Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PERADABAN ISLAM PADA MASA KHULAFAUR RASYIDIN


Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Sejarah peradaban islam

Disusun oleh
Natifah (202109648402)
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT yang mana telah memberi
kita taufiq dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah yang berjudul
“Peradaban islam Pada Masa Khulafa Rasyidin (632-661 M)”. Untuk memenuhi
tugas mata kuliah Sejarah Peradaban Islam.

Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad


SAW, beserta keluarga dan para sahabatnya yang telah membimbing kita dari jalan
kegelapan menuju jalan yang terang benderang.

Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi
kami khususnya, dan segenap pembaca umumnya. Kami menyadari bahwa makalah
ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari berbagai pihak
sangat kami harapkan untuk menuju kesempurnaan makalah ini.

Tak lupa kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada


semua pihak yang telah bersusah payah membantu hingga terselesaikannya penulisan
makalah ini. Semoga semua bantuan dicatat sebagai amal sholeh di hadapan Allah
SWT. Amin.
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Sejarah merupakan suatu rujukan yang sangat penting saat kita akan
membangun masa depan. Sekaitan dengan itu kita bisa tahu apa dan bagaimana
perkembangan islam pada masa lampau. Namun, kadang kita sebagai umat islam
malas untuk melihat sejarah. Sehingga kita cenderung berjalan tanpa tujuan dan
mungkin mengulangi kesalahan yang pernah ada dimasa lalu. Disnilah sejarah
berfungsi sebagai cerminan bahwa dimasa silam telah terjadi sebuah kisah yang patut
kita pelajari untuk merancang serta merencanakan matang-matang untuk masa depan
yang lebih cemerlang tanpa tergoyahkan dengan kekuatan apa pun. Perkembangan
Islam pada zaman Nabi Muhammad SAW dan Para Sahabat adalah merupakan
Agama Islam pada zaman keemasan, hal itu bisa terlihat bagaimana kemurnian Islam
itu sendiri dengan adanya pelaku dan faktor utamanya yaitu Rasulullah SAW.

Kemudian pada zaman selanjutnya yaitu zaman para sahabat, terkhusus pada
zaman Khalifah empat atau yang lebih terkenal dengan sebutan Khulafaur Rasyidin,
Islam berkembang dengan pesat dimana hampir 2/3 bumi yang kita huni ini hampir
dipegang dan dikendalikan oleh Islam. Hal itu tentunya tidak terlepas dari para
pejuang yang sangat gigih dalam mempertahankan dan juga dalam menyebarkan
islam sebagai agama Tauhid yang diridhoi.

Perkembangan islam pada zaman inilah merupakan titik tolak perubahan


peradaban kearah yang lebih maju. Maka tidak heran para sejarawan mencatat bahwa
islam pada zaman Nabi Muhammad dan Khulafaur Rasyidin merupakan islam yang
luar biasa pengaruhnya. Namun yang terkadang menjadi pertanyaan adalah kenapa
pada zaman sekarang ini seolah kita melupakannya. Sekaitan dengan itu perlu kiranya
kita melihat kembali dan mengkaji kembali bagaimana sejarah islam yang
sebenarnya.
B.     Rumusan Masalah

Adapun masalah yang penulis ambil dari latar belakang di atas yaitu.
a.       Apa pengertian dan cakupan al-Khulafaur Rasyidin ?
b.      Bagaimana kepemimpinan pada masa khalifah Abu Bakar, Umar, Ustman dan Ali ?
c.       Bagaimana perkembangan peradaban islam ?

C.    Batasan Masalah

Dari isi makalah ini penulis membatasi beberapa masalah yaitu.


a.       pengertian dan cakupan al-Khulafaur Rasyidin.
b.      kepemimpinan pada masa khulafaur rasyidin.
c.       perkembangan peradaban islam.
d.      mempelajari sejarah lebih dalam lagi.

