Anda di halaman 1dari 14

PENDIDIKAN ISLAM MASA KHULAFAUR RASYIDIN

Disusun guna untuk memenuhi tugas


Mata kuliah : Sejarah Pendidikan Islam
Dosen pengampu : Dra. Hj. Fatikhah, M.Ag.

Disusun oleh :
1. Lilis Indriani (2118286)
2. Tika Lisdiyanti (2118349)
3. Hamidah (2119014)
4. Noor Fina Sholawati (2119016)

Kelompok 3
Kelas : G

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PEKALONGAN
2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis kehadirat Allah swt yang telah memberikan kekuatan
dan kemampuan, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Pendidikan Islam Masa Khulafaur Rasyidin” sesuai rencana. Sholawat serta
salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad saw,
parasahabatnya, serta orang-orang yang maumengikuti sunnah-sunnahnya, aamiin.

Ucapan terimakasih kami tujukan kepada ibu Dra. Hj. Fatikhah, M.Ag.,
selaku dosen mata kuliah Sejarah Pendidikan Islam atas tugas yang telah
diberikan sehingga menambah wawasan penulis tentang sistem pendidikan
nasional. Dan kepada semua pihak yang terlibat dalam pembuatan makalah ini.
Semoga bantuan dari berbagai pihak terkait mendapat balasan dari Allah saw
tdengan pahala yang berlipat ganda aamiin.

Makalah ini tentu tidak terlepas dari kekurangan dan kesalahan. Oleh
karena itu, penulis dengan senang hati menerima saran dan kritik konstruktif dari
pembaca guna penyempurnaan penulisan makalah ini. Akhirnya, semoga makalah
ini menambah khasanah keilmuan dan bermanfaat bagi mahasiswa. Aamiin yaa
robbal ‘alamin.

Pekalongan, 28 Februari 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI
A. COVER................................................................................................ 1
B. KATA PENGANTAR......................................................................... 2
C. DAFTAR ISI........................................................................................ 3
D. BAB I PENDAHULUAN.................................................................... 4
1. Latar Belakang............................................................................... 4
2. Rumusan Masalah.......................................................................... 4
3. Tujuan Penulisan............................................................................ 4
E. BAB II PEMBAHASAN..................................................................... 6
1. Pengertian Khulafaur Rasyidin...................................................... 6
2. Pola Pendidikan pada Masa Khulafaur Rasyidin........................... 6
3. Karakteristik Pendidikan pada Masa Khulafaur Rasyidin............. 8
4. Hasil Pendidikan pada Masa Khulafaur Rasyidin.......................... 12
F. BAB III PENUTUP............................................................................. 13
1. Kesimpulan.................................................................................... 13
2. Saran.............................................................................................. 13
G. DAFTAR PUSTAKA.......................................................................... 14

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan adalah merupakan suatu hal yang paling utama bagi suatu
negara, karena maju dan terbelakangnya suatu negara tercermin dari tinggi
dan rendahnya tingkat pendidikan warga negaranya. Salah satu pendidikan
yang berfungsi inovatif dan kreatif terhadap pemeluknya adalah Pendidikan
Islam. Pendidikan Islam berlanjut pada Al-Qur’an dan Sunnah membentuk
manusia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Allah
SWT.
Pada masa Nabi daerah kekuasaan Islam hanya meliputi seluruh daerah
Jazirah Arabia dan Pendidikan Islam berpusat di Madinah. Namun setelah
Rsaulullah SAW wafat., dan digantikan oleh Khulafaur Rasyidin yaitu Abu
Bakar ash-Shiddiq, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, dan Ali bin Abi
Thalib. Daerah kekuasaan Islam sudah bertambah luas di luar Jazirah Arabia
yang meliputi Mesir, Persia, Syiria, dan Irak.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Khulafaur Rasyidin?
2. Bagaimana Pendidikan Islam masa Khulafaur Rasyidin?
3. Bagaimana Karakteristik pendidikan Islam masa Khulafaur Rasyidin?
4. Bagaimana Hasil pendidikan Islam masa Khulafaur Rasyidin?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian Khulafaur Rasyidin
2. Untuk mengetahui Pendidikan Islam masa Khulafaur Rasyidin
3. Untuk mengetahui Karakteristik pendidikan Islam masa Khulafaur
Rasyidin
4. Untuk mengetahui bagaimana Hasil Pendidikan Islam masa Khulafaur
Rasyidin

