PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam datang terlihat asing dan akan asing pula pada akhir zaman. Islam yang
pertama kAli muncul dibumi jazirah Arab yang penduduknya mayoritas penyembah
berhala membuat misi mengemban agama Allah azza wa jalla sangat susah dan
kepayahan. Muhammad saw merupakan Nabi sekAligus Rasul yang mengemban
amanah untuk menyebarkan agama Tauhid ini. Pada kala itu Rasul sangat berhati-hati
dalam menyebarkan agama ini mulai dari istri keluarga dan kerabat dekat serta orang-
orang yang lemah/terdzolimi. Sepeninggal Rasul misi ini dilanjutkan oleh para
Sahabat Nabi saw.
Meninggalnya Rasul saw memaksa kaum muslimin untuk memilih salah satu
sahabat untuk pemimpin melanjutkan misi yang telah dibawa Rasul, yang diberi gelar
khalifah. Penyebaran Islam pada masa khalifah mulai dari khalifah pertama Abu
Bakar sampai pada Ali. Keadaan sosial politik pada awal kepemimpinan Ali sangat
tidak stabil karena terjadi pemberontakan dimana-mana. Pemberontakan-
pemberontakan itu tidak dapat diselesaikan hingga akhir kepemimpinan Ali, sehingga
hal tersebut menyebabkan pecahnya umat Islam menjadi beberapa golongan dan
sangat tidak menguntungkan bagi Ali.
6. Bagaimana peradapan islam pada masa khalifah Ali Bin Abi Thalib?
BAB II
PEMBAHASAN
B. Peradaban Islam pada Masa Khalifah Abu Bakar As-Shidiq (11–13 H /632–634
M)
Abu bakar ash-siddiq lahir pada tahun 173 Masehi, nama lengkapnya adalah
Abdullah bin Usman bin Amr bin Ka’ab bin Sa’ad bin Taim yang termasuk dari suku
Qurasyi. Namun bani itu bukanlah kelompok yang besar. Dia diberi kunyah
(panggilan) abu bakar. Kemudian lebuh di kenal dengan gelar Al- Ashiddiq ( orang
yang selalu membernarkan). Pada masa jahiliyah, dia merupakan salah satu seorang
1 ] Ali Mufrodi, Islam Di Kawasan Kebudayaan Arab (Ciputat: Logos Wacana Ilmu, 1997).
Hal. 46
yang sangat terpandang di kalangan Quraisy, dikenal sebagai orang yang benar-benar
mengerti tentang silsilah keturunan dan sebagai pelaku bisnis yang sukses. Selain itu
abu bakar telah mengharamkan minuman keras untuk dirinya pada masa jahiliyah.
Bahkan dia tidak pernah menyembah dan bersujud pada sebuah berhala pun. Dia
adalah sahabat Rasulullah pada masa jahiliyah dan orang yang pertama kali masuk
islam dari kalngan generasi tua. Dia dianggap sebagai orang kedua dalam islam
setalah Rasulullah.
Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya saya tidak pernah mengatakan kepadanya
sesuatu, kecuali dia akan menerima apa yang saya lakukan dan dia tetap konsisten
dengan keyakinannya”. Abu bakar selalu setia menemani Rasulullah sampai beliau
wafat. Dia berhijrah bersama Rasulullah kemadinah dan orang menemani Rasulullah
di dalam gua Tsur pada saat hijrah, sebagaimna di abadikan Al Qur’an dala surah At-
Taubah (9) ayat 40.2 Abu bakar selalu terlebat dal semua peristiwa yang dialami
Rasulullah. Dia adalah orang yang tidak lari dan tetap tegar ketika banyak pasukan
melarikan diri pada saat perang haunain. Abu bakar di kenal sebagai seorang
pemberani yang selalu gagah di segala medan perang. Dia tidak akan bergeser dari
sisi Rasulullah untuk selalu membela dan membentengi bbeliau. Abu bakar dikenal
sebagai ssosok yang dermawan dan menginfaqkan sebagian besar hartanya di jalan
Allah. Pada mas enam bulan pertama pemerintahannya, abu bakar melakukan
perjalanan bolak balik dari al-sunh ( tempat tinggalnya yang sederhana denga istrinya,
habibah ) kekota Madinah tanpa menerima gaji sedikit pun.3 Abu bakar
menyedekahkan semua hartanya untuk bekal pasukan Islam pada sat prerang tabuk,
sedangakan panji islam dalam perang ini berada di tangannya. Banyak sahabat yang
masuk islam melalui jasanya, di antaranya adalah Ustman bi Affan, Zubair bin
Awwam dan Abdurrahman bin Auf. Dia telah membeli dan membebaskan sejumlah
budak yang mendapat siksaan keras dari majikannya, diantaranya Bilal bin Rabbah,
Amir bin Fuhairah, Zinnirah dan yang lainnya. Rasulullah mengutus abau bakar
sebagai ketua rombongan haji pada tahun 9 H ? 630 M. Tatkala Rasulullah di timpa
sakit menjelang wafatnya, beliau bersabda, “Mohonkan Abu Bakar supaya menjadi
imam sholat.”4
2 Sedang dia salah satu seorang dari dua orang ketika keduanya berada di dalam gua, di waktu dia berkata
kepada temannaya,”Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah bersama kita.”
3 Hitti,History, 218
4 Al-Usairy, Sejarah, 142-144
Abu bakar memimpin pemerintahan hanya dalam waktu singkat, yakni sekitar dua
tahun lebih tiga bulan. Namun meskipun sangat singkat, masa kepemimpinannya
penuh dengan jasa-jasa penting bagi umat islam di antaranya adalah :
1. Memberangkatkan pasukan Usamah bin Zaid menuju Balqa’ di palestina
sesuai dengan perintah Rasulullah ( yang akhirnya pasukan tersebut berhasil
menang secara gemilang).
2. Menumpas orang-orang murtad
3. Memerangi orang-orang yang tidak mau membayar zakat dari suku-suku
yaman
4. Menghancurkan nabi-nabi palsu
5. Mengumpulkan Al-Qur’an atas usulan umar bin khaththab setilah banyak
penghafal Al-Qur’an yang meninggal dalam perang yamamah memerangi
orang-orang murtad
6. Melakukan perluasan wilayah islam , baik di wilayah timur ( Persia ) maupun
di barat ( Romawi ).
Setilah perang riddah melawan kaum murtad berakhir, umat Islam dalam
memperluas wilayah kekuasaannya. Di wilayah timur, abu bakar mengangkat Khalid
bin Al-Walid dan Mutsana bin Haritsah sebagai panglima perang yang pada 12 H /
633 M berhasil mengusai Hirah dan beberapa kota Irak, seperti ambar, daumatul
jandal dan faradh. Pasukan ini berhasil memenangkan pertempuran di Yarmuk,
sebuah daerah di pinggiran sungai yordania, pada 14 H / 635 M, setelah Abu Bakar
meninggal dan kekhalifahan telah di serahkan kepada Umar bin Khaththab. Tidak
hanya itu, Abu Bakar juga telah memberangkatkan pasukan-pasukan Islam ke
beberapa daerah. Di antaranya adalah ke Damaskus di pimpin Yazid bin Abi Sufyan,
Palestina dipimpin Amr bin Al-Ash dan Hims dipimpin Abu Ubaydah ibn Al-Jarrah.5
Dalam pemerintahannya Abu Bakar memiliki tipologi kebijakan yang sangat baik
diantaranya:
1. Kebijaksanaan pengurusan terhadap agama
Pada awal pemerintahannya, ia diuji dengan adanya ancaman yang
datang dari umat Islam yang menentang kepemimpinannya. Di antara
perbuatan ingkar tersebut ialah timbulnya orang-orang yang murtad, orang-
orang yang tidak mau mengeluarkan zakat, orang-orang yang mengaku
menjadi Nabi, dan pemberontakan dari beberapa kabilah.
