Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

ISIM

Dosen Pengampu:
-

Di susun oleh kelompok 5 :

1. Mita Apriyani
2. Latifa Nur Syabani
3. Adam rizki tamanugraha

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH


FAKULTAS DAKWAH DAN
ILMUKOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga makalah ini
dapat disusun sampai selesai. Jangan lupa kami mengucapkan terima kasih atas bantuan dari
pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan kontribusi baik pikiran maupun
materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah yang berjudul. "Dakwah Pada Masa Khulafa
Al-Rasyidin." ini dapat menambah dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap
lebih jauh lagi agar makalah ini bisa membaca praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai kami merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah
ini.

Jakarta, 6 September 2021

Penulis.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan agama islam berjalan sangat pesat diawali dari zaman
Rasulullah hingga sekarang ini, setelah rasul wafat islam tidak hanya
berhenti disitu saja akan tetapi islam harus tetap berjalan kepemimpinan
umat juga harus ada yang melanjutkan Nabi schagai seorang Rasul utisan
Allah swt memang tidak bisa digantikan, akan tetapi kedudukan Nabi
sebagai kepala pemerintahan tentu saja dapat digantikan.
Penerusan pemerintahan dan dakwah islam kemudian berlanjut dengan
diteruskan oleh para sahabat Rasul. yang kemudian dikenal dengan istilah
masa kekhalifahan
Kata khalifah sebagaimana disebutkan dalam al-Qamus artinya adalah
umat yang melanjutkan generasi umat terdahulu, Sedang al-khalif artinya
"orang yang duduk setelahmu".1
Pada masa pemerintatian empat khalifah tersebut sangat banyak pelajaran
yang dapat dicontoh. Pada setiap masa kepemimpinan empat khalifah
tersebut, terdapat perbedaan dalam hal kepemimpinannya. Baik ditilik pada
sistem pemerintahannya, masalah yang dihadapinya, sikap atau
kepribadiannya dan budaya yang dihasilkan dari masing-masing khalifah
tersebut.
Masa khalifah ini masih mengikuti ajaran-ajaran Nabi, baik dalam
pengangkatan pemimpin dengan cara musyawarah dan kepemimpinan yang
relatif demokrates. Tentu sebagai umat islam hendaknya kita mengetahui
serta memahami sejarah perkembangan agama islam, sehingga dengan
begitu setidaknya kita dapat mengambil pelajaran pada peristiwa-peristiwa
yang terjadi pada sejarah perkembangan islam, agar menjadikan kita lebih
bijaksana lagi dalam hal hersikap.

1
Phrahim al-Quraibi, Tarikh Khalafa, (Jakarta Quthi Press, 2009), him.13.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari uraian latar belakang diatas penulis akan menjelaskan
tulisan ini melalui beberapa rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana problematika atau kondisi umat pasca Rasulullah wafat?
2. Bagaimana perkembangan dakwah pada setiap khalifah?
3. Bagaimana metode dakwah pada masa khulafaur rasyidin?
4. Apa hikmah atau pelajaran yang dapat diambil dari setiap kepemimpinan
empat khalifah?

C. Tujuan Makalah
Berdasarkan dari uraian rumusan masalah diatas dapat dilihat bahwa
tujuan penulisan ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk menjawab pertanyaan rumusan masalah
2. Untuk memenuhi tugas midterm mata kuliah sejarah dakwah
BAB II
PEMBAHASAN

A. Biografi Singkat Khulafa'ur Rasyidin


1. Abu Bakar As-Shidiq
Nama asli Abu Bakar Ash-Shidiq ialah Abdullah ibn Abi Qubaalah *Utsman ibn Umar, yang sanad
keturunannya masih bersambung dengan Nabi SAW yaitu pada Ka'ab. Beliau dilahirkan 5 tahun
setelah kelahiran nabi SAW Pengangkatan Abu Bakar menjadi khalifah dilakukan atas kesepakatan
orang Muhajirin dan Anshor lantaran terjadinya keyakuman dalam kepemimpinan umat Islam pasca
wafatnya Nabi SAW. Orang yang pertama kali membaiat Abu Bakar menjadi khalifah ialah Umar ibn
2
Khatthab kemudian diikuti oleh seluruh orang Muhajirin dan Anshor.

2. Umar ibn Khatthab


Dilahirkan 13 tahun setelah tahun kelahiran Nabi SAW. Nama asli Khalifah Umar ibn Khatab ibn
Nufail ibn Abdil Uzza ibn Rabbah. Beliau juga dijuluki Abu Hafshin yang didapatkan dari Nabi SAW
karena Nabi melihat sifat tegas yang dimilikinya. Abu Hafshin adalah julukan bagi singa Beliau
adalah orang pertama yang dijuluki sebagai Amirul Mukminin secara luas oleh umat. Kekhalifahan
Umar ibn Al Khaththab berlangsung selama 10 tahun, 6 bulan lebih 3 hari. Semenjak tanggal 23
Jumadil Akhir 13 hijriyah hingga 26 Dzulhijjah tahun 23 Hijriyah.