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Khulafaur Rasyidin


Khulafaur Rasyidin berasal dari dua kata yaitu kata Khulafa dan ar-
Rasyidin. Kata Khulafah adalah bentuk jamak dari kata khalifah, yang artinya
pengganti. Sedangkan ar-Rasyidin bisa berarti para cendikiawan atau orang-
orang bijak. Dengan demikian Khulafaur Rasyidin berarti para pengganti
yang cendikia yang bijak. Dalam sebutan sehari-hari para pengganti ini
dipanggil dengan sebutan Khalifah, misalnya Khalifah Abu Bakar, Khalifah
Umar, Khalifah Utsman, dan Khalifah Ali. Istilah khalifah ini, dikemudian
hari dipakai juga oleh para kepala negara pada dinasti-dinasti Islam setelah
masa Khulafaur Rasyidin. Ketika Abu Bakar terpilih sebagai orang pertama
yang menggantikan posisi Nabi sebagai kepala negara, ia secara resmi
mendapat gelar Khalifatu Rasulillah atau pengganti Rasul. Sejak waktu itulah
lahir sebutan Khalifah, sebutan yang dipakai untuk seseorang kepala negara
dalam sejarah Islam.
Dalam sejarah Islam, sebutan Khulafaur Rasyidin semula hanya dipakai
untuk empat orang diatas. Akantetapi dalam perkembangan yang kemudian,
para ahli sejarah menambahkan satu nama lagi sebagai bagian dari Khulafaur
Rasyidin. Khalifah kelima yang dimasukkan kedalam khulafaur Rasyidin
Abdul
adalah Khalifah Umar bin Aziz, seorang khalifah dari dinasti Bani
Umayyah. Ia dimasukkan kedalam kategori ini disebabkan karena
kesalehannya. Namun demikian, fokus dalam uraian berikut hanya ditujukkan
pada khalifah yang empat. 1
B. Pendidikan Islam pada masa Khulafaur Rasyidin
Negara Islam sudah menyebarluas ke luar Jazirah Arabia, maka pusat
pendidikan Islam bukan di Madinah saja, tetapi tersebar juga di kota-kota
besar sebagai berikut : Kota Mekkah dan Madinah, Kota Basrah dan Kufah
(Irak), Kota Damsyik dan Palestina (Syria), Kota Fustat (Mesir).Suatu hal

1
Marzuki, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: Kencana Halaman, 2009), hlm. 129.

5
yang paling berbeda dari masa ini yaity tidak ada lagi guru besar yang agung,
yakni Rasulluallah SAW., Pengikut-pengikur beliau selama ini mendapat
suatu ujian yang cukup berat pada masa ini dalam melanjutkan risalah Islam ;
terutama menghadapi berbagai rintangan yang datang dari batang tubuh
bangsa Arab sendiri.Rasulullah SAW., semasa hidupnya telah menggariskan
dasar-dasar utama pendidikan Islam, dan telah menghasilkan insan-insan
berpendidikan yakni para sahabat beliau yang mendapat kepercayaan
memangku jabatan sebagai Amirul Mukminin.
Masa Khulafaur Rasyidin adalah masa perjuangan besar, pertarungan
antara yang hak dan batil, pertarungan antara yang asli dan yang palsu.
Kebatilan pada waktu itu tidak sama dengan kebatilan pada masa Rasullullah
SAW. Pada masa Khulafaur Rasyidin ini, kaum muslimin telah mengadakan
kontak langsung dengan negeri-negeri taklukkan yang mempunyai peradaban
berbeda satu sama lainnya, untuk menyebarkan dakwah islamiyah diperlukan
kemahiran berbahasa. Oleh karena itu pendidikan dalam ilmu bahasa atau
lisaniyah ini sudah mulai dirintis pada masa Khulafaur Rasyidin.Sarana-
sarana pendidikan yang berbentuk Halaqah telah tumbuh dengan
baik.Menurut sebagian riwayat bahwa Kuttab sebagai lembaga pendidikan
untuk mengajarkan membaca Al-Quran dan pokok-pokok agama Islam telah
tumbuh pada masa Khulafaur Rasyidin.
Secara umum dapat dikatakan bahwa pada masa Khulafaur Rasyidin
belum ada pemikiran baru dalam pendidikan yang menonjol, kecuali sebagai
pelanjut dari pendidikan yang ada pada masa Nabi. Adapun hal-hal yang
dapat dikatakan membedakan pendidikan pada masa Rasul adalah pada masa
Khulafaur Rasyidin ini sudah tumbuh minat untuk memperdalam ilmu bahasa
atau lisaniyah dan mulai ada perhatian sedikit terhadap filsafat Yunani itupun
hanya terbatas pada logika.2

