a. Menyalahgunakan wewenang.
b. Menjadi perantara untuk mendapatkan keuntungan pribadi dan/atau 1. Menghormati agama, kepercayaan, budaya, dan adapt istiadat
orang lain dengan menggunakan kewenangan orang lain. orang lain.
c. Tanpa izin Pemerintah menjadi pegawai atau bekerja untuk negara lain 2. Bekerja secara profesional, transparan, dan akuntabel. Bekerja
dan/atau lembaga atau organisasi internasional. secara profesional meliputi:
d. Bekerja pada perusahaan asing, konsultan asing, atau lembaga swadaya Integritas, yaitu ukuran kualitas moral Pegawai yang diwujudkan
masyarakat asing dalam sikap jujur, bersih dari tindakan tercela, dan senantiasa
e. Memiliki, menjual, membeli, menggadaikan, menyewakan, atau mengutamakan kepentingannegara;
meminjamkan barang-barang baik bergerak atau tidak bergerak, Disiplin, yaitu pencerminan ketaatan Pegawai terhadap setiap
dokumen atau surat berharga milik negara secara tidak sah. ketentuan yangberlaku;
f. Melakukan kegiatan bersama dengan atasan, teman sejawat, bawahan, Kompetensi, yaitu ukuran tingkat pengetahuan, kemampuan dan
atau orang lain di dalam maupun di luar lingkungan kerjanya dengan penguasaan atas bidang tugas Pegawai sehingga mampu
tujuan untuk keuntungan pribadi, golongan, atau pihak lain, yang melaksanakan tugas secaraefektif dan efisien.
secara langsung atau tidak langsung merugikan negara. Bekerja secara transparan, yaitu setiap Pegawai bersikap terbuka
g. Memberi atau menyanggupi akan memberi sesuatu kepada siapapun dalammelaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sesuai dengan
baik secara langsung atau tidak langsung dan dengan dalih apapun ketentuan yang berlaku.
untuk diangkat dalam jabatan. 3. Mengamankan data dan atau informasi yang dimiliki Direktorat
h. Melaksanakan tugas dan kewenangan etika birokrasi dalam Jenderal Pajak.
pelayanan publik 4. Memberikan pelayanan kepada wajib pajak, sesama pegawai,
1. efisiensi, artinya tidak boros, sikap, perilaku dan perbuatan birokrasi atau pihak laindalam pelaksanaan tugas dengan sebaik-baiknya.
publik dikatakan baik jika mereka efisien. 5. Mentaati perintah kedinasan.Perintah kedinasan adalah perintah
2. membedakan milik pribadi dengan milik kantor, artinya milik kantor yang diberikan oleh atasan yangberwenang mengenai atau yang ada
tidak digunakan untuk kepentingan pribadi. hubungannya dengan kedinasan
3. Impersonal, maksudnya dalam melaksanakan hubungan kerjasama 6. Bertanggung jawab dalam penggunaan barang inventaris
antara orang yang satu dengan lainnya secara kolektif diwadahi oleh milikDirektorat Jenderal Pajak.
organisasi, dilakukan secara formal, maksudnya hubungan impersonal 7. Mentaati ketentuan jam kerja dan tata tertib kantor.
perlu ditegakkan untuk menghindari urusan perasaan dari pada unsur 8. Menjadi panutan yang baik bagi masyarakat dalam memenuhi
rasio dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab berdasarkan kewajiban perpajakan.
peraturan yang ada dalam organisasi. 9. Bersikap, berpenampilan, dan bertutur kata secara sopan.
4. merytal system, nilai ini berkaitan dengan rekrutmen dan promosi
pegawai, artinya dalam penerimaan pegawai atau promosi pegawai
tidak di dasarkan atas kekerabatan, namun berdasarkan Kode etik akuntansi bisnis
pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), sikap (attitude), 1. Pengendalian Diri : pelaku-pelaku bisnis mampu mengendalikan
kemampuan (capable), dan pengalaman (experience). diri mereka masing-masing untuk tidak memperoleh apapun dari
5. accountable, nilai ini merupakan tanggung jawab yang bersifat siapapun dan dalam bentuk apapun.
obyektif, sebab birokrasi dikatakan akuntabel bilamana mereka dinilai 2. Pengembangan Tanggung Jawab Sosial : Pelaku bisnis disini
obyektif oleh masyarakat karena dapat mempertanggungjawabkan dituntut untuk peduli dengan keadaan masyarakat, bukan hanya dalam
segala macam perbuatan dan sikap. bentuk “uang” dengan jalan memberikan sumbangan, melainkan lebih
6. responsiveness, artinya birokrasi publik memiliki daya tanggap kompleks lagi.
terhadap keluhan, masalah dan aspirasi masyarakat dengan cepat 3. Mempertahankan Jati Diri : Mempertahankan jati diri dan tidak
dipahami dan berusaha memenuhi, tidak suka menunda-nunda waktu mudah untuk terombang-ambing oleh pesatnya perkembangan
atau memperpanjang alur pelayanan. informasi dan teknologi adalah salah satu usaha menciptakan etika
bisnis.
4. Menciptakan Persaingan yang Sehat : Persaingan dalam dunia
bisnis perlu untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas, tetapi
persaingan tersebut tidak mematikan yang lemah, dan sebaliknya harus
terdapat jalinan yang erat antara pelaku bisnis besar dan golongan
menengah kebawah, sehingga dengan perkembangannya perusahaan
besar mampu memberikan spread effect terhadap perkembangan
sekitarnya.
5. Menerapkan Konsep “Pembangunan Berkelanjutan” : Dunia
bisnis seharusnya tidak memikirkan keuntungan hanya pada saat
sekarang, tetapi perlu memikirkan bagaimana dengan keadaan dimasa
datang.
6. Menghindari Sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong,
Koneksi,Kolusi dan komisi) : Jika pelaku bisnis sudah mampu
menghindari sikap seperti ini, kita yakin tidak akan terjadi lagi apa
yang dinamakan dengan korupsi, manipulasi dan segala bentuk
permainan curang dalam dunia bisnis ataupun berbagai kasus yang
mencemarkan nama bangsa dan negara.
7. Mampu Menyatakan yang Benar itu Benar : Artinya, kalau
pelaku bisnis itu memang tidak wajar untuk menerima kredit (sebagai
contoh) karena persyaratan tidak bisa dipenuhi.
8. Menumbuhkan Sikap Saling Percaya antar Golongan
Pengusaha : Untuk menciptakan kondisi bisnis yang “kondusif” harus
ada sikap saling percaya (trust) antara golongan pengusaha kuat dengan
golongan pengusaha lemah, sehingga pengusaha lemah mampu