antara pusat hingga lutut. Namun, demi menjaga
adab wanita sebaiknya menutup aurat secara sempurna agar tidak menimbulkan fitnah.
3. Di hadapan wanita kafir dan wanita yang rendah akhlaknya, aurat wanita itu adalah
seluruh tubuhnya kecuali anggota dzahir ketika bekerja, yaitu kepala, muka, leher, dari dua
telapak tangan hingga siku, serta dua telapak kaki. Selain itu haram membukanya.
4. Aurat wanita sahaya (hamba) kepada laki-laki mahramnya dan sesame perempuan,
auratnya adalah dari pusat hingga lutut. Sedangkan dengan laki-laki ajnabi yaitu seluruh
tubuhnya.

Batas-batas aurat laki-laki


 Perbedaan pendapat:
1. Imam Hanafi dan Imam Hambali berpendapat: Laki-laki diwajibkan menutup auratnya
diantara pusat hingga lutut jika dilihat oleh laki-laki atau wanita ajnabi kecuali kepada
istrinya. Selain istrinya maka diharamkan melihat aurat di antara pusat sampai dengan
lututnya.
2. Imam Maliki dan Imam Syafi’ie berpendapat: Aurat laki-laki ada dua keadaan, yaitu:
3. Auratnya dengan sesama laki-laki dan wanita mahramnya adalah antara pusat sampai
dengan lutut
4. Aurat dengan perempuan yang bukan mahramnya adalah seluruh tubuh. (Fiqh Al-Arba’ah,
jilid I, bab Mabhas Sitr Al-Aurah)

1. YANG DIKATAKAN GOLONGAN MAHRAM BAGI WANITA


1. Suami
2. Ayah kandung
3. Ayah mertua
4. Anak laki-laki
5. Anak laki-laki dari suami (anak tiri)
6. Saudara laki-laki
7. Anak laki-laki dari saudara laki-laki
8. Anak laki-laki dari saudara perempuan
9. Wanita Islam yang berakhlak baik
10. Hamba sahaya laki-laki yang dimiliki
11. Khadam (pembantu laki-laki) yang sudah tidak syahwat kepada wanita
12. Anak laki-laki yang bukan mahram, tetapi belum mumayyiz
13. Anak laki-laki susuan
14. Saudara sesusu
15. Menantu laki-laki

1. YANG DIKATAKAN GOLONGAN MAHRAM BAGI LAKI-LAKI


1.
10. Hamba perempuan yang dimiliki
11. Khadimah (pembantu perempuan)
12. Anak-anak perempuan yang bukan
mahram, tetapi belum mumayyiz
13. Saudara sesusu
14. Ibu susuan
15. Menantu perempuan
2. Istri
3. Ibu kandung
4. Ibu mertua
5. Anak perempuan
6. Anak perempuan dari istri (anak tiri)
7. Saudara perempuan
8. Anak perempuan dari saudara laki-laki
9. Anak perempuan dari saudara perempuan
10. Laki-laki Islam yang berakhlak tinggi
BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
1.      Aurat ialah bagian tubuh yang tidak patut atau pantas untuk diperlihatkan kepada orang lain,
kecuali kepada suami atau hamba sahaya perempuan atau sewaktu sendirian diruang tertutup.
2.      cara berpakaian yang benar sangat diperintahkan oleh Rasulullah. Seperti yangdi jelaskan dalam
hadits berikut.
Rasulullah S.A.W telah bersabda :
"Bahwa anak perempuan apabila telah cukup umurnya, maka mereka tidak boleh dilihat
akan dia melainkan mukanya dan kedua telapak tangannya hingga pergelangan" (H.R. Abu
Daud)
3.      Manfaat dan kebaikan menutup aurat dan bertudung sepenuhnya menurut ISLAM dan SAINS.
a)      Selamat dari azab Allah s.w.t (azab neraka)
b)      Terhindar dari masalah MAKSIAT
c)      Memelihara kecemburuan lelaki
d)     Wanita BERJILBAB umpama biadadari syurga
e)      Mencegah penyakit kanker kulit
f)       Melambatkan gejala penuaan

4.      Profil Pribadi Muslim dan Muslimah


Al-Qur’an dan sunnah merupakan dua pusaka Rasulullah SAW yang harus selalu dirujuk oleh
setiap muslim dalam segala aspek kehidupan. Satu dari sekian aspek kehidupan yang amat penting
adalah pembentukan dan pengembangan pribadi muslim. Pribadi muslim yang dikehendaki Al-
Qur’an dan sunnah adalah pribadi yang saleh. Pribadi yang sikap, ucapan dan tindakannya
terwarnai oleh nilai-nilai yang datang dari Allah SWT.
B.     SARAN
Saya menyadari bahwa pembuatan makalah tidaklah mudah, oleh karenanya saya
mengharapkan saran yang membangun agar pembuatan makalah selanjutnya bisa lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA

1.      Abdurrahman Chudlori. 2011. Pakaian Modis Muslimah. In


http://gasdurokedakwah.blogspot.com/

2.      Andi Aulia Wajuanna. 2011. Adab berpakaian, bertamu dan berhias. In
http://auliawajuanna.blogspot.com/2011/05/adab-berpakaian-bertamu-dan-berhias.html

3.      Ahnan Mahtuf. 2007. Risalah Fiqih Wanita. Surabaya : Terbit Terang

4.      Moeflich Hasbullah. 2010. Filosofi menutup Aurat, perempuan mahal dan perempuan murah. In
http://moeflich.wordpress.com/2010/03/06/perempuan-mahal-perempuan-murah-filosofi-
menutup-aurat-dalam-agama/

5.      Perempuan Indonesia. 2010. Menutup Ayrat yang benar menurut islam. In
http://autodidak.blogspot.com/2010/12/menutup-aurat-yang-benar-menurut-islam.html

6.      Rizal Bayu Pamungkas. 2011. Manfaat dan kebaikan menutup aurat dan bertudung sepenuhnya
menurut ISLAM dan SAINS. In http://rizalarchuletta.blogspot.com/2011/04/manfaat-dan-
kebaikan-menutup-aurat-dan.html

Anda mungkin juga menyukai