2
Choirun Niswah, Pendidikan Islam pada Masa Khulafaur Rasyidin, Jurnal Pendidikan, Tadrib, vol.
1, No. 2 Desember 2015, Palembang: UIN Raden Fatah, hlm. 172.

6
C. Karakteristik Pendidikan Islam Pada Masa Khulafaur Rasyidin
Masa perkembangan pendidikan Islam ditandai dengan munculnya kota
pendidikan, tokoh-tokoh, dan pemikiran-pemikiran mereka dalam
mengembangkan agama Islam. Ajaran yang dibawa Rasul yang bersumber
dari Al-Quran serta mempraktekkan sendiri untuk jadi pedoman bagi sahabat,
dan seluruh umat sampai saat ini. Masa ini diprakarsai oleh pada Khulafaur
Rasyidin (632-661 M / 12-41 H), yang melanjutkan perjuangan Nabi yang
mendidik manusia dengan ajaran Islam,
1. Masa Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq (632-534 M)
Pola pendidikan pada masa Abu Bakar masih seperti pada masa
Nabi, baik dari segi materi maupun lembaga pendidikannya. Dari segi
materi pendidikan Islam terdiri dari pendidikan tauhid atau keimanan,
akhlak, ibadah, kesehatan, dan lain sebagainya. Menurut Ahmad
Syalabi lembaga untuk belajar membaca menulis ini disebut Kuttab.
Kuttab merupakan lembaga pendidikan yang dibentuk setelah masjid.
Selanjutnya, Asamah Hasan Fahmi mengtakan bahwa Kuttab
didirikan oleh orang-orang Arab pada masa Abu Bakar dan pusat
pembelajaran pada masa ini adalah Madinah, sedangkan yang
bertindak sebagai tenaga pendidik adalah para sahabat Rasuk yang
terdekat.
Dengan demikian, pelaksanaan pendidikan Islam pada masa
khalifah Abu Bakar ini adalah sana dengan pendididkan Islam yang
dilaksanakn pada masa Nabi baik materi maupun lembaga
pendidikannya,
2. Masa Khalifah Umar bin Khattab (634-644 M)
Berkaitan dengan masalah pendidikan, khalifah Umar bin Khattab
adalah seorang pendidik yang melakukan penyuluhan pendidikan di
kota Madinah. Ia juga menerapkan pendidikan di masjid-masjid dan
pasar-pasar serta mengangkat dan menunjuk guru-guru untuk tiap
daeah yang ditaklukkan itu, mereka bertugas mengajarkan isi Al-
Quran dan ajaran Islam lainnya. Adapun metode yang mereka pakai

