Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
Suripno 21S1FAM0016
2021
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya. Kami sangat
berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca
praktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Bagi kami sebagai penyusun merasa
bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Cover ..................................................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan .......................................................................................... 48
B. Saran ..................................................................................................... 49
Lampiran ............................................................................................................. 51
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Agama Islam, adalah agama yang suci, yang bersumber langsung dari sang
pencipta Allah SWT. Agama Islam diturunkan secara langsung dan diwahyukan
kepada nabi besar Muhammad SAW melalui perantara malaikat Jibril.
Perkembangan Agama Islam pada masa Nabi Muhammad SAW dijalankan
dengan bentuk pemerintahan yang berpedoman pada prinsip dan norma-norma
ajaran Agama. Sebelum Agama Islam datang wilayah semenanjung Makkah dan
Madinah, situasi dan kondisi sepanjang wilayah itu sangat tidak mencermin kan
kehidupan umat manusia yang terpuji. Situasi dan kondisi masyarakat diwilayah
jazirah Arab ini diwarnai dengan penyembahan berhala sebagai Tuhan.
1
pemimpin yang adil dan benar. Amin (2013e :93). Dalam perkembangan dan
pemerintahan Agama Islam dipimpin oleh empat sahabat terdekat selama 30
tahun. Kepemimpinan tersebut adalah periode empat Khalifah atau disebut
sebagai al-Khulafa al-Rasyidun, yang terdiri dari empat Khalifah, yaitu :
2
Dinasti Umayyah didirikan oleh Muawiyah bin Abu Sufyan pada tahun
41H/661 M di Damaskus dan berlangsung hingga pada tahun 132 H/750 M.
Nama Dinasti Umayyah dinisbatkan kepada Umayyah bin Abd Syams bin Abdu
Manaf. Ia adalah salah seorang tokoh penting di tengah Quraisy pada masa
jahiliyah. Ia dan pamannya Hasyim bin Abdu Manaf selalu bertarung dalam
memperebutkan kekuasaan dan kedudukan. Muawiyah bin Abu Shofyan adalah
seorang politisi handal di mana pengalaman politiknya sebagai Gubernur Syam
pada zaman Khalifah Ustman bin Affan cukup mengantarkan dirinya mampu
mengambil alih kekusaan dari genggaman keluarga Ali Bin Abi Thalib.
Model akulturasi budaya lokal dengan Islam ini sering dianggap sebagai
penyebab munculnya karakter Islam abangan di kalangan masyarakat Jawa.
Sebagian orang bahkan menilai bahwa para Wali Songo sebagai ikon dai-dai awal
Islam di Indonesia dianggap belum berhasil sepenuhnya untuk mengislamkan
Jawa. Beberapa bukti disodorkan untuk memperkuat tesis tersebut, di antaranya
paham sinkretisme yang tampak masih dominan di kalangan masyarakat Jawa.
Walaupun bagi pihak yang mendukung metode dakwah Wali Songo di atas,
praktik-praktik yang sering dituduh sebagai sinkretisme tersebut bukan
sepenuhnya amalan yang bertentangan dengan Islam dan dapat dijelaskan melalui
perspektif mistisisme Islam.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perkembangan dan penyebaran Agama Islam pada masa Nabi
Muhammad SAW dan pada masa al-Khulafa al-Rasyidin?
2. Bagaimana pengembangan peradaban Islam pada masa Bani Abbasiyah,
Bani Umayah, dan nusantara?
3. Bagaimana perkembangan dan tahap-tahap dalam membumikan islam di
nusantara?
3
C. Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui pengembangan peradaban Islam pada masa Rasulullah
dan al-Khulafa al-Rasyidin
2. Untuk mengetahui pengembangan peradaban Islam pada masa Bani
Abbasiyah, Bani Umayah, dan nusantara
3. Untuk mengetahui perkembangan dan tahap-tahap dalam membumikan
islam di nusantara
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
merupakan titik tolak perubahan peradaban kearah yang lebih maju.
Maka tidak heran para sejarawan mencatat bahwa islam pada zaman
Nabi Muhammad dan Khulafaur Rasyidin merupakan islam yang luar
biasa pengaruhnya. Namun yang terkadang menjadi pertanyaan adalah
kenapa pada zaman sekarang ini seolah kita melupakannya. Sekaitan
dengan itu perlu kiranya kita melihat kembali dan mengkaji kembali
bagaimana sejarah islam yang sebenarnya.
Islam hadir di tengah masyarakat Arab pada saat usia Muhammad
40 tahun ketika beliau menerima wahyu dari Allah SWT untuk pertama
kalinya dengan perantara malaikat Jibril sebagai tanda kerasulannya
yang disusul kemudian oleh wahyu kedua yang menjadi awal aktivitas
dakwah beliau sebagai nabi dan rasulullah. Pada saat itulah, secara
tidak langsung, keadaan sosial dan politik masyarakat Arab mulai
berubah.Kita bisa membagi masa dakwah Rasulullah SAW menjadi dua
periode, yang satu berbeda secara total dengan yang lainnya, yaitu :
1) Periode atau fase Mekkah, berjalan kira-kira selama tiga belas tahun.
2) Periode atau fase Madinah, berjalan selama sepuluh tahun penuh.
3. Fase Mekkah
Periode Mekkah dapat dibagi menjadi tiga tahapan dakwah, yaitu :
a. Tahapan Dakwah secara sembunyi-sembunyi, yang berjalan selama
tiga tahun.
b. Tahapan Dakwah secara terang-terangan ditengah penduduk Mekkah,
yang dimulai sejak tahun keempat dari nubuwah hingga akhir tahun
kesepuluh.
c. Tahapan Dakwah diluar Mekkah dan penyebarannya, yang dimulai
dari tahun kesepuluh dari nubuwah hingga hijrah ke Madinah.
