Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

SEJARAH KHULAFAUR AR-RASYIDIN dan TUGAS KHULAFAUR AR-RASYIDIN

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Studi Keislaman

Dosen Pengajar: Dr. Muhammad Mawangir, M.Ag

Disusun oleh kelompok VIII

1. CITRA SALSABILA (23041460147)


2. VIONITA YOLANDA (23041460155)
3. MUHAMAD GIZKA SHIFA ALKY (23041460138)

JURUSAN PSIKOLOGI ISLAM


FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG
2023
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pasca Rasulullah SAW wafat, maka tampuk pemerintahan dilanjutkan oleh Khulafaur
Rasyidin, yaitu Abu Bakar as-Shiddiq, Umar bin Khattab, Usman bin Affan dan Ali bin Abi
Thalib. Masa Khulafaur Rasyidin ini berlangsung selama 32 tahun. Pada masa Khulafaur
Rasyidin pendidikan dan pengajaran Islam terus tumbuh dan berkembang. Para Khalifah
memusatkan perhatiannya pada pendidikan Islam, Syiar Agama, dan kokohnya agama Islam.

Nabi Muhammad SAW. wafat (632 M) tanpa meninggalkan wasiat tentang penggantinya.
Sejumlah tokoh Muhajirin dan Anshar berkumpul di balai kota Bani Sa’idah, Madinah, untuk
bermusyawarah tentang tokoh yang akan menjadi pemimpin. Masing- masing pihak merasa
berhak menjadi pemimpin Islam. Dalam semangat persaudaraan dan musyawarah, Abu Bakar
terpilih, lalu dibai’at menjadi Khalifah. Pada masa kepemimpinan Abu Bakar masih seperti
pada masa Rasulullah, baik dari segi materi maupun lembaga pendidikannya, namun dari segi
kualitas dan kuantitasnya banyak mengalami perkembangan. Kitab dan Masjid merupakan
lembaga pendidikan pada saat Rasulullah ada dan dilanjutkan oleh Khalifah Abu Bakar dan
mencapai puncak kemajuan.

Setelah Abu Bakar wafat kepemimpinan Islam di serahkan kepada Umar bin Khattab. Pada
masa kekhalifahan Umar, kondisi sosial dalam keadaan stabil, usaha perluasan wilayah Islam
memperoleh hasil yang gemilang. Meluasnya kekuasaan Islam, mendorong kegiatan
pendidikan Islam bertambah besar. Lembaga pendidikan pada masa Khalifah Umar bin
Khattab sama dengan masa Abu Bakar. Namun dari segi lembaga pendidikan mengalami
kemajuan yang begitu pesat, sebab selama Umar memerintah negara berada dalam keadaan
stabil dan aman, hal ini menyebabkan Masjid sebagai pusat pendidikan dan juga terbentuknya
pusat-pusat pendidikan Islam diberbagai kota. Pada masa kekhalifahan Umar yang menjadi
guru adalah beliau sendiri dan menunjuk diantara sahabat-sahabat menjadi pendidik.

Pendidikan Islam pada masa pemerintahan Abu Bakar Ash-siddiq dan Umar bin Khattab
menggalami kemajuan yang pesat, namun pada saat kepemimpinan Utsman bin Affan dan
Ali bin Abi Tholib pendidikan Islam tidak berkembang dengan pesat diakibatkan oleh
banyaknya kekacauankekacauan yang terjadi. Masa kepemimpinan Khulafaur Rasyidin
menjadi sebuah tantangan yang besar dikarenakan banyaknya permasalahan serta perpecahan

1
umat islam sejak wafatnya nabi. Hal ini juga yang menjadi salah satu bukti pencapaian emas
peradaban islam dan menjadi akhir kepemimpinan dalam umat islam.

B. Rumusan Masalah

Setelah nabi Muhammad SAW. Wafat, Tidak adanya wasiat pengganti Nabi pada saat itu
menjadi alasan utama terjadi perselisihan antara umat islam. Saat jenazah Nabi belum
dimakamkan diantara umat islam, ada yang mengusulkan untuk cepat-cepat memikirkan
pengganti Nabi. Perselisihan tersebut berlanjut ke Perselisihan kedua di Saqifah Bani Saidah 1,
pada saat kaum anshar menuntut diadakannya pemilihan khalifah. Hal ini menyebabkan
adanya persaingan antara kaum Anshar, Muhajjirin, dan Bani Hasyim. Dalam pertemuan
tersebut, golongan Khawar telah sepakat mencalonkan Salad bin Ubadah 2sebagai pengganti
rasul. Akan tetapi, suku Aus belum menjawab atas pandangan tersebut. Banyak orang yang
telah masuk islam kembali menjadi murtad. Keberadaan Islam saat membahayakan sat itu.
Pengakuan para pemimpin pemberontak sebagai nabi, serta adanya ajaran yang melenceng
mengatasnamakan islam. Ketika itu kehidupan keagamaan berbaur menjadi 1 masyarakatbaik
itu dari Yahudi, Nasrani, Majusi, serta kepercayaan lainnya. Tidak heran jika suasana
masyarakat pada saat itu sangat mudah terpengaruh karena diliputi suasana yang tidak
menentu. Agama- agama baru pun bermunculan dan berlomba-lomba untuk mendapatkan
banyak pengikut. Kesempatan tersebut dimanfaatkan oleh orang-orang yang mempunyai
ambisi yang tinggi terhadap kepemimpinan. Salah satunya mengaku sebagai nabi, serta ada
hal lainnya yang menjadi faktor pendukung hal tersebut terjadi. Al-Asawad 3misalnya,
menggunakan fanatisme tentang hal yang disukai oleh syarakat agar mereka tertarik dan
menjadi pengikutnya. Ia menggunakan konflik lama yang sangat sensitif bagi orang-orang
Yaman dan Persia. Sehingga disini ia mengadu domba para masyarakat .4