5 Ibid., 145-150 dan Hitti, History, 175-176
Ketika Rasulullah SAW wafat, maka banyak orang Arab yang kembali
murtad. Seiring dengan itu, banyak pula utusan orang-orang Arab berdatangan
ke Madinah mengakui kewajiban sholat namun mengingkari kewajiban zakat.
Abu Bakar bersikap tegas kepada mereka, dan merekapun ditumpasnya.
Melihat hal ini, Umar pun berkata: “Akhirnya aku sadari bahwa Allah telah
melapangkan hati Abu Bakar untuk memerangi mereka dan aku yakin itulah
yang benar”.
Disamping banyak umat yang murtad dan menolak bayar zakat, ada pula
beberapa orang yang mengaku menjadi nabi, diantaranya yang paling
berpengaruh adalah Musailamah Al-Kadzab. Ia memiliki pengikut mencapai
40.000 personil dari kalangan Bani Hanifah. Abu Bakar mengirim pasukan
yang dipimpin Khalid bin Walid untuk menumpas mereka. Dalam perang
Yamamah yang hebat, Khalid bin Walid memperoleh kemenangan yang besar.
Di samping itu, Jasa Abu Bakar yang abadi ialah atas usulan Umar, ia
berhasil membukukan al-Qur’an dalam satuan mushaf, sebab setelah banyak
penghafal al-Qur’an gugur dalam perang Riddah di Yamamah. Oleh karena
itu, khalifah menugaskan Zaid ibn Tsabit untuk membukukan al-Qur’an
dibantu oleh Ali ibn Abi Thalib. Naskah tersebut terkenal dengan naskah
Hafsah yang selanjutnya pada masa khalifah Usman membukukan al-Qur’an
berdasarkan mushaf itu, kemudian terkenal dengan Mushaf Utsmani yang
sampai sekarang masih murni menjadi pegangan kaum muslim tanpa ada
perubahan atau pemalsuan.
2. Kebijaksanaan politik kenegaraan
Di antara kebijakan politik Abu Bakar yang cukup menonjol adalah
melanjutkan ekspedisi pasukan Usamah. Sebelum Rasulullah SAW. wafat,
beliau telah memerintahkan sepasukan perang yang dipimpin oleh seorang
anak muda, Usamah, untuk berjalan menuju tanah Al-Balqa yang berada di
Syam, persisnya di tempat terbunuhnya Zaid bin Haritsah, Ja’far dan Ibnu
Rawahah. Namun di tengah perjalanan terdengar berita wafatnya Rosulullah
SAW, sehingga pasukan tersebut kembali ke kota Madinah.
Begitu Abu Bakar menjadi kholifah, maka ekspedisi ini dilanjutkan
kembali. Semula banyak sahabat yang mengusulkan termasuk Umar bin
Khattab, agar ekspedisi ini ditunda mengingat banyaknya persoalan di kota
Madinah. Namun Abu Bakar tetap pada pendiriannya. Ternyata berangkatnya
pasukan Usamah membawa kemaslahatan besar waktu itu. Disamping pulang
dengan membawa kemenangan, juga sekaligus telah menimbulkan kegentaran
besar pada perkampungan Arab yang dilewati sehingga tidak berani
memberontak.
Setelah berhasil melakukan ekspedisi pasukan Usamah, Abu Bakar
meyakinkan kesungguhannya untuk menaklukkan negeri Iraq, pada periode ini
merupakan langkah awal menaklukkan wilayah-wilayah timur pada masa
khulafaur rasyidin berikutnya. Dan pada periode perdana ini pasukan dipimpin
oleh Panglima Perang Khalid bin Wahid.