1) Tahap pertama
Tiga tahun Dakwah secara sembunyi-sembunyi. Mekkah
merupakan sentral agama bangsa Arab. Disana ada peribadatan
terhadap Ka’bah dan penyembahan terhadap berhala dan patung-
patung yang disucikan seluruh bangsa Arab. Cita-cita untuk
6
memperbaiki keadan mereka tentu bertambah sulit dan berat jika
orang yang hendak mengadakan perbaikan jauh dari lingkungan
mereka. Hal ini membutuhkan kemauan yang keras yang tidak bisa
diguncang musibah dan kesulitan. Maka dalam menghadapi kondisi
ini, tindakan yang paling bijaksana adalah memulai dakwah dengan
sembunyi-sembunyi, agar penduduk Mekkah tidak kaget karena
tiba-tiba menghadapi sesuatu yang menggusarkan mereka.
Pada awal mulanya Rasulullah SAW menampakkan islam
kepada orang yang paling dekat dengan beliau. Anggota keluarga
dan sahabat-sahabat karib beliau. Beliau menyeru mereka ini
kepada islam, juga menyeru kepada siapa pun yang dirasa memiliki
kebaikan yang sudah beliau kenal secara baik dan mereka pun
mengenal beliau secara baik. Dalam tarikh islam, mereka disebut
As-Sabiqunal Awwalun ( yang terdahulu dan yang pertama masuk
islam). Mereka adalah istri beliau, Ummul Mukminin Khadijah
binti Khuwailid, pembantu beliau, Zaid bin Haritsah, anak paman
beliau, Ali bin Abu Thalib, yang saat itu Ali masih anak-anak dan
hidup dalam asuhan beliau, dan sahabat karib beliau, Abu Bakar
Ash-Shiddiq.
Abu Bakar yang dikenal kaumnya sebagai seorang laki-laki yang
lemah lembut, pengasih dan ramah, dan memiliki akhlak yang
mulia bersemangat membantu Rasul mendakwahkan islam. Berkat
seruannya, ada beberapa orang yang masuk islam, yaitu :
Utsman bin Affan
Az-Zubair bin Al-Awwan
Abdurrahman bin Auf
Sa’d bin Abi Waqqash
Thalhah bin Ubaidillah
Mereka ini juga termasuk orang-orang yang lebih dahulu
masuk Islam, kawanan pertama dan fajar islam. Ada juga kawanan
lainnya yang termasuk orang-orang yang pertama masuk islam,
yaitu :
7
Bilal bin Rabbah
Abu Salamah bin Abdul Asad
Amir bin Al-Jarrah
Al- Arqam bin Abil Arqam
Fathimah bin Al-khattab
Khabbab bin Al-Arrat
Dan banyak lagi lainnya
Setelah melihat beberapa kejadian disana-sini, ternyata
dakwah Islam sudah didengar orang-orang Quraisy pada tahapan
ini, sekalipun dakwah itu masih dilakukan secara sembunyi-
sembunyi dan perorangan. Namun merekan tidak ambil peduli
Selama tiga tahun dakwah masih dilakukan secara
sembunyi-sembunyi dan perorangan. Selama jangka waktu ini telah
terbentuk sekelompok orang-orang mukmin yang senantiasa
menguatkan hubungan persaudaraan dan saling bahu-membahu.
Penyampaian dakwah terus dilakukan, hingga turun wahyu yang
mengharuskan Rasulullah SAW menampakkan dakwah kepada
kaumnya. Menjelaskan kebatilan mereka dan menyerang berhala-
berhalasesembahan mereka.
2) Tahap Kedua
Dakwah secara Terang-Terangan. Langkah pertama yang
dilakukan Rasulullah ialah dengan mengundang kerabat dekat.
Beliau mengundang Bani Hasyim dan beberapa orang Bani Al-
Muthalib bin Al-Manaf. Beliau menyeru kepada kaumnya kepada
Allah dan berserah diri kepada RabbNya. Namun dari sekian
banyak yang datang, semua menentang Rasulullah, hanya Abu
Thaliblah yang mendukung dan memerintahkan melanjutkan
perjuangan Rasul, tetapi Abu Thalib tidak punya pilihan lain untuk
meninggalkan agama Bani Abdul Al-Muthalib.
Setelah Nabi SAW merasa yakin terhadap dukungan dan
janji Abu Thalib untuk melindunginya dalam menyampaikan
8
wahyu Allah, maka suatu hari beliau berdiri diatas Shafa, lalu
berseru :
“Wahai semua orang!” maka semua orang berkupul memenuhi
seruan beliau, lalu beliau mengajak mereka kepada tauhid dan
iman kepada risalah beliau serta iman kepada hari akhirat.”
Dari yang hadir disitu, Abu Lahab angkat bicara “ Celakalah
engkau untuk selama-lamanya, untuk inikah engkau
mengumpulkan kami.”
Lalu turun ayat “ Celakalah kedua tangan Abu Lahab”
Seruan beliau semakin menggema seantero Mekkah, hingga
kemudian turun ayat,
“Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa
yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-
orang yang musyrik.”
Maka Rasulullah langsung bangkit menyerang berbagai
khurafat dan kebohongan syirik. Menyebutkan kedudukan berhala
dan hakikatnya yang sama sekali tidak memiliki nilai.
Mekkah berpijar dengan api kemarahan, bergolak dengan
keanehan dan pengingkaran, tatkala mereka mendengar suar yang
memperlihatkan kesesatan orang-orang musyrik dan para
penyembah berhala. Suara itu seakan akan petir yang membelah
awan, berkilau, menggelegar dan mengguncang udara yang tadinya
tenang. Orang-orang Quraisy bangkit untuk menghadang revolusi
yang datang secara tak terduga ini, dan yang dikhawatirkan akan
merusak tradisi warisan mereka.
