Dosen Pengampu :
Disusun oleh :
JURUSAN FARMASI
KELAS A
GENAP T. A 2021-2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Khulafaurrasyidin adalah para khalifah atau pemimpin umat Islam yang sangat
terkenal akan kemuliaan dan keilmuan mereka setelah nabi Muhammad meninggal.
Khulafaurrasyidin adalah empat sahabat Rasulullah yaitu Abu Bakar Ash-Shiddiq,
Umar Bin Khattab, Utsman Bin Affan dan Ali Bin Abi Thalib. Secara etimologi,
Khulafaurrasyidin berasal dari kata Khulafa (bentuk jamak dari kata Khalifa) yang
berarti pemimpin. Sedangkan Ar-Rasyidin bisa diartikan sebagai arif dan bijaksana.
Jadi, Khulafaur Rasyidin adalah para khalifah yang arif dan bijaksana.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana perkembangan peradaban islam pada masa khulafaur rasyidin ?
2. Bagaimana tipe kepemimpinan ke 4 khalifah ?
3. Apa saja kontribusi khalifah dalam peradaban islam ?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui perkembangan peradaban islam masa khulafaur rasyidin
2. Untuk mengetahui tipe kepemimpinan ke 4 khalifah
3. Untuk mengetahui kontribusi khalifah dalam peradaban islam
D. TINJAUAN PUSTAKA
a. Abu Bakar
Abu Bakar Shiddiq adalah anak Abn Quhafah, khalifah pertama dari rangkaian
al-Khulafa’ al-Rasyidin, memerintah pada 632-634 (11-13 H). Dia termasuk orang
terkemuka Quraisy pertama yang menerima ajaran nabi Muhammad. Khalifah
pertama ini dikenal dalam sejarah, dengan banyak nama dan panggilan (gelar).
Nama aslinya adalah Abdullah Ibn `Uthman (gelar Abu Quhfah) ibn Amir ibn
Ka`ab ibn Sa`ad ibn Taim ibn Murrah al-Taimy. Pada masa Jahiliyah ia bernama
Abdul Ka’bah, lalu ditukar oleh Rasulullah dengan nama Abdullah.
Abu bakar adalah sahabat utama Nabi yang menjadi salah satu pemeluk islam
awal. Abu bakar mendapat gelas as-Siddiq karena beliau membenarkan Rasulullah
dalam banyak peristiwa termasuk Ketika Rasulullah Isra Mi’raj (Rahmatullah,
2014).
Persoalan pertama yang muncul setelah nabi Muhammad SAW wafat adalah
persoalan suksesi yaitu siapa yang akan menjadi pengganti beliau sebagai
pemerintahan karena sejak Rasulullah menjadi pemimpin politik dan pemerintahan
di Madinah, tidak pernah sedikitpun membicarakan siapa yang berhak menjadi
penggantinya.
Nama lengkapnya Utsman bin Affan bin Abu al-Ash bin Umayah bin Abd al-
Syams bin Abd al-Manaf bin Qushai. Lahir pada tahun kelima dari kelahiran
Rasulullah s.a.w. Tapi ada yang mengatakan dia lahir pada tahun keenam sesudah
tahun gajah. Kabilahnya Bani Umayyah, merupakan kabilah Quraisy yang
dihormati karena kekayaannya. Kekayaan tersebut mereka peroleh dari usaha
perdagangan. Keluarga Utsman juga kaya raya. Pada usia remaja,Utsman sudah
mulai menjalankan usaha dagangnya ke berbagai negeri. Abu Bakar, salah
satusahabat nabi dan sebagai teman dagang. Lewat Abu Bakar inilah Utsman
masuk Islam
Ali ibnu Abhi Thalib ibnu Abdul Muthalib ibnu Hasyim ibnu Abdi Manaf ai-
Quraisy al-Hasyimi lahir di Mekkah, daerah Hijaz, Jazirah Arab, pada tanggal 13
Rajab. Khalifah Ali bin Abi Thalib adalah salah satu sahabat Rasulullah yang
pertama kali memeluk Islam dan berjuang menegakkan islam bersama Rasulullah
Saw. Ia memiliki kedudukan yang sangat istimewa. Diriwayatkan oleh Abu
Hurairah, sahabat Umar bin Khatab pernah menyatakan bahwa ‚Ali Ibnu Abi
Thalib adalah orang yang paling pandai menghukum di antara kami semuannya‛,
ibnu Mas’ud juga berkata demikian. Ali semanjak kecilnya sudah dididik dengan
adab dan budi pekerti Islam, dia termasuk orang yang sangat fasih berbicara dan
pengetahuannya juga tentang Islam sangat luas sehingga tidak heran dia adalah
salah satu periwayat yang terbanyak meriwayatkan hadits Rasulullah SAW
(Junaidin, 2020). Ali bin Abi Thalib menjadi khalifah setelah Utsman bin Affan.