3. Utsman ibn Affan


Utsman ibn Affan adalah seorang saudagar atau pedagang, ia termasuk saudagar yang sukses dan
berhasil, beliau terkenal lembut, sabur, tekun dan pemurah. Dengan ketekunan yang dimilikinya serta
kemurahan hatinya dalam berdagang, pada usia yang masih muda, ia sudah berdagang dinegeri Syam
dan Hirah pada waktu itu negeri Syam masih dijajah kerajaan Romawi, sedangkan Hijrah merupakan
jajahan Persia Dengan pngalaman berdagang, ia memiliki kayaan yang banyak dan sahabat yang
banyak. Beliau berasal dari suku Umayyah ibn Abdu Syams ibn Abdu Manuf, dengan nama asli
Utsman ibn Affan ibn Abi al-Ash. Sebelum beliau masuk Islam beliau tidak banyak mengetahui
tentang Nabi Muhammad SAW, beliau hanya mengetahui tentang beberapa kepribadian Nabi dari
perang lain, ia mengetahui bahwa Nabi Muhammad memiliki kejujuran, ia juga mengetahui sedikit
tentang kepemimpinan Nabi Muhammad SAW, keinginan beliau bertemu dengan Nabi Muhammad
kemudian disampaikan kepada sahabatnya, yaitu Abu Bakar, rumah Abu Bakar tidak terlalu jauh dari
rumah beliau. Beliau masuk Islam sebelum Nabi SAW masuk ke Darul Arqam. Beliau adalah seorang

2
Syckh Harish Dimyathi, Khulasan Tarikh Al-Khulafaa Al-Rasyadan, Altanmasi Press, Hal. 3
Thid, hal 19
yang kaya. Beliau menjabat sebagai khalifah sesudah 'Umar ibn Al Khaththab ra berdasarkan
kesepakatan ahlu syura. Beliau dilahirkan 5 tahun setelah tahun kelahiran Nabi SAW. Beliau terus
menjabat khalifah hingga terbunuh sebagai syahid pada bulan Dzulhijah tahun 35 hijriyah dalam usia
90 tahun menurut salah satu pendapat ulama Kekhalifahan beliau berlangsung selama 12 tahun kurang
tahun 35 hijriyah hingga 19 Ramadhan tahun 40 hijriyah.3

4. Ali ibn Abi Thalib


Lahir 32 tahun setelah tahun kelahiran Nabi SAW, beliau merupakan putra dari paman Nabi SAW
yang mempunyai nama asli Ali ibn Abi Thalib ibn Abdul Mutholib ibn Hasyim. Ali ibn Abi Thalib
adalah orang pertama yang masuk Islam dari kalangan anak-anak. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam menyerahkan kepadanya bendera jihad pada saat perang Khaibar yang dengan perantara
perjuangannyalah Allah memenangkan umat Islam dalam pertempuran. Beliau dibai'at sebagai
khalifah setelah khalifah Utsman terbunuh. Beliau menjadi khalifah secara syar'i hingga watat dalam
keadaan mati syahid pada bulan Ramadhan tahun 40 hijriyah dalam usia 63 tahun. Kehalifahan Ali
berlangsung selama 4 tahun 9 bulan, sejak 19 Dzulhijah 12 hari.4

B. Problematika Ummat Pasca Rasul Wafat


Para sahabat sudah membaca tanda-tanda atau pesan akan berakhirnya masa kenabian melalui
sikap. ucapan Nahi, saat khuthah pada pelaksanaan haji wada (haji terakhir) dan turunnya ayat
Al-Qur'an. Nahi dalam khutbahnya menekankan persoalan kemanusiaan, persamaan, keadilan sosial,
keadilan ekonomi, kebajikan dan solidaritas. Tidak lama dari peristiwa itu, kondisi Nabi sudah mulai
sering sakit dan menunjuk Abu Bakar Ash-Shiddiq schagai pengganti imam shalat. Kondisi sakit Nabi
semakin parah, pada hari senin tanggal 12 Rabiul Awal 11 II atau 8 Juni 632 M Nabi wafat. Peristiwa
ini benar-benar mengejutkan banyak pihak, terlebih lagi Nabi belum pernah mempersiapkan
penggantinya. Suksesi menjadi titik krusial, meski prinsip musyawarah sudah menjadi basic yang
selalu ditanamkan Nabi dalam pengambilan keputusan.

Setelah diketahui Nabi wafat dan tidak meninggalkan wasiat soal pengganti beliau sebagai pemimpin
politik, para sahabat berkumpul dan bermusyawarah untuk menentukan siapa pengganti Nabi dalam
menjalankan dakwah dan pemerintahan. Muhammad sebagai Rasulullah tidak bisa digantikan
sepeninggalnya, namun untuk fungsi Muhammad sebagai kepala pemerintahan dan pemimpin
masyarakat harus harus dilanjutkan. Pengganti pada fungsi kekhalifahan ini harus ada dan tidak boleh
terhenti. Banyak sumber menyebutkan terjadi perdebatan sengit dalam menentukan siapa pengganti

3
Ibid, hal 511
4
ibid., hal. 60
kedudukan Muhammad ini, karena masing-masing pihak merasa punya hak untuk melanjutkan kepala
pemerintahan negara.5
Permasalahan egosentris mereka muncul dan menganggap kelompoknya merasa unggul dan
memiliki hak untuk menggantikan kedudukan kepemimpinan Rasul sebagai kepala pemerintahan.
Bahkan tokoh-tokoh dari kaum Anshar sependapat hak kekhalifahan ada di tangannya, bukandi
tangan kaum Muhajirin.6
Oleh karena itu, pasca wafatnya rasulullah Saw, terjadi kebingungan di kalangan masyarakat
muslim ketika itu. Bahkan ada di antara mereka yang tidak percaya kalau Muhammad sebagai seorang
Nabi utusan Allah, juga bisa wafat. Melihat gejala seperti ini, Abu Bakar mendatangi kelompok
tersebut dan langsung berpidato. Dalam pidatonya ia mengatakan "Wahai manusia, siapa yang
memuja Muhammad, sesungguhnya Muhammad telah wafat, tetapi siapa yang memuja Allah, Allah
hidup selama-lamanya, tidak akan pernah mati. Untuk memerkuat pidatonya itu, Abu Bakar mengutip
ayat QS. Ali Imran: 144.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