D.    Tujuan

Adapun tujuan dari makalah ini yaitu.


a.       Kita bisa mengetahui pengertian dan cakupan al-Khulafaur Rasyidin.
b.      Kita bisa mengetahui kepemimpinan pada masa khulafaur rasyidin.
c.       Kita bisa mengetahui perkembangan peradaban islam.
d.      Kita bisa mempelajari sejarah lebih dalam lagi.
BAB II
PEMBAHASAN

PERADABAN ISLAM
PADA MASA KHULAFA RASYIDIN (632-661 M)

A.    Pengertian Khulafaur Rasyidin

Kata khulafaur rasyidin terdiri dari dua kata, yaitu khulafa’kata khulafa’ dan
arrasyidin. Kata khulafa’ adalah jama’ dari kata kholifah, yang artinya pengganti atau
orang yang ditunjuk sebagai pengganti, pemimpin atau penguasa. Kata arrasyidin
adalah bentuk jama’ dari kata arrasyid, artinya orang yang mendapat petunjuk.

Jadi, menurut istilah khulafaur rasyidin adalah orang-orang yang ditunjuk


sebagai pengganti, pemimpin atau penguasa, yang selalu mendapatkan petunjuk dari
Allah SWT.
Menurut istilah, khulafaurrasyidin adalah orang-orang yang ditunjuk menggantikan
kedududkan rasulullah sebagai pemimpin umat dan kepala negara, setelah Rasulullah
wafat.

B.     Kedudukan dan Tugas Khulafaur Rasyidin

Semasa rasulullah masih hidup, beliau tidak pernah berwasiat kepada siapapun
tentang siapa yang akan menggantikan beliau sebagai pemimpin, setelah beliau wafat.
Hal ini menunjukkan bahwa beliau sudah menyerahkan masalah kepemimpinan dan
kepala negara kepada semua umat islam.

Karena itulah, setelah beliau wafat bahkan belum sampai jenazah beliau
dimakamkan, kaum anshar dan muhajirin sudah memperebutkan kekuasaan dan
berkumpul di balai kota bani sa’idah, madinah untuk memusyawarahkan siapa yang
akan menjadi pemimpin sebagai pengganti nabi. Kaum anshar dan muhajirin merasa
sama-sama berhak menjadi pemimpin dan akhirnya dengan semangat dan ukhuwah
islamiah yang tinngi, Abu Bakar terpilih menjadi pemimpin umat islam.

Sebagai pengganti rasulullah, para khalifah mempunyai kedudukan yang


sangat penting dalam sejarah umat islam, yaitu :

1.      Sebagai pemimpin umat islam


2.      Sebagai penerus perjuangan rasulullah
3.      Sebagai kepala negara, dan kepala pemerintah

Setelah nabi wafat, banyak umat islam terutama orang-orang yang masih
lemah imannya keluar dari agama islam dan juga banyak orang yang tidak mau
membayar zakat, bahkan juga ada orang yang mengaku menjadi nabi.

Dengan beberapa faktor tersebut, dapat disimpulkan bahwa tugas khulafaur


rasyidin yang terpenting adalah sebagai berikut :

1.      Melanjutkan dakwah dan risalah nabi dalam membina umat islam sesuai dengan
alqur’an dan sunnah rasulullah.
2.      Memerangi orang yang sengaja mau merusak islam.
3.      Memerintah sebagai kepala negara dan kepala pemerintah.
4.      Mengembangkan dan memperluas wilayah islam.

Adapun nama-nama khulafaur rasyidin adalah sebagai berikut :

1.      Abu Bakar as-Siddiq (632-634 M / 11-13 H)


2.      Umar bin Khattab (634-644 M / 13-23 H)
3.      Usman bin Affan (644-656 M / 23-35 H)
4.      Ali bin Abi Thalib (656-661 M / 35-40 H)

C.    Masa Kepemimpinan Khulafaur Rasyidin

1.      Abu Bakar Ash-Shiddiq


Abu bakar adalah orang pertama yang masuk islam dari kalangan tua.
Meskipun pada waktu masuk islam beliau tidak muda lagi tapi semangat beliau tidak
setua dengan usianya, beliau mempunyai semangat besar dalam mendakwahkan dan
mengembangkan agama yang dibawa oleh Rosulullah. Dan banyak para sahabat yang
masuk islam atas jasa beliau, diantaranya Utsman bin Affan, Zubair bin Awwam,
Abdurrahman bin Auf. Dan karena kebaiakannya beliau juga membeli budak-budak
yang disiksa oleh tuannya karena memeluk agama islam, diantara budak-budak yang
dimerdekakannya adalah: “Bilal bin Rabah, Amir bin Fuhairah, Zanirah, dan lain-
lain”.

