Disusun Oleh:
Kelompok 3
Dosen Pengampu :
Armaidi, MA.
FAKULTAS USHULLUDIN
2022/2023
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah Swt. yang telah memberikan begitu banyak
limpahan nikmat sehingga di antara nikmat-Nya tersebut penulis dapat
menyelesaikan salah satu tugas mata kuliah dalam rangka menuntut ilmu.
Sudah barang tentu dalam makalah ini tidak luput dari kekeliruan ataupun
kekurangan baik dalam materi maupun dalam hal ikhwal penyusunan. Untuk itu
penulis bermohon maaf dan tak lupa untuk sedia menerima berbagai masukan
yang bersifat membangun untuk penyempurnaannya.
Kelompok 3
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................................iii
BAB I.................................................................................................................................4
PEDAHULUAN................................................................................................................4
A. Latar Belakang.....................................................................................................4
B. Rumusan Masalah................................................................................................4
C. Tujuan Masalah....................................................................................................4
BAB II...............................................................................................................................6
PEMBAHASAN................................................................................................................6
A. KONSEP ILMU DAN DILALAH...........................................................................6
1. ILMU.....................................................................................................................6
2. DILALAH.............................................................................................................9
BAB III............................................................................................................................13
PENUTUPAN..............................................................................................................13
Kesimpulan..................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................15
iii
BAB I
PEDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan ilmu ?
2. Berapa pembagian ilmu mantiq ?
3. Apa yang dimaksud dengan dilalah ?
4. Jelaskan Pembagian dilalah ?
C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui apa itu ilmu
2. Mengetahui pembagian ilmu mantiq
3. Mengetahui apa itu dilalah
4. Mengetahui pembagian dilalah
4
BAB II
PEMBAHASAN
1
H. Baihaqi A. K , Ilmu Mantik Teknik Dasar Berpikir Logika, Darul Ulum Press. Hal 9
2
KH. M Taib Thahir Abd Mu’in, (Ilmu Mantik logika. 1987, Jakarta : PT Bumi Restu)
Hal, 21
3
H. Syukriadi Sambas, (Mantik Kaidah Berpikir Islami. 1996, Bandung Remaja Rosda
Karya) Hal 40
5
d. Cara Ilmiah, menggabungkan suatu kepercayaan terhadap akibat
yang diamati.4 Ilmu menurut para pakar Mantiq, adalah mengerti
dengan yakin atau mendekati yakin (zhan) mengenai sesuatu yang
belum diketahui, baik paham itu sesuai dengan realita maupun
tidak Contoh:
Il
mu
Tashawur Tashdiq
4
Wallace, L. 1990. Metode Logika Ilmu Sosial. Terjemah: Yayasan Solidaritas Agama.
Koordinator: Lailil Kadar. Jakarta: Bumi Aksara. Hal. 1-3
5
A.Baihaqi, loc.cit.
6
terbagi dua:
1) Tashawwur
yaitu memahami memahami sesuatu tanpa mengenaka
(meletakkan) sesuatu (sifat) yang lain kepadanya, seperti
memahami kata Husein, manusia, kerbau, rumah, gunung dan
sebagainya. Tashawwur juga bisa diartikan dengan mengetahui
hakikat-hakikat objek tunggal dengan tidak menyertakan penetapan
kepadanya atau meniadakan penetapan drinya.
2) Tashdiq
yaitu memahami hubungan antara dua kata, atau
menempatkan sesuatu (kata) atas sesuatu (kata) yang lain. Ketika
anda memahami Husein tanpa menetapkan sesuatu yang lain
kepadanya maka ilmu anda mengenai Husein itu Tashawwur.
Tetapi, ketika anda mengatakan Husein sakit, berarti anda
memahaminya dengan menetapkan (meletakkan) sakit kepada
Husein. Pemahaman anda pada waktu itu sudah berpindah dari
Tashawwur kepada Tashdiq.6
Ilmu Tashawwur dan Tashdiq masing-masing dibagi
menjadi dua, yaitu Badihi dan Nazhari.
a) Badihi
b) Nazhari
6
Ibid., hlm.10-11
7
gas bumi, kimia, teknologi radio, televisi, komputer dan
semacamnya. Demikian juga halnya dengan ilmu pengetahuan
tentang alam sebagai sesuatu yang baru yang harus ada
penciptanya, termasuk ilmu pengetahuan tentang alam kubur
dan kebangkitan di hari akhirat.
2. DILALAH
a. Pengertian Dilalah
1) Dilalah Lafzhiyah
a) Dilalah Lafzhiyah Thab`iyah, yaitu dilalah (petunjuk) yang
berbentuk alami, Contoh :
i. Tertawa terbahak-bahak menjadi dilalah untuk gembira.
ii. Menangis Terisak-isak menjadi dilalah bagi sedih
8
i. Suara teriakan di tengah hutan menjadi dilalah bagi
adanya manusia disana
ii. Suara teriakan “Maling” di sebuah rumah menajdi
dilalah bagi adanya maling yang sedang melakukan
pencurian.
9
ii. Terjadinya kebakaran di gunung menjadi dilalah bagi
adanya orang yang membawa api ke sana.
10
maka yang dimaksudkan adalah bagian yang sakit
saja.
c) Dilalah Lafzhiyah Wadh’iyah Iltizamiyah, yaitu dilalah lafadz
(petunjuk kata) kepada sesuatu yang di luar makna lafadz yang
disebutkan, tetapi terikat amat erat terhadap makna yang
dikandungnya, Contoh:
i. Jika anda menyuruh tukang memperbaiki asbes rumah
anda yang runtuh, maka yang anda maksudkan bukan
asbes-asbesnya saja, tetapi juga kayu-kayu tempat
asbes itu melekat yang kebetulan sudah patah-patah.
asbes dan kayu yang menjadi tulangnya terkait amat
erat (Iltizam). Jika kerusakan asbes itu disebabkan
kebocoran di atap maka perbaikan atap iltizam
(menjadi keharusan yang terkandung dan terikat)
kepada perintah memperbaiki asbes loteng itu.
11
BAB III
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
Ilmu menurut para pakar Mantiq, adalah mengerti dengan yakin atau
mendekati yakin (zhan) mengenai sesuatu yang belum diketahui, baik
paham itu sesuai dengan realita maupun tidak.
Pembagian Ilmu Menurut Para Pakar Mantiq
1. Tashawwur, yaitu memahami memahami sesuatu tanpa mengenaka
(meletakkan) sesuatu (sifat) yang lain kepadanya.
2. Tasdhiq, yaitu memahami hubungan antara dua kata, atau menempatkan
sesuatu (kata) atas sesuatu (kata) yang lain.
a) Ilmu Tashawwur dan Tashdiq masing-masing dibagi menjadi dua,
yaitu: Badihi, memahami tentang sesuatu yang tidak memerlukan
pikiran atau penalaran.
b) Nazhari, Pemahaman (Ilmu) yang memerlukan pemikiran, penalaran
atau pembahasan.
12
b) Dilalah Lafzhiyah Wadh’iyah Tadhammuniyah.
c) Dilalah Lafzhiyah Wadh’iyah IltizamiyahDilalah Ghairu Lafzhiyah
Dilalah ghairu lafzhiyah adalah petunjuk yang tidak berbentuk kata atau
suara. Dilalah ini terbagi tiga:
B. Saran
Kami sadar bahwa masih banyak kekurangan yang kami miliki, baik dari
tulisan maupun bahasan yang kami sajikan oleh karena itu mohon di berikan
sarannya agar kami bisa membuat makalah lebih baik lagi dan semoga
makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua dan menjadi wawasan kita
dalam memahami materi kita pada kali ini.
13
DAFTAR PUSTAKA
H. Baihaqi A. K, Ilmu Mantik Teknik Dasar Berpikir Logika, Darul Ulum Press.
KH. M Taib Thahir Abd Mu’in, 1987. Ilmu Mantik logika, Jakarta: PT Bumi
Restu
14