‫ض َّر هّٰللا‬ ۤ
َ ُ َّ‫ت ِم ْن قَ ْبلِ ِه الرُّ ُس ُل ۗ اَفَ ۡاِئ ْن َّما تَ اَوْ قُتِ َل ا ْنقَلَ ْبتُ ْم ع َٰلى اَ ْعقَا بِ ُك ْم ۗ  َو َم ْن يَّ ْنقَلِبْ ع َٰلى َعقِبَ ْي ِه فَلَ ْن ي‬
ْ َ‫َو َما ُم َح َّم ٌد اِاَّل َرسُوْ ٌل ۚ قَ ْد َخل‬
َ‫َشيْــًئا ۗ  َو َسيَجْ ِزى هّٰللا ُ ال ٰ ّش ِك ِر ْين‬

Artinya:
"Dan Muhammad hanyalah seorang rasul; sebelumnya telah berlalu beberapa rasul. Apakah jika dia
wafat atau dibunuh, kamu berbalik ke belakang (murtad)? Barang siapa berbalik ke belakang, maka
dia tidak akan merugikan Allah sedikit pun. Allah akan memberi balasan kepada orang yang
bersyukur."
(QS. Ali 'Imran 3: Ayat 144)

Selain itu, dalam situasi seperti ini, muncul beberapa kelompok masyarakat muslim Madinah yang
tengah bermusyawarah guna menentukan siapa pengganti Muhammad Saw sebagai pemimpin
pemerintahan dan pemimpin masyarakat. Mereka, kaum Anshar tengah mendiskusikan siapa yang
akan menggantkan posisi politik dan kepemimpinan Muhammad Saw. Mereka mencalonkan
kandidatnya, bernama Sa'ad bin Ubudah. Sementara dari Muhajirin Umar mencalonkan Abu Bakar.

5
M. Natsir, Fiqhud Dakwah (Jakarta: Dewan Islamiyah Indonesia 1997,) hal 36.
6
Joesoef Sou yo. Sejarah Dakwah Khulafaur Rasyidin, (Jakarta: Bulan Bintang, 1979), hlm.
18-19.
Kendati Nabi tidak menunjuk penggantinya sebelum wafat, dengan mempertimbangkan banyak hal,
ummat islam menyadari hetul bahwa posisi Abu Bakar Ash-Shiddiq menjadi prioritas pertimbangan
sebagai pengganti Rasulullah sebagai kepala pemerintahan. Umat islam juga benar-benar menyadari
cara pergantian harus melalui musyawarah, agar monopoli dan perampasan kekuasaan tidak terjadi.
Pemaksaan pribadi untuk mencapai kekuasaan tidak terjadi, karena semua dikembalikan kepada umat
islam. Keberhasilan menentukan Abu Bakar Ash-Shiddiq menjadi pengganti Muhammad, sudah tentu
ada proses dan gesekan kecil dalam berpendapat merupakan hal yang wajar dalam musyawarah atau
caru demokrasi.

Keberhasilan meraih Abu Bakar Ash-Shiddiq sebagai khalifah perkara melalui lembaga musyawarah.
merupakan tradisi baru dan merupakan pengalaman pertama bagaimana membangun kebudayaan
dalam politik islam. Peristiwa kepemimpinan ini jelas menjadi momen terbaik untuk penentuan
kepemimpinan pasca kenabian. Pemimpin umat islam pasca kenabian ini disebut dengan Khalifah
masulillah (pengganti rasul) atau disebut saja dengan khalifah, memakan simbol kebudayaan
kedepannya akan menjadi ragakan islam dalam melakukan sukseksi kepemimpinan.

Kedudukan Khalifah rasyidah dalam pemerintahan membawa dua misi utama, yaitu sebagai
pemimpin politik yang harus menjaga keutuhan wilayah teritorial, menjaga kedamaian dan
kesejahteraan masyarakatnya. Kemudian pekerjaan yang harus dipegang khalifah adalah membawa
misi dakwah untuk melanjutkan perjuangan. Muhammad sebagai pemimpin agama, sehingga di
tangan khalifah ada kewajiban menjalankan tatanan agama secara benar, menyeluruh dan terpadu.7

Sepeninggal Rasulullah banyak masalah yang dihadapi para sahabat, mulai dari soal pemurtadan,
keberadaan nabi palsu, keengganan membayar pajak, hingga persoalan politik yang menyangkut
suksesi kepemimpinan pasca kenabian.8

C. Gerakan Dakwah Yang Dilakukan Pada Masa Khulafa'ur Rasyidin


1. Dakwah pada masa Abu Bakar As-Shidiq
Abu Bakar yang memerintah selama dua setengah tahun tepatnya dua tahun tiga bulan dua puluh
hari. Walau masa pemerintahannya sangat singkat namun sarat dengan amal dan jihad. Di saat Abu
Bakar memerintah tiba-tiba Madinah dikejutkan oleh gerakan yang menggerogoti sistem Islam yang
meluas hampir ke semenanjung Arabia. Bentuk gerakana tersebut ialah: murtad dari agama Islam