Setelah Rosulullah saw. Wafat banyak sekali pertentangan dalam menentukan


siapa yang pantas dan berhak menjadi khalifah, salah satu diantaranya adalah kaum
anshar yang menginginkan bahwa yang berhak menjadi khalifah adalah kaum yang
berasal dari anshar. Akan tetapi permintaan itu ditolak, dan sebagian besar kaum
muslimin pada waktu itu menginginkan Abu Bakar. Maka dipilihlah beliau sebagai
khalifah.

Setelah Abu Bakar Ash-Siddiq dibaiat sebagai khalifah yang pertama, banyak
sekali kesulitan-kesulita yang beliau hadapi, dengan masa pemerintahan yang singkat
yakni kurang lebih 2 tahun 3 bulan, beliau berhasil menghadi persoalan yang terjadi
pada waktu itu, diantaranya adalah “melakukan pemberantasan kepada orang-orang
murtad, orang-orang yang tidak mau membanyar zakat, dan yang mengaku sebagai
nabi.”  Selain itu kerja keras yang beliau lakukan pada masa pemerintahannya adalah
menerima gagasan untuk menghimpun Al-Qur’an dalam satu mushaf. Yang mana
Umar bin Khattab adalah orang pertama yang mengusulkannya. Hal ini dilakukan
untuk menjaga kemurnian Al-Qur’an karena pada waktu itu para sahabat yang hafal 
Al-Qur’an banyak yang gugur dimedan perang. Inilah untuk pertama kalinya Al-
Qur’an dihimpun.
Perluasan wilayah pada masa Abu Bakar ash-Siddiq ditujukan ke Persia dan
Syiria (yang dikuasai oleh Romawi timur dibawah pimpinan Kaisar Heraklius).

Di wilayah Persia, Abu Bakar mengangkat Khalid bin Walid dan Mutsanna
bin Haritsah sebagai panglima. dan mereka menuai kesuksesan dalam menakhlukkan
wilayah ini, setelah itu khalifah Abu bakar memerintahkan kepada kedua panglima
tadi untuk membantu dan bergabung dengan pasukan islam yang ada diSyiria. Usaha
perluasan wilayah di Syiria, Abu Bakar menugaskan 4 panglima perang, diantaranya:

a.       “Yazid bin Abu Sofyan, ditempatkan di Damaskus


b.      Abu Ubaidah bin Jarrah, ditempatkan di Homs dan sebagai penglima besar
c.       Amr bin Ash, ditugaskan di Palestina
d.      Surahbil bin Hasanah, ditugaskan di Yordania”.

Sebenarnya pengembangan islam di Syiria sudah dimulai ketika Nabi akan


wafat dibawah pimpinan Usamah bin Zaid, namun berhenti ketika mendengar berita
bahwa Nabi Muhammad saw. Wafat. Dan perluasan wilayah ini dilanjutkan kembali
pada masa pemerintahan Abu Bakar, usaha ini di pimpin oleh 4 panglima yang telah
penulis sebutkan sebelumnya dan diperkuat lagi dengan pasukan Khalid bin Walid
dan Mutsanna nin Haritsah. Ditengah berkecamuknya perang melawan Romawi ini
terdengar kabar bahwa Abu Bakar Ash-Siddiq wafat pada tahun 13H/ 634M. dan
kekhalifahan dipegang oleh Umar bin Khattab.

