Anda di halaman 1dari 2

Khulafaur Rasyidin

Sosok dan nama-nama Khulafaur Rasyidin yang dinilai sangat dekat dengan Rasul memang tidak
banyak. Mereka adalah Abu Bakar Ash-Shidiq, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, dan Ali
bin Abi Thalib. Berikut kisah teladan Khulafaur Rasyidin.
1. Abu Bakar Ash Shiddiq (11-13 H atau 632-634M)
Setelah Rasulullah wafat, sahabat Abu Bakar yang sekaligus mertuanya ditunjuk oleh para
sahabat sebagai penggantinya untuk memegang kendali umat Islam, sekaligus melanjutkan
estafet kepemimpinan menantunya itu. Ia merupakan khulafaur rasyidin pertama yang menjadi
pimpinan umat Islam setelah Rasulullah
Abu Bakar Ash Shiddiq adalah nama Khulafaur Rasyidin pertama. Nama aslinya yaitu Abdullah
bin Abi Quhafah at-Tamimi.Sejak kecil, beliau terkenal dengan sifat yang lemah lembut, jujur,
dan sabar. Beliau telah bersahabat dengan Rasulullah SAW sejak berusia remaja.
Nabi memberinya gelar Ash-Shiddiq berarti 'yang berkata benar', setelah Abu Bakar
membenarkan peristiwa Isra Mi'raj yang diceritakan Nabi kepada para pengikutnya. Dari situlah
ia lebih dikenal dengan nama Abu Bakar ash-Shiddiq.Abu Bakar diangkat menjadi khalifah
dengan jalan musyawarah antara kaum Anshar dan kaum Muhajirin di Saqifah Bani Sa'idah
(balai pertemuan di kota madinah).Dalam masa kepemimpinannya yang terbilang singkat, Abu
Bakar telah mencapai usaha dan prestasi yang sangat luar biasa.Antara lain memberantas
penolak pembayar zakat, melakukan ekspansi ke wilayah Irak, Syiria, Hirab; memerangi nabi
palsu, dan sangat gigih dalam melindungi orang yang memeluk agama Islam. Menurut Syekh
Nawawi Banten, Abu Bakar menjadi pimpinan umat Islam selama dua tahun setengah. Saat itu,
ia tidak hanya memiliki tugas untuk menyebarkan ajaran Islam, namun juga memiliki tanggung
jawab untuk mengembalikan kaum muslimin yang sudah keluar dari ajaran Islam (murtad)
pasca-meninggalnya Rasulullah. Setelah genap memimpin umat Islam selamat dua tahun
setengah. Ia wafat di usia 63 tahun. Ia meninggalkan umat Islam pada malam Selasa tanggal 23
Jumadil Akhir, antara waktu Maghrib dan Isya, kemudian dimakamkan di Madinah berdekatan
dengan makam Rasulullah. Adapun penyebab wafatnya, sebagaimana disebutkan oleh Syekh
Nawawi, yaitu disebabkan sedih yang terus menerus karena ditinggal oleh Rasulullah. Sebelum
meninggal Abu Bakar mewasiatkan Umar bin Khattab untuk menggantikannya.

2. Umar bin Khattab (13-23 H atau 634-644 M)


Setelah sahabat Abu Bakar wafat, Sayyidina Umar merupakan satu-satunya sahabat yang dipilih
untuk melanjutkan perjuangan sahabat dekatnya itu. Sikapnya yang tegas dalam berdakwah, dan
bijaksana dalam menyebarkan ajaran Islam menjadi salah satu alasan di balik terpilihnya Umar
untuk menjadi pimpinan kaum muslimin.Umar bin Khattab adalah satu di antara nama-nama
Khulafaur Rasyidin sekaligus tokoh besar dalam sejarah Islam yang paling berpengaruh.Ia
dikenal dengan pribadi yang berani, bertekad kuat, dan tegas. Umar merupakan salah satu
sahabat dekat Nabi dan juga merupakan ayah dari Hafshah, istri Nabi Muhammad.Di bawah
masa kekhalifahan Umar, Islam tumbuh dengan sangat pesat, didukung dengan kondisi politik
yang lebih stabil. Islam berhasil mengambil alih Mesopotamia, sebagian Persia, serta Mesir,
Palestina, Syria, Afrika Utara, dan Armenia dari kekaisaran Romawi. Selain itu pembentukan
baitul maal menjadi gebrakan besar Umar di bidang ekonomi. Berkat keberhasilan pada masa
pemerintahannya, Umar mendapat gelar Amir Al Mukminin atau komandan orang-orang
beriman, dan dikenal sebagai Al faruq atau tegas membedakan benar dan salah. ayyidina Umar
wafat di usia 63 tahun, sebagaimana usia sahabat Abu Bakar. Ia meninggalkan umat Islam pada
hari Rabu tanggal 27 bulan Dzulhijah, setelah dibunuh oleh Abu Lu’luk al-Mughirah (Fairuz),
saat sedang melakukan shalat Subuh, kemudian dimakamkan di Madinah berdekatan dengan
makam Rasulullah dan Abu Bakar.
Sayyidina Utsman bin Affan merupakan piminan umat Islam ketiga dalam sejarah khulafaur
rasyidin setelah masa kepemiminan Sayyidina Umar. Ia memimpin kaum muslimin dengan
tempo yang tidak sedikit, yaitu selama dua belas tahun kurang dua belas hari. Selama menjadi
pemimpin umat Islam, ia telah berhasil menaklukkan berbagai kerajaan-kerajaan yang
menentang terhadap ajaran yang ia dakwahkan. Terbukti, pada masa kepemimpinannya itu, ia
telah berhasil menyebarkan ajaran Islam hingga kota Mesir
3. Utsman bin Affan (23-35 H atau 644-656 M)
Sayyidina Utsman bin Affan merupakan piminan umat Islam ketiga dalam sejarah khulafaur
rasyidin setelah masa kepemiminan Sayyidina Umar. Ia memimpin kaum muslimin dengan
tempo yang tidak sedikit, yaitu selama dua belas tahun kurang dua belas hari. Utsman bin Affan
adalah khalifah ketiga sekaligus Khulafaur Rasyidin dengan masa kekuasaan terlama. Selama
menjadi pemimpin umat Islam, ia telah berhasil menaklukkan berbagai kerajaan-kerajaan yang
menentang terhadap ajaran yang ia dakwahkan. Terbukti, pada masa kepemimpinannya itu, ia
telah berhasil menyebarkan ajaran Islam hingga kota Mesir. Utsman dikenal sebagai pribadi
yang lembut dan murah hati. Mulanya, Utsman memeluk Islam karena ajakan Abu Bakar, dan
menjadi salah seorang sahabat dekat Nabi SAW. Beliau mendapatkan gelar Dzun Nurain atau
yang memiliki dua cahaya. Utsman adalah seorang saudagar kaya dan cerdas sejak muda. Meski
demikian, ia memiliki sifat sederhana. Sumbangsihnya yang paling menonjol adalah sifat
kedermawanan dalam memberikan harta yang digunakan untuk kepentingan Islam. Utsman juga
dikenal atas perannya dalam mengumpulkan ayat-ayat Alquran, menyalin, dan membukukannya.
Karena jasa besarnya yang bermanfaat bagi umat Islam itulah, maka mushaf tersebut dinamakan
Mushaf Usmani.

4. Ali bin Abi Thalib (35-40 H atau 656-661 M)


Ali bin Abi Thalib adalah nama Khulafaur Rasyidin yang terakhir setelah Abu Bakar, Umar, dan
Utsman. Ali diberi gelar khusus Karamallahu Wajhahu, yang artinya semoga Allah
memuliakannya. “Saya (Rasulullah) adalah gudangnya ilmu, dan Ali adalah pintunya ilmu.”
Demikian salah satu hadits populer perihal kelebihan Sayyidina Ali dari sahabat yang lainnya. Ia
menjadi sahabat pertama yang masuk Islam dari kalangan anak kecil, sekaligus menjadi suami
dari putri Rasulullah, Sayyidah Fatimah az-Zahra. Ali bin Abi Thalib merupakan khulafaur
rasyidin keempat setelah wafatnya Utsman bin Affan. Ia dipercaya untuk melanjutkan
perjuangan Rasulullah dan para pimpinan Islam sebelumnya. Pada masa kepemimpinannya, ia
berhasil menyebarkan ajaran Islam melebihi jangkauan khulafaur rasyidin sebelumnya. Selama
bertugas, ia tidak hanya menyebarkan ajaran Islam, namun menyejahterakan rakyatnya, berlaku
sangat adil dan bijaksana, sebagaimana pimpinan-pimpinan sebelumnya. Namun, dalam masa
kepemimpinannya tersebut dikenal dengan istilah masa tersulit jika dibanding dengan masa-masa
sebelumnya. Sebab, pada masa itu terjadi perang saudara antara umat Islam pasca wafatnya
Sayyidina Utsman. Kendati demikian, ia tetap memiliki sejarah yang luar biasa dalam mengatasi
semua itu. Tepat di masa kepemimpinannya yang sudah mencapai 5 tahun, ia meninggalkan
umat Islam setelah dibunuh oleh Abdurrahman bin Muljam di usia 65 tahun. Pembunuhan
tersebut terjadi malam Jumat 17 Ramadhan tahun 40 H, kemudian dimakamkan di Kufah. Masa
kekuasaan Ali merupakan periode tersulit dalam sejarah Islam karena terjadi perang saudara
pertama pertama kalinya di dalam tubuh umat Muslim yang disebabkan oleh terbunuhnya
khalifah ketiga, Utsman bin Affan.Meski demikian, terlepas dari perbedaan pendapat mengenai
status Ali dan kepemimpinannya atas umat Islam, kaum Sunni dan Syiah mengakui bahwa Ali
memiliki pribadi yang saleh, adil, dan berani. Ali begitu berjasa dalam membenahi keuangan
negara (baitul maal), memajukan bidang ilmu bahasa, pembangunan, dan meredam
pemberontakan di kalangan umat Islam.

Anda mungkin juga menyukai