Dalam pembahasan Khulafaur Rasyidin, beberapa rumusan masalah

1
Saqifah (gudang) milik suku Bani Saidah di Kota Madinah.
2
Salad bin Ubadah (satu satunya pemimpin yang secara tegas menolak kepemimpinan Abu bakar ash- shiddiq dan Umar,
akhirnya ia meninggalkan Madinah menuju Siria sampai akhir hayatnya)
3
Al-Aswad ibn Yazid al-Kindi adalah seorang pemberontak yang muncul pada masa kepemimpinan Khalifah Utsman bin
Affan
4
Abdullah, Nazhim, Malik, Abdul. Manhaj Al-Khulafa’urrasydin fi idarah Ad- Daulah Al-Islamiyah (Sistem Pemerintahan
Khulafaurrasyidin).Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2019

2
1. Bagaimana proses pemilihan dan pengangkatan Khulafaur Rasyidin sebagai
pemimpin umat Muslim setelah kewafatan Nabi Muhammad SAW?
2. Apa peran dan kontribusi masing-masing Khulafaur Rasyidin dalam pengembangan
dan penyebaran Islam pada masa kepemimpinan mereka?
3. Bagaimana prinsip-prinsip kepemimpinan yang dipegang oleh Khulafaur Rasyidin
memengaruhi norma-norma kepemimpinan dalam Islam hingga hari ini?
4. Apa dampak dari kepemimpinan Khulafaur Rasyidin terhadap pembentukan nilai-
nilai politik, sosial, dan budaya dalam dunia Islam?
5. Bagaimana persepsi dan penilaian umat Islam terhadap kepemimpinan masing-masing
Khulafaur Rasyidin, baik pada masa mereka maupun dalam sejarah Islam?

3
BAB II

PEMBAHASAN

PENGERTIAN KHULAFAUR RASYIDIN

Pengertian Khulafaur Rasyidin Khulafaur Rasyidin berasal dari dua kata, khulafah dan ar-
rasyidin. Khulafah adalah bentuk jamak dari khalifah, yang artinya pengganti, pemimpin,
atau penguasa yang diangkat setelah Nabi Muhammad untuk melanjutkan tugas beliau
sebagai pemimpin agama dan kepala pemerintahan, tetapi bukan sebagai nabi atau rasul.
Sedangkan ar-rasyidin adalah bentuk jamak dari ar-rasyid yang artinya orang yang mendapat
petunjuk. Jadi menurut bahasa, Khulafaur Rasyidin adalah orang yang ditunjuk sebagai
pengganti, pemimpin, atau penguasa yang selalu mendapat petunjuk dari Allah.

1. ABU BAKAR ASH- SHIDDIQ (632-634 M)

Abu bakar Abdullahbin Abu Quhafah bin Utsman bin Amr bin Masud bin
Taim bin Murrah bin Ka"ab bin Luay bin Ghalib bin Fihr At-Taimi Al-Qurasyi. Silsilah
nasab dengan rasulullah ada pada kakeknya yang bernama Murrah bin Ka'ab. Ayahnya
bernama Utsman bin Amir bin Amr bin Ka'ab bin Saad bin Laym binPI Mun'ah bin Ka'ab bin
Lu'ay. Berasal dari suku Quraisy. Ibunya bernama Ummu Al- Khair Salmah binti Sahr bin
Ka'ab bin Sa'ad bin Taym bin Murrah. Garis keturunannya bertemu pada neneknya yang
bernama Ka'ab bin Sa'ad. Abu bakar Merupakan sahabat yang pertama kali masuk islam
ketika mulai didakwakan. Ia juga yang menemani Rasulullah Hijrah, membela Nabi tatkala
Nabi disakiti oleh suku Quraisy, membantu kaum yang lemah memerdekakan. Ia juga
menjadi imam shalat mengganti Nabi ketika sakit (tatkala setelah itu Nabi Muhammad SAW
pun wafat). Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq memiliki peran yang sangat penting dalam
pembentukan dan perkembangan awal Islam. Ia berhasil menjalankan tugas-tugasnya dengan baik,
dan kepemimpinannya membantu menegakkan fondasi kuat bagi perkembangan agama Islam. 5

Berikut adalah beberapa tugas utama yang dia jalankan selama masa kepemimpinannya:

5
Supriyadi, Dedi. Sejarah Peradaban Islam. Bandung: Pustaka Setia, 2008

4
1. Menegakkan Kepemimpinan Islam: Tugas utama Abu Bakar adalah memastikan
kelangsungan kepemimpinan Islam setelah wafatnya Nabi Muhammad. Ia harus
meyakinkan umat Muslim dan suku-suku Arab yang mungkin meragukan
kepemimpinannya bahwa Islam akan tetap kuat di bawah pimpinannya.
2. Menghadapi Penentangan: Selama masa kepemimpinannya, Abu Bakar menghadapi
penentangan dari beberapa suku Arab yang mencoba memberontak dan menolak
membayar zakat. Salah satu tugasnya adalah menjaga stabilitas dalam negara Islam
dan memadamkan pemberontakan tersebut.
3. Penyebaran Islam: Abu Bakar memimpin ekspansi wilayah Islam melalui
peperangan yang dikenal sebagai "Ridda Wars" untuk memerangi pemberontakan
suku-suku Arab yang mencoba memisahkan diri dari kekuasaan Islam setelah
kewafatan Nabi Muhammad. Selain itu, ia juga mengirim pasukan untuk
menaklukkan wilayah-wilayah di luar Arab, seperti Mesir dan Syam.
4. Kompilasi Al-Quran: Salah satu tugas penting Abu Bakar adalah mengumpulkan
semua materi tulisan yang berisi ayat-ayat Al-Quran dan menyusunnya menjadi satu
kitab yang terstandarisasi. Inilah awal mula kompilasi Al-Quran yang kemudian
diselesaikan oleh Khalifah Utsman ibn Affan.
5. Administrasi dan Birokrasi: Abu Bakar memperkenalkan sistem administrasi dan
birokrasi untuk mengatur keuangan dan urusan negara dengan lebih efisien. Ia juga
memerintahkan pencatatan dan pengarsipan dokumen-dokumen penting.
6. Menjaga Persatuan Umat Islam: Salah satu tugas Abu Bakar adalah menjaga
persatuan umat Islam yang sempat terancam oleh perpecahan usai wafatnya Nabi
Muhammad. Ia berusaha untuk mempersatukan umat Muslim di bawah
kepemimpinannya dan mengatasi konflik-konflik internal.
7. Menjalankan Keadilan: Abu Bakar dikenal sebagai khalifah yang adil dan tegas
dalam menegakkan hukum Islam. Ia memastikan keadilan dalam penyelesaian
sengketa dan perkara hukum.
8. Mendorong Penyebaran Islam: Abu Bakar juga mendukung para sahabat Nabi
Muhammad yang melakukan dakwah Islam di berbagai wilayah di luar Arab, seperti
yang dilakukan oleh para sahabat seperti Khalid ibn al-Walid di Persia dan Amr ibn
al-As di Mesir.

5
2. UMAR BIN KHATTAB (634-644 M)
Umar bin Khattab, nama lengkapnya adalah Umar bin Khattab bin Nufail
keturunan Abdul Uzza Al-Quraisy dari suku Adi, salah satu suku yang terpandang mulia.
Umar dilahirkan di Mekkah empat tahun sebelum kelahiran Nabi SAW. Umar masuk Islam
pada tahun kelima setelah kenabian dan menjadi salah satu sahabat terdekat Nabi SAW serta
dijadikan sebagai tempat rujukan oleh Nabi SAW mengenai hal-hal yang penting. Beliau
dapat memecahkan masalah yang rumit tentang siapa yang berhak mengganti Rasulullah
SAW. dalam memimpin umat setelah wafatnya Rasulullah SAW. Dengan memilih dan
membai’at Abu Bakar sebagai Khalifah Rasulullah SAW. sehingga beliau mendapat
penghormatan yang tinggi dan dimintai nasihatnya serta menjadi tangan kanan Khalifah yang
baru itu. Sebelum meninggal dunia, 6Abu Bakar telah menunjuk Umar bin Khattab menjadi
penerusnya. Abu Bakar telah merasakan persoalan yang timbul di kalangan kaum muslimin
setelah Nabi SAW. wafat. Berdasarkan hal inilah Abu Bakar menunjuk penggantinya yaitu
Umar bin Khattab. 7Tujuannya Abu Bakar menunjuk penggantinya agar supaya tidak terjadi
perselisihan dan perpecahan di kalangan umat Islam, kebijakan Abu Bakar tersebut ternyata
diterima masyarakat.
Khalifah Umar bin Khattab adalah salah satu pemimpin terpenting dalam sejarah Islam.
Selama masa kepemimpinannya, ia memimpin umat Muslim dengan tangan yang kuat dan
melakukan berbagai reformasi yang signifikan. Pada masa Khalifah Umar Ibn Khattab,
kondisi politik dalam keadaan stabil, usaha perluasan wilayahIslam memperoleh hasil yang
gemilang. Wilayah Islam pada masa Umar bin Khattab meliputi semenanjung Arabia,
Palestina, Syiria, Irak, Persia dan Mesir8. Berkaitan dengan usaha pendidikan Islam itu,
Khalifah Umar mengangkat dan menunjuk guru-guru untuk tiap daerah yang ditaklukkan,
yang bertugas mengajarkan isi Al-Qur’an dan ajaran Islam kepada penduduk yang baru
masuk Islam karena negara Islam sudah menyebar luas keluar JazirahArabia, maka pusat
pendidikan Islam bukan di Madinah saja, tetapi tersebar juga di kota-kota besar sebagai
berikut: (a) Kota Mekkah dan Madinah (Hijaz), (b) Kota Basrah dan Kufah (Iraq), (c) Kota
Damsyik dan Palestina (Syria), (d) Kota Fustat (Mesir). Panglima dan gubernur yang
diangkat Umar adalah para sahabat Rasul yang telah memiliki ilmu pengetahuan agama yang
luas, mereka juga adalah ulama. Seperti Abu Musa Al-Asy’ari gubernur Basrah adalah
seorang ahli fiqh, ahli hadits dan ahli Qur’an. Ibnu Mas’ud dikirim oleh Umar sebagai guru,

6
(Hasan Ibrahim Hasan, 1979:210)
7
(Yatim, 2001:37).
8
(Hanun Asrohah, 2001:17).