7
adalah guru duduk di halaman masjid sedangkan murid
melingkarinya.
Meluasnya kekuasaan Islam mendorong kegiatan pendidikan Islam
bertambah beasar. Hal ini dikarenakan mereka yang bary menganut
agama Islam ingin menimba ilmu keagaamaan dari sahabat-sahabat
yang menerima langsung dari Nabi. Pada masa ini telah terjadi
mobilitas penuntut ilmu dari daerah-daerah yang jauh dari Madinah,
sebagai pusat agama Islam. Gairah memuntut agama Islam ini yang
kemudian mendorong lahirnya sejumlah pembidangan disiplin
keagamaan.
Pelaksanaan pendidikan di masa khakifah Umar bin Khattab, sebab
selama Umar memerintah negara berada dalam keadaan stabil dan
aman. Hal ini disebabkan telah ditetapkannya masjid sebagai pusat
pendidikan juga telah terbentuknya pusat-pusat pendidikan Islam di
berbagai kota dengan materi yang dikembangkan, baik dari segi ilmu
bahasa, menulis, dan pokok ilmu-ilmu lainnya.Pendidikan dikelola
dibawah pengaturan gubernur yang berkuasa saat itu serta diiringi
kemajuan berbagai bidang, seperti jawatan pos, kepolisian, baitul mal
dan sebagainya. Adapun sumber gaji para pendidik pada waktu itu
diambilkan dari daerah yang ditaklukkan dan dari baitul mal.
3. Masa Khalifah Utsman bin Affan (644-656 M)
Pada masa khalifah Utsman bin Affan, pelaksanaan pendidikan
Islam tidak jauh berbeda dengan masa sebelumnya. Pendidikan di
masa ini hanya melanjutkan apa yang telah ada, namun hanya sedikit
terjadi perubahan yang mewarnai pendidikan Islam.Para sahabat yang
berpengaruh dan dejat dengan Rasullullah yang tidak diperbolehkan
meninggalkan Madianah di masa khalofah Umar, diberikan
kelonggaran untuk keluar di daerah-daerah yang mereka
sukai.Kebijakan ini sangat besar pengaruhnya bagi pelaksanaan di
daerah-daerah.

8
Proses pelaksanaan pola pendidikan pada masa Utsman ini lebih
ringan dan lebih mudah dijangkau oleh seluruh peserta didik yang
ingin menuntut dan belajar Islam dan dari segi pusat pendidikan juga
lebih banyak.Hal ini dikarenakan pada masa ini para sahabat memilih
tempat yang mereka inginkan untuk memberikan pendidikan kepada
masyarakat.
Dengan demikian, pada masa khalifah Utsman bin Affan tidak banyak
terjadi perkembangan pemdidikan, kalau dibandingkan dengan masa
kekhalifahan Umar bin Khattab. Hal ini dikarenakan pada masa ini
urusan pendidikan diserahkan saja kepada rakyat. Apabila dilihat dari
segi kondisi pemerintahan Utsman banyak timbulb pergolakan dalam
masyarakat sebagai akibat ketidak senangan mereka terhadap
kebijakan Utsman yang mengangkat kerabatnya dalam jabatan
pemerintahan.
4. Masa Khalifah Ali bin Abi Thalib (656-661 M)
Pada masa Ali telah terjadi kekacauan dan pemberontakan,
sehingga di masa ia berkuasa pemerintahannya tidak stabil. Dengan
kericuhan politik pada masa Ali berkuasa, kegiatan pendidikan Islam
mendapat hambatan dan gangguan. Pada saat itu Ali tidak sempat lagi
memikirkan masalah pendidikan sebab keseluruhan perhatiannya itu
ditumpahkan pada masalah keamanan dan kedamaian bagi seluruh
masyarakat Islam.3
Selanjutnya terdapat pusat-pusat pendidikan Islam pada masa
khulafaur Rasyidin ini yakni :
a. Madrasah Mekkah (Aliran pemikiran ulama-ulama Mekkah)
Dalam periode perkembangan pendidikan Islam atau periode
sahabat, Mu’azd bin Jabal dianggap sebagai guru pertama
yang banyak mengajar di Mekkah. Pada masa khalifah
Umayyah kelima, Abdullah bin Abbas mengajarkan tafsir,

3
Suriana, Dimensi Historis Pendidikan Islam (Masa Pertumbuhan, Perkembangan, Kejayaan, dan
Kemunduran), Jurnal Pionir, Vol. 1, No. 1, Juli-Desember 2013, hlm. 91-92

9
hadits, fiqh, dan sastra. Imam Syafi’i sebelum belajar ke
Madinah ia pernah berguru dengan ulama-ulama besar
Mekkah ini. Abdullah bin Abbas lah pembangun madrasah
Makkah, yang termasyhur seluruh negara Islam. Kemudian
digantikan oleh murid-muridnya, tabi’in yaitu:
1) Mujahid bin Jabar
2) ‘Athak bin Abu Rabah
3) Thawus bin Kaisan

Mujahid termasyhur dalam meriwayatkan tafsir Al-Qur’an


dari Ibnu Abbas. ‘Athak termasyhur dalam ilmu fiqh
termasuk dalam manasik haji. Thawus salah seorang
Fuqaha dan Mufti.

b. Madrasah Madinah (Aliran pemikiran ulama-ulama Madinah)


Setelah Rasul wafat, maka yang menghidupkan kembali
pendidikan Islam di Madinah adalah Khulafaur Rasyidin.
Selain itu ada juga Zaid bin Tsabit, Abdullah bin Umar, dan
Abu Hurairah. Zaid bin Tsabit adalah ahli qira’at dan ahli fiqh,
terutama dalam faraid. Abdullah nim Umar adalah ahli Hadits.
Ia mengumpulkan hadits-hdits serta menuliskannya, kemudian
meriwayatkan hadits-hadits itu kepada muridnya.
Setelah generasi ini wafat, maka dilanjutkan oleh kalangan
Tabi’in yakni Sa’ad bin Said, dan ‘Urwah bin Zubair bin
Awwam. Sedangkan generasi berikutnya muncul nama Ibnu
Syihab, Imam Malik bin Anas.
c. Madrasah Basrah (Aliran pemikiran ulama-ulama Basrah)
Ulama yang masyhur di Basrah adalah Abu Musa al-Asy’ari
dan Anas bin Malik. Sedangkan dikalangan tabi’in dikenal
Hasan al-Basyri (seorang ulama fiqh dan kalam) dan Ibnu
Syirin. Abu Musa Al-Asy’ari adalah ahli fiqh dan ahli hadits,

10
serta ahli Qur’an. Sedangkan Anas bin Malik lebih termasyhur
dalam ilmu hadits.4
d. Madrasah Kuffah ( Aliran pemikiran ulama-ulama Kuffah)
Ali bin Abi Thalib merupakan ulama terkenal di Kuffah
dikalangan sahabat yang ditugaskan Nabi untuk menjadi wali
kepada wilayah di Kuffah. Selain Ali bin Abi Thalib yaitu
Abdullah bin Mas’ud. Pekerjaan Ali di Irak ialah soal politik
dan urusan peperangan. Abu Mas’ud mengajarkan Al-Qur’an
dan ilmu agama.
e. Madrasah Damaskus (Aliran pemikiran ulama-ulama
Damaskus)
Ada tiga guru besar terkenal disisni, yakni Mu’azd bin Jabal,
Mubadah, dan Abu Darda. Abu Darda mengajar di Damaskus,
Mu’azd mengajar di Palestina, dan Mubadah mengajar di
Hammas. Kemudian mereka digantikan oleh murid-murid
mereka (tabi’in) seperti Abu Idris Al-Khailany, Makhul dan
Raja’ bin Haiwah. Akhirnya madrasah ini melahirkan imam
penduduk Syam yaitu Abdurrahman Al-Auza’i yang sederajat
ilmunya dengan Imam Malik dan Imam Abu Hanifah.
f. Madrasah Fustat di Mesir
Sahabat yang mula-mula mengajar disini adalah Abdullah bin
‘Amru bin ‘Ash, ia adalah seorang ahli Hadits, ia tidak hanya
menghafal hadits-hadits yang didengarnya dari Nabi
Muhammad SAW. melainkan juga menuliskannnya dalam
catatan, sehingga ia tidak lupa atau khilaf. Abdullah bin ‘Amru
bin ‘Ash yaitu anak gubernur Mesir pada zaman Umar bin
Khattab. Darinya kemudian lahir Yazid bin Abi Habib al-Nubi
dan Amdilah bin Abu Ja’far bin Rabi’ah.5

4
Mahmud Yunus, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Hidakarya Agung, 1989), hlm. 34-36
5
Muhammad Hambal Shafwan, Intisari Sejarah Pendidikan Islam, (Solo: Pustaka Arafah, 2014),
hlm. 61

11
D. Hasil Pendidikan Islam pada Masa Khulafaur Rasyidin
Hasil pendididkan Islam biasa disebut dengan Khazanah.
Khazanah adalah suatu kekayaan yang dapat diambil dari pola pendidikan
Islam yang dilakukam oleh para khalifah. Karena khalifah merupakan guru
besar dalam pembaharuan Islam yang sangat termasyhur. Oleh karena itu,
pola-pola pendidikan tersebut merupakan cerminan terhadap
perkembangan pendidikan masa kini (zaman modern).
Menurut analisa, bahwa khazanah yang dapat dipetik dari pola
pendididkan Islam pada masa ini, seluruh aktivitas yang dilakukan
menjadi pembelajaran yang sangat berharga, pendidikan tentang tata cara
berpolotik, bergama, bermasyarakat, bersosial, dan sebagainya. Jadi
khazanah itu terketak pada nilai nilai positif yang dapat diambil dari semua
kejadian pada masa Khulafaur Rasyidin.6
Hasil keberhasilan dibidang pendidikan pada masa khulafaur
rasyidin adalah adanya Mushaf Al-Qur’an yang dikenal dengan mushaf
Utsmani, adanya Ilmu Nahwu yang diperuntukkan orang-orang Islam
selain Arab, dan adanya Majelis Khalifah yang digunakan untuk belajar
orang Islam. Selain itu sebagai bukti keberhasilan pada masa Khulafaur
Rasyidin dibidang pendidikan adalah munculnya Majelis Khalifah yang
sudah tersebar didaerah sekitar Mekkah dan Madinah.7

6
Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana, 2007), hlm. 21.
7
Abdurrahman Ibnu Al Khaldun, Seintas Sejarah Islam, (Yogyakarta: Ikon Tiralitera, 2002), hlm.
29.

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Khalifah Khulafaur Rasyidin merupakan Kholifah pengganti


Rasulillah SAW dengan semangat untuk menyebarkan Islam mereka
berusaha keras dengan menyerang daerah-daerah yang tidak mau masuk
islam. Walaupun menghadapi rintangan yang sangat berat namun
semangat mereka tidak pernah hilang. Justru dengan adanya rintangan
itulah umat Islam menjadi lebih bersemangat dalam menyebarkan agama
Islam.Penyebaran Islam pada masa Khulafaur Rasyidin bergerak
diberbagai bidang, baik dari segi kekuasaan, politik, ekonomi maupun
pendidikan.

Sementara sebagai bukti keberhasilan dibidang pendidikan pada


masa ini yaitu adanya Mushaf Al-Qur’an, adanya ilmu nahwu yang
diperuntukan kepada orang Islam selain Arab, dan adanya Majelis
Khalifah yang digunakan belajar untuk umat Islam. Selain itu sebagai
bukti keberhasilan dibiddang pendidikan adalah munculnya Majelis
Khalifah yang tersebar didaerah Mekah dan Madinah.

B. Kritik dan Saran

Kami menyadari didalam makalah ini masih terdapat kekurangan dan


kekhilafan. Hal ini karena kurangnya sumber bacaan dan keterbatasan
pemakalah. Oleh karena itu Kami sebagai pemakalah berharap akan kritik
dan saran yang berguna yang bisa menjadikan perbaikan makalah
mendatang.

13
DAFTAR PUSTAKA

Hambal Shafwan, Muhammad. 2014. Intisari Sejarah Pendidikan Islam. Solo:


Pustaka Arafah.
Ibnu Al Khaldun, Abdurrahman. 2002. Seintas Sejarah Islam.Yogyakarta: Ikon
Tiralitera.
Marzuki. 2009. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Kencana.
Niswah, Choirun. 2015. Pendidikan Islam pada Masa Khulafaur Rasyidin, Jurnal
Pendidikan, Tadrib, vol. 1, No. 2 Desember. Palembang: UIN Raden Fatah.
Nizar, Samsul. 2007. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana.
Suriana. 2013. Dimensi Historis Pendidikan Islam (Masa Pertumbuhan,
Perkembangan, Kejayaan, dan Kemunduran. Jurnal Pionir.
Yunus, Mahmud. 1989. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: PT. Hidakarya Agung.

14

Anda mungkin juga menyukai