ILMU MANTIQ
Disusun oleh :
Kelompok 3
Ecin
Hesti Suryaningsih
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, taufik
hidayahnya serta nikmat sehat sehingga penyusunan makalah Strategi Pembelajaran
guna memenuhi tugas sesuai dengan yang di harapkan. Saya mengucapkan terimakasih
kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat
pada waktunya.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan berguna bagi khalayak umum,
dan tidak lupa saya memohon maaf apabila dalam penyususnan makalah ini terdapat
kesalahan baik dalam kosa kata ataupun isi dari keseluruhan makalah ini. Saya sebagai
penulis sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep Ilmu Dalam Mantiq
B. Pembagian Ilmu Mantiq
BAB III PENUTUP
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
2. Tashdiq (persepsi)
yaitu mengetahui atau memahami kenyataan kenisbatan, ada atau tidak
adanya kenyataan tersebut. Tashdiq adalah mengetahui atau memahami ada
atau tidak adanya penyandaran hukum pada suatu perkara. Seperti pemahaman
bahwa air laut asin, langit tidak di bawah kita.
Mengerti hubungan yang sempurna antara dua objek tahu yang
tunggal. Atau, menghukumi hakikat objek tahu dengan menetapkan sesuatu
kepadanya atau meniadakan penetapan darinya.
Tashdiq dibagi menjadi dua bagian, yaitu :
a. Tashdiq badihi, yaitu membenarkan tau menyalahkan arti suatu kata
dengan tanpa membutuhkan pemikiran dan penelitian. Contohnya
membenarkan bahwa sesuatu yang
b. satu tidak mungkin berada didua tempat dalam waktu yang bersamaan.
c. Tashdiq nadhari, yaitu membenarkan atau menyalahkan arti suatu kata
dengan membtuhkan pembahasan dan "pemikiran. Contoh membenarkan
bahwa orang-orang yang mati akan dibangkitkan dari kuburnya.
Menurut pendapat lain pembagian tashdiq ada dua macam :
a. Tashdiq Nazhari, contohnya adalah alam raya yang baru (makhluk) dan
orang-orang yang akan mati dibangkitkan kembali dari kuburnya, hal
seperti itu tidak dapat dipahami kecuali dengan kajian dan pemikiran yang
mendalam.
b. Tashdiq Dharuri, contohnya yaitu satu benda tidak mungkin ada dalam
dua tempat dalam waktu yang bersamaan, dan satu adalah setengah dari
dua.
Untuk dapat sampai pada tashdiq maka harus lebih daluhu
tashawwur, sehingga tashawwur harus dipertemukan lebih dahulu.
Pemahaman terhadap tashawwur merupakan dasar pemahaman terhadap
tashdiq jika pemahaman terhadap tashawwur benar, maka pemahaman
terhadap tashdiq juga benar atau setidaknya mendekati benar.
Kalimat “Zaid berdiri” mengandung empat tashawwur, yaitu
gambaran pikiran (tashawwur) mengenai berdiri, gambaran pikiran
(tashawwur) mengenai Zaid, gambaran pikiran (tashawwur) mengenai
nisbah (hubungan) antara Zaid dan berdiri, dan gambaran pikiran
(tashawwur) mengenai wujud atau terjadinya nisbah. Gambaran pikiran
yang terakhir dinamakan dengan tashdiq.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa tashawwur secara tabiat (natural)
adalah didahulukan dari proses tashdiq. Karena tidak mungkin hati akan
menghukumi suatu perkara sebelum mampu menggambarkan
makna(hakekat) dari perkara tersebut.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Definisi lain dari ilmu adalah penemuan sesuatu yang belum diketahui, atas
dasar yakin atau dugaan, baik sesuatu itu sesuai kenyataan atau tidak. Jadi salah satu
fungsi ilmu adalah untuk menelusuri sesuatu yang sesuai dengan kenyataan atau tidak.
Dalil yang dipelajari untuk mengetahui sesuatu yang sesuai dengan kenyataan
atau tidak itu disebut dengan mantiq. Sehingga mantiq adalah alat untuk menuju suatu
ilmu yang benar atau sering disebut dengan bapak "dari segala ilmu.1 Ilmu mantik
menurut al-quasini adalah ilmu yang membahas objek-objek pengetahuan tasawwur
dan tashdiq untuk mencapai interaksi dari keduanya atau suatu pemahamn yang dapat
mendeskripsikan tasawwur dan tashdiq.
Selanjutnnya secara garis besar ilmu dibagi menjadi 2, Tasawwur Dan
Tashdiq. Tashawwur (konsepsi), yaitu memahami atau mengetahui tentang hakekat-
hakekat arti dari lafazh yang mufrad (tunggal) tanpa embel-embel "apapun. Seperti
pemahaman terhadap arti lafazh manusia, rumah, pohon, dan burung.
Tashdiq (persepsi) yaitu mengetahui atau memahami kenyataan kenisbatan,
ada atau tidak adanya kenyataan tersebut. Tashdiq adalah mengetahui atau memahami
ada atau tidak adanya penyandaran hukum pada suatu perkara. Seperti pemahaman
bahwa air laut asin, langit tidak di bawah kita
DAFTAR PUSTAKA
"An-Nadwi, M. Fadlil Said. 2005 . Pengantar Ilmu Mantiq. Surabaya: Al-Hidayah
Rofik, Muhammad. . 2010. Pengantar Pemahaman Ilmu Mantiq. Surabaya: Al-
Miftah.
Djalil, A. Basiq. 2010.Logika (Ilmu Mantiq). Jakarta: Kencana.