7
Khoiro Ummatin, Sejarah Islam dan Kebudayaan Lokal, (Yogyakarta: Kalimedia, 2015),
hlm.56 58
8
Musthafa Murad, Kisah Hidup Abu Bakar Al Shiddiq, (Jakarta: Zaman, 2012), hlm.109.
karena mengikuti nabi palsu yaitu Musailamah al-Kadzab, Thulaihah al-Asad dan al-Aswad al Anasi
dari Yaman; keengganan membayar zakat karena mengikuti Malik ibu Nawiroh dari Bani Tamim. 9

Selain menghadapi rongrongan dari dalam Islam sendiri Abu Bakar juga melakukan ekspansi wilayah
keluar daerah diantara hingga mencapai Bashrah, Qatar, Kuwait, Iraq, bahkan hingga daerah
kekuasaan kekaisaran Romawi yang meliputi Mesir. Syiria dan Palestina.
Gerakan dakwah yang paling menonjol pada Khalifah Abu Bakar ialah pengumpulan Al Qur'an.
Alasan utama dikumpulkannya Al-Qur'an ialah rasa kekhawatiran seorang Umar ibn Khatthab
terhadap masa depan Islam jika kadar intinya yang menjaga Islam dengan Al Qur'an (Qurra dan
Huffadz) gugur satu per satu di medan perang

2. Dakwah pada masa Umar ibn Khatthabo


a. Penyempurnaan Fath Irak
Irak dijadikan pangkalan kekuatan kaum Muslimin untuk melakukan perluasan ke negeri-negeri
Persia lainnya. Irak saat itu meliputi kawasan Kuffah (ibu kota Islam pada masa Ali), kemudian
Baghdad (ibu kota Islam pada masa Abbasiyah), dan Samra yang didirika pada masa Mu'tasyim.

b. Iran
Setelah Irak ditaklukan negeri-negeri lain di Persia juga ditaklukan. diantaranya negeri-negeri di
seberang sungai. Dengan demikian habislah riwayat Imperium Persia.

c. Syam dan Palestina


Ketika khalifah pertama Abu bakar meninggal dunia sedang berlangsung di Syam dibawah
komando Khalid ibnn Walid, dibantu oleh Abu Ubaidah ibn Jarrah, Amr ibn Ash, Yazid ibn Ahi
Sufyan Syurahbil ibn Hasanah. Ketika Umar diangkat menjadi Khalifah. heliau mengangkat Abu
Ubaidah sebagai panglima teringgi untuk kawasan Syam. Khalid dikirimi surat pengunduran dirinya
saat perang sedang berlangsung, pakar sejarah berpendapat peristiwa ini terjadi pada perang Yarmuk.
Khalid menerima keputusan itu, beliau tetap aktif ikut dalam peperangan dibawah komando Abu
Ubaidah. Sebagian ahli sejarah mengatakan ditunjuk Abu Ubaidah oleh Umar karena lapangan sa'at
itu membutuhkan pemimpin yang kriterianya ada pada Abu Ubaidah, beliau memiliki keahlian dalam
hal lobby dan administrasi, sedangkan keahlian Khalid adalah strategi perang.

9
Wahyu Illahi Dan Harjani Efendi Sejarah Dakwah. Edisi Pertama. Cetakan Ke-1. Hal 94
d. Yordania
Dalam upaya perluasan daerah kewilayah ini, kaum muslimin harus mengambil jalan terakhir, yaitu
menghadapi pasukan Romawi yang tidak mau mempersilahkan kaum muslimin melakukan dakwah
secara damai. Kaum muslimin berhasil memenangkan pertempuran

e. Syiria
Pasukan Islam melanjutan perjalanannya menuju Dimasyq (damaskus) dibawah komando
Ubaidillah ibn Jarrah. Setelah Syiria tunduk, pasukan bergerak menuju ke utara. Yaitu Hims, Hamat,
Halb, Shoid, dan Bairut.

f. Palestina
Sejak terjadinya peristiwa ista' mi'raj, negeri Palestina tidak bisa dipisahkan dengan kaum muslimin.
Aqhsa adalah negeri suci ketiga yang diperintahkan kepada kaum muslimin untuk dikunjungi.
Berdasarkan kenyataan tersebut, kaum muslimin betul-betul serius untuk membebaskan negeri ini dari
kekuasaan Romawi. Namun akhirnya mereka memilih damai dan meminta kepada pasukan agar
langsung menghadirkan Umar ibn Khatthab perihal tersebut. Di pintu negeri Palestina, Umar
disambut oleh Beartrick Ciprunius dan sebagian pemimpin kaum muslimin. Pada kesepakatan itu
Umar membuat kesepakatan untuk memberikan rasa aman, yaitu keamanan harta benda dan jiwa dan
syiar keagamaan kepada penduduk asli. Kesepakatan itu dikenal dengan perjanjian Umar, Ketika
waktu sholat ashar Umar menolak untuk sholat di gereja Qiamat, tetapi beliau sholat diluarnya,
khawatir dikemudian hari kaum muslimin mengikuti sunnah Umar. Perbuatan Umar ini menegaskan
bagaimana toleransi kaum muslimin dengan orang yang tidak seagama.