Orang-orang Quraisy bingung, karena sepanjang sejarah
nenek moyang mereka dan perjalanan kaumnya, mereka tidak
pernah mengetahui bandingan yang seperti itu. Setelah menguras
pikiran, tidak ada jalan lain lagi bagi mereka menghadapi orang
yang jujur dan dapat dipercayai ini (Muhammad SAW) kecuali
mendatangi paman beliau, Abu Thalib. Mereka meminta
9
kepadanya agar menghentikan segala apa pun yang diperbuat anak
saudaranya.
Dengan perkataan yang halus dan lemah lembut, Abu
thalib menolak permintaan mereka. Maka mereka pun pulang
dengan tangan hampa sehingga Rasulullah bisa melanjutkan
dakwah, menampakkan agama Allah dan menyeru kepadaNya.
Semenjak penolakan itu, dan orang-orang Quraisy tahu
bahwa Muhammad SAW sama sekali tidak menghentikan
dakwahnya, maka mereka memeras pikiran dan menyimpulkan
untuk membenamkan dakwah ini.
3) Tahap Ketiga
Dakwah diluar Mekkah. Karena keadaan semakin
mendesak, tekanan disana sini terhadap pengikutnya, Rasulullah
memerintahkan agar kaumnya hijrah dan mendakwahkan islam ke
Habasyah. Rasulullah tahu bahwa raja yang berkuasa adalah
seorang raja yang yang adil, tak bakal ada seorang pun yang
teraniaya disisinya.
Pada bulan Rajab tahun kelima dari nubuwah,
sekelompok sahabat hijrah yang pertama kali ke Habasyah, terdiri
dari dua belas orang laki-laki dan empat orang wanita, yang
dipimpin Utsman bin Affan.
Karena siksaan dan penindasan yang ditimpakan orang-
orang Quraisy semakin menjadi-jadi, Nabi SAW tidak melihat cara
lain kecuali memerintahkan mereka untuk hijrah untuk kedua
kalinya. Kali ini hijrah berjumlah delapan puluh tiga orang laki-laki
dan delapan belas wanita. Sementara itu, Rasulullah SAW tetap
berada di Mekkah untuk terus mendakwahkan Agama Allah buat
penduduk Mekkah.
Banyak kejadian yang terjadi setelah Rasulullah
menetapkan perintah kepada pengikutnya untuk hijrah ke
Habasyah. Dari keislamannya Umar bin Khattab dan Hamzah bin
10
Abdul Muthalib, yang membuat islam semakin kuat, hingga
keadaan duka hati Rasulullah atas meninggalnya paman beliau Abu
Thalib dan Istri beliau Khadijah binti Khuwailid.
Pada tahun kesepuluh dari nubuwah, Rasulullah SAW
pergi ke Thaif, beliau pergi dengan berjalan kaki. Dengan
didampingi pembantunya Zaid bin Haritsah, beliau mengajak
penduduk setiap kabilah yang ia lalui kepada islam. Namun tak
satu pun yang memenuhinya.
Sesampainya di Thaif, beliau menyeru agama Allah
kepada pemimpin Bani Tsaqif. Namun semua menolaknya dan
mencaci maki beliau sambil melempari batu kearah beliau.
Pembantu Nabi SAW, Zaid senantiasa melindungi beliau.
Saat musim haji tiba, beliau kembali ke Mekkah dan
berdakwah kepada orang-orang yang melaksanakan haji dari segala
penduduk diluar Mekkah. Agama Allah mereka bawa ke negerinya.
Hingga tersebar luaslah islam di jazirah Arab. Diantaranya yaitu :
Suwaid bin Shamit, Dia adalah seorang penyair yang cerdas dari
pendudukYatsrib yang juga di juluki Al-Kamil oleh kaumnya.
Iyas bin Mu’adz, Dia seorang pemuda belia dari Yatsrib.
Abu Dzarr Al-Ghifary, Dia termasuk penduduk pinggiran
Yatsrib.
Thufail bin Amr Ad-Dausy, Dia seorang Penyair cerdas dan
pemimpin Kabilah Daus
Dhimad Al-Azdy, Dia berasal dari Azd Syanu’ah dari Yaman.
Dalam beberapa waktu, sampailah islam ke penjuru
jazirah Arab, hingga ke Madinah, islam di Madinah disambut baik
oleh penduduk. Dakwah berhasil di bumi Yatsrib ini. Semua
ketentuan Allah membuat islam semakin bercahaya dan bersinar.
4. Fase Madinah
Setelah Islam berhasil dan diterima penduduk Madinah melalui
peristiwa Baiat aqabah pertama dan kedua. Islam mulai memancangkan
tonggak negara ditengah padang pasir yang bergelombang kekufuran dan
11
kebodohan. Ini merupakan hasil paling besar yang diperoleh islam
semenjak dakwah dimulai.
Rasulullah memerintahkan seluruh pengikutnya Hijrah ke
Madinah, tak tersisa seorang mukmin pun berada di Mekkah kecuali
Rasulullah SAW, Abu Bakar, Ali bin Abu Thalib, dan beberapa orang
yang memang diperintahkan untuk tetap di Mekkah sampai ada perintah
dari Allah SWT.
Pada suatu ketika Jibril turun kepada beliau membawa wahyu
dari Allah, seraya mengabarkan persekongkolan Quraisy yang hendak
membunuh Rasulullah dan bahwa Allah telah mengizinkan beliau untuk
pergi serta menetapkan waktu hijrah.
12
sama merasa berhak menjadi pemimpin umat islam. Namun, dengan
semangat ukhuwah islamiah yang tinggi akhirnya, Abu Bakar terpilih.
Rupanya semangat keagamaan Abu Bakar mendapat penghargaan yang
tinggi dari umat islam, sehingga masing-masing pihak dapat
menerimanya.