3. Sedang diantara kebijaksanaan Abu Bakar dalam pemerintahan atau
kenegaraan, diuraikan oleh Suyuthi Pulungan, sebagai berikut:6
a. Bidang eksekutif
Pendelegasian terhadap tugas-tugas pemerintahan di Madinah
ataupun daerah. Misalnya untuk pemerintahan pusat menunjuk Ali bin
Abi Thalib, Utsman bin Affan, dan Zaid bin Tsabit sebagai sekretaris
dan Abu Ubaidah sebagai bendaharawan.
b. Bidang pertahanan dan keamanan
Dengan mengorganisasi pasukan-pasukan yang ada guna
mempertahankan eksistensi keagamaan dan pemerintahan. Dari
pasukan itu disebarkan untuk memelihara stabilisasi di dalam atau di
luar negeri. Di antara panglima yang ada ialah Khalid bin Walid,
Musanna bin Harisah, Amr bin ‘Ash, Zaid bin Sufyan, dan lain-lain
c. Bidang yudikatif
Fungsi kehakiman dilaksanakan oleh Umar bin Khattab dan
selama masa pemerintahan Abu Bakar tidak ditemukan suatu
permasalahan yang berarti untuk dipecahkan. Hal ini didorong atas
kemampuan dan sifat Umar, dan masyarakat pada waktu itu dikenal
‘alim.
4. Kebijaksanaan Bidang Sosial Ekonomi
Faktor keberhasilan Abu Bakar dalam membangun pranata sosial di
bidang ekonomi tidak lepas dari faktor politik dan pertahanan keamanan,
Keberhasilan tersebut tidak pula lepas dari sikap keterbukaannya, yaitu
6 Boedi Abdullah, Peradaban Pemikiran Ekonomi Islam.,Hal. 78-79.
memberikan hak dan kesempatan yang sama kepada tokoh-tokoh sahabat
untuk ikut membicarakan berbagai masalah sebelum ia mengambil keputusan
melalui forum musyawarah sebagai lembaga legislatif. Hal ini mendorong
para tokoh sahabat khususnya dan umat Islam umumnya, berpartisipasi aktif
untuk melaksanakan berbagai keputusan yang dibuat.
Dalam usaha meningkatkan kesejahteraan umat Islam, Khalifah Abu
Bakar ash-Shiddiq melaksanakan berbagai kebijakan ekonomi seperti yang
telah dipraktikkan Rasulullah SAW. Ia sangat memerhatikan keakuratan
penghitungan zakat sehingga tidak terjadi kelebihan atau kekurangan
pembayarannya. Abu Bakar pernah berkata kepada Anas, “Jika seseorang
mempunyai kewajiban untuk membayar zakat berupa seekor unta betina
berumur 1 tahun, tetapi dia tidak mempunyainya lalu menawarkan seekor unta
betina berumur 2 tahun, hal seperti itu dapat diterima dan petugas zakat akan
mengembalikan kepada orang tersebut sebanyak 20 dirham atau 2 ekor domba
sebagai kelebihan dari pembayaran zakatnya. Hasil pengumpulan zakat
tesebut dijadikan sebagai pendapatan negara dan disimpan dalam Baitul
Mal untuk langsung didistribusikan seluruhnya kepada kaum muslim hingga
tidak ada yang tersisa. Selain dari dana zakat, di dalam Baitul Mal dikelola
harta benda yang didapat dari infak, sedekah, ghanimah dan lain-lain.
Penggunaan harta tersebut digunakan untuk gaji pegawai negara dan untuk
kesejahteraan umat sesuai dengan aturan yang ada.7
Dalam kegiatan ekonominya, setiap hari mereka disibukkan sengan
persoalan air dan rumput. Pada hari ke-dua Setelah pengangkatannya sebagai
khafilah, Abu Bakar membawa bahan-bahan pakaian dagangan di atas
pundaknya dan pergi untuk menjualnya. Salah satu aspek penting
perekonomian arab pra-islam adalah pertanian. Perdagangan adalah unsur
penting dalam perekonomian arab. Komoditas exspor arab selatan dan yaman
adalah dupa, kemenyan, kopi, gaharo, minyak wangi, kulit binatang, buah
kismis, anggur dan lainnya. lomoditas yang mereka impor dari dari afrika
timur antara lain: kayu untuk bangunan, bulu burung unta, lantakan logam
mulia dan badak. dari asia selatan dan cina berupa daging, batu mulia, sutra,
pakaian, pedang, rempah-rempah. sedangkan dari negara teluk Persia mereka
mengimpor intan.