g. Ekspedisi kawasan Maghribi


Ekspdisi penyiaran Islam keluar kawasan Arab kemudian memecah diri ke beberapa penjuru.
Disamping gerakan kearah timur mereka juga bergerak kearah barat. Pasukan sebesar 4000 orang
prajurit muslim bergerak ke Mesir dibawa panglima Amr ibn Ash, Sepanjang perjalanan tampaknya
besar pasukan makin bertambah. sampai mencapai 20.000 orang. Hal ini menimbulkan kesan bagi
orang Islam telah membangkitkan daya tarik untuk bergabung dalam pasukan dibawah panji-panji
Islam. Sukses kembali ada di prajurit berkuda kaum muslimin yang telah terlatih pula. Seruan kalimat
Allahu akbar disetiap medan perang tampaknya menimbulkan efek ganda. Disatu sisi berhasil
membangkitkan semangat dan ketegaran bagi umat Islam dalam melaksanakan misi suci mereka
dalam penyebaran Islam, Langkah selanjutnya yang dilakukan oleh Khalid ibn Walid adalah
menjadikan kota heliopolis sebagai ibu kota Islam di Mesir. Dalam perkembangan selanjutnya kota ini
dikenal dengan sebutan Cairo Lama yang kelak mejadi ibu kota Mesir.
Setelah mendapatkan izin dan restu khalifah pasukan Amr ibn Ash meneruskan eksedisinya
kawasan matahari tenggelam dijalur Afrika Utara. Dalam ungkapan bahasa Arab kawasan itu disebut
kawasan Magribi, yang berasal dari dari kata ghurubi syamsy yang berarti tenggelam matahari.

Tidak seorang prajurit dan orag Arab berhak atas kawasan baru itu. Semua kawasan dan kekayaan
baru langsung menjadi milik Islam. Penguasa setempat tidak dipaksa untuk memeluk Islam keuali atas
kemauan sendiri. Mereka diberi hak untuk meneruskan kepemimpinan otonom dikawasan mereka
dengan kewajiban untuk membayar pajak perlindungan (jizyah) kepada kekhalifahan di Madinah.

3. Dakwah pada masa 'Utsman ibn Affan


Melalui proses yang panjang, maka terpilihlah Utsman ibn Affan sebagai khalifah. Pada masa
kekhalifahannya langkah yang diambil ialah sebagai berikut:

a. Perluasan wilayah Pada masa khalifah Utsman inilah pertama kali dibentuk angkatan laut untuk
menyerang daerah kepulauan yang terletak di laut tengah. Masa ini juga dibangun kapal perang
sehingga dapat menaklukkan wilayah hingga mencapai Asia dan Afrika. seperti daerah Herat, Kabul,
Ghazni, dan Asia Tengah, juga Armenia. Tunisia, Cyprus, Rhodes dan sisa dari wilayah Persia.

b. Sosial budaya
Membangun bendungan besar untuk mencegah banjir dan mengatur pembagian air ke kota.
Membangun jalan, jembatan. masjid, rumah, penginapan para tamu dalam berbagai bentuk serta
memperluas Masjid Nabawi di Madinah.

Namun pada pertengahan kedua pemerintah Utsman retak ditimpa perpecahan yang disebabkan
karena kebijakan Utsman dalam mengganti para gubernur yang diangkat Umar yang didominasi dari
keluarga Bani Umayyah. Sebagai contohnya khalifah Utsman mengganti Sa'ad ibn Abi Waqash yang
merupakan gubernur Kufah dengan Walid ihn Uqhah yang merupakan saudara se-ibu khalifah
Utsman.

c. Penetapan Mushaf "Utsmani.


Umat Islam pada masa khalifah Utsman tinggal dalam wilayah yang sangat luas dan
terpencar-pencar, sehingga penduduk masing-masing daerah tersebut membaca ayat-ayat Al Qur'an
menurut bacaan yang mereka pelajari dari tokoh sahabat yang terkenal dari wilayah mereka (di Syiria
masyarakat mengacu pada bacaan Ubay ibn Ka'ab, di Kufah masyarakat mengacu pada bacaan
Abdullah ibn Mas'ud). Persoalan tersebut menimbulkan perselisihan di kalangan umat Islam.
Untuk mengatasi hal tersebut khalifah Utsman membentuk sebuah tim yang bertugas untuk
menyalin dan mengkodifikasikan ayat-ayat Al Qur'an ke dalam satu mushaf resmi yang diketuai oleh
Zaid ibn Tsabit. Mushaf tersebut dibuat lima buah, empat buah dikirim ke wilayah Makkah, Syiria,
Kufah. Bashrah dan satu tinggal di Madinah. Mushaf hasil kerja dari tim kodifikasi Al Qur'an pada
masa khalifah Utsman yang tinggal di Madinah disebut dengan Mushaf *Utsmani atau Mushaf
Al-Imam yang sampai sekarang masih kita gunakan, bahan digunakan di selruh penjuru dunia..

4. Dakwah pada masa Ali ibn Abi Thalib


Sejarah kepemimpinan khalifah Ali adalah sejarah terakhir masa kekhalifahan umat Islam dalam
sejarah setelah masa kenabian. Pada saat diangkat menjadi khalifah, mewarisi kondisi yang sedang
kacau, Ketegangan politik terjadi akibat pembunuhan atas khalifah Utsman. Seluruh jabatan gubernur
saat itu hampir seluruhnya diduduki oleh keluarga Umayyah Para gubernur ini menuntut Ali untuk
mengadili pembunuh Utsman.

Gerakan dakwah yang telah dilakukan oleh khalifah Ali secara garis besar dapat diperinci sebagai
berikut:

a. Merombak para pejabat teras, terutama pejabat yang di dominasi oleh keluarga Bani Umayyah.
b. Menyamakan kedudukan seseorang dimata hukum. Seperti ketika khalifah Ali menuduh seorang
Yahudi mengambil baju besi kepada hakim. Dipihak Ali memiliki keyakinan bahwa si Yahudi tersebut
mencuri baju besinya, sedangkan di pihak Yahudi bersikukuh bahwa baju besi itu ia dapat dengan
membelinya dari orang lain. Hakim pun kemudian memutuskan bahwa yang berhak atas baju besi itu
adalah si Yahudi karena dari pihak Ali tidak dapat menghadirkan saksi bahwa baju besi itu milik
beliau. Hal inilah yang membuat si Yahudi terkesima dan terkagum-kagum betapa adilnya hukum
Islam, bahkan karena kejadian ini sampai membuat si Yahudi bersyahadat dan menyatakan
keIslamannya.