6
beliau adalah seorang ahli dalam tafsir dan fiqh, juga beliau meriwayatkan hadits. Muaz bin
Jabal, Ubadah, dan Abu Darda’ dikirim ke Damsyik untuk mengajarkan ilmu agama dan Al-
Qur’an. Muaz bin Jabal mengajar di Palestina, Ubadah di Hims dan Abu Darda di Damsyik,
Amru Ibnu AlAsh seorang panglima dari khalifah Umar berhasil mengalahkan Mesir. Beliau
adalah seorang yang memiliki keahlian dalam hadis, terkenal sebagai pencatat hadis Nabi.
Sedang di Madinah gudangnya ulama, seperti Umar sendiri seorang ahli hukum dan
pemerintahan, memiliki keberanian dan kecakapan dalam melakukan ijtihad. Abdullah bin
Umar adalah pengumpul hadis. Ibnu Abbas ahli tafsir Al-Qur’an dan ilmu faraid, Ibnu
Mas’ud ahli Al-Qur’an dan hadis. Ali ahli hukum juga tafsir 9. Masa pemerintahan khalifah
Umar bin Khattab, Ali bin Abi Tholib telah menumpahkan perhatiannya pada perkembangan
ilmu pengetahuan. Bersama dengan sepupunya Abdullah bin Abbas mengadakan kuliah atau
pengajian sekali seminggu di masjid Jami’ dalam bidang ilmu bahasa, fiqih, hadis dan
termasuk filsafat khususnya logika. Begitu pula para sahabat yang lain menyampaikan
berbagai jenis mata pelajaran di berbagai tempat. 10Dalam hal pendidikan Umar membangun
tempat-tempat pendidikan (sekolah), juga menggaji guru- guru, imam, muazzin dari dana
baitul mal11. Khalifah Umar ibnu Khatab merupakan seorang pendidik yang melakukan
penyuluhan pendidikan di kota Madinah, beliau juga menerapkan pendidikan di masjid-
masjid dan pasar pasar, serta mengangkat guru guru untuk tiap-tiap daerah yang ditaklukkan.
Mereka bertugas mengajarkan isi Al-Qur’an, fiqih, dan ajaran Islam lainnya kepada
penduduk yang baru masuk Islam.12 Masa Khalifah Umar bin Khattab, sahabat-sahabat besar
yang lebih dekat kepada Rasulullah SAW., dan memiliki pengaruh besar dilarang keluar
meninggalkan kota Madinah kecuali atas izin khalifah dan hanya waktu yang terbatas.
Dengan demikian penyebaran ilmu para sahabat besar terpusat di Madinah sehingga kota
Madinah muncul sebagai pusat studi ilmu keislaman. Meluasnya kekuasaan Islam,
mendorong kegiatan pendidikan Islam bertambah besar karena mereka yang baru menganut
agama Islam ingin menimba ilmu-ilmu keislaman dari para sahabat Nabi yang masih hidup
yang langsung menerima pengajaran dari Rasulullah SAW., khususnya yang menyangkut
Hadist Rasulullah SAW., sebagai salah satu sumber pokok ajaran Islam yang belum
dibukukan hanya berdasarkan ingatan para sahabat dan sebagai alat bantu dalam menafsirkan

9
(Soekarno, dan Ahmad Supardi, 2001:55)
10
(Dalimunthe, 1978:31)
11
Baitul Mal (bahasa Arab: ‫ )بيت المال‬adalah sebuah lembaga yang memiliki peran penting dalam sejarah awal
Islam.
12
(Nizar, 2009:47).

7
al-Qur’an. Tidak terelakkan lagi pada masa ini terjadi mobilitas penuntut ilmu dari daerah-
daerah yang jauh menuju Madinah sebagai pusat studi ilmu-ilmu agama Islam. Gairah
menuntut ilmu agama Islam tersebut di belakang hari mendorong lahirnya sejumlah
pembidangan disiplin ilmu keagamaan, seperti tafsir, hadist, fikih dan sebagainya. Tuntutan
belajar bahasa Arab juga sudah nampak dalam pendidikan Islam pada masa Khalifah Umar.
Dikuasainya wilayah baru oleh umat Islam, menyebabkan munculnya keinginan untuk belajar
bahasa Arab sebagai bahasa pengantar di wilayah- wilayah baru tersebut. Orang-orang yang
baru masuk Islam dari daerah- daerah yang ditaklukkan, harus belajar bahasa Arab, jika
mereka ingin belajar dan mendalami pengetahuan agama Islam. Oleh karena itu, masa ini
sudah terdapat pengajaran bahasa Arab. Pada masa-masa Khulafaur Rasyidin sebenarnya
telah ada tingkat pengajaran, hampir seperti masa sekarang, tingkat pertama ialah kuttab,
tempat anak-anak belajar menulis dan membaca/menghafal al-Qur’an serta belajar pokok-
pokok Agama Islam.13Berdasarkan pokok-pokok pembahasan di atas dapat kita simpulkan
bahwa, mata pelajaran agama Islam pada masa khalifah Umar lebih maju dan lebih luas, serta
lebih lengkap. Karena masa Umar bin Khattab negara dalam keadaan stabil dan aman,
menjadikan masjid sebagai pusat pendidikan, telah terbentuknya pusat-pusat pendidikan di
setiap kota. Khalifah Umar bin Khattab adalah salah satu pemimpin yang paling dihormati
dalam sejarah Islam karena pengabdiannya kepada agama dan masyarakat. Ia meninggal pada
tahun 644 M dan warisannya masih berpengaruh dalam tatanan sosial dan politik Islam
hingga hari ini. Berikut adalah beberapa poin penting tentang tugas dan pencapaian Khalifah
Umar bin Khattab selama masa kepemimpinannya:

1. Pengembangan Wilayah Islam: Khalifah Umar mengawasi ekspansi wilayah Islam


dengan sangat cermat. Selama masa pemerintahannya, wilayah Islam berkembang
pesat melalui penaklukan wilayah-wilayah seperti Persia, Mesir, Suriah, dan sebagian
besar Kekaisaran Bizantium. Ekspansi ini membuka pintu bagi penyebaran Islam ke
berbagai belahan dunia.
2. Reformasi Administrasi: Umar memperkenalkan sistem administrasi yang efisien,
termasuk pembentukan Dewan Konsultatif (Shura) untuk mendiskusikan masalah-
masalah penting dalam pemerintahan. Ia juga mendirikan polisi, sistem pos, dan
perangkat hukum yang membantu mengatur wilayah-wilayah yang baru dikuasai.
3. Pemeliharaan Keadilan: Salah satu ciri utama kepemimpinan Umar adalah keadilan.
Ia dikenal sebagai "Al-Farooq14," yang berarti "Pembeda antara Benar dan Salah." Ia
sering mendengarkan keluhan rakyat dan mengambil tindakan tegas untuk
memastikan keadilan dalam masyarakat.
4. Pemberian Tunjangan dan Bantuan Sosial: Umar mengenalkan program tunjangan
dan bantuan sosial kepada orang-orang yang membutuhkan. Ia juga memperkenalkan
13
(Yunus, 1986:39).
14
Kata "Al-Faruq" dalam konteks Abu Bakar berarti "Pemisahkan antara yang benar dan yang salah" atau "Pembeda antara
yang baik dan yang buruk."

8
sistem pendistribusian makanan kepada kaum miskin yang dikenal sebagai "Bayt al-
Mal."
5. Pengaturan Kalender Hijriah: Umar memulai perhitungan tahun dalam kalender
Hijriah, yang dimulai pada tahun hijrahnya Nabi Muhammad dari Mekah ke Madinah.
Hal ini menjadi dasar dalam mengatur waktu dalam Islam.
6. Penstandarisasi Naskah Al-Quran: Umar berperan dalam mengumpulkan dan
menstandarisasi naskah Al-Quran agar tetap autentik dan tidak berubah. Ia
memastikan bahwa setiap ayat Al-Quran yang ada dicatat dengan benar.
7. Pendirian Kota-Kota Baru: Umar memerintahkan pendirian kota-kota baru di
wilayah-wilayah yang dikuasai oleh Islam. Misalnya, ia mendirikan kota Fustat di
Mesir dan Kufah di Irak.
8. Perhatian terhadap Keamanan dan Pertahanan: Umar juga sangat memperhatikan
keamanan dan pertahanan wilayah-wilayah Islam. Ia membangun benteng-benteng
pertahanan dan menjaga ketahanan militer umat Muslim.
9. Pemeliharaan Nilai-nilai Islam: Khalifah Umar terkenal karena mempromosikan
nilai-nilai Islam, termasuk pendidikan, ibadah, dan ketaatan terhadap hukum-hukum
Allah.

3. UTSMAN BIN AFFAN (644-656 M)


Utsman bin Affan diangkat menjadi khalifah menjelang usia 70 tahun.
Keseluruhan masa kepemimpinan Khalifah Utsman ibn Affan adalah periode yang penting
dalam sejarah Islam, dengan pencapaiannya yang luar biasa dalam penstandarisasi Al-Quran
dan ekspansi wilayah Islam, tetapi juga dengan berbagai kontroversi dan peristiwa tragis
yang mengikuti akhir masa pemerintahannya. Para ahli sejarah membagi masa pemerintahan
Usman bin Affan pada dua periode. Enam tahun pertama pemerintahan yang gemilang dan
enam tahun kedua pemerintahan yang kacau. Pada enam tahun pertama ditandai dengan
keberhasilan menjadikan daerah-daerah Armenia, Irtifiqiya, Cyprus, Rhodes, Tabaristan,
Transoxania menjadi daerah kekuasaan Islam. Abdullah ibn Abi Sahr berhasil menembus
sampai ke Afrika Utara. Dari Basrah Abdullah ibn Amir berhasil menaklukkan sisa wilayah
kerajaan Sasaniyah. Dari Kufah beberapa ekspedisi militer bergerak ke Utara untuk
meluaskan daerah di sekitar Laut Kaspia. Pada masa pemerintahan Usman ibn Affan berhasil
dibangun Angkatan Laut yang kuat. Di antara pertempuran ini pasukan Islam dipimpin oleh
Abdullah ibn Abi Sarh berhasil mengalahkan tentara Romawi di Laut Tengah dekat
Iskandariyah. 15
Pelaksanaan pendidikan Islam pada masa Khalifah Usman bin Affan, tidak
jauh berbeda dengan masa-masa sebelumnya. Pendidikan pada masa ini hanya melanjutkan
apa yang telah ada. Hanya sedikit perubahan yang mewarnai pelaksanaan pendidikan Islam
dari apa yang telah ada. Para sahabat besar Rasulullah SAW., yang berpengaruh dan dekat
dengan Rasulullah SAW., pada masa Khalifah Umar tidak diizinkan meninggalkan Madinah,
15
(Shaban, 1971:91).