Beliau termasuk dalam golongan as saabiqun al-awwalun
(golongan pertama yang masuk Islam). Nama lengkapnya adalah
Abdullah bin Abi Kuhafah at-Tamimi. Pada masa kecilnya beliau
bernama Abdul Ka’bah. Nama ini diberikan kepadanya sebagai realisasi
zadzar ibunya sewaktu mengandungnya. Kemudian nama itu ditukar
oleh Nabi Saw menjadi Abdullah. Sedangkan gelar as-shiddiq diberikan
oleh Nabi Saw karena keteguhan imannya dan pembenarannya pada
peristiwa isra’ dan mi’raj Nabi Saw. Ayahnya bernama Utsman bin
Amr bin Sa’ad bin Taim bin Murra bin Ka’ab bin Lu’ayy bin Talib bin
Fihr bin Nadr bin Malik. Ibunya bernama Ummu Khair Salma binti
Sakr yang berasal dari keturunan Quraisy. Garis keturunan ayah dan
ibunya bertemu pada kakeknya yang bernama Ka’b bin Sa’ad bin Taim
bin Murra.Sejak kecil beliau dikenal sebagai anak yang baik, sabar,
jujur dan lemah lembut. Beliau menjadi sahabat Nabi Saw sejak
keduanya masih remaja.
Pada awal pemerintahannya, beliau diuji dengan adanya ancaman
yang datang dari umat Islam sendiri yang menentang
kepemimpinannya. Diantaranya perbuatan makar tersebut ialah
timbulnya orang-orang yang murtad, orang-orang yang tidak mau
mengeluarkan zakat, orang-orang yang mengaku menjadi nabi, dan
pemberontakan dari beberapa kabilah.
13
tahun lebih muda dari Nabi Muhammad Saw. Ayahnya bernama
Khattab bin Nufail al-Mahzumi al-Quraisi dari suku Adi dan Ibunya
bernama Hantamah binti Hasyim. Suku Adi merupakan salah satu suku
terpandang di kalangan Arab dan termasuk rumpun Quraisy.
Umar memiliki kecerdasan dan kekuatan tubuh yang luar biasa.
Pada tingkat kecerdasannya, ia mampu memprediksi dan
memperkirakan hal-hal yang mungkin terjadi di masa yang akan
datang. Maka iapun ditunjuk oleh Kabilahnya untuk mewakili setiap
diplomasi antar kabilah di Arab. Diplomasinya diakui oleh bangsa Arab
saat itu. Namun diapun diakui sebagai pribadi yang gagah berani dan
perkasa, tidak sedikit orang-orang quraisy yang jatuh tersungkur
dikalahkan oleh Umar dalam setiap laga pertandingan gulat dan adu
otot antar kabilah.
Peran Umar dalam penyebaran agama Islam sangat besar, hal ini
telah diperkirakan sebelumnya oleh Nabi Saw. Maka saat itu beliau
berdo’a pada Allah Swt, “Ya Allah, kuatkanlah Islam dengan salah
seorang dari Amr bin Hasyim atau Umar bin Khattab“. Do’a Nabi ini
diijabahi oleh Allah Swt, dan akhirnya Umar masuk Islam pada tahun
616 M. Masuknya Umar ini kemudian diikuti oleh putera sulungnya
Abdullah dan Isterinya Zainab binti Ma’zun. Selain itu keislaman Umar
membuka jalan bagi tokoh-tokoh Arab lainnya untuk masuk Islam.
Umar adalah orang pertama dari kalangan sahabat yang
mencetuskan ide tentang perlunya dilakukan pengumpulan ayat-ayat
Al-Qur’an. Ketika itu ayat-ayat Al-Qur’an yaang telah ditulis oleh para
sahabat tersebar diberbagai lempengan batu, pelepah kurma, tulang-
tulang dan sebagainya. Tempatnyapun berserakan ditangan para
sahabat, tidak terkumpul dalam satu tempat.
Pada masa Khalifah Abu Bakar terjadi banyak peperangan yang
didalamnya gugur banyak sahabat penghafal Al-Qur’an. Diantaranya
dalam perang Yamamah saja 70 orang penghafal Al-Qur’an gugur.
Oleh karena itu Umar khawatir para penghafal Al-Qur’an akan habis.
Dengan alasan itu ia mengusulkan kepada Abu Bakar agar segera
14
dikumpulkan semua tulisan ayat-ayat Al-Qur’an. Pada mulanya Abu
Bakar keberatan menerima usul Umar itu, karena Nabi Saw tidak
pernah melakukan hal serupa. Namun atas desakan Umar usul itupun
disetujuinya. Abu Bakar lalu mempercayakan tugas pengumpulan itu
kepada Zaid bin Tsabit, karena dia adalah penulis wahyu pada masa
Rasulullah Saw.
15
4) Peradaban pada masa Ali bin Abi Thalib (36-41 H/656-661 M)
Ali adalah putera Abi Thalib bin Abdul Muthalib. Ia adalah sepupu
Nabi Muhammad SAW yang kemudian menjadi menantunya karena
menikahi puteri Nabi SAW yakni Fatimatuz Zahra. Ali ikut dengan
Nabi SAW sejak kelaparan melanda kota Mekah untuk menghindari
ancaman kelaparan tersebut.
Beliau masuk Islam saat masih berusia 13 tahun, hal ini menurut
M. Saban. Sedangkan menurut Mahmudunnasir, Ali masuk Islam saat
berusia 9 tahun. Beliau memiliki beberapa saudara antaralain Thalib,
Uqail, Ja’far dan Ummu Hani’.
Mahmudunnasir selanjutnya menulis bahwa Ali termasuk salah
seorang yang sangat lihai dalam memainkan pedang dan pena, bahkan
ia dikenal sebagai seorang orator. Ia juga seorang yang pandai dan
bijaksana, sehingga menjadi penasihat pada jaman Khalifah Abu Bakar,
Umar bin Khattab, dan Utsman bin Affan.
Keadaan Umat Muslim Pada Masa Ali
Menurut Ali Mufrodi, setelah wafatnya Utsman bin Affan,
banyak sahabat yang sedang mengunjungi wilayah-wilayah yang baru
ditaklukkan yang diantaranya Thalhah bin Ubaidillah dan Zubair bin
Awwam.
Peristiwa terbunuhnya Utsman menyebabkan perpecahan
dikalangan umat Islam menjadi empat, yaitu :
a) Pengikut Utsman, yaitu yang menuntut balas dendam atas kematian
Utsman dan mengajukan Mu’awiyah sebagai Khalifah.
b) Pengikut Ali, yakni yang mengajukan Ali sebagi Khalifah.
c) Kaum Moderat, tidak mengajukan calon, menyerahkan urusannya
pada Allah.
d) Golongan yang berpegang pada prinsip Jama’ah, diantara Sa’ad bin
Abi Waqas, Abu Ayub Al-Anshari, Usamah bin Zaid, dan
Muhammad bin Maslamah yang diikuti oleh 10.000 sahabat dan
tabi’in yang memandang bahwa Utsman dan Ali sama-sama sebagai
pemimpin.
16
B. Sejarah islam pada masa Bani Umayah, Bani Abasiyah, dan Nusantara
1. Sejarah Peradaban Islam Masa Daulah Bani Umayyah
a. Berdirinya Bani Umayyah
Dalam peristiwa tahkim itu, khalifah Ali telah tertipu oleh siasat
Muawiyah yang pada akhirnya ia mengalami kekalahan dalam segi
politis. Sehingga Mu‟awwiyah berhasil mendapat kesempatan untuk
menobatkan dirinya sebagai khalifah sekaligus raja.
17
menyatakan setia terhadap anaknya, yaitu Yazid bin Muawiyah.
Muawiyah bermaksud mencontoh sistem kepemimpinan monarki di
Persia dan Bizantium. Dia memang tetap menggunakan istilah khalifah,
namun dia memberikan penafsiran baru dari kata tersebut untuk
mengagungkan jabatan tersebut. Dia menyebutnya "khalifah Allah"
dalam pengertian "penguasa" yang diangkat oleh Allah.
1) Bani Umayah yang didirikan oleh Mu‟awiyah bin Abu Sufyan yang
berpusat di kota Damaskus, Syiria. Fase ini berlangsung sekitar
hampir 1abad, yaitu sekitar 90 tahun, dan mengubah sistem
pemerintahan dari khilafah menjadi monarki atau kerajaan.
2) Bani Umayah di Andalusia (Spanyol) yang pada awalnya merupakan
wilayah taklukan Umayyah yang dipimpin oleh Gubernur pada
zaman Walid bin Abdul Malik, kemudian diubah menjadi kerajaan
yang terpisah dari kekuasaan Dinasti Bani Abbas setelah berhasil
menaklukan Bani Umayah di Damaskus.
18
7) Sulaiman bin Abdul Malik (96-99H/714-717M)
8) Umar bin Abdul Aziz (99-101H/717-719M)
9) Yazid II bin Abdul Malik (101-105H/719-723M)
10) Hisyam bin Abdul Malik (105-125H/723-742)
11) Al-Walid II bin Yazid II (125-126H/742-743M)
12) Yazid bin Walid bin Malik (126H/743M)
13) M. Ibrahim bin Al-Walid II (126-127H/743-744M)
14) Marwan II bin Muhammad (127-132H/744-750M)
15) Sistem Politik Kenegaraan Bani Umayyah
19
bersandarkan kepada Al-Qur‟an dan hadis sebagai sumber utama.
Dengan sistem tersebut seorang pemimpin dapat lebih konsentrasi
terhadap pemerintahan dan politik, karena yang khusus menjalankan
masalah keagamaan secara praktis yakni para qodhi.
1) Perluasan Wilayah
2) Bidang Pemerintahan.
20
d) Diwan al-Khatam, Mu‟awiyah merupakan orang pertama yang
mendirikan Diwan Khatam ini sebagai departemen pencatatan.
Setiap peraturan yang dikeluarkan khalifah harus disalin dalam
suatu register, kemudian yang asli harus disegel dan dikirim ke
alamat yang dituju.Diwan Musghilat, bertugas untuk menangani
berbagai kepentingan umum.
3) Bidang Politik Kenegaraan
4) Bidang Kemiliteran
5) Bidang Ekonomi
21
Pada masa pemerintahan Abdul Malik, perkembangan
bidang perdagangan dan ekonomi dan teraturnya pengelolaan
pendapatan negara yang didukung oleh keamanan dan ketertiban
yang terjamin telah membawa masyarakatnya pada tingkat
kemakmuran. Realisasinya dapat dilihat dari hasil penerimaaan pajak
di wilayah Syam saja tercatat 1.730.000 dinar emas dalam setahun.
22
Mereka mengkhususkan menerjemahkan buku-buku yang berbahasa
Latin yang berkembang dari Yunani diterjemahkan ke bahasa Arab.
23
fanatisme terhadap kelompok masing-masing sehingga bermunculan
sya‟ir yang memuji kelompoknya sendiri dan sya‟ir yang mencela
lawannya. Juga penguasa memberi dukungan untuk
menyelenggarakan lomba membaca puisi berbahasa Arab dengan
penghargaan yang menjanjikan. Berangkat dari itu, maka mulailah
terbentuk dasar-dasar kaidah ilmu balaghah yang sejak masa
Jahiliyah dan permulaan Islam sudah nampak kecintaan dan
perhatian masyarakat Arab terhadap ilmu balaghah.
1) Adanya gerakan oposisi dari pendukung Ali dan Khawarij baik yang
dilakukan secara terbuka maupun tertutup. Hal ini banyak mencuri
perhatian pemerintah ketika itu.
2) Sistem penggantian khalifah melalui garis keturunan adalah sesuatu
yang baru bagi tradisi Arab yang lebih menekankan aspek senioritas.
Pengaturan sistem penggantian khalifah yang tidak jelas
menyebabkan terjadinya persaingan yang tidak sehat di kalangan
anggota keluarga istana.