Secara umum, umat islam menjadikan generasi awal muslim sebagai rujukan
ideal dalam bentuk kepemimpinan dalam suatu negara islam. Nabi Muhammad
merupakan sebuah gambaran kepemimpinan yang ideal, beliau dikenal sebagai
pemimpin dunia terbesar sepanjang sejarah. Beliau juga mampu memimpin dan
mendidik para sahabat-sahabatnya menjadi pemimpin besar sepeninggal beliau
yang dikenal dengan zaman khalifah. (Usman, M. 2020)
Al-khulafaur al-Rasyidin merupakan pemimpin islam dari kalangan sahabat,
pasca Nabi Muhammad SAW wafat. Mereka merupakan pemimpin yang dipilih
langsung oleh para sahabat melalui mekanisme yang demokratis. Al-khulafa al-
Rasyidin adalah para pengganti Nabi. Islam sebagai sebuah ajaran dan islam
sebagai institusi negara mulai tumbuh dan berkembang pada masa tersebut.
(Usman, M. 2020)
Zaman khilafah dimulai sejak wafatnya Rasulullah SAW, yakni pada masa
kepemimpinan Khulafa’ al-Rasyidin, Abu Bakar Ash-Shiddiq, Umar bin Khattab,
Uthman bin Affan, dan Ali bin Abu Thalib. Rasulullah berwasiat kepada kaum
muslimin agar berpegang teguh pada sunnahnya dan sunnah khulafa’ al-Rashidin.
Pemilihan keempat khalifah tersebut berdasarkan petunjuk al-Quran yang
menegaskan bahwa “dalam memecahkan segala permasalahan yang dihadapi
hendaknya dilaksanakan dengan cara musyawarah” (Harsoyo, R. 2020)
PEMBAHASAN
Nama asli Abu Bakar adalah Abdullah bin Utsman bin Umar bin Amr bin
Ka’ab bin Sa’ad bin Ta’im bin Murrah bin Ka’ab bin Lu.ai bin Ghalib bin Fahr
al-Qurasy at Taimi. Masa kepemimpinan Abu Bakar hanya berlangsung dua
tahun, dalam dua tahun tersebut Abu Bakar menyelesaikan masalah internal
dan masalah eksternal. Masalah internal muncul dari suku arab yang menolak
patuh pada pemerintah Madinah, masalah lainnya yaitu munculnya nabi palsu,
pemberontakkan kaum munafik dan murtad, oposisi kaum penentang zakat.
Masalah eksternal muncul karena adanya campur tangan imperium parsi,
campur tangan imperium romawi.
Dalam memimpin Islam ada beberapa sifat yang dipegang oleh Umar bin
Khattab sehingga, Islam benar-benar berkembang dengan pesat. Berikut adalah
prinsip pemimpin yang dipegang oleh Umar bin Khattab :
a. Mengutamakan Keadilan
b. Amanah
c. Hidup bersahaja / sederhana
d. Pemberani dan tegas
Proses Pengangkatan dan Gaya Kepemimpinan Usman bin Affan: Pada hari
rabu waktu Subuh, 4 Dzulhijjah 23 H, khalifah Umar yang hendakmengimami
shalat di masjid mengalami nasib naas. Ditikam oleh seorang budak dari Persia
milik Mughirah bin Syu’bah yang bernama Abu Lu’lu’ah Fairuz. Setelah
penikaman, Umar masih bertahan selama beberapa hari. Dalam keadaan sakit,
ia membentuk sebuah dewan yang beranggotakan enam orang yaitu antara lain
Abdurrahman bin Auf , Zubair bin Awwan, Saad bin Abi Waqash, Thalhah bin
Ubaidillah, Ali bin Abu Thalib dan Usman bin Affan Dewaninilah yang dikenal
dengan sebutan Dewan Syura. Keenam anggota Dewan Syura adalah para
sahabat Nabi paling terkemuka yang masih hidup hingga saat itu. Mereka
semua harus bersidang untuk menentukan siapa di antara mereka yang
menggantikan kedudukan Umar sebagai khalifah. Sepeninggalan Umar bin
Khatab, Dewan Syura mulai bersidang untuk menentukan pengganti Umar.