9
maka pada masa Khalifah Usman diberikan sedikit kelonggaran untuk keluar Madinah dan
menetap di daerah-daerah yang mereka sukai. Di daerah-daerah yang baru tersebut mereka
mengajarkan ilmu-ilmu keislaman yang mereka miliki dan dapatkan langsung dari Rasulullah
SAW. Enam tahun pertama kekhalifahan Usman bin Affan, pendidikan Islam mengalami
perkembangan dan kemajuan yang pesat. Sedangkan pada enam tahun terakhir masa
pemerintahan Khalifah Usman bin Affan pendidikan Islam tidak mengalami kemajuan yang
berarti. Hal tersebut disebabkan oleh banyaknya persoalan-persoalan sosial politik yang pada
akhirnya pemerintahan Khalifah Usman bin Affan mengalami kekacauan, baik di lingkungan
keluarga maupun dilingkungan masyarakat. Masalah tersebut memicu terjadinya
pemberontakan di berbagai kalangan masyarakat, akibat dari pemberontakan tersebut
Khalifah Usman terbunuh. Usman ibn Affan terbunuh di tangan pemberontak pada Shubuh
hari Jum’at bulan Zulhijjah tahun 35 Hijriyah atau bertepatan pada bulan Juni tahun 656
Masehi16. Perbuatan kezaliman kaum pemberotak bukan saja berpengaruh terhadap diri
Usman, tetapi juga memberikan pengaruh yang besar terhadap kehidupan kaum muslimin
berikutnya. Berikut adalah beberapa aspek penting dari kepemimpinan Khalifah Utsman
selama masa pemerintahannya:

1. Penstandarisasi Naskah Al-Quran: Salah satu prestasi paling penting Khalifah


Utsman adalah inisiatifnya untuk mengumpulkan, memverifikasi, dan menstandarisasi
teks Al-Quran. Ini dilakukan untuk menghindari perbedaan dalam bacaan dan
penulisan Al-Quran yang mulai muncul. Proyek ini melibatkan para sahabat yang
telah menghafal Al-Quran dari masa hidup Nabi Muhammad, dan hasilnya adalah
naskah Al-Quran yang kita miliki hari ini.
2. Ekspansi wilayah Islam: Di bawah kepemimpinan Utsman, wilayah Islam
mengalami ekspansi yang signifikan. Penaklukan wilayah-wilayah baru seperti
Siprus, Armenia, dan sebagian besar wilayah Persia terjadi selama masa
pemerintahannya.
3. Pemberian gaji kepada pasukan Muslim: Utsman juga dikenal karena
memperkenalkan sistem penggajian kepada pasukan Muslim. Ini bertujuan untuk
memotivasi tentara dan memberikan insentif kepada mereka untuk berpartisipasi
dalam penaklukan wilayah baru.
4. Kritik dan protes: Meskipun memiliki banyak pencapaian positif, pemerintahan
Utsman juga diwarnai oleh kritik dan protes dari beberapa kelompok dalam umat
Islam. Beberapa kritik muncul terkait dengan isu-isu administratif dan keuangan yang
terkait dengan pemerintahannya.
5. Unrest dan pemberontakan: Kepemimpinan Utsman menghadapi pemberontakan,
terutama dari kelompok yang dikenal sebagai "Khawarij," yang memprotes tindakan-
tindakan Utsman dalam pemerintahannya. Pemberontakan ini berujung pada
pembunuhan Utsman pada tahun 656 M.
6. Pengakhiran masa kepemimpinan: Masa kepemimpinan Utsman berakhir tragis
dengan pembunuhan beliau di dalam rumahnya oleh kelompok pemberontak. Ini
16
(Amin, 1987:87).

10
menyebabkan terjadinya perpecahan dalam umat Islam dan memicu peristiwa-
peristiwa penting seperti Pertempuran Jamal dan Pertempuran Siffin yang melibatkan
konflik antara kelompok-kelompok Muslim yang berbeda.