7 Ibid., Hal. 72
C. Peradaban Islam pada Masa Khalifah Umar bin Khatab (13-23 H/634 - 644 M)
Umar bin Khattab adalah khalifah ke-2 dalam sejarah Islam. pengangkatan umar
bukanberdasarkan konsensus tetapi berdasarkan surat wasiat yang ditinggalkan oleh
Abu Bakar. Hal ini tidak menimbulkan pertentangan berarti di kalangan umat islam
saat itu karena umat Muslim sangat mengenal Umar sebagai orang yang paling dekat
dan paling setia membela ajaran Islam. Hanya segelintir kaum, yang kelak
menjadi golongan Syi'ah, yang tetap berpendapat bahwa seharusnya Ali yang menjadi
khalifah. Umar memerintah selama sepuluh tahun dari tahun 634 hingga 644.8.
Ketika Abu Bakar sakit dan merasa ajalnya sudah dekat, ia bermusyawarah
dengan para pemuka sahabat, kemudian mengangkat Umar bin Khatthab sebagai
penggantinya dengan maksud untuk mencegah kemungkinan terjadinya perselisihan
dan perpecahan di kalangan umat Islam. Kebijaksanaan Abu Bakar tersebut
ternyata diterima masyarakat yang segera secara beramai-ramai membaiat Umar.
Umar menyebut dirinya Khalifah Rasulillah (pengganti dariRasulullah). Ia juga
memperkenalkan istilah Amir al-Mu'minin (petinggi orang-orang yang beriman).
Peranan Umar dalam sejarah Islam pada masa permulaan tampak paling
menonjol diantaranya yaitu:9
1. Penyebaran Agama
Khalifah Umar memiliki peranan yang sangat menonjol salah satunya
karena perluasan wilayahnya, di samping kebijakan-kebijakan politiknya
yang lain. Adanya penaklukan besar-besaran pada masa pemerintahan
Umar merupakan fakta yang diakui kebenarannya oleh para sejarawan.
Bahkan, ada yang mengatakan, kalau tidak karena penaklukan-penaklukan
yang dilakukan pada masa Umar, Islam belum akan tersebar seperti
sekarang.
Sebagaimana Rasulullah SAW dan Abu Bakar, Khalifah Umar juga
sangat condong menanamkan semangat demokrasi secara intensif di
8 Ahmad al-Usairy, Sejarah Islam: Sejak Zaman Nabi Adam Hingga Abad XX (Jakarta:
Akbar Media Eka Sarana, 2003). Hal. 152.
4. Manajemen Zakat13
Pada masa Rasulullah SAW, jumlah kuda di Arab masih sangat
sedikit, terutama kuda yang dimiliki oleh kaum muslim karena
digunakan untuk kebutuhan pribadi dan jihad. Pada Perang Badar,
pasukan kaum muslim yang berjumlah 313 orang hanya memiliki dua
kuda. Pada saat pengepungan suku bani Quraizhah (5H), pasukan
kaum muslim memiliki 36 kuda. Pada tahun yang sama, di
Hudaibiyah, mereka mempunyai sekitar dua ratus kuda. Karena zakat
dibebankan terhadap barang-barang yang memiliki produktivitas,
seorang budak atau seekor kuda yang dimiliki kaum muslim ketika itu
tidak dikenakan zakat.
Pada periode selanjutnya, kegiatan beternak dan
memperdagangkan kuda dilakukan secara besar-besaran di Syiria dan
di berbagai wilayah kekuasaan Islam lainnya. Beberapa kuda
mempunyai nilai jual yang tinggi, bahkan pernah diriwayatkan bahwa
seekor kuda Arab Taghlabi diperkirakan bernilai 20.000 dirham dan
13 Ibid., Hal. 93-94.
orang-orang Islam terlibat dalam perdagangan ini. Karena maraknya
perdagangan kuda, mereka menanyakan kepada Abu Ubaidah,
Gubernur Syiria ketika itu, tentang kewajiban membayar zakat kuda
dan budak. Gubernur memberitahukan bahwa tidak ada zakat atas
keduanya. Kemudian, mereka mengusulkan kepada khalifah agar
ditetapkan kewajiban zakat atas keduanya, tetapi permintaan tersebut
ditolak. Kemudian, mereka mendatangi kembali Abu Ubaidah dan
bersikeras untuk membayar zakat kuda dan budak. Akhirnya, Gubernur
menulis surat kepada khalifah dan khalifah Umar menanggapinya
dengan sebuah instruksi agar Gubernur menarik zakat dari mereka dan
mendistribusikannya kepada para fakir miskin serta budak. Sejak itu,
zakat kuda ditetapkan sebesar satu dinar atau atas dasar ad valorem,
seperti satu dirham untuk setiap empat puluh dirham.