Abdurrahman bin auf ditunjuk sebagai ketua sidang. Sidang berjalan alot
sehingga selama tiga hari lamanya. Pada hari terakhir, Ab-durrahman bin Auf,
Zubair binAwwan, Saad bin Abi Waqash dan Thalhah bin Ubaidillah
mengundurkan diri dari pencalonan. Maka calon khalifah yang tersisa hanyalah
Ali bin Abu Thalib dan Utsman bin Affan sebagai khalifah.
Sepeninggalan Umar bin Khatab, Dewan Syura mulai bersidang untuk me-
nentukan pengganti Umar. Abdurrahman bin auf ditunjuk sebagai ketua sidang.
Sidang berjalan a lot sehingga selama tiga hari lamanya. Pada hari terakhir, Ab-
durrahman bin Auf, Zubair bin Awwan, Saad bin Abi Waqash dan Thalhah bin
Ubaidillah mengundurkan diri dari pencalonan. Maka calon khalifah yang
tersisa hanyalah Ali bin Abu Thalib dan Utsman bin Affan sebagai khalifah.
Ketika dibaiat, usia Usman bin Affan hampir 70 tahun. Ia terpilih mengalahkan
Ali bin Abu Thalib sebagian karena pertimbangan usia.
Kelahiran Ali bin Abi Thalib memberi hiburan bagi Nabi Muhammad SAW
karena beliau tidak mempunyai anak laki-laki. Keluarga Abu Thalib memberi
kesempatan bagi Rasulullah SAW bersama istri beliau Khadijah untuk
mengasuh Ali dan menjadikannya putra angkat. Didikan langsung dari Nabi
Muhammad SAW kepada Ali dalam semua aspek ilmu Islam menggembleng
Ali menjadi seorang pemuda yang sangat cerdas, berani dan bijak, serta
merupakan salah satu orang yang paling banyak meriwayatkan hadits
Rasulullah SAW. Ali bin Abi Thalib terbaiat sebagai khalifah menggantikan
Utsman bin Affan.
Kepemerintahan Ali terjadi gebrakan dan kebijakan politik seperti:
1) Menegakkan hukum finansial yang dinilai nepotisme dan hampir
menguasai seluruh sektor bisnis
2) Memecat Gubernur yang diangkat Utsman bin Affan dan menggantinya
dengan gubernur yang baru
3) Mengambil kembali tanah-tanah negara yang dibagi-bagikan Utsman
bin Affan kepada keluarganya, seperti hibah dan pemberian yang tidak
diketahui alasannya secara jelas dan memfungsikan kembali baitul
maal.20.
Peran Khalifah Ali juga dalam perumusan ilmu nahwu. Ilmu nahwu
dipelajari Ad-Duwaly langsung dari Khalifah Ali. Pada masa itu, menantu
Rasulullah tersebut memang dikenal sebagai pakar nahwu. Kemudian, atas
permintaan Ali, Ad-Duwaly pun merumuskan ilmu nahwu serta membuat
peletak dasar kaidah ilmu tersebut. Ali juga kemudian memerintahkan
pemberian tanda baca atau harakat pada tulisan Arab. Usulan Ali tersebut
karena sang khalifah melihat banyaknya Muslim yang salah membaca Alquran.
Ad-Duwaly pun menyanggupi dan memberikan harakat pada mushaf Alquran
(Sugirma, 2019).
Meskipun dalam pemerintahan Ali perluasan Islam yang dilakukan
sedikit mengalami kendala yaitu hanya memperkuat wilayah Islam di daerah
pesisir Arab dan masih tetap peranan penting negara Islam di daerah yang telah
ditaklukkan Abu Bakar di daerah Yaman, Oman, Bahrain, Iran Bagian Selatan.
Umar bin Khattab di Persia, Syiria, Pantai Timur Laut Tengah dan Mesir. Serta
pada masa Utsman di Sijistan, Khurasa, Azarbaijan, Armenia hingga Georgia.
Ali lebih banyak mengurus masalah pemberontakan di berbagai wilayah
kekuasaannya dari pada memikirkan administrasi negara yang teratur dan
mengadakan ekspansi perluasan wilayah (futuhat). Namun demikian, Ali
berusaha menciptakan pemerintahan yang bersih, berwibawa dan egaliter. Ia
ingin mengembalikan citra pemerintahan Islam sebagaimana pada masa Abu
Bakar dan Umar sebelumnya.
Terjadinya perang Jamal adalah Konflik pemerintahan Ali bin Abi
Thalib dengan tiga tokoh Islam yaitu Aisyah, Thalhah dan Abdullah bin Zubair.
