PEMBAHASAN
1. Tasawwur
Tashawwur (konsepsi), yaitu memahami atau mengetahui tentang
hakekat-hakekat arti dari lafazh yang mufrad (tunggal) tanpa embel-embel
1
A.Basiq Djalil., Logika (Ilmu Mantiq), (Jakarta: Kencana, 2010), hlm. 1.
1
apapun. Seperti pemahaman terhadap arti lafazh manusia, rumah, pohon,
dan burung.
2
2) Bentuk murakkab, idhafah, seperti : kebun binatang,
kembang sepatu, dan lain-lain.
3) Bentuk sifat-sifat murakkab, seperti : hewan ysng
berpikir, Muhammad yang berakal, dan lain-lain.
b. Tashawwur-Tashawwur yang memiliki nisbah hukum yang
disebut dengan tashdiq. Seperti : manusia itu penulis, bunga
itu bagus. Yang dimaksud hukum disini adalah
tersandarnya sesuatu kepada yang lain (bisa bentuk ijab
atau mujabah, bisa bentuk sabilah). Kedua contoh trsebut
disebut dengan jumlah tashdiqiyah yang terdiri dari :
1) Maudhu’i yaitu mahkum alaih atau musnad alaihi.
2) Mahmul yaitu mahkum bih atau musnah bih.
Tashawwur nisbah itu tidak keduanya badihi (mudah) dan
tidak keduanya nadzari (susah), karena apabila keduanya mudah
maka kita menjadi bodoh atau sesat dan apabila keduanya susah
maka kita akan berputar-putar (tasalsul).
a. Tasawwur badihi,
Yang dimaksud badihi adalah sesuatu yang apabila
kita akan mencapainya itu tidak perlu bersusah payah,
seperti : bumi itu lebih rendah dari langit.
Pendapat lain mengatakan bahwa tasawwur badihi
adalah tasawwur yang tidk memerlukan penjelasan (mudah
diketahui dan dipahami). ada juga yang mengatakan bahwa
taswwur badihi yaiu menggambarkan atau membayangkan
arti suatu kata dengan tanpa membutuhkan penelitian dan
pemikiran. Contohnya membayangkan atau
menggambarkan arti kalimat haus, lapar, dingin.
b. Tasawwur nadhari
3
Yang dimaksud nazhari adalah sesuatu yang
apabila kita ingin mencapainya harus bersusah payah,
seperti: bagaimana bumi berputar sedangkan kita di atasnya
tidak bergerak.
Tasawwur nadhari adalah tasawwur yang memiliki
pengertian belum jelas, atau tasawwur masih memerlukan
penjelasan (tidak mudah dikethui dan dipahami) pendapat
lain mengatakan bahwa tasawwur nadhari yaitu
menggambarkan atau membayangkan arti suatu katadengan
membutuhkan pembahasan dan pemikiran. Contohnya,
akal, jiwa, hakikat listrik, ruh, dan radio.
2. Tashdiq (persepsi)
yaitu mengetahui atau memahami kenyataan kenisbatan, ada atau
tidak adanya kenyataan tersebut. Tashdiq adalah mengetahui atau
memahami ada atau tidak adanya penyandaran hukum pada suatu perkara.
Seperti pemahaman bahwa air laut asin, langit tidak di bawah kita.
ِ ه َُو إِ ْد َرا ُك ال ِّنسْ َب ِة التَّآ َّم ِة بَ ْينَ ُم ْف َر َدي ِْن أَ ِو ْال ُح ْك ُم َعلَى َحقِ ْيقَ ٍة بِاِثَبَا
ت َش ْي ٍء لَهَا اَوْ نَفِ ْي ِه
َع ْنهَا
Mengerti hubungan yang sempurna antara dua objek tahu yang
tunggal. Atau, menghukumi hakikat objek tahu dengan menetapkan
sesuatu kepadanya atau meniadakan penetapan darinya.
4
pemikiran. Contoh membenarkan bahwa orang-orang yang
mati akan dibangkitkan dari kuburnya.
5
perkara, sebelum mampu menggambarkan makna (hakikat)
dari perkara tersebut.
6
Hujjah aqliyah dibedakan menjadi lima macam, yaitu :
a) Hujjah Khitabah yaitu mukadimah atau kalimat-kalimat
yang disusun atas dasar kepercayaan, baik karena kejujuran
seseorang, atau kealiman, dll.
b) Hujjah Syi’ir atau Syi’riyah yaitu hujjah yang disusun yang
merupakan bujukan atau khayalan untuk mempengaruhi si
pendengar.
c) Hujjah Jadal yaitu hujjah yang tersusun dari mukadimah
yang mengandung kemaslahatan umum, yang dapat
menyentuh jiwa.
d) Hujjah Safsathiyah yaitu hujjah yang terdiri dari
mukadimah yang kelihatannya benar padahal tidak benar.
e) Hujjah Burhan yaitu hujjah yang lebih jelas hingga dapat
lebih meyakinkan tentang kebenaran kesimpulan yang
dihasilkannya daripada hujjah-hujjah yang sebelumnya.
Mukadimah-mukadimah pada hujjah burhan terdiri dari ada
enam, yaitu :
1. Muqadimah awaliyah, yaitu mukadimah yang dapat
dimantiqkan dengan akal. Seperti : satu adalah
setengah dari dua.
2. Muqadimah yang rasa batin, yaitu tidak perlu pada
pikiran dan semuanya. Seperti : perasaan sakit hati.
3. Muqadimah yang dihasilkan dari percobaan yang
berulang-ulang atau disebut dengan kebiasaan.
Seperti : air kunyit dapat mengatasi mencret.
4. Muqadimah yang dihasilkan berita mutawatir.
Seperti : berita tentang Muhammad sebagai Rasul.
5. Muqadimah hadisiyat, yaitu satu mukadimah yang
kebenarannya berdasarkan dugaan kuat dan
didukung dengan penemuan-penemuan ilmiah.
7
Seperti : cahaya bulan hanya pantulan dari cahaya
matahari.
6. Muqadimah al-musyahadah, yaitu mukadimah yang
dihasilkan oleh indra yang nyata. Seperti : api
mempunyai sifat membakar.
2) Hujjah naqliyah, yaitu alasan atau argumen yang dibangun dengan
berdasar pada wahyu, yakni dari Al-Qur’an dan Sunnah Rasul.
Karena wahyu adalah sesuatu yang tidak diragukan kebenarannya,
maka apabila berargumen dengannya cukup dengan menukil atau
mengutipnya.
8
DAFTAR PUSTAKA
Syukriadi Sambas. 1996. Mantik : Kaidah Berpikir Islami. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Sunardji Dahri Tiam. 2016. Belajar Cepat Ilmu Mantiq. Malang: Intrans
Publishing.
Darul Azka dan Nailul Huda, Sulam al-Munawraq Kajian dan Penjelasan Ilmu
Mantiq.
Baihaqi A.K. 2012. Ilmu Mantik Teknik Dasar Berpikir Logika. Jakarta: Darul
Ulul Press.