Diantara beberapa barang, Abu Bakar membebani zakat
terhadap war, sejenis rumput herbal yang digunakan untuk membuat
bedak dan parfum. Sementara itu, Umar mengenakan hums zakat atas
karet yang ditemukan di Semenanjung Yaman, antara Aden dan
Mukha, dan hasil laut karena barang-barang tersebut dianggap sebagai
hadiah dari Allah. Thaif dikenal sebagai tempat peternakan lebah dan,
menurut beberapa riwayat, Bilal datang kepada Nabi dengan ushr atas
madunya dan memintanya agar Lembah Salba dicadangkan untuknya.
Permintaannya ini diterima oleh Nabi.
Pada masa Umar, Gubernur Thaif melaporkan bahwa pemilik
sarang lebah tidak membayar ushr, tetapi menginginkan sarang-sarang
lebah tersebut dilindungi secara resmi. Umar mengatakan bahwa bila
mereka mau membayar ushr, sarang lebah mereka akan dilindungi.
Jika menolak, mereka tidak akan memperoleh perlindungan. Menurut
riwayat Abu Ubaid, Umar membedakan madu yang diperoleh dari
pegunungan dengan madu yang diperoleh dari ladang. Zakat yang
ditetapkan adalah seperdua puluh untuk madu yang pertama dan
sepersepuluh untuk madu jenis kedua.
a. Penetapan Ushr14
14 Nur Chamid, Jejak Langkah Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2010). Hal. 85.
Ushr dibebankan pada suatu barang hanya sekali dalam
setahun. Seorang Taghlibi datang ke wilayah Islam untuk menjual
kudanya. Setelah dilakukan penaksiran oleh Zaid, seorang asyir,
kuda tersebut bernilai 20.000 dirham. Oleh karena itu, Zaid
memintanya untuk membayar 1000 dirham (5%) sebagai ushr.
Jumlah tersebut dibayarkan, tetapi kuda tersebut tidak terjual
sehingga ia mengambil kembali kudanya. Setelah beberapa waktu,
ia datang kembali dengan kudanya dan pemungut pajak kembali
meminta ushr kepadanya. Orang tersebut menolak membayar apa
pun dan mengadukan masalahnya kepada Umar. Setelah
mendengarkan kasusnya, Umar menginstruksikan para pegawainya
agar tidak menarik ushr dua kali dalam setahun walaupun barang
tersebut diperbarui.
Pos pengumpulan ushr terletak di berbagai tempat yang
berbeda-beda, termasuk di ibukota. Menurut Saib bin Yazid,
pengumpul ushr di pasar-pasar Madinah, orang-orang Nabaetean
yang berdagang di Madinah juga dikenakan pajak pada tingkat
yang umum, tetapi setelah beberapa waktu, Umar menurunkan
persentasenya menjadi 5% untuk minyak dan gandum untuk
mendorong impor barang-barang tersebut di kota.
b. Pemberdayaan Sedekah dari Nonmuslim15
“Tidak ada Ahli Kitab yang membayar shadaqah atas ternaknya
kecuali orang kristenBanu Taghlibi yang keseluruhan kekayaannya
terdiri dari ternak. Mereka membayar dua kali lipat dari yang
dibayar orang Muslim.” Banu Taghlibi adalah suku Arab Kristen
yangmenderita akibat peperangan. Umar
mengenakan jizyah kepada mereka, tetapi mereka terlalu gengsi
sehingga menolak membayar jizyah dan malah membayar
shadaqah. Umarpun memanggil mereka dan mengadakan shadaqah
yang harus mereka bayar, dengan syarat mereka setuju untuk tidak
membaptis seorang anak atau memaksa untuk menerima
15 Ibid., Hal. 87.
kepercayaan mereka. Merekapun menyetujui dan menerima
membayar shadaqah ganda.
c. Sumber dan Distribusi Pendapatan Negara16
Pada masa pemerintahannya, Khalifah Umar ibn Al-Khaththab
mengklasifikasi pendapatan negara menjadi empat bagian.