Hal ini diakibatkan oleh kepentingan politik yaitu menjadi khalifah khususnya
Abdullah bin Zubair. Perang Shiffin adalah perang khalifah melawan
Mu’awiyah yang juga banyak korban sesama orang Islam yang diakhiri dengan
arbitrase (tahkim) yang sangat merugikan pihak khalifah Ali bin Abi Thalib.
Hal ini menimbulkan perpecahan tentara Ali yang mendukung tahkim dan
menolak. Pihak yang menolak dikenal dengan khawarij.
Dengan terjadinya berbagai pemberontakan dan keluarnya sebagian
pendukung Ali, menyebabkan banyak pengikut Ali gugur dan berkurang serta
hilangnya sumber kemakmuran dan suplai ekonomi khalifah dari Mesir karena
dikuasai oleh Muawiyah menjadikan kekuatan Khalifah menurun, sementara
Muawiyah semakin hari semakin bertambah kekuatannya. Hal tersebut
memaksa Khalifah untuk menyetujui perdamaian dengan Muawiyah. Diakhir
pemerintahan khalifah Ali bin Abhi Thalib muncu khawarij, yang kemudian
menjadi cikal bakal lahirnya perpecahan yang dikenal dalam teologi Islam.
Kedudukan Ali sebagai khalifah kemudian dijabat oleh anaknya Hasan selama
lima bulan. Namun, karena Hasan tentaranya lemah, sementara Mu’awiyah
semakin kuat, maka Hasan membuat perjanjian damai.
Dijelaskan dalam buku Abdul Wahab Najjar yang dikutip oleh Alaiddin
Koto bahwa pada masa pemerintahan Abu Bakar ada tiga kekuatan, pertama,
quwwat al-syariah (legislatif). Kedua, quawwat al-qadhaiyyah (Yudikatif di
dalamnya termasuk peradilan) dan ketiga quwwat al-tanfiziyya (eksekutif).
• Umar Khatthab
1. ‘Abqari
3. Menerapkan Keadilan
‘Umar ibn Khattab adalah sosok pemimpin yang adil, pandai dan
penyayang terhadap sesama sifat-sifat ini merupakan satu kesatuan dalam
dirinya. Sebagaimana diriwayatkan oleh Baihaqi dan Ibnu Asakir dari
Thawus, bahwasanya ‘Umar ibn Khattab berkata: “Bagaimana pendapat
kalian, jika aku telah mengangkat seseorang yang terbaik diantara kalian
untuk mengurusi kalian lalu aku memerintahkannya untuk berlaku adil,
apakah aku sudah menunaikan kewajibanku? Mereka menjawab: ya sudah,
beliau berkata: belum, samapai aku melihat kinerjanya, apakah ia telah
melakukan apa yang aku perintahkan kepadanya atau tidak”. (HR. Baihaqi
dan ibn Asakir).
‘Umar ibn Khattab selain dikenal tegas dan pemberani beliau adalah
sosok pemimpin yang peduli kepada rakyatnya. Khalîfah ‘Umar ibn Khattab
dikenal sebagai pemimpin yang sangat disayangi rakyatnya karena perhatian
dan tanggungjawabnya yang luar biasa pada rakyatnya. Salah satu
kebiasaannya adalah melakukan pengawasan langsung dan sendirian
berkeliling kota mengawasi kehidupan rakyatnya. Dalam banyak hal Umar
bin Khatthab dikenal sebagai tokoh yang sangat bijaksana dan kreatif,
bahkan genius.
Salah satu sifat kepemimpinan ‘Umar ibn Khattab yang lain adalah
keimanannya kepada Allāh SWT, dan kezuhudannya menjadi pemimpin.
Karenanya, kekuatannya tidak membuatnya menyimpang dari keadilannya,
kekuasaannya tidak membuatnya menyimpang dari kasih sayangnya, dan
kekayaannya tidak membuatnya menyimpang dari sikap rendah hatinya.
‘Umar ibn Khattab benar-benar mewujudkan syarat-syarat kepemimpinan
Islam, mulai dari Ilmu, keikhlasan, ketundukan, setia dan cinta. Beliau
benar-benar memiliki pemahaman yang benar terhadap perubahan-
perubahan yang dimulai oleh semangat satu-dua manusia.
Uthman ibn `Affan terkenal sebagai orang yang kaya raya. Namun
meski dia terkenal demikian, beberapa riwayat menyebutkan bahwa dia
termasuk orang-orang yang zuhud di dunia. Diantara hal-hal yang
menunjukkan zuhud dan tawadhu’, `Uthman ibn `Affan adalah apa yang
diriwayatkan Ahmad dari hadits Maimun ibn Mihran. Ia mengatakan, “Al-
Hamadani mengabarkan kepadaku bahwa dia melihat `Uthman ibn `Affan
mengendarai bighal (sejenis keledai) dan memboncengkan pembantunya,
padahal ketika itu ia seorang khalifah.”