4. ALI BIN ABI THALIB (656-661 M)


Ali adalah putra Abi Thalib BIN Abdul Muthallib. la adalah sepupu Nabi
Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wassalam. yang kemudian menjadi menantunya karena
menikahi putri Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wassalam., yaitu Fatimah. la telah ikut
bersama Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam. sejak bahaya kelaparan mengancam kota
Mekah dan tinggal di rumahnya. la masuk Islam ketika usianya sangat muda dan termasuk
orang yang pertama masuk Islam dari golongan pria. Pada saat nabi menerima wahyu
pertama, Ali berumur 13 tahun17, Khalifah Ali adalah khalifah yang keempat dan terakhir dari
satu daulat (dinasti), yang di dalam sejarah Islam, dikenal dengan daulat Khulafaur Rasyidin.
Selama kepemimpinan Ali, Islam menghadapi tantangan internal dan eksternal yang serius.
Konflik-konflik yang meletus selama masa kepemimpinannya berdampak pada sejarah Islam
dan membentuk perkembangan kelompok-kelompok politik dan agama dalam Islam.
Meskipun ia diakui oleh banyak orang sebagai salah satu tokoh penting dalam Islam, Ali juga
menghadapi kritik dan oposisi yang kuat, yang memengaruhi warisan dan pemahaman
terhadap perannya dalam sejarah Islam. Pengangkatan Khalifah Ali itu pada bulan Zulhijah
tahun 35 H/656 M, dan memerintah selama 4 tahun 9 bulan, menjelang pembunuhan terhadap
dirinya pada bulan Ramadhan tahun 40 H/661 M. Khilafah Ali ibn Abithalib Penduduk
ibukota Madinah-al-Munawwarah, didukung oleh ketika tiga pasukan yang datang dari Mesir
dan Basrah dan Kaufah, memilih Ali ibn Abithalib untuk menjabat Khilafat. Pada mulanya
dia menolak, akan tetapi atas desakan massa itu iapun menerima jabatan itu. Bai’at
berlangsung di Mesjid Nabawi. Zubair bin Awwam dan Thalhah ibn Ubaidillah konon
mengangkat bai'at dengan terpaksa, dan justru keduanya mengajukan syarat di dalam bai’at,
bahwa Khalifah Ali akan menegakkan keadilan terhadap para pembunuh Khalifah Utsman.

Pada masa pemerintahan Khalifah Ali itu, perpecahan yang konkrit di dalam kalangan Al
Shahabi menjadi suatu kenyataan, dengan pecah beberapa kali sengketa bersenjata yang
menelan korban bukan kecil. Juga pada masanya itu bermula lahir sekte-sekte di dalam
sejarah dunia Islam, yakni sekte Syiah dan sekte Khawarij. Bermula sebagai kelompok-
kelompok politik yang berbedaan paham dan pendirian tetapi lambat-laun berkembang

17
menurut A.M.Saban Ali berusia 13 tahun ketika nabi Muhammad SAW menerima wahyu pertama

11
menjadi sekte-sekte keagamaan, mempunyai ajaran-ajaran keagamaan tertentu di dalam
beberapa permasalahan Syariat dan Akidah. Perkembangan tersebut berlangsung beberapa
puluh tahun sepeninggal Khalifah Ali bin Abi thalib.Pemerintahan Khalifah Ali dapat
dikatakan sebagai pemerintahan yang tidak stabil karena adanya pemberontakan dari
sekelompok kaum muslimin sendiri.18 Berikut adalah beberapa aspek penting selama
kepemimpinan Khalifah Ali bin Abi Talib:

1. Perang Jamal (656 M): Salah satu peristiwa paling mencolok selama
kepemimpinannya adalah Perang Jamal, yang terjadi pada tahun 656 M. Ini adalah
konflik antara pasukan yang dipimpin oleh Ali dan pasukan yang dipimpin oleh Aisha
(istri Nabi Muhammad), Talha, dan Zubair. Pertempuran ini berawal dari perselisihan
terkait pembunuhan Khalifah sebelumnya, Utsman ibn Affan, dan munculnya
tuntutan balas dendam. Meskipun Ali keluar sebagai pemenang, konflik ini
menimbulkan perpecahan dalam umat Islam.
2. Perang Siffin (657-658 M): Perang Siffin adalah konflik antara pasukan Ali dan
pasukan Muawiya ibn Abi Sufyan, gubernur Damaskus, yang menolak mengakui Ali
sebagai khalifah. Perang ini berlangsung selama beberapa tahun dan berakhir tanpa
hasil yang jelas, dengan munculnya permintaan untuk arbitrase yang akhirnya
memunculkan perpecahan di antara pendukung Ali.
3. Konflik dengan Khawarij: Ali menghadapi oposisi dari kelompok radikal yang
disebut Khawarij, yang menentangnya karena dianggap tidak cukup keras dalam
menegakkan keadilan dan keteguhan terhadap prinsip Islam. Konflik dengan
Khawarij berlanjut selama dan setelah kepemimpinannya dan akhirnya mengarah
pada pembunuhan Ali.
4. Upaya reformasi: Selama kepemimpinannya, Ali berusaha untuk memperbaiki
administrasi dan keadilan dalam pemerintahan. Ia juga menegaskan pentingnya
penegakan hukum Islam dan menekankan keadilan dalam berbagai aspek
pemerintahan.
5. Penyelesaian masalah hukum dan fatwa: Ali terkenal karena keterampilan
hukumnya dan memberikan berbagai fatwa (keputusan hukum) selama
kepemimpinannya. Beberapa di antaranya tetap menjadi rujukan penting dalam
hukum Islam.
6. Kematian Ali bin Abi Talib (661 M): Kepemimpinan Ali berakhir tragis ketika ia
dibunuh oleh seorang Khawarij pada tahun 661 M. Ini merupakan salah satu dari
serangkaian pembunuhan yang menimpa pemimpin-pemimpin awal Islam.

BAB III

PENUTUP

18
Sou’yb, Joesoef. Sejarah Daulat Khulafaur-rasyidin. Bulan Bintang, 1977

12
Kesimpulan

Khulafaur Rasyidin adalah empat khalifah pertama dalam sejarah Islam yang memimpin
umat Muslim setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW. Mereka adalah Abu Bakar Ash-
shiddiq, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, dan Ali bin Abi Talib. Kesimpulan utama
adalah bahwa Khulafaur Rasyidin adalah pemimpin yang penting dalam sejarah Islam, dan
mereka memiliki dampak yang signifikan dalam pengembangan dan penyebaran agama Islam
serta dalam pembentukan nilai-nilai kepemimpinan dalam Islam.

Berikut adalah beberapa kesimpulan penting dari pembahasan tentang Khulafaur Rasyidin:

1. Keempat Khulafaur Rasyidin adalah pemimpin yang diakui oleh umat Islam sebagai
calon terbaik untuk menggantikan Nabi Muhammad SAW setelah beliau wafat.
Mereka dipilih berdasarkan kualitas kepemimpinan, keimanan, dan kecakapan
mereka.
2. Khulafaur Rasyidin memiliki kontribusi besar dalam penyebaran Islam. Di bawah
kepemimpinan mereka, wilayah Islam berkembang pesat dan mengalami ekspansi ke
berbagai wilayah di luar Arab.
3. Abu Bakar adalah khalifah pertama dan diakui sebagai pemimpin yang paling dekat
dengan Nabi Muhammad. Ia memimpin selama dua tahun dan fokus pada pemulihan
kewibawaan Islam setelah wafatnya Nabi.
4. Umar ibn Khattab adalah khalifah kedua dan dikenal sebagai salah satu pemimpin
yang paling kuat dalam sejarah Islam. Ia memimpin selama sekitar sepuluh tahun dan
melakukan reformasi signifikan dalam administrasi dan ekspansi wilayah Islam.
5. Utsman ibn Affan adalah khalifah ketiga dan dianggap sebagai pemimpin yang murah
hati. Ia memimpin selama sekitar 12 tahun dan menstandarisasi naskah Al-Quran.
6. Ali ibn Abi Talib adalah khalifah keempat dan merupakan sepupu dan menantu Nabi
Muhammad. Kepemimpinannya diwarnai oleh konflik dengan kelompok-kelompok
yang tidak menerima kepemimpinannya.
7. Khulafaur Rasyidin dikenal dengan prinsip-prinsip kepemimpinan yang adil,
kepatuhan pada hukum Islam, dan pelayanan kepada umat Islam. Mereka dianggap
sebagai teladan dalam kepemimpinan dalam Islam.

13
8. Meskipun Khulafaur Rasyidin memiliki kontribusi positif dalam sejarah Islam, masa
pemerintahan mereka juga diwarnai oleh konflik dan perpecahan dalam umat Islam
yang kemudian menghasilkan perkembangan sekte-sekte dalam Islam.

DAFTAR PUSTAKA

14
Abdullah, Nazhim, Malik, Abdul. Manhaj Al-Khulafa’urrasydin fi idarah Ad- Daulah
Al-Islamiyah (Sistem Pemerintahan Khulafaurrasyidin).Jakarta: Pustaka Al-Kautsar,
2019

Supriyadi, Dedi. Sejarah Peradaban Islam. Bandung: Pustaka Setia, 2008

Sou’yb, Joesoef. Sejarah Daulat Khulafaur-rasyidin. Jakarta:Bulan Bintang, 1977

Atiq, Ghorir, Ari. Jejak langkah Abu Bakar Ash- Shiddiq. Yogyakarta:Anak Hebat
Indonesia, 2017

Khalid, Muhammad, Khalid. Abu Bakar Ash-Shiddiq: Khalifah Pembawa Kebenaran.


Bandung:Mizan Mizania, 2014

Erfinawati. Zuriatin dan Rosdiana. “Sejarah Pendidikan Islam pada Masa Khulafaur
Rasyidin (11-41 H/632-661 M.” Jurnal Pendidikan IPS Vol. 9, No. 1, Januari-Juni
(2019):12

Kosim, Muhammad dan Munawaroh, Nur ‘’Pendidikan Islam Masa Khulafaur


Rasyidin dan perannya dalam Pengembangan Pendidikan Islam.’’ Al-Kawakib Vol.
2, No. 2(2021):12

Hatta, Ahmad. The golden of story umar bin khattab. Jakarta:Maghfirah Pustaka,
2014

Ash-Sallabi, Muhammad, Ali. “Biografi Utsman bin Affan“. Jakarta:Pustaka Al-


Kautsar, 2013

Ash-Sallabi, Muhammad, Ali. “Biografi Ali bin Abi Thalib“. Jakarta: Mitra Netra,
2018

Ash-Sallabi, Muhammad, Ali. Dan Abu bakar, Faruq, Umarul. “Biografi Umar bin
Khattab“. Makasar:Penerbit Andi, 2014

15

Anda mungkin juga menyukai