1) Pendapatan zakat dan ushr. Pendapatan ini didistribusikan
di tingkat lokal dan jika terdapat surplus, sisa pendapatan
tersebut disimpan di Baitul mal pusat dan dibagikan kepada
delapan ashnaf, seperti yang telah ditentukan dalam Al-
Qur’an.
2) Pendapatan khums dan sedekah. Pendapatan ini
didistribusikan kepada para fakir miskin atau untuk
membiayai kesejahteraan mereka tanpa membedakan
apakah ia seorang muslim atau bukan.
3) Pendapatan kharaj, fai, jizyah, ushr (pajak perdagangan),
dan sewa tanah. Pendapatan ini digunakan untuk membayar
dana pensiun dan dana bantuan serta untuk menutupi biaya
operasional administrasi, kebutuhan militer, dan
sebagainya.
4) Pendapatan lain-lain. Pendapatan ini digunakan untuk
membayar para pekerja, pemeliharaan anak-anak terlantar,
dan dana sosial lainnya.
Sumber pendapatan negara tersebut, selanjutnya didistribusikan
melalui harta Baitul mal untuk dana pensiun, dana pertahanan negara, dan
dana pembangunan.
5. Segi Reformasi dalam Budaya
Umar bin Khattab adalah khalifah yang pertama kali digelari Amirul
Mukminin, yang menetapkan penanggalan hijriyah mengumpulkan
manusia untuk sholat taraweh berjamaah, mendera peminum khomer 80x
cambukan, dan berkeliling di malam hari menghontrol rakyatnya di
Madinah. Khalifah bin Umar bin Khattab menetapkan perhitungan tahun
baru, yaitu tahun hijriayah yang dimulai dari hijrahnya Rasulullah SAW
D. Peradaban Islam pada Masa Khalifah Utsman bin Affan (23-35 H/644-656 M)
Utsman bin Affan dilahirkan pada tahun 573 M pada sebuah keluarga dari suku
Quraisy bani Umayah. Nenek moyangnya bersatu dengan nasab Nabi Muhammad
pada generasi ke-5. Sebelum masuk islam ia dipanggil degan sebutan Abu Amr. Ia
begelar Dzunnurain, karena menikahi dua putri nabi (menjadi khalifah 644-655 M)
adalah khalifah ke-3 dalam sejarah Islam.17
Umar bin Khattab tidak dapat memutuskan bagaimana cara terbaik menentukan
khalifah penggantinya. Segera setelah peristiwa penikaman dirinya oleh Fairuz,
seorang majusi Persia, Umar mempertimbangkan untuk tidak memilih pengganti
sebagaimana dilakukan rasulullah. Namun Umar juga berpikir untuk meninggalkan
Utsman bin Affan wasiat seperti dilakukan Abu Bakar. Sebagai jalan keluar, sebelum
khalifah Umar wafat, beliau sempat berwasiat dan menunjuk tim yang terdiri dari 6
orang sahabat terkemuka, sekaligus telah dijamin Nabi masuk surga, sebagai calon
ganti kekhalifaannya. Ke-6 orang tersebut adalah Usman bin Affan, Ali bin Abi
Tholib, Abdurrahman bin Auf, Thalhah bin Ubaidillah, Zubair bin Awwam dan Sa’ad
bin Abi Waqash.
Kepada tim, Umar menganjurkan agar putranya, Abdullah bin Umar ikut sebagai
peserta musyawarah dan tidak boleh dipilih menjadi khalifah.awalnya hasil
musyawarah yang diketuai oleh Abdurrahman bin Auf menunjