Artinya : “Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh
syaitan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapamu dari
surga, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan
kepada keduanya auratnya. Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya
melihat kamu dan suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka.
Sesungguhnya Kami telah menjadikan syaitan-syaitan itu pemimpin-
pemimpim bagi orang-orang yang tidak beriman.”
1
manusia.” (HR. Abu Dawud [4017] ) . Jadi jelas sekali bahwa menutup
aurat adalah suatu kewajiban bagi setiap muslim.
Lalu, apa batasan aurat bagi laki – laki dan perempuan ? Berikut
adalah penjelasan singkatnya :
Aurat laki – laki :
1) Dengan sesama laki – laki (baik muslim / non muslim) , auratnya
adalah dari pusar sampai lutut
2) Dengan perempuan mahram (contoh: ibu, adik perempuan, kakak
perempuan), auratnya di antara pusar dengan lutut.
3) Dengan perempuan bukan mahram, auratnya di antara pusar
dengan lutut
4) Dengan perempuan bukan Islam, auratnya di antara pusar dengan
lutut..
5) Dengan istrinya, tidak ada batasan aurat.
Aurat Perempuan
1) Dengan sesama perempuan (baik muslim / non muslim), ada dua
pendapat yang berbeda. Pendapat yang pertama mengatakan
bahwa aurat antara sesame perempuan adalah dari pusar hingga
lutut. Sedangkan pendapat yang kedua menyatakan bahwa
batasan aurat sesame perempuan adalah seluruh tubuh dengan
pengecualian tempat-tempat wanita berhias sesuai kebiasaan.
Yakni kecuali kepala (rambut) yang merupakan tempat mahkota,
wajah tempat celak, leher dan dada tempat kalung, telinga
tempat giwang dan anting, lengan atas tempat gelang, lengan
bawah tempat gelang tangan, telapak tangan tempat cincin, betis
tempat gelang kaki dan kaki tempat cat kuku. (baca lebih lengkap
di : Dengan laki – laki mahram (contoh : Ayah, kakek, kakak / adik
laki – laki, dll) sama seperti penjelasan di atas
2) Dengan laki – laki bukan mahram , seluruh tubuh kecuali muka dan
telapak tangan
3) Dengan laki – laki bukan Islam , seluruh tubuh kecuali muka dan
telapak tangan.
4) Dengan suaminya, tidak ada batasan aurat.
2
Lalu apa konsekuensinya jika kita tidak menutup aurat?
1. Berdosa , karena menutup aurat adalah suatu kewajiban maka
melalaikannya merupakan suatu bentuk perbuatan dosa.
2. Tidak diterima sholatnya, seperti yang dijelaskan dalam hadist
berikut :
Tidak diterima sholat wanita dewasa kecuali yang memakai
khimar (jilbab)."(HR. Ahmad, Abu Daud, Tirmidzi, Ibn Majah)
Jadi, barangsiapa yang tidak menutup aurat , baik laki – laki
maupun perempuan, maka tidak akan diterima sholatnya.
3. Mendapatkan siksa di neraka. Seperti yang dijelaskan dalam
hadist berikut
“Ada dua golongan penghuni neraka yang aku belum pernah
melihatnya: Laki-laki yang tangan mereka menggenggam cambuk
yang mirip ekor sapi untuk memukuli orang lain dan wanita-wanita
yang berpakaian namun telanjang dan berlenggak lenggok.
Kepalanya bergoyang-goyang bak punuk onta. Mereka itu tidak
masuk surga dan tidak pula mencium baunya. Padahal
sesungguhnya bau surga itu bisa tercium dari jarak sekian dan
sekian.” (HR. Muslim)
Jadi perintah untuk menutup aurat bukan perintah yang main –
main. Apabila kita melanggarnya maka kita akan mendapat
hukuman dari Allah SWT.
3
KEBAIKAN MENUTUP KEBURUKAN MENAMPAKKAN
AURAT AURAT
Kehormatan dan harga Mencemarkan kehormatan dan
diri terjaga harga diri
Dengan menutup aurat, Mendorong untuk melakukan hal –
dapat mengingatkan diri hal yang tidak baik
kita untuk selalu
berperilaku baik.
Melambangkan Tidak melambangkan kepribadian
kepribadian muslim sejati muslim sejati
Mendamaikan hati bagi Dicemooh dan tidak disukai orang
orang yang memandangnya lain. Tidak nyaman dilihat.
Dipandang mulia dan Mudah diganggu oleh orang –
dihormati oleh orang lain orang yang tidak bermoral
Menjaga kesehatan tubuh. Lebih mudah terserang penyakit
Terhindar dari polusi dan
sinar ultraviolet yang
dapat menyebabkan
kanker.
4
Setelah kita tahu wajibnya menutup aurat , konsekuensi apabila
tidak menutup aurat, kebutuhan dan hikmah dari menutup aurat.
Sekarang kita akan membahas tentang bagaimana cara menutup aurat
yang baik dan benar. Caranya mudah sekali yaitu dengan memakai
pakaian yang syar’i. Pakaian yang syar’i menurut Islam baik bagi laki –
laki maupun perempuan adalah sebagai berikut :
1) Harus menutupi seluruh tubuh, seperti yang dijelaskan dalam QS
Al – Ahzab : 59 dan QS An – nuur : 31.
2) Pakaian harus tebal (tidak tipis) supaya tak menggambarkan apa
yang ada di baliknya Dalilnya adalah hadits yang menceritakan dua
golongan penghuni neraka yang salah satunya adalah para
perempuan yang berpakaian tapi telanjang (sebagiamana
tercantum dlm Shahih Muslim) Maksud dari hadits itu adalah
para perempuan yang mengenakan pakaian yang tipis sehingga
justru dapat menggambarkan lekuk tubuh & tak menutupinya.
Walaupun mereka masih disebut orang yang berpakaian, namun
pada hakikatnya mereka itu telanjang.
3) Harus longgar, tak boleh sempit atau ketat seperti celana jeans
karena akan menampakkan bentuk atau sebagian dari bagian
tubuhnya.
Dalilnya adalah hadits Usamah bin Zaid yang menceritakan
bahwa pada suatu saat beliau mendapat hadiah baju yang tebal dari
Nabi. Kemudian dia memberikan baju tebal itu kepada isterinya.
Namun karena baju itu agak sempit maka Nabi menyuruh Usamah
agar isterinya mengenakan pelapis di luarnya (HR. Ahmad, memiliki
penguat dalam riwayat Abu Dawud) Oleh sebab itu hendaknya para
perempuan masa kini yang gemar memakai busana ketat segera
bertaubat.
4) Tidak perlu diberi wangi-wangian (terutama akhwat)
Dalilnya adalah sabda Nabi: “Perempuan manapun yang
memakai wangi-wangian kemudian berjalan melewati sekelompok
orang agar mereka mencium keharumannya maka dia adalah
perempuan pezina.” (HR. An-Nasa’i, Abu Dawud & Tirmidzi dari
sahabat Abu Musa Al-Asy’ari) Bahkan Al-Haitsami menyebutkan
5
bahwa keluarnya perempuan dari rumahnya dgn memakai wangi-
wangian & bersolek adalah tergolong dosa besar, meskipun dia
diizinkan oleh suaminya.
5) Pakaian laki – laki tidak boleh menyerupai perempuan, begitu juga
sebaliknya.
Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu’anhuma, beliau berkata:
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melaknat kaum laki-laki yang
sengaja menyerupai kaum perempuan & kaum perempuan yang
sengaja menyerupai kaum laki-laki.” (HR. Bukhari & lain-lain) Dari
Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, beliau berkata: “Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam melaknat lelaki yang mengenakan pakaian
perempuan & perempuan yang mengenakan pakaian laki-laki.” (HR.
Abu Dawud & Ahmad dengan sanad sahih)
6) Tidak boleh menyerupai pakaian orang kafir.
Ketentuan ini berlaku bagi kaum lelaki dan perempuan. Dalilnya
banyak sekali, diantaranya adalah kejadian yang menimpa Ali. Ketika
itu Ali memakai dua lembar baju mu’ashfar. Melihat hal itu
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ini adalah pakaian
kaum kafir. Jangan kau kenakan pakaian itu.” (HR. Muslim, Nasa’i &
Ahmad)
7) Bukan pakaian yang menunjukkan ada maksud untuk mencari
popularitas.
Yang dimaksud dengan libas syuhrah (pakaian popularitas)
adalah segala jenis pakaian yang dipakai untuk mencari ketenaran di
hadapan orang-orang, baik pakaian itu sangat mahal harganya –untuk
memamerkan kakayaannya- atau sangat murah harganya –untuk
menampakkan kezuhudan dirinya- Ibnu ‘Umar radhiyallahu’anhuma
mengatakan: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Barangsiapa yang memakai busana popularitas di dunia maka Allah
akan mengenakan busana kehinaan pada hari kiamat, kemudian dia
dibakar api di dalamnya.” (HR. Abu Dawud & Ibnu Majah dgn sanad
hasan lighairihi) (syarat-syarat ini diringkas dgn sedikit perubahan
dari Fiqhu Sunnah li Nisaa’, hal. 382-391)
6
KESIMPULAN :
Di dalam Islam , aurat dari segi bahasa artinya adalah sesuatu yang
mengaibkan. Sedangkan dari segi istilah adalah bagian dari tubuh manusia
yang diharamkan untuk dilihat dan dipegang oleh orang lain yang bukan
mahram. Hukum menutup aurat adalah wajib, sebagaimana wajibnya perintah
untuk melakukan sholat. Jadi apabila kita tidak menutup aurat, jelas kita akan
berdosa.
PENUTUP
Demikianlah yang dapat saya sampaikan,semoga apa yang telah saya
sampaikan,dapat kita ambil hikmahnya,lebih dan kurang saya mohon maaf.