D. Unsur-Unsur Pendekatan Dakwah Pada Masa Khulafa'urrasyidin


Kekuasaan khulaf urrasyidin berumur kurang lebih 30 tahun. Srtuktur dakwah pada masa
khulafa'urrasyidin meliputi unsur-unsur dakwah sebagai berikut:

a. Da'i
Pengganti Rasulullah saw adalah Khulafa'ur rasyidin, mereka adalah Abu Bakar Ash-Shiddiq, Umar
Bin Khattab, Usman Bin Affan, dan Ali Bin Abi Thalib. Ke empat sahabat Nabi ini berperan sebagai
ulama yang menyebarkan Agama Islam sekaligus berperan sebagai seorang Khalifah (pemimpin).
Para da'i pada masa khulafa'urrasyidin ini adalah Abu Bakar Ash-Shiddiq. Umar Bin Khattab, Usman
Bin Afan, dan Ali Bin Abi Thalib. Mereka lah yang berperan dalam dakwah pada masa
khulafa'urrasyidin dan mereka lah yang menggantikan Nabi dalam menjadi seorang kepala negara.
Sehingga corak Da'i pada masa Khulafa'ur rasyidin ini adalah Al-Ulama wa Al-Umara".

b. Mad'u
Kondisi madu pada masa khulafa'urrasyidin adalah bersifat ijabah, karena pada masa Rasulullah
sudah banyak orang yang memeluk Agama Islam. Khulafa'urrasyidin hanya tinggal meneruskan
perjuangan dakwah Rasulullah, namun masih banyak umat yang belum menerima Islam sebagai
Agamanya, seperti orang-orang Qurasyi dan Yahudi, sehingga mad'u pada masa Kulafaurrasyidin
bercorak ijabah dan ummah.

c. Materi
Materi yang diterapkan pada masa khulafa'urrasyidin adalah aqidah, syari'ah dan mu'amalah. Adapun
aqidah dengan cara mentauhidkan atau meng- Esakan Allah, sedangkan syari'ah dengan diajarkannya
tata cara tentang berwudhu, sholat dan mambaca Al-Qur'an, adapun mu'amalah yaitu dengan
ditetapkannya zakat bagi orang-orang muslim yang diserahkan kepada baitul maal dan pajak bagi
orang-orang non-muslim.

d. Metode:
Secara umum, metode pengembangan dakwah yang dilakukakan khulafa'urraasyidin adalah:10
pertama, konsolidasi dalam pembinaan dan peninggkatan kualitas sumber daya kaum muslim. Hal ini
dilakukan melalui pengiriman dan penyebaran para cendekiawan sahabat (qura huffadz dan fuqaha)
dikalangan para sahabat besar (Akabir Ash-shahabah) ke wilayah-wilayah kekuasan yang semakin
luas.

Kedua, melalui upaya futuhat, yakni proses penyebaran. penghadiran dan penyampaian risalah-risalah
islam ke daerah-daerah tertentu dengan tidak memaksa masyarakat (mad'u.). Dengan demikian.
banyak daerah yang mengakui dan memasuki islam tanpa paksaan melainkan atas dasar kebebasan,
kesadaran, dan pilihan nuraninya. Kedua langkah pengembangan metode dakwah strategis
khulafa'urrasyidin ini. secara lebih terperinci, dapat dikaji dalam sejarah peradaban muslim. Adapun
secara khusus langkah-langkah metode pengembangan dakwah yang dijalankan oleh
khulafa'urrasyidin, dapat dilihat dari spesifikasi kebijakan dan perjuangannya masing-masing.

1. Abu Bakar Ash-Shiddiq (632-634)

10
Asep M. & Agins A. S. Metode Pengembangan Dakwah, thn 2002, cet 1, hal 17
Beberapa langkah strategis yang dilakukan Abu Bakar dalam upaya mengembangkan dakwah islam,
diantaranya adalah:

● Menciptakan stabilitas melalui pembinaan, pembenahan, dan penyelesaian persoalan intern


dikalangan kaum muslimin, yakni menumpas dan meluruskan situasi anarkis dalam negeri
yang timbul akibat pemberontakan kaum munafik dan gerakan penentang kewajiban zakat
yang lahir dari fanatisme kesukuan, dan munculnya pengakuan nabi palsu.
● Mengalihkan perhatian pada upaya melakukan futuhat. ekspedisi ke Syiria demi
pengembangan wilayah Islam
● Merintis mujelis Syuri.
Upaya memelihara dan mengumpulkan ayat-ayat Al-qur'an sebagai rujukan dasar dakwah.

2. Umar ibn Al-Khattab (13-24 H/634-644 M)


Berikut adalah beberapa langkah dakwah yang dilakukan Umar ibn Al-khattab.
● Pembenahan manajemen dan administrasi kepemerintahan
● Pembenahan dan pembentukan pranata hukum dan sistem pengadilan Penetapan
sistem kalender hijriah
● Memperkokoh majelis syura dan sistem konstitusi negara berdasarkan sistem teo
demokratis.
Upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat, dengan dibangunnya beberapa sarana
umum, seperti irigasi pertanian, sistem keuangan negara, bait al-mual dan sebagainya
Pembinaan masyarakat dan upaya futuhat keberbagaiwilayah strategis bagi
pengembangan dakwah

3. Ustman ibn Affan (24-36 H/644-656 M)


Berikut adalah beberapa langkah dakwah yang dilakukan oleh Khalifah Usman ibn Affan.
● Mengadakan pembenahan dan menyelesaikan gerakan pembangkang, berupaya
memelihara stabilitas wilayah yang semakin luas.
● Menyebarkan para cendekiawan ke wilayah-wilayah kekuasan Islam.
● Upaya menyeragamkan naskah mushaf Al-Qur'an, semi keutuhan dan kepentingan
dakwah.
● Mempertahankan dan memelihara sistem pemerintahan dengan memelihara majelis
syura
● Mengadakan pembinaan dan futuhat ke wilayah Timur dan Barat

4. Ali ibn Abi Thalib (36-41 H/656-661)


Berikut adalah beberapa langkah dakwah yang dilakukan oleh Khalifah Ali ibn Abi Thalib.
● Berupaya menyelesaikan persoalan intern diantara laum muslimin
● Mengadakan kompromi politis dengan elit politisi
● Berusaha menjadikan mesjid sebagai tempat menyelesaikan persoalan (sentral
kegiatan) Menampilkan sosok kepemimpinan yang tidak ambisius.
Dari beberapa macam langkah dan metode yang telah dipaparkan diatas. dapat kita ketahui bahwa
metode yang telah dilakukan khulafa'arrasyidin dalam berdakwah adalah melalui tiga cara berikut.

1. Lisan
Cara berdakwah yang dilakukan khulafa'urrasyidin dengan lisan atau ucapan antara lain
adalah:

a. Metode Ceramah
Metode ceramah metode yang dilakukan untuk menyampaikan pesan-pesan dakwah dengan
cara ceramah yang dilakukan di masjid-masjid.
b. Metode Tanya-jawab
Metode Tanya-jawab adalah metode yang dilakukan dengan menggunakan Tanya-jawab
untuk mengetahui sejauh mana ingatan atau pikiran seseorang dalam. memahami atau
menguasai materi dakwah, disamping itu juga untuk merangsang perhatian mad'u. Seorang
mud'u juga dapat mengajukan pertanyaan kepada seorang da'i tentang materi yang belum
dikuasai oleh mad'u. sehingga akan terjadi suatu hubungan timbal balik antara da'i dan madu.
c. Metode Konseling
Pada masa khulafaurrasyidin, para Khalifah mengajarkan secara langsung cara membaca
Al-quran, tata cara berwudhu', shalat dan cara-cara yang lainya dalam hal apapun yang di rasa
belum di ketahui oleh ummat.
d. Metode Diskusi
Misalnya, Abu Bakar, beliau berdiskusi dengan Chyrus, pemimpin Romawi dan terjadi
kesempatan untuk berdamai. e Metode Propaganda Didalam proses dakwah pasti terdapat
unsur propaganda. guna untuk mempengaruhi seorang mad'u.

2. Tulisan
Cara berdakwah yang dilakukan khulafa'urrasyidin dengan tulisan antara lain adalah

a. Metode Karya Tulis


Metode karya tulis dengan dikumpulkannya lembaran lembaran sebagai mushaf, dan pada
masa khalifah Utsman bin Affan dibukukan menjadi sebuah Al-Qur'an.
b. Metode Korespondensi
Sebelum para da'i dikirim ke daerah-daerah yang akan di dakwahi, terlebih dahulu dikirim
surat sebagai pengantar.

3. Perbuatan
Cara berdakwah yang dilakukan khulafa'urrasyidin dengan perbuatan antara lain
adalah:

a. Metode Missi(Bi'tsah)
Penyebaran Agama Islam ke berbagai wilayah dilakukan dengan cara mengutus para da'i.
Apabila ada yang menentang atau memberontak maka dilakukan peperangan atau jihad.
b. Metode Ekspansi
Penyebaran Agama Islam dilakukan dengan cara ekspansi atau perluasan wilayah Ekspansi
yang dilakukan meliputi kawasan Syiria dan Palestina, Irak dan Persia, Mesir, Khurasan,
Armenia, Afrika Utara.
c. Metode Kelembagaan
Pada masa khalifah umar bin khatab sudah mampu mengatur dalam sebuah kelembagaan
yang di sebut Baitul Mal yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan harta kekayaan Negara.
d. Metode Keteladanan
Para khulafa'urrasyidin memiliki sifat yang cerdik, pandai, adil, dermawan dan bijaksana
dalam mengambil keputusan.
e. Metode Silaturahim
Pada masa khulafa'urrasyidin, para khalifah berkunjung ke daerah-daerah perkembangannya.

4. Media
Media yang digunakan pada masa khulafaurrasyidin diantaranya :

a. Media Masjid
Masjid jadikannya sebagai tempat atau sasaran utama oleh para Khulafaur Rasyidin, selain itu
dijadikan sebagai tempat pengajaran Al-Quran dan Al-Hadits.
b. Media Cetak
Khulafaurrasyidin mengumpulkan Al-Qur'an dan membukukannya, kemudian di
sebarkannaya ke seluruh wilayah kekuasaan Islam, yang terjadi pada masa Usman Bin Affan.

5. Lembaga Pendidikan
Pada masa khalifah Umar bin Khatab, Abu Sofyanmengajarkan Al-Qur'an kepada. penduduk
perkampungan. Barang siapa yang buta huruf Al Quran akan dikenakan sanksi cambuk.
6. Lembaga Kantor/pemerintahan
Fungsi dari Lembaga Kantor pemerintahan yaitu bisa juga digunakan sebagai pusat segala
aktivitas pemerintahan, seperti gedung gedung DPR atau istana Negara. Dan pemerintahan
pada masa Khulafa'urrasyidin ini pemerintahannya dijalankan sesuai dengan nilai-nilai
keislaman, misalnya pada masa Umar Bin Khattab dibuat sebuah kebijakan untuk membuat
sebuah badan yang mengurus zakat. Ini dilakukan agar pembagian zakat bisa diantar dengan
baik dan bisa membantu orang miskin. Pada aktivitas beginilah lembaga Kantor pemerintahan
digunakan atau dibutuhkan.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa Khulafa'ur Rasyidin merupakan
para pemimpin umat islam setelah Nabi Muhammad SAW wafat yaitu pada masa
pemerintahan Abu Bakar, Umar Bin Khatab. Usman Bin Affan, Ali Bin Abi Thalib,
Khulafaur'rrasyidin adalah pemimpin yang arif dan bijaksana dalam menjalankan
tugasnya senantiasa meneladani kepemimipinan Rasulullah. Dalam melanjutkan
risalah dakwahnya, mereka berpegang pada prinsip dan kaidah yang digariskan
Rasulullah SAW., dan dikembangkan serta diorientasikan pada persoalan dan
tantangan yang dihadapi setiap zamannya. Keempat khalifah tersebut berdakwah
melalui lisan, tulisan dan amal perbuatan dengan beberapa langkah dan metode yang
mereka lakukan demi keberhasilan dakwahnya.

Khilafah Rasyidah merupakan para pemimpin ummat Islam setelah Nabi


Muhammad SAW wafat, yaitu pada masa pemerintahan Abu Bakar, Umar ibn
Khattab, Utsman ibn Affan Radhiallahu Ta'ala anhum dan Ali ibn Abi Thalib
Karamallahu Wajhahu dimana sistem pemerintahan yang diterapkan adalah
pemerintahan yang islami karena berundang-undangkan dengan Al-Qur'an dan
As-Sunnah.

Metode dakwah dan perjalan dakwah yang ditempuh oleh setiap khalifah tentu
berbeda, akan tetapi pada setiap perjalanan dakwah mereka semua. menerapkan
dakwah yang sama yaitu memperluas ajaran islam, menyelesaikan setiap masalah
sesuai dengan ajaran islam serta menghasilkan beberapa kebudayaan baru. Dakwah
yang dilakukan oleh masing-masing khalifah diantaranya adalah:

1. Pada masa khalifah Abu Bakar


● Memerangi rongrongan dari dalam Islam sendiri, yaitu memerangi nabi palsu dan orang yang
membangkang membayar zakat.
● Perluasan wilayah Islam
● Pengumpulan Al Qur'an.

2. Pada masa khalifah Umar ibn Khatthab


● Pada masa ini, dakwah islam difokuskan dengan perluasan wilayah.
3. Pada masa khalifah Utsman ibn Affan
● Perluasan wilayah hingga Asia Tengah
● Pembangunan infrastruktur
● Kodifiksi Al Qur'an dan menyatukannya dalam satu mushaf yang dinamakan Mushaf
'Utsmani atau Mushaf Al-Imam 4. Pada masa khalifah Ali Ibn abi Thalib
● Pembersihan nepotisme pejabat yang dahulu dilakukan oleh khalifah Utsma Menyamakan
kedudukan hukum seseorang. Hukum seperti pisau bermata dua, tajam keatas dan kebawah.

B. Saran
Tentu sebagai umat islam hendaknya kita mengetahui serta memahami sejarah perkembangan
agama islam, sehingga dengan begitu setidaknya kita dapat mengambil pelajaran pada
peristiwa-peristiwa yang terjadi pada sejarah perkembangan islam, agar menjadikan kita lebih
bijaksana lagi dalam hal bersikap.

Demikianlah makalah ini kami susun, kami sadar dalam maklah ini masih jauh dari kesempurnaan
dari segi materi maupun penyampaiannya. Untuk itu. kritik dan saran yang membangun dari pembaca
sangatlah kami harapkan guna perbaikan makalah kami selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Asep, Agus. 2002 Metode Pengembangan Dakwah. Cet 1.22


Ibrahim al-Quraibi. 2009. Tarikh Khulafa. Jakarta: Qisthi Press.
M. Natsir, Fiqhud Dakwah (Jakarta: Dewan Islamiyah Indonesia 1997,) hal 36.
Ibrahim, Hasan 1989. Sejarah dan Kebudayaan Islam. Yogyakarta: Kota Kembang
Joesoef Sou'yb. 1979. Sejarah Dakwah Khulafaur Rasyidin. Jakarta: Bulan Bintang.
Khoiro Ummatin. 2015. Sejarah Islam dan Kebudayaan Lokal. Yogyakarta. Kalimedia.
Musthafa Murad. 2012. Kisah Hidup Abu Bakar Al Shiddių. Jakarta: Zaman
Syekh Harish Dimyathi Khulashok Tarikh Al-Khulafaa' Al-Rasyidin Attarmasi Press.
Sayyid, Majdi Fathi. 2003. Mari Mengenal Khulafaur Rasyidin. Jakarta: Gema Insani.
Shiddiqi, Nourouzzaman, 1986. Pengantar Sejarah Muslim. Yogyakarta: Nur Cahaya.
Wahyu Illahi Dan Harjani Efendi. Sejarah Dakwah. Edisi Pertama. Cetakan Ke-1.
Yatim, Badri. 1997. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta Raja Grafindo Persada

Anda mungkin juga menyukai