Hal yang pertama kali menjadi perhatian beliau saat diangkat menjadi
khalifah adalah mewujudkan keinginan nabi yaitu mengirimkan ekspedisi ke
perbatasan suriah di bawah pimpinan usamah. Hal tersebut dilakukan untuk
membalas pembunuhan ayahnya, zaid dan kerugian yang diderita umat islam
dalam perang mu’tah. Salag satu program penting yang dijalankan Abu
Bakar adalah menjaga dan melindungi Al-Qur’an setelah terbunuhnya
beberapa sahabat penghafal al-Qur’an dalam perang yamamah.
Mengumpulkan catatatan ayat al-Qur’an yang tercecer pada lempeng-
lempeng batu, pada pelepah kurma, dan potongan-potongan kulit hewan.
Menurut jalaludin As-Suyuti bahwa pengumpulan Al-Qur’an ini termasuk
salah satu jasa besar dari khalifah Abu Bakar.
Pada masa Khalifah Ali Ibnu Abi Thalib, wilayah kekuasaan Islam
telah sampai Sungai Efrat, Tigris, dan Amu Dariyah, bahkan sampai ke
Indus. Akibat luasnya wilayah kekuasaan Islam dan banyaknya masyarakat
yang bukan berasal dari kalangan Arab, banyak ditemukan kesalahan dalam
membaca teks Al-Qur'an atau Hadits sebagai sumber hukum Islam.
Pada masa Khalifah Ali Ibnu Abi Thalib, terdapat usaha positif yang
dilaksanakannya, terutama dalam masalah tata kota. Salah satu kota yang
dibangun adalah kota Kuffah. Pembangunan kota Kuffah ini dimaksudkan
sebagai salah satu cara Khalifah Ali Ibnu Abi Thalib mengontrol kekuatan
Muawiyah yang sejak semula tidak mau tunduk terhadap perintahnya.
Karena letaknya yang tidak begitu jauh dengan pusat pergerakan Muawiya
Ibnu Abi Sufyan, maka boleh dibilang kota ini sangat strategis bagi
pertahanan Khalifah.
BAB III
KESIMPULAN
A. KESIMPULAN
1. Abu Bakar adalah seorang figur pemimpin yang memiliki jiwa bersih, jujur,
dan sangat demokratis. Siap dikritik dan diberi saran, peduli terhadap
keselamatan dan kesejahteraan umat.
2. Umar bin Khattab adalah seorang pemimpin yang pemberani terhadap yang
benar, tegas menghadapi kebatilan dan pandai berdiplomasi. Beliau telah
merubah anak-anak padang pasir yang liar menjadi bangsa pejuang yang
gagah berani, tangguh, disiplin tinggi.
3. Usman bin Affan adalah seorang pemimpin yang berjuang meneruskan
perjuangan para Khalifah pendahulunya. Beliau mampu melakukan
perluasan wilayah kekuasaan yang patut dikenang. Beliau mampu
membentuk Angkatan Laut Arab. Corak kepemimpinan beliau yang patut
dicontoh dan diterapkan yaitu sifat keterbukaan dan demokratis.
4. Ali bin Abi Thalib adalah seorang pemimpin yang ‘alim, gagah berani,
tangkas, dan pandai bermain pedang. Seluruh potensinya dipergunakan
untuk mengatasi perpecahan dan kekacauan dalam negeri. Beliau dilantik
menjadi khalifah dalam situasi dan kondisi yang kacau balau, akan tetapi ia
mampu menjalankan roda pemerintahan dengan baik.
B. SARAN
B. Rekomendasi Diskusi
C. Kisah hikmah/motivasi tokoh inspiratif terkait materi
DAFTAR PUSTAKA
Ramadhan, H. R., Mulyawan, M., Hidayani, I., & Mahdi, I. (2019). Metode Discovery
Learning dalam Pembelajaran Sejarah Khulafaurrasyidin. Edukasi Islami:
Jurnal Pendidikan Islam, 8(01), 143-158.
Setiyowati, A., Putri, C. J., Jannah, F. M., & As'ad, M. R. (2021). Kepemimpinan Islam
Periode Khulafaur Rasyidin (Abu Bakar, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan,
Ali bin Abi Thalib. YASIN, 262-274.