2.      Umar bin Khattab (643-644 M / 13-23 H)


Dalam peradaban islam umar sangatlah berarti penting, jasa-jasanya untuk
perkembangan islam dan kepentingan umat sangat kuat. Dapat diibaratkan, Umar bin
Khattab bagaikan mutiara yang cemerlang dalam sejarah perkembangan islam. Para
ahli sejarah sepakat bahwa umar bin khattab adalah seorang negarawan, seorang
jendral yang ahli dalam strategi perang, pemimpin umat dan negara yang jujur, adil,
disiplin, dan sangat sedrehana.
Banyak sekali perjuangan dan jasa-jasa Umar bin Khattab, di antara jasa dan
hasil perjuangan Umar bin Khattab adalah sebagai berikut :

a)      Perluasan wilayah

Pada masa pemerintahan Umar usaha pengembangan wilayah terus


dilanjutkan. Khalifah Umar bin khattab melanjutkan perluasan dan pengembangan
islam ke persia yang telah dimulai sejak khalifah Abu Bakar.
Beliau juga mengembangkan kekuasaan islam ke mesir, yang pada saat itu
penduduk mesir sedang mendapatkan penganiayaan dari bangsa romawi dan sangat
membutuhkan bantuan dari orang-orang islam.
Karena perluasan daerah terjadi dengan cepat,  Umar segera mengatur
administrasi negara dengan mencontoh administrasi yang sudah berkembang terutama
di Persia.

b)      Bidang Pemerintahan

Khalifah Umar bi Khattab sangat memperhatikan hal-hal yang berkaitan


dengan kelancaran pemerintahan. Pembangunan fasilitas kepemerintahan di masa
khalifah Umar sangat maju pesat. Di antara sarana-sarana pemerintahan yang
dibangun adalah :

1)      Mendirikan baitul mal


2)      Mencetak mata uang negara
3)      Membentuk pasukan penjaga tapal batas
4)      membentuk peraturan gaji pegawai pemerintah
5)      membuat sarana komunikasi dan informasi

3.      Ustman bin Affan

Ibnu Abdil Barr mengatakan, “Utsman dibaiat sebagai khalifah pada sabtu, 1
Muharram 24 H setelah tiga hari dari pemakaman Umar bin Al-Khathab.

Khalifah sebelumnya, Umar bin Al-Khathab telah menyiapkan sebuah komite


yang terdiri dari enam dari sepuluh orang sahabat Rasulullah untuk memilih khalifah
diantara mereka. Mereka adalah Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Zubair bin
Awwam, thalhah bin Ubaidillah, Abdurahman bin Auf, dan Sa’ad bin Abi waqqash.
Di antara mereka yang di pilih sebagai khalifah islam yang ketiga adalah Utsman bin
Affan.

Enam tahun pertama masa pemerintahan Utsman bin Affan berjalan dengan
damai, namun enam tahun masa pemerintahan sesudahnya, terjadi pemberontakan.
Sayangnya utsman tidak isa menindak tegas para pemberontak ini. Beliau selalu
berusaha untuk membangun komunikasi yang berlandaskan kasih sayang dan
berlandaskan hati. Tatkala para pemberontak memaksa untuk melepaskan kursi
kekhalifahan, beliau menolak dengan mengutip perkataan Rasulullah. “suatu saat
nanti mungkin Allah akan memakaikan baju padamu, wahai utsman. Dan jika orang –
orang menghendakimu untuk melepaskannya, jangan lepaskan hanya karena oang –
orang itu.”
Setelah terjadi pengepungan yang lama, akhirnya pemberontak  berhasil
memasuki rumah utsman dan membunuhnya. Utsman bi Affan syahid pada hari
jumat, 17 Dzulhijjah 35 H, setelah memerintah selama 12 tahun, sejak tahun 23 H.
Selama masa kekhalifahan utsman bin affan, kejayaan islam terbentang dari
Armenia, kaukasia, khurasan, kirman, sijistan, Cyprus, sampai mencapai afrika utara.
Kontribusi utsman yang paling besar dalam sejarah islam adalah kompilasi dari teks
asli Al-Qur’an yang lengkap. Banyak salinan Al qur’an berdasarkan teks asli juga
dibuat dan di distribusikan keseluruh dunia islam. Dalam mengerjakan proyek besar
ini, beliau dibantu dan banyak mendapatkan masukan dari Zaid bin Tsabit, Abdullah
bin Zubair, Said bin Al-Ash dan Abdurahman bin Al-Harits. Utsman berhasil
membangun administrasi kekhalifahan yang terpusat dan memantapkan penerbitan
Al-Qur’an yang resmi.

Pengadilan agama yang semula dilakukan di masjid, oleh utsman dibangun


gedung baru, khusus gedung pengadilan. Beliau juga yang mengadakan perluasan
Masjid Nabawi dan Masjidil haram serta membentuk armada laut islam yang pertama
ketika terjadi perang Dzatuswari (perang tiang kapal) yang di pimpin Muawiyah bin
Abi Sufyan pada 31 H.

        Utsman bin Affan bin Abul Ash lahir dari keluarga yang kaya dan berpengaruh
dari suku bangsa quraish silsilah bai umayyah. Usia beliau lebih muda lima tahun dari
Rasulullah. Ia mendapatkan pendidikan yang baik, belajar membaca dan menulis pada
usia dini. Di masa mudanya, ia telan menjadi seorang pedagang yang kaya dan
dermawan. Dua kisah diatas merupakan bukti kedermawaannya.

Utsman berasal dari starta social dan ekonomi tinggi yang pertama – tama
memeluk islam.  Ia memiliki kepribadian yang baik, bahkan sebelum memeluk islam,
utsman terkenal dengan kejujuran dan integritasnya. Rasulullah berkata, “orang yang
paling penuh kasih sayang dari umatku kepada umatku adalah abu bakar, yang paling
gagah berani membela agama Allah adalah umar, dan yang paling jujur
kerendahatiannya adalah utsman.
Mengenai sifat rendah hatinya ini, Rasulullah berkata, “ bukankah pantas saya
merasa rendah hati terhadap seseorang bahkan malaikat pun berendah hati
terhadapnya?”

Kepribadian utsman benar – benar merupakan gambaran dari akhlak yang baik
yang baik menurut islam (akhlakul karimah). Ia jujur, dermawan, dan sangat baik hati.
Rasulullah mencintai utsman karena akhlaknya, mungkin itulah alas an mengapa
beliau mengizinkan dua anaknya untuk menjadi istri utsman. Yang pertama adalah
Ruqayyah. Ia meninggal setelah perang badar. Rasulullah sangat tersentuh akan
kesedihan yang dialami oleh utsman sepeninggal Ruqayyah dan menasehati utsman
untuk menikahi seorang lagi anak perempuan beliau Ummu Kultsum. Karena
kehormatan yang besar dapat menikahi dua anak perempuan Rasulullah, utsman
terkenal dengan sebutan Dzun Nurain atau sang pemilik dua cahaya.

Kedermawanan utsman tampak pada kehidupannya sehari – hari. Ketika


bencana kekeringan melanda madinah, kaum muslimin terpaksa menggunakan sumur
rum sebagai sumber mata air satu satunya. Sayangnya, sumur  tersebut milik yusur,
seorang yahudi tua yang serakah. Untuk mengambil air sumur itu, kaum muslimin
harus membayar mahal dengan harga yang ditetapkan si yahudi.

4.      Ali bin Abi Thalib (35 – 40 H/656 – 661 M)

Dia adalah khalifah keempat dari khulafaur Rasyidin. Ayahnya abu thalib bin
Abdil Muthalib bin Hasyim bin Abdi Manaf. Ibunya Fatimah binti Asad bin Hasyim
bin Abdi Manaf. Jadi, baik dari ayah maupun ibunya, ali adalah keturunan Bani
Hasyim.

Setelah terbunuhya Utsman, kaum muslimin memilih Ali untuk menjadi


pemimpin mereka. Pada masa Ali timbul beberapa gerakan yang menentang
pemerintahan. Karena itu, selama memerintah beliau banyak mencurahkan
perhatiannya pada pembangunan dan penerbitan keadaan dalam negeri, kholifah Ali
mempunyai watak pemberani, pandai memanah dan memainkan pedang, ahli hukum
agama. Beliau selalu ikut dalam suatu perang besar Rasulullah kecuali perang Tabuk.
Dalam pemerintahannya, beliau melakukan penggantian para gubernur yang di angkat
oleh Usman. Tindakan ini menimbulkan beberapa akibat, diantaranya munculnya tiga
golongan( golongan Ali, golongan Muawiyahh, dan golongan Aisyah, Zubair dan
Thalhah). Meletusnya perang Jamal, perselisihan Ali dan Muawiyah dan terjadi
perang Shiffin. Akibat dari perang Shiffin muncullah Khowarij dan Syi’ah. Khowarij
adalah kelompok yang keluar dari golongan Ali karena tidak setuju dengan kebijakan
Ali memberhentikan perang Shiffin disaat pihaknya merasa hampir menang, di
samping tidak setuju diadakannya pertempuran perdamaian dengan pihak Muawiyah
di Daumatul Jandal. Peristiwa ini dikenal dengan peristiwa Majelis Taklim Daumatul
Jandal. Sedangkan Syi’ah adalah golongan yang tetap loyal terhadap Ali.

Beberapa orang Khowarij yang beranggapan bahwa pangkal kekacauan di


kalangan umat Islam ada tiga orang Imam yaitu: Ali, Muawiyah dan Amru bin As.
Karena itu mereka harus di bunuh. Asda tiga orang Khowarij yang bertugas
membunuh mereka yaitu Abd.Rahman bin Muljani bertugas membunuh Ali dan ia
berhasil, Barak bin Abdullah bertugas membunuh Muawiyah dan tikamannya hanya
mengenai pinggul dan ia tidak meninggal, bahkan Barak sendiri di bunuh sedangkan
Amir bin Bakri bertugas membunuh Amr bin Ash dan tidak berhasil karena tidak
hadir mengimami sholat, sehingga yang terbunuh adalah wakilnya. Selama masa
Khulafaurrasyidin, dalam bidang kebudayaan mengalami kemajuan, misalnya
munculnya seni sastra dan bangunan yang meliputi:

a.       Seni bangunan sipil( seperti  pembuatan gedung)


b.      Seni bangunan agama( seperti pembangunan masjid)
c.       Seni bangunan militer( seperti pembangunan benteng pertahanan)

Departemen yang di bentuk antara lain:

a.       Al- Nidham Al- Siyasi( menangani masalah politik)


b.      An- Nidham Al- Idari( menangani administrasi negara)
c.       Al- Nidham Al- Mali( menangani keuangan dan ekonomi negara)
d.      An- Nidam Al- Harbi( menangani angkatan perang dan perlengkapannya)
e.       An- Nidham Al- Qadha’( menangani masalah kehakiman)

D.    Sistem Pengangkatan Sebagai Khalifah

a.      Abu Bakar

Setelah Nabi Wafat terjadilah perdebatan sengit antar kaum muslimin yaitu
kaum Muhajirin dan Anshar, keduanya saling mengklaim bahwa kelompoknya yang
paling berhak menjadi pemimpin umat Islam. Semua itu disebabkan karena sebelum
nabi wafat, beliau tidak meninggalkan wasiat siapakah yang akan menggantikan
beliau, nampaknya beliau menyerahkan urusan ini kepada umat. Namun dengan
semangat ukhuwah Islamiyah yang tinggi abu bakar terpilih sebagai khalifah.

b.      Umar bin Khatab

Umar diangkat menjadi khalifah atas pilihan pemuka-pemuka sahabat,


pengangkatan ketika berlangsung umar sedang sakit sedangkan barisan depan
pasukan Islam mengancam Palestina, Iraq Dan Kerajan Hirah. Hal ini ditujukan untuk
mengantisipasi terpecahnya orang-orang musim. Ternyata kebijakan abu bakar
diterima masyarakat yang segera membaiat Umar.

c.       Ustman bin Affan

Saat akan meninggal umar mengajukan enam calon khalifah yang salah
satunya diantaranya akan dipilih menggantikan dirinya, empat calon mengundurkan
diri, sehingga tinggalah Ustman dan Ali sebagai kontestan jedua orang itu menerima
keputusan abdur rahman ibn auf, yang pada hari ketiga merekam suaranya untuk
Ustman menjadi khalifah Islam ke tiga. Terpilihnya Ustman diikuti dukungan dan
sumpah penduduk Madinah kepadanya.

d.      Ali bin abi Thalib


Kepemimpinan ali adalah pemilihan masyarakat muslim, karena setelah
Ustman wafat masyarakat beramai-ramai membaiat ali sebagai khalifah

E.     Kebijakan Dalam Perkembangan Islam

Abu bakar ash Shiddiq (632-634 M)

                     Perbaikan sosial, yakni menciptakan stabilitas wilayah Islam


                     Pengumpulan ayat-ayat suci al-Qur’an
                     Perluasan dan penyebaran Islam ke Iraq, Persi Dan Syiria

Setelah memerintah Islam selama dua tahun tiga bulan satu hari, abu bakar
wafat dalam usia 63 tahun pada hari senin tanggal 23 jumadilakhir tahun ke-13 H/634
M dan dimakamkan di dekat makam Rasulullah Saw.

Umar bin Khatab (634-644 M)

                     Dalam masa sepuluh tahun pemerintahannya, beliau dapat mengembangkan
perluasan Islam sampai ke Syiria, Palestinma, Iraq, Persia, Dan Mesir.
                     Membagi daerah kekuasaan Islam menjadi beberapa wilayah dan dibawah
kekuasaan seorang gubernur, seperti kuffah dengan gubernur Attab bin Kazwan
                     Membentuk dewan-dewan, seperti baitul mal (bendaharawan negara) yang
mengatur masuk keluarnya uang dan dewan angkatan perang yang bertugas menulis
nama-nama tentara dan mengatur gaji mereka.
                     Menetapkan tahun hijriyah sebagai tahun Islam.
                     Membangun masjid-masjid, seperti masjidil haram dan masjid nabawi
                     Penghapusan perbudakan, pembangunan kota, sekolah dan fasilitas umum.
                     Menjadikan shalat tarawih di bulan ramadhan dikerjakan secara berjamaah

Umar bin khatib meninggal dalam usia 63 tahun, yakni tahun 644 M setelah
memerintah 10 tahun 6 bulan.

Ustman bin Affan (644-656 M)


                     Membangun dan memperindah masjid Nabawi di madinah
                     Membentuk angkatan laut
                     Menyebarkan Islam sampai Khurasan, Armenia, Afrika, Rai, Azarbejan,
Amuriyah dan Cyprus.
                     Pengumpulan dan penulisan al-Qur’an
                     Ustman wafat dalam usia 82 tahun, setelah memerintah selama 12 tahun.

Ali bin Abi Thalib (656-661 M)

                     Pemecatan gubernur yang diangkat Ustman yang dianggap nepotisme
                     Menarik kembali tanah yang diberikan Ustman kepada penduduk
BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan

Alkhurafa’ur rasyidin adalah pemimpin yang mendapat petunjuk sesudah nabi


wafat untuk menggantikan beliau melanjutkan tugas-tugas sebagai pemimpin agama
dan kepala pemerintahan. Nama khulafaur rasyidin ini hanya untuk empat sahabat
yang menjadi khalifah secara berturut-turut setelah nabi. Mereka adalah orang-orang
yang sangat setia kepada nabi. Pada masa ini, mereka betul-betul menurut teladan
nabi, mereka dipilih melalui proses musyawarah, yang dalam istilah sekarang disebut
demokratis. Pemerintahan itu sangat berjasa dengan perkembangan Islam,. Karena
pada masa ini banyak mengadakan ekspansi-ekspansi ke daerah yang non muslim

B.     Saran

Demikianlah makkah ini saya buat, apabila ada kata atau penyampaian dari
saya kurang pas saya mohon kritik dan sarannya, karena itu bisa menjadi koreksi bagi
saya dan semoga makalah ini bisa bermanfaat untuk kita semua. Amin .
DAFTAR PUSTAKA

Badri Yatrim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003
Depag RI, Ensiklopedi Islam, Jilid 3, (Jakarta: Anda Utama,1993)
Gufron A. Mas’udi, Ensiklopedi Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1999)
Hussein Bahreisj, 450 Masalah Agama Islam, (Surabaya: al-Ihlas, 1980)
Mohammad Husein, Pemerintahan Islam, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1990)
Tamil Ahmad, Sejarah Muslim Terkemuka, (Jakarta: Tamrint, 1987).
Zainuiddin, Mohammad Jamhari, al Islam 2, (Bandung: Pustaka Setia, 1999)

Anda mungkin juga menyukai