3) Terjadinya pertentangan etnis antara suku Arabia utara (Bani Qays)
dan Arabia selatan (Bani Kalb) yang sudah sejak zaman sebelum
Islam, makin meruncing. Perselisihan ini mengakibatkan para
penguasa Bani Umayyah sulit menggalang persatuan dan kesatuan.
Di pihak lain, sebagian besar golongan Mawalli (Non Arab)
terutama di Irak dan bagian timur lainnya merasa tidak puas karena
24
status Mawalli itu menggambarkan suatu inferioritas, ditambah
dengan keangkuhan bangsa Arab yang diperilhatkan pada masa Bani
Umayyah.
4) Kelemahan dan ketidakmampuan beberapa Khalifah Bani Umayyah
dalam memimpin pemerintahan, kemudian ditambah lagi dengan
pola hidup yang mewah, boros, mabuk-mabukan dan perilaku yang
tidak mencerminkan seorang pemimpin. Sehingga golongan tokoh
agama sangat kecewa karena perhatian penguasa terhadap agama
sangat kurang.
5) Penyebab langsung tergulingnya kekuasaan Dinasti Umayyah adalah
munculnya kekuatan baru yang dipelopori oleh keturunan al-‟Abbas
bin Abdul Mutalib. Gerakan ini mendapat dukungan dari Bani
Hasyim, golongan Syi‟ah, dan kaum Mawalli yang sangat kecewa
dengan system pemerintahan Bani Umayyah.
25
perang Siffin. Oleh karena itu, untuk mendirikan dinasti Abbasiyah,
mereka mengadakan gerakan yang luar biasa melakukan pemberontakan
terhadap dinasti Umayyah. Di antara yang mempengaruhi berdirinya
khilafah bani Abbasiyah adalah adanya beberapa kelompok umat yang
sudah tidak mendukung lagi terhadap kekuasaan imperium bani Umayah
yang notabenenya korupsi, sekuler dan memihak sebagian kelompok
diantaranya adalah kelompok Syiah dan Khawarij (Badri Yatim. 2008:49-
50) serta kaum Mawali (orang-orang yang baru masuk islam yang
mayoritas dari Persi). Di saat terjadi perpindahan kekuasaan dari Umayyah
ke Abbasiyah, wilayah geografis dunia islam membentang dari timur ke
barat, meliputi Mesir, Sudan, Syam, Jazirah Arab, Iraq, Parsi sampai ke
Cina. Kondisi ini mengantarkan terjadinya interaksi intensif antara daerah
satu dengan daerah lainnya. Interaksi ini memungkinkan proses asimilasi
budaya dan peradaban setiap daerah. Nyanyian dan musik menjadi tren
dan style kehidupan bangsawan dan pemuka istana era Abbasiyah. Anak-
anak khalifah diberikan les khusus supaya pintar dan cakap dalam
mendendangkan suara mereka. Seniman-seniman terkenal bermunculan,
diantaranya Ibrahim bin Mahdi, Ibrahim al Mosuly dan anaknya Ishaq.
Lingkungan istana berubah dan dipengaruhi nuansa Borjuis mulai dari
pakaian, makanan, dan hadirnya pelayan-pelayan wanita.
26
khalifah (Bani Hasyim) para pembesar negara (Menteri, gubernur dan
panglima), Kaum bangsawan non Bani Hasyim (Quraisy) pada umumnya.
petugas khusus, tentara dan pembantu Istana. Sedangkan kelas umum
terdiri dari para seniman, ulama, pujangga fukoha, saudagar dan penguasa
buruh dan petani. Sebelum daulah Bani Abbasiyah berdiri, terdapat 3
tempat yang menjadi pusat kegiatan kelompok Bani Abbas, antara satu
dengan yang lain mempunyai kedudukan tersendiri dalam memainkan
peranannya untuk menegakkan kekuasaan keluarga besar paman nabi
SAW yaitu Abbas Abdul Mutholib (dari namanya Dinasti itu disandarkan).
Tiga tempat itu adalah Humaimah, Kufah dan Khurasan.
27
Mu’tadhid sang Penutup’ mendekati kebenaran, Setelah al-Watsiq
pemerintahan mulai menurun hingga al-Mu’tashim khalifah ke 37, jatuh
dan mengalami kehancuran di tangan orang Mongol 1258.
a. Ilmu Tafsir
28
Hasan Al-Asyari yang berusaha menjembatani pemikiran Mu'tazilah
dan hadis-hadis nabi. Pemikirannya hingga sekarang terus dipelajari
umat Islam.
c. Ilmu Tasawuf
d. Ilmu Geografi
e. Ilmu Kimia
29
Zi’baq As-Syarqi (Air Raksa Timur), Kitab Ar-Rahmah, dan lain
sebagainya.
g. Ilmu Matematika
h. Sejarah
30
mengkaji dan mempelajari sejarah. Murid-murid yang belajar langsung
pada Ibnu Khaldun adalah Al-Aqrizi, Ibnu Hajar Al-Asqalani,
Jalaluddin As-Suyuti,
31
a. Masuknya Islam di Indonesia
32
Ketapang, Kalimantan Barat, ditemukan pemakaman Islam kuno.
Angka tahun yang tertua pada makam-makam tersebut adalah tahun
1340 Saka (1418 M).
1) Perdagangan
33
Media islamisasi melalui perdagangan dinilai sangat
menguntungkan karena para raja dan bangsawan turut serta dalam
kegiatan perdagangan secara langsung.
2) Perkawinan
3) Tasawuf
4) Pendidikan
34
5) Kesenian
6) Politik
35
masyarakat objek dakwah, dengan menggunakan pendekatan sosial
budaya.
36
peningkatan berkelanjutan produk domestik bruto per kapita (berarti
penduduk semakin banyak mengonsumsi produk dan jasa). Apalagi
masyarakat Indonesia seperti juga trennya di seluruh dunia semakin
mengalami proses urbanisasi (sebuah proses yang berhubungan erat
dengan modernisasi dan industrialisasi).
37
Islam diblokir oleh kebudayaan-kebudayaan yang telah ada (seperti di
wilayah Bali yang didominasi kebudayaan Hindu sampai saat ini) atau
agama Islam jadi bercampur dengan sistem-sistem kepercayaan
(animisme) yang sudah ada (contoh-contohnya masih bisa ditemukan di
Jawa Tengah).
38
pertama. Gelombang kedua juga sudah kami sentuh di atas, yaitu
pendirian kerajaan-kerajaan Islam di Nusantara.
39
lebih toleran pada agama-agama lain. Jumlah anggotanya saat ini
mencapai 90 juta orang.
40
kecerdasan paripurna sehingga dapat men“download” ayat-ayat Tuhan
yang di-upload di alam ini dan mem-breackdown-nya menjadi sebuah
pelajaran, nasihat, ketentuan, instruksi, dan informasi dari Tuhan yang
berbentuk bahasa. Ketika masih dalam bentuknya yang asli berupa alam
yang terbentang, wahyu belum diidentifikasi sebagai shuhuf al-Ula (kitab
Ibrahim), Taurat (kitab Musa), Zabur (kitab Dawud), Injil (kitab lsa), atau
Al-Quran (Nabi Muhammad SAW). Wahyu dengan w kecil sebagai ayat
yang terbentang baru diidentifikasi sebagai sebutan manakala telah
diperspesi oleh para nabi dan rasul Ketika ia dipersepsi oleh nabi
berkebangsaan Yahudi, maka munculah Taurat yang berbahasa lbrani.
Ketika ia dipersepsi oleh nabi yang berkebangsaan Arab maka munculah
Al-Quran yang berbahasa Arab.
41
Quran menjadi sebuah bacaan berbahasa Arab dan menyapa umat manusia
dengan logika bangsa Arab abad ke-7 karena ia diturunkan kepada Nabi
Muhammad yang berkebangsaan Arab. Wahyu Allah (dengan w kecil)
pada mulanya bersifat universal dan historis. Sebagai tanda-tanda Tuhan
yang terbentang, keberadaan wahyu melintasi zaman dan melintasi ruang.
Namun ketika wahyu tersebut di-downtoad menjadi wahyu terfirman,
maka ia berubah menjadi wahyu yang historis (menyejarah). Hal itu
dikarenakan substansinya yang universal kini harus diwadahi dalam
lokahtas ekspres, Begitu wahyu Allah (dengan w kecil) berubah menjadi
wahyu terfirman selanjulnya disebut Firman saja) maka ia terikat dalam
ruang ekspresi yang dibatasi oleh letak geografis dan ruang waktu.. lni
merupakan babak awal terjadinya perbedaan corak pemahaman agama.
42
pewahyuan secara lisan, yaitu : adanya pertanyaan tentang sebuah
masalah, problematika sosial-budaya yang harus dicarikan solusinya, dan
misi kenabian untuk merombak budaya suatu umat. Al-Quran sebagai
wacana lisan sangat kental diwamai oleh konteks sosial-budaya dan situasi
peristiwa komunikasi kehka ia difirmankan melalui lisan Nabi
Muhammad. Implikasinya, sebagai wacana lisan, Al-Quran sering kali
menggunakan ragam ungkapan dan ekspresi kebahasaan yang
mengedepankan keterbukaan dan pemaknaan yang dinamis, selama ia
tidak menyimpang dari konteks komunikasi tersebut. Pemaknaan tersebut
muncul dalam bentuk respon langsung berupa sikap yang dilakukan
audiens kala itu. Fokus pada respon rnerupakan salah satu ciri komunikasi
lisan, ketika terjadi tindak saling merespon antara komunikator (dalam hal
ini nabi) dan komunikan (audiens Al-Quran).
43
corak pemaharnan dan orientasi keberagamaan umat menjadi bervariasi
akibat pemihakan mereka terhadap beberapa doktrin yang ditemukan
dalam ayat-ayat tertentu, tanpa memberikan porsi yang cukup untuk
menyikapi ayat-ayat lainnya yang memiliki aksentuasi yang berbeda.
Perbedaan Qadariyah dan Jabariyah, misalnya merupakan contoh yang pas
untuk menggambarkan adanya pemihakan berlebihan terhadap doktrin
pada ayat-ayat tertentu. Dalam tradisi muktazilah, bahkan dikatakan
apabila ditemukan ayat-ayat yang tidak sejalan dengan ayat-ayat utama
yang rnereka jadikan rujukan, maka dilakukan mekanisme pemalingan
makna yang disebut dengan takwil.
a. Kesatuan tema.
b. Konteks historis yaitu konteks situasional yang melingkupi peristiwa
pewahyuan, peristiwa penafsiran masa nabi, dan masa-masa generasi
sebelumnya sebagai sumber inspirasi penafsiran, dan
c. Konteks pembacaan. yaitu situasi kondisi pada saat Al-Quran dibaca
dan ditafsirkan kembali oleh seorang penafsir dengan mengacu pada
berbagai pendekatan dan problematika kehidupan kontemporer.
44
dibesarkan di lingkungan yang rasional akan cenderung memperlakukan
Al-Quran sebagai kajian filsafat, sebaliknya, seorang yang terbiasa
bergelut dengan kajian-kajian Eeologis akan memposisikan AlQuran
sebagai teks dokrin dan dogma. Seseorang yang besar dalam kuitur
budaya Arab tentunya akan memiliki pemahaman berbeda dengan orang
lain yang besar dalam kultur budaya Asia atau Eropa. Pembaca AlQuran
abad ketujuh tentunya juga akan memiliki pemahaman yang berbeda
dengan pembaca AlQuran abad kedua puluh satu. Ini semua menunjukkan
bahwa Al-Quran dapat menjadi amber inspirasi bagi semua orang
sepanjang masa dan di seluruh dunia. Inilah yang disinyalir oleh Ali bin
Abi Thalib dengan pernyataanrya yang terkenal Al-Quran baina daffatai
almushaf la yanthiq wa innama yatakallamu bihi ar-rijal (AlQuran yang
terdapat dalam mushaf ddak berbicara, yang membuatnya berbicara adalah
para pembacanya).
45
Waktu masuknya Islam ke Indonesia (Nusantara) masih
diperdebatkan. Ada yang berpendapat bahwa sejak sebelum hijrah telah
ada orarng Arab yang tinggal di kepulauan ini. Lalu pada abad ke-13
munculah untuk pertama kali sebuah komunitas Islam, yang selanjutnya
mengalam perkembangan pesat pada abad ke-15. Pada abad ke17/ke-l8
bahkan mayoritas penduduk Jawa dan Sumatera telah memeluk Islam.
Mulanya Islam masuk ke Indonesia mlalui pedagang dari Gujarat dan
Malabar India. Lalu belakangan masuk pula pedagang dan dai-dai Islam
dari Hadramaut, di samping saudagar-saudagar Islam dari Cina. Islam
disebarkan dengan cara-cara damai dengan aliansi politik dan pembiaran
terhadap budaya-budaya lokal yang sudah ada sebelumnya, selama sejalan
dengan prinsip-prinsip Islam. Unsur-unsur budaya lokal non-lslam (Arab)
bahkan melekat dalam karakter, pemikiran, dan praktik keagamaan umat
Islam Indonesia. Hal itu mengingat Islam yang masuk ke Indonesia adalah
Islam sufistik yang memang memiliki karakteristik terbuka, damai, dan
ramah terhadap perbedaan.
46
lingkungan sekitar. Sebaliknya, jangan pula kita hanya berpakem pada
budaya dan tradisi tanpa pertimbangan-pertimbangan yang bersumber dari
agama. Tanyakan pada teman Anda pandangan mereka tentang
proporsionalitas hubungan antara agama dan budaya lokal di atas. Adanya
akulturasi timbal-balik antara Islam dan budaya lokal (local genius) dalam
hukum Islam secara metodologis harus diakui eksistensinya. Dalarn
kaidah ushol fiqh kita tamukan misalnya kaidah, al-addah muhkamah adat
itu bisa dijadikan hukum) atau kaidah “al- addah syari'atun muhkamah”
(adat adalah syariat yang dapat dijadikan hukum). Kaidah ini memberikan
justifikasi yuridis bahwa kebiasaan suatu masyarakat bisa dijadikan dasar
penetapan hukum ataupun sumber acuan untuk bersikap. Hanya saja tidak
semua adat tradisi bisa dijadikan pedoman hukum karena tidak semua
unsur budaya pasti sesuai dengan ajaran Islam. Unsur budaya lokal yang
tidak sesuai dengan ajaran Islam akan diganti atau disesuaikan dengan
semangat tauhid.
47
budaya Arab, lalu seiring dengan penyebaran Islam, ia pun termanifestasi
dalam budaya-budaya lainnya.
48
sehingga cenderung intoleransi, eksklusifisme, anti-keragaman
(multikulturalisme) dan pada titik krttis bisa melahirkan teronsme.
49
Gus Dur perihal Islam Indonesia ke depan agar tidak terperangkap
dalam radikalisme dan terorisme. Dua hal yang mencerabut Islam dari
akar Nasantara. Pribumisasi lslam menampilkan bahwa praktik
keisarnan "tidak selaIu identik" dengan pengalaman Arab (Arabisme).
Ia adaptif dengan Iokalitas. Pribumisasi merupakan semangat lanutan
dari perjuangan kakek Gus Dur, KH Hasym Asy'ari. Kelahiran-
Nahdhatul Ulama (NU) merupakan kristalisasi sernangat pribumisasi
islam di lndonesia. Organisasi ini berdiri untuk membela praktik-
praktik, keberagamaan kaum lstam tradisionalis dari kritikan dan
serangan agresif paham puritanisme yang dipengaruhi gerakan Wahabi
di Saudi Arabia-NU dengan pendekatan sufistiknya mau menerima dan
mengakomodasi praktik keberagamaamnya. Berbeda dengan organisasi
Muhammadyah dengan teologi Salafinya justru menganggap praktik
keeragamaan yang memadukan Islam dengan budaya lokal adalah
praktik TBC (takhayul, bidah, dan churafat/ khurafat)
50
Pengajaran Islam seperti ini menambah eksotisme
kemanusiaan dan mampu mereduksi (menghindari) konstruksi jihad
sebagai eskalasi psikologis-mental perang. Islam mengedepankan
kehalusan budi dalam membawa pesan-pesan doktrin dan tetap
menghidupkan ekspresi lokalitas. Pribumisasi Islam di antaranya
mengambil bentuk seni vokal (tembang) yang dipergunakan untuk
menyampaian pesarn pesan moral Islam. Pribumisasi Islam adalah
psikologi indigenos yang mengembangkan spiritualitas keberagamaan
berangkat dari akar kearifan lokal. Khazanah kearifan lokal itu
ditafsirkan membentuk variarsi keberagamaan yang dapat dimaknai ke
dalam berbagai sifat.
51
c. Menggali Sumber Teolgis dan Filosofis
52
satu potensi konflik yang mungkin dapat menghalangi proses
pembangunan dan modernisasi di Indonesia adalah pemahaman agama.
53
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
54
masyarakat pesisir laut dimana mereka lebih terbuka denganbudaya asing
dan perdagangan. Setelah itu, islam meyebar ke daerah pedalaman
danpegunungan melalui aktivitas ekonomi, pendidikan, dan politik
B. Saran
55
DAFTAR PUSTAKA
56
Lampiran
2. Suripno 21S1FAM0016
Mencari materi pembahasan :
a. Sejarah Islam pada masa Rasulullah
b. Sejarah Islam pada masa Khulafaur Rasyidin
57