Anda di halaman 1dari 15

TAUHID RUBUBIYYAH DAN ULUHIYYAH MENGENAL ALLAH

Earth

“Hai manusia, sembahlah Tuhanmu Yang telah menciptakanmu dan


orang-orang sebelummu, agar kamu bertaqwa.”

Al-Baqarah 2: 21
TAUHID RUBBUBIYYAH
ULUHIYYAH
TAUHID RUBUBIYYAH DAN ULUHIYYAH MENGENAL ALLAH

Secara etimologis, kata “Rabb” sebenarnya mempunyai banyak arti, antara lain:
menumbuhkan, mendidik, memelihara, menanggung, mengumpulkan,
mempersiapkan, mengepalai, menyelesaikan suatu perkara, memiliki, dan lain-lain.
Namun untuk lebih sederhana dalam hubungannya dengan Rububiyyah (Tauhid
Rububiyyah) kita mengambil beberapa arti saja, yaitu: Mencipta, memberi rezeki,
memelihara, mengelola dan memiliki. Dan sebagian arti Rabb (Tauhid
Rububiyyah) kita masukan secara khusus ke dalam pengertian Tahuhid Mulkiyah,
seperti memimpin, mengepalai dan menyelesaikan suatu perkara.

(yang memelihara dan menguasai) manusia.”)


(QS.114/An-Naas: 1)
Dengan pengertian di atas, ayat Allah swt.: bisa kita pahami, katakanlah ( hai Muhammad),
aku berlindung dengan yang mencipta, memberi
rezeki, memelihara, mengelola (kehidupan) dan
“Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam” (al- memiliki manusia.
Fatihah: 2), bisa kita pahami segalam puja dan puji Pengertian bahwa Allah swt. adalah satu-satunya
hanyalah untuk Allah semata Yang mencipta, Dzat yang Mencipta, Memberi Rezeki, Memelihara,
memberi rezeki, memelihara, mengelola dan memiliki Mengelola dan Memilki banyak kita dapati di dalam
alam semesta. Kitab Suci Al-Qur’an, antara lain ayat-ayat berikut
Begitu juga ayat: ini:

(Katakanlah: “Aku berlindung kepada Tuhan

2
TAUHID RUBUBIYYAH DAN ULUHIYYAH MENGENAL ALLAH
“Hai manusia, sembahlah Tuhanmu Yang telah tidak ada seorang pun mengandung dan tidak (pula)
menciptakanmu dan orang-orang sebelummu, agar melahirkan melainkan dengan pengetahuan-Nya. Dan
kamu bertaqwa.” (al-Baqarah 2: 21) sekali-kali tidak dipanjangkan umur seorang yang
“Dia-lah yang menjadikan bumi sebagai berumur panjang dan tidak pula dikurangi umurnya,
hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia melainkan (sudah ditetapkan) dalam kitab (Lauh
menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia Mahfuz). Sesungguhnya yang demikian itu bagi Allah
menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan adalah mudah.” (Fathir 35:11).
sebagai rezeki untukmu; karena itu janganlah kamu Allah Ta’ala berfirman:
mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu
mengetahui.” (al-Baqarah 2: 22)

“Dan tidak sama (antara) dua laut: yang ini


“Hai manusia, ingatlah akan nikmat Allah tawar, segar, sedap diminum dan yang lain asin dan
kepadamu. Adakah pencipta selai Allah yang dapat pahit. Dan dari masing-masing laut itu kamu dapat
memberikan rezeki kepada kamu dari langit dan memakan daging yang segar dan kamu dapat
bumi? Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) mengeluarkan perhiasan yang kamu dapat
selain Dia, maka mengapa kamu berpaling (dari memakainya, dan pada masing-masingnya kamu lihat
ketauhidan)”? (Fathir 35: 3) kapal-kapal berlayar membelah laut supaya kamu
dapat mencari karunia-Nya dan supaya kamu
bersyukur.” (Fathir 35:12).

“Dan Allah menciptakan kamu dari tanah


kemudian dari air mani, kemudian Dia menjadikan
kamu berpasangan (laki-laki dan perempuan). Dan

3
TAUHID RUBUBIYYAH DAN ULUHIYYAH MENGENAL ALLAH
“Dia memasukkan malam ke dalam siang dan ini, Allah swt. sebagai rabb (rububiyyah Mulkiyah)
memasukkan siang ke dalam malam dan yang memiliki alam semesta (al-‘alamin) adalah 'raja'
menundukkan matahari dan bulan, masing-masing dari alam semesta tersebut. Dia bisa dan bebas
berjalan menurut waktu yang ditentukan. Yang melakukan apa saja Yang Dikehendaki-Nya terhadap
(berbuat demikian itulah Allah Tuhanmu, kepunyaan- alam tersebut. Dalam hal ini Allah swt. adalah Malik
Nya-lah kerajaan. Dan orang-orang yang kamu seru (Raja) dan alam semesta adalah ‘mamluk’ (hamba).
(sembah) selain Allah tiada mempunyai apa-apa Kita banyak menemukan ayat-ayat Al-Qur’an yang
walaupun setipus kulit ari.” (Fathir 35:13). menjelaskan bahwa Allah swt. adalah Pemilik dan
Raja langit dan bumi dan seluruh isinya, antara lain:

“Katakanlah: “Kepunyaan siapakah bumi ini, dan


semua yang ada padanya jika kamu mengetahui?
Mereka menjawab: “Kepunyaan Allah”, Katakanlah:
“Maka apakah kamu tidak ingat?” (Al-Mukminun “Tiadakah kamu mengetahui bahwa kerajaan
23:84). langit dan bumi adalah kepunyaan Allah? Dan tiada
bagimu selain Allah seorang pelindung maupun
TAUHID MULKIYAH seorang penolong.” (al-Baqarah 2: 107).
Tauhid Mulkiyah, Kata ‘Malik’ yang berarti raja,
dan ‘Malik’ yang berarti memiliki, berakar kata yang
sama yaitu ma-la-ka. Keduanya mempunyai relevansi
“Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi
makna yang kuat. Si pemilik sesuatu pada hakikatnya
dan apa yang ada di dalamnya; dan Dia Mahakuasa
adalah raja dari sesuatu yang dimiliki. Misalnya
atas segala sesuatu.” (al-Maidah 5: 120)
pemilik rumah, dia bebas mendiami, menyewakan
atau bahkan menjualnya kepada orang lain. Berbeda Bila kita mengimani bahwa Allah swt. adalah satu-
dengan penghuni yang Cuma mendapatkan hak pakai, satunya Raja yang menguasai alam semesta (bumi
tidak diizinkan menyewakannya kepada orang lain, langit dan seluruh isinya) maka kita minimal harus
apalagi menjualnya. Dalam pengertian bahasa seperti mengakui bahwa Allah swt. adalah Pemimpin (wali),

4
TAUHID RUBUBIYYAH DAN ULUHIYYAH MENGENAL ALLAH
Penguasa Yang Menentukan dan Yang Menjadi “Allah pemimpin orang-orang yang beriman, Dia
Tujuan (Ghayah). Hal itu logis sebagai konsekuensi mengeluarkan mereka dari Az-Zhulumat (kegelapan)
dari pengakuan kita bahwa Allah swt adalah kepada cahaya(an-Nur).Dan orang-orang kafir
Raja.Bukanlah Raja kalau tidaklah memimpin, pemimpin-pemimpin mereka adalah thagut, yang
bukanlah pemimpin kalau tidak punya wewenang mengeluarkan mereka dari cahaya kepada kegelapan.
menentukan ssesuatu, arau tidak punya “kata Mereka itu adalah penghuni neraka.Mereka kekal
putus”.Kalau kita analogkan logika ini kepada didalamnya”. (Al-Baqarah 2:257).
manusia, maka Raja yang tidak mempunyai
kekuasaan adalah Raja simbol atau raja boneka yang
PENTING UNTUK DIPAHAMI !!
hanya ditampilkan untuk upacara-upacara (cere-
monial) belaka yang sangat tidak menentukan sistem  Az-Zhulumat (kegelapan) dalam ayat di atas
kehidupan atau sisten pemerintahan. Seorang raja adalah simbol dari segala bentuk kekufuran,
baru akan fungsional sebagai raja bukan karena dia kemusyrikan, kefasikan dan kemaksiatan. atau dalam
sudah duduk di atas kursi kerajaan (singgasana) atau bahasa sekarang, az-Zhulumat adalah bermacam-
karena sudah tinggal di istana,bukan!.Dia baru akan macam ideologi dan isme-isme yang bertentangan
fungsional sebagai raja apabila berfungsi menjadi dengan ajaran Islam seperti komunisme, sosialisme,
pemimpin dalam arti yang sebenarnya, yaitu apabila kapatilisme, leberalisme, materialisme, hedoinisme
kata-katanya didengar, perintahnya diikuti dan dan lain sebagainya.
larangannya dihentikan. Dan apabila terjadi  Sedangkan an-Nur, adalah simbol dari
perselisihan dia yang akan menyelesaikan. Al-Quran ketauhidan, keimanan, ketaatan (Islam).
menjelaskan bahwa Allah swt adalah pemimpin  At-Thagut, adalah segala sesuatu yang
orang-orang yang beriman: disembah (dipertuhankan) selain dari Allah swt. dan
dia suka diperlakukan sebagai tuhan tersebut.
Menurut Sayyid Qutb, thagut adalah segala sesuatu
yang menentang kebenaran dan melanggar batas yang
telah digariskan oleh Allah swt. untuk-Nya. Thagut
itu bisa berbentuk pandangan hidup, peradaban dan

5
TAUHID RUBUBIYYAH DAN ULUHIYYAH MENGENAL ALLAH
lain-lain yang tidak berdasarkan ajaran Allah swt tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah
(Tafsir Fi Zhilalil Al-Qur’an juz I/292) (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-
Secara operasional kepimpinan Allah swt. itu benar beriman kepada Allah dan hari kemudian.
dilaksanakan oleh Rasulullah saw, dan sepinggal Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih
beliau kepemimpinan itu dilaksanakan oleh orang- baik akibatnya". (an-Nisa’ 4:59).
orang yang beriman. Hal ini dinyatakan di dalam al- Kriteria itu adalah mendirikan shalat (ibadah
Qur’an : vertikal langsung kepada Allah swt), menunaikan
zakat (ibadah yang hasilnya langsung bisa dirasakn
oleh masyarakat secara horisontal) dan pemimpin itu
harus tunduk patuh kepada Allah dalam seluruh aspek
kehidupannya (ra-ki’un)
“Sesungguhnya pemimpin kamu hanyalah Allah, Taat kepada Allah dan Rasulnya bersifat mutlak
Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman, yaitu (tanpa batas), sedangkan taat kepada ulil amri relatif
mereka yang mendirikan shalat dan menunaikan (terbatas) yaitu selama masih dalam ruang lingkup
zakat, seraya mereka tunduk (kepada Allah).” (al- taat kepada Allah dan Rasulnya. Perintah taat kepada
Maidah 5:55). Allah dan Rasulnya disebutkan secara eksplinsif
Ayat ini menjelaskan kriteria “Ulil Amri” yang sendiri-sendiri, sedangkan taat kepada Ulil Amri
umat Islam diperintahkan oleh Allah swt. untuk loyal hanya di-‘athafkan kepada peinetah taat sebelumnya.
kepadanya. Isyarat bahasa ini dipertegas oleh sabda Rasulullah
saw.
“Tidak ada kepatuhan kepada makhluk untuk
mendurhakai Khaliq.”
Sebagaimana yang sudah kita sebutkan di atas
bahwa Allah swt. baru fungsional sebagai pemimpin
"Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah bila Dia berfungsi sebagai Hakim (Yang menentukan
dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara Hukum, Yang Berkuasa, Yang Memutuskan Perkara),
kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat maka seorang yang berirman kepada Allah sebagai

6
TAUHID RUBUBIYYAH DAN ULUHIYYAH MENGENAL ALLAH
Wali haruslah mengimani Allah swt. sebagai Hakim menuruti hawa nafsu maka orang itu disebut fasik,
yang menentukan hukum dan segala aturan lainnya. bila merugikan dirinya sendiri, dan disebut zhalim
Allah swt. menegaskan berkali-kali dalam kitab suci jika merugikan orang lain.
Al-Qur’an bahwa hak menentukan hukum ini hanya Bila Allah swt. adalah Wali dan Hakim, maka kita
ada di tangan Allah swt. akan melakukan apa saja yang diridhai-Nya. Atau
“Menetapkan hukum itu h anya hak Allah.” (al- dengan kata lain apa saja yang kita lakukan adalah
An’am 6: 67) dalam rangka mencari ridha Allah. Allah-lah yang
“Ketahuilah bahwa segala hukum (pada hari itu) menjadi ‘Ghayah’ (tujuan) kita. Kita akan
kepunyaan-Nya. Dan Dia-lah pembuat perhitungan mengucapkan pernyataan:
yang paling cepat.” (al-An’am 6:62).
Karenanya, Allah swt. memberi predikat Fasiqun, “Sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupku, dan
Zhalimun dan Kafirun kepada orang-orang yang tidak
mau berhukum dengan hukum Allah : matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.”
(al-An’am: 6: 162).
“Barangsiapa yang tidak mau berhukum dengan
hukum yang diturunkan oleh Allah maka mereka
adalah orang-orang kafir.” (al-Maidah 5: 44) TAUHID ULUHIYAH
“Barangsiapa yang tidak mau berhukum dengan Kata ‘Illah’ berakat dari kata a-la-ha ( alif-lam-ha)
hukum yang diturunkan oleh Allah maka mereka yang mempunyai antara lain; tenteram, tenang,
adalah orang-orang zhalim.” (al-Maidah 5: 45) lindungan, cinta dan sembah (‘abada). Semua kata-
“Barangsiapa yang tidak mau berhukum dengan kata ini relevan dengan sifat-sifat dan kekhususan
hukum yang diturunkan oleh Allah maka mereka Dzat Allah swt seperti dinyatakan oleh Allah swt.
adalah orang-orang fasik” (al-Maidah 5: 47). dalam kitab suci al-Qur’an:
Orang yang tidak mau berhukum dengan hukum “Orang-orang yang beriman dan hati mereka
Allah karena benci, ingkar dan tidak meyakini hukum menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah,
itu maka dia menjadi kafir. Bila masih meyakini tapi hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi
melanggar atau tidak melaksanakannya karena tenteram.” (Ar-Ra’d: 13:28).

7
TAUHID RUBUBIYYAH DAN ULUHIYYAH MENGENAL ALLAH
Dalam konteks ini ‘al-Ma’bud’ berarti yang
memiliki, yang dipatuhi, dan yang diagungkan. Jadi
Tauhid Ilahiyah adalah mengimani Allah swt. sebagai
“Aku berlindung kepada Allah akan termasuk satu-satunya Al-Ma’bud (yang disembah). Dalam hal
golongan orang-orang yang jahil.” (al-Baqarah 2:67) ini Allah swt. berfirman:

"Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada “Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada
tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah
Tuhan selain Aku, maka sembahlah (beribadahlah)
Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu", maka di Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat-Ku.”
antara umat itu ada orang-orang yang diberi (Thaha 20: 14).
petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-
orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka Antara ketiga dimensi tauhid di ata berlaku dua
berjalanlah kamu dimuka bumi dan perhatikanlah teori (dua dalil) yaitu:
bagaimana kesudahan orang-orang yang
mendustakan (rasul-rasul)". (an-Nahl: 16: 36). DALIL AT-TALAZUM.
Di antara Ilah di atas maka yang paling asasi Talazum artinya kemestian. Maksudnya setiap
adalah makna ‘abada (‘ain-badal) yang mempunyai orang yang meyakini Tauhid Rububiyah semestinya
beberapa arti, antara lain: hamba sahaya (abadun), meyakini Tauhid Mulkiyah, dan meyakini Tauhid
patuh dan tunduk (‘ibadah), yang mulia dan agung Mulkiyah semestinya meyakini Tauhid Ilahiyah.
(‘al-Ma’bad), selalu mengikuti (‘abadah b h). Dengan kata lain, Tauhid Mulkiyah adalah
Jika kata-kata ini di urutkan maka dia menjadi konsekuensi logis dari Tauhid Mulkiyah. Apabila
susunan kata yang sangat logis: “Bila seorang terhenti pada Rububiyah saja atau pada Mulkiyah saja
menghambakan diri terhadap seseorang maka ia akan tentu ada yang tidak logis. Itulah sebabnya kepada
mengikutinya, mengagungkannya, memuliakannya, orang-orang yang ingkar, durhaka, kufur dan
mematuhi dan tunduk kepadanya serta bersedia sejenisnya, Allah swt. sering mengajukan pertanyaan:
mengorbankan dirinya.” “Apakah kamu tidak berakal? atau “Apakah kamu
tidak berpikir? (Afala ta’qiluun, Afala tatafakkarun)?

8
TAUHID RUBUBIYYAH DAN ULUHIYYAH MENGENAL ALLAH
Dalam al-Qur’an, banyak bertemu ayat-ayat yang mahasiswa atau biaya sekolahnya. Apa komentar
menerangkan bahwa pada umumnya orang-orang mahasiswa tersebut bila ada orang lain yang tidak
musyrik penyembah berhala di Makkah, telah punya andil dan jasa apa-apa memintahnya untuk
memahami Tauhid Rububiyah. Jika Nabi saw. tidak patuh kepada orang tuanya, tapi patuh kepada
bertanya kepada orang-orang musrykin penyembah orang lain yang tidak pernah berbuat jasa apa-apa
berhala itu mengenai siapakah yang menciptakan terhadapnya. Tentu mahasiswa itu akan mengatakan
langit dan bumi, pastilah mereka menjawab: “Allah- bahwa permintaan itu tidak masuk akal, tidak wajar,
lah yang menciptakan semuanya.” tidak normal.
Demikianlah halnya bila seseornag meyakini Allah
swt. sebagai yang menciptakannya, Yang
memberikan rezeki kepadanya, Yang Memeliharanya,
“Padahal jika engkau tanyakan kepada mereka kenapa dia patuh, hormat, cinta dan tunduk kepada
siapakah yang menciptakan langit dan bumi dan ‘makhluk’ serta mau mendurhakai Allah swt.? Tentu
menjadikan matahari dan bulan, pastilah mereka hal seperti ini sama sekali tidak sesuai dengan akal
menjawab: “Allah”. Maka betapakah mereka (dapat) sehat. Begitu juga kalau dia mengaku tunduk, patuh
dipalingkan ( dari jalan yang benar).” (al-Ankabuat dan cinta dan takut kepada Allah swt. kenapa dia
29: 61). menyembah dan meminta pertolongan kepada yang
Dalam Tauhid Rububiyah mereka telah lain? Tentu semua ini tidak bisa diterima dengan akal
mengakuinya, tapi dalam hal Tauhid Ilahiyah, mereka sehat.
masih mempersekutukan Allah dengan lainnya, yakni Karenanya, setiap orang yang meyakini Tauhid
dengan menjadikannya berhala-berhala sebagai Rububiyah semestinya meyakini Tauhid Mulkiyah,
sesembahan dan tempat mereka meminta pertolongan. dan meyakini Tauhid Mulkiyah semestinya meyakini
Dalam kaitan Tauhid Rububiyah dan Ilahiyah, Tauhid Ilahiyah. Bila kita kembali kepada surat At-
dibawah ini kita perumpamakan bahwa ada seorang Thaha di atas:
mahasiswa dengan orang tuanya di mana kebutuhan si “Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada
mahasiswa di tanggung oleh orang tuanya. Diberinya Tuhan selain Aku, maka sembahlah (beribadahlah)
ia belanja dan dicukupi kebutuhan materil si Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat-Ku.”

9
TAUHID RUBUBIYYAH DAN ULUHIYYAH MENGENAL ALLAH
(Thaha 20: 14). maka seseorang yang berdiri La Mudbbira Illallah (Tidak ada Yang Maha
menghadap kiblat untuk melaksanakan shalat seolah- Mengelola kecuali Allah)
olah menyampaikan kepada Allah swt. kata-kata La Malika Illallah (Tidak ada Yang Maha
tersebut: “Ya Allah, Engkaulah yang Menciptakan Memiliki kecuali Allah, tidak ada Yang Maha
aku, Engkaulah Yang mengelola kehidupan aku, oleh Memiliki Kerajaan kecuali Allah).
sebab itu Engkaulah Rajaku, Engkaulah Pemimpinku La Waliya Illallah (Tidak ada Yang Maha
dan hanya aturan-Mu-lah yang aku ikuti, dengan Memimpin kecuali Allah)
demikian apa saja yang aku lakukan kupersembahkan
untuk-Mu, untuk mencari ridha-Mu. Sekarang aku La Hakima Illallah (Tidak ada Yang Maha
buktikan semua itu dengan sujud kepada-Mu. Allahu menentukan aturan/hukum kecuali Allah)
Akbar…!! La Ghayata Illallah (Tidak ada Yang menjadai
tujuan kecuali Allah)
MAKNA “LA ILAHA ILLALLAH” La Ma’buda Illallah (Tidak ada yang Maha
Disembah kecuali Allah).
Seperti yang sudah diuraikan pada bagian
Untuk menterjemahkan iqrar “La Illallaha
terdahulu bahwa kata “ilah” mempunyai pengertian
Illallah” ke dalam bahasa Indonesia kita harus
yang sangat luas, mencakup pengertian Rububiyah
terlebih dahulu memahami susunan kalimatnya. “La”
dan Mulkiyah, maka kata inilah yang dipilih Allah
swt. untuk kalimat thayyibah yaitu: “La ilaha Illallah”
yang terdapat pada awal iqrar tersebut adalah “La
Nafiyata Liljinsi”, yaitu huruf nafi yang menafikan
9
yang bersifat komfrehensif (universal) mencakup
segalam macam jenis illah. Illah adalah huruf
pengeritan:
“istisna” (pengecualian) yang mengecualikan Allah
La Khaliqa Illallah (Tidak ada Yang Maha dari segala macam jenis illah yang dinafikan. Bentuk
Mencipta kecuali Allah) kalimat seperti ini dinamai kalimat manfi (negatif)
La Raziqa Illallah (Tidak ada Yang Maha lawan dari kalimat musbat (posistif). Kata Illah ber-
Memberi rezeki kecuali Allah) fungsi mengistbatkan kalimat yang manfi. Dalam
La Hafiza Illallah (Tidak ada Yang Maha kaidah bahasa Arab, itsbat sesudah nafi itu mempu-
Memelira kecuali Allah) nyai maksud alhasrhu (membatasi) dan taukid
(menguatkan). Dengan demikian kalimat tauhid ini

10
TAUHID RUBUBIYYAH DAN ULUHIYYAH MENGENAL ALLAH
mengandung pengertian sesungguhnya ‘tiada Tuhan “Apabila orang-orang munafiq datang kepadamu,
yang benar-benar berhak disebut Tuhan selain Allah mereka berkata: “Kami bersumpah bahwa sesung-
swt. semata. guhnya kamu benar-benar Rasul Allah”. Dan Allah
mengetahui bahwa sesungguhnya kamu benar-benar
Rasul-Nya; dan Allah bersaksi bahwa sesungguhnya
HAKIKAT DAN DAMPAK DUA KALIMAT
orang-orang munafiq itu benar-benar orang
SYAHADAT. pendusta.” (al-Munafiqun 63: 1).
Iqrar La Ilaha Illallah tidak akan dapat diwujudkan Antara ketiga pengertian di atas terdadpat relevansi
secara benar tanpa mengikuti petunjuk yang yang kuat: Seseorang akan bersumpah bila dia
disampaikan oleh Rasulullah saw. Oleh sebab itu iqrar memberi kesaksian, dan dia akan memberikan
La Ilalha Illallah Baru diikuti oleh iqrar Muhammadur kesaksian bila dia menyaksikan.
Rasulullah. Dua iqrar inilah yang dikenal dengan dua
kalimat syahadat (syahadatin) yang menjadi pintu Berdasarkan pengertian etimologis di atas maka
gerbang seseorang memasuki dien (agama) Allah swt, syahada seseorang (bahwa sesungguhnya tiada Tuhan
yakni Islam. melainkan Alla semata, dan sesungguhnya
Muhammad itu utusan Allah) harus mencakup ketiga
Kata ‘asyahadu' secara etimologis berakar dari pengertian di atas. Musyahadah (dengan hati dan
kata syaha-dah yang mempunyai pengetian tiga pikiran), syahadah (dengan lisan), dan half (dengan
pengertian: Musyahadah (menyaksikan), syahada menghilangkan segala keraguan).
(kesaksian), dan half (sumpah). Ketiga pengertian ini
dipakai di dalam al-Qur’an: Kalau initi dari syahadah yang pertama adalah
beribadah hanya kepada Allah swt. semata, maka inti
dari syahadah kedua adalah menjadikan Rasulullah
“…Yang disaksikan oleh malaikat-malaikat yang saw. sebagai titik pusat keteladanan (uswatun
didekatkan (kepada Allah)” (al-Muthaffifin 83: 21). hasanah) baik dalam hubungan dengan Allah swt.
(hablum minallah) secara vertikal, maupun dalam
“Dan dipersaksikan dengna dua orang saksi yang hubungan dengan manusia (hablum minannasi) secara
adil di antara kamu.” (at-Thalaq 65:2) horizontal.

11
TAUHID RUBUBIYYAH DAN ULUHIYYAH MENGENAL ALLAH
Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat
sangat cintanya kepada Allah. Dan jika seandainya
orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui
ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat),
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah
bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan
itu suri tauladan yang baik (uswatun hasanan)
bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka
bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat)
menyesal)." (QS. Al-Baqarah, 2: 165).
Allah dan (kedatangan) Hari Akhir dan dia banyak
menyebut Allah.” (Al-Ahzab 33: 21).
Iqrar "La Ilaha Illallah dan Muhamdur Rasulullah"
bila dipahami secara benar akan memberikan dampak
positif yang besar kepada setiap pribadi muslim yang
antara lain dapat di ukur dari dua sikap yang
dilahirkan yaitu Cinta dan Ridha (al-mahabah war
"Katakanlah: "jika bapa-bapa, anak-anak,
Ridah) kepada Allah dan Rasul-Nya.
saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu,
Seorang muslim yang mengiqrarkan dua kalimat harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan
syahadat skan memberikan cinta yang pertama dan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal
utama sekali kepada Allah swt, kemudian kepada yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah
Rasulullah dan jihad fi sabilillah: dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka
tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-
Nya." Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada
orang-orang yang fasik." (QS. At-Taubah 9: 24).
Dia harus menempatkan cinta kepada anak-anak,
suami atau isteri, saudara-saudara, anak keturunan
"Dan diantara manusia ada orang-orang yang dan kerabat, harta benda, pangkat dan lain-lain
menyembah tandingan-tandingan selain Allah; sebagainya (yang boleh dicintai) dibawah cinta kepda
mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai yang utama.

12
TAUHID RUBUBIYYAH DAN ULUHIYYAH MENGENAL ALLAH
Berdasarkan ayat di atas, Abdullah Nash ‘Ulwan Contoh lain, cinta kepada ibu-bapak (al-Aba),
membagi cinta (al-mahabah) kepada tiga tingkatan: termasuk juga dalam pengertian aba ‘ukum (nenek-
moyangatau sesuatu yang sudah turun-temurun
dilakukan nenek-moyang yang menjadi tradisi).
PENTING UNTUK DIPAHAMI !! Misalnya tradisi perkawinan (walimahan) yang
 Al-Mahabbatul Ula, yaitu memcintai Allah, mengandung unsur syirik, atau yang melanggar
Rasul-Nya dan Jihad fi sabilillah, syari’ah Islam. Bila saja seorang Muslim tetap saja
 Al-Mahabbatul Wustha, yaitu mencintai segala melakukannya, dengan alasan sudah menjadi tradisi
sesuatu yang boleh dicntai oleh Allah dan Rasul-Nya (sebagai rasa perwujudan cinta kepada peninggalan
dengan cara yang di izinkan-Nya, seperti cinta kepada nenek-moyang), maka cinta kepada nenek-moyang
anak-anak, ibu-bapak, suami-isteri, karib-kerabat, yang semula termasuk bagian dari al-mahabbatul
harta benda dan lain-lain sebagainya. wustha, jatih menjadi al-mahabbatul adna, karena
 Al-Mahabbatul Adna, yaitu mencintai anak- mengabaikan al-mahabbatul ula (dalam hal ini syariat
anak, ibu-bapak, suami-isteri, karib-kerabat, harta Islam).
benda dan lain-lain sebagainya melebihi cinta kepada ‘Al-Mahabbatul Adna’ itulah yang diberi
Allah dan Rasul-Nya dan jihad fi sabilillah. peringatan keras oleh Allah swt. dalam surat at-
Berdagang misalnya, termasuk perwujudan dari Taubah 9: 24 di atas dengan kata-kata: “…tunggulah
cinta harta benda (al-mahabbatul Adna). Tapi bila sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya.”
berdagang tidak lagi memperdulikan halal dan Di samping cinta, seorang Muslim yang meng-
haram, sudah menghalalkan segala cara untuk iqrarkan dua kalimat syahadat akan memiliki sikap
mencari keuntungan, atau dengan bahasa lain tidak ridha di dalam dirinya. Ridha terhadap Allah dan
lagi mengindahkan aturan Allah dan Rasul-Nya, maka Rasul-Nya, ridha dengan segala keputusan Allah dan
cinta terhadap harta benda seperti itu yang semula Rasul-Nya. Ridha lahir dan bathin, tanpa ada sedikit
termasuk al-mahabbatul Whusta (cinta menengah) pun rasa tidak puas dalam hatinya. Dalam surat an-
jatuh menjadi cinta ‘al-mahabbatul adna (cinta yang Nisa’ 4: 65, Allah swt. menafikan keimanan
paling rendah) karena melebihi al-mahabbatul ula seseorang sebelum dia bertakhim (berhukum) kepada
(cinta utama). Rasulullah saw. (Islam) dan menerima keputusan

13
TAUHID RUBUBIYYAH DAN ULUHIYYAH MENGENAL ALLAH
beliau dengan sepenuh hati, tanpa ada sekikitpun rasa mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi
‘haraj’ (penolakan di dalam hati). Bahkan penolakan mereka.” (an-Nisa 4: 80).
(nafi) itu di dahulu oleh sumpa dengan diri-Nya Taat kepada Allah dan Rasul-Nya hanya dapat
sendiri: direalisasikan secara benar dengan mematuhi semua
ajaran Islam, sebagai satu-satunya agama yang benar
dan diridhai oleh Allah swt.

“Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi


“Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakikatnya) Allah hanyalah Islam…” (Ali Imran 3: 19)
tidak beriman hingga mereka menjadikanmu hakim
dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian
mereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka
terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka “Maka apakah mereka mencari agama yang lain
menerima dengan sepenunya.” (an-Nisa’ 4: 65). dari agama Allah, padahal kepada-Nya-lah berserah
Cinta dan Ridha itu di wujudkan dengan taat diri segala apa yang ada di langit dan bumi, baik
kepada Allah dan Rasul-Nya: dengan suka maupun terpaksa dan hanya kepada
“Katakanlah: “Jika kamu benar-benar mencintai Allah-lah mereka dikembalikan.” (Ali Imran 3: 83).
Allah, ikutlah aku, niscaya Allah mencintai dan
mengampuni dosamu”. Allah Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang.” (Ali Imran 3: 31).
“Barangsiapa mencari agama selain agama Islam,
maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu)
dari padanya, dan dia di akhirat termasuk orang-
orang yang merugi.” (Ali-Imran 3: 35).
“Barangsiapa yang mentaatiRasul itu, sesung-
guhnya ia telah mentaati Allah. Dan barangsiapa
yang berpaling (dari ketaatan itu) maka Kami tidak

14
TAUHID RUBUBIYYAH DAN ULUHIYYAH MENGENAL ALLAH
“Hai orang-orang beriman, masuklah kamu ke lahirlah keyakinan yang benar (al-itiqad as-shirath)
dalam Islam secara keseluruhan (kafah), dan dan seterusnya akan melahirkan motivasi (niat) yang
janganlah kamu turut langkah-langkah syetan. Ikhlas. Dari akalnya lahirlah pikiran-pikiran yang
Sesungguhnya syetan itu musuh nyata bagimu.” (al- Islami (al-afkar al-islamiyah) dan seterusnya
Baqarah 2: 208) melahirkan sistem yang islami (al-manhaj al-islami).
Masuk Islam harus secara total (kafah) dalam dari jasadnya lahirlah amal shalih (al- a’mal as-
seluruh kehidupan. Baik kehidupan pribagi, keluarga,
masyarakat, bernegara dan kehidupan internasional.
shalihah) sebagai tanfiz dari keinginan hati dan
rancangan akal. Misalnya, dari seorang muslim yang
15
Baik yang berhubungan dengan aspek ekonomi, benar-benar memahami dua kalimah syahadartin dan
politik, budaya, pendidikan, seni militer maupun konsekuen dengan iqararnya itu, bila dia menjadi
aspek-aspek lainnya. pakar seorang ekonomi, dia akan menyaring segala
macam teori-teori ekonomi yang pernah dikenalnya
dengan menggunakan ‘filter’ syahadatin, dan mer-
PENTING UNTUK DIPAHAMI !! umuskan teori-teori ekonomi baru dengan ‘paradig-
 Sebagai dampak dari syahadatin, tiga unsur ma’ syahadatin, sehingga dari pakar tersebut lahirlah
pokok yang dimiliki manusia : hati, akal, dan jasad teori-teori ekonomi yang islami atau sistem ekonomi
akan mendapatkan “sibghah” (celupan, indentitas) Islam. Begitu juga dalam aspek lainnya seperti:
dari Allah swt. politik, hukum, pendidikan, budaya dan lain-lain
sebagainya.
Begitulah hakikat dan dampak dua kalimat
“Shibgah Allah. Dan siapakah yang lebih baik syahadatin yang kalau dilaksanakan dengan
shibgahnya dari pada Allah? Dan hanya kepada-Nya- konsekuen, implikasinya akan bersifat universal dan
lah kami menyembah.” (al-Baqarah 2: 138). komprehensif (kafah).▐
Artinya, hati, akal dan jasad seseorang yang
mengiqrarkan dua kalimat syahadat akan
mendapatkan celupan, warna, bentukan, identitas Bekasi, 28 Maret 2018
(shibgah) dari Allah swt, sehingga: Dari hatinya

15

Anda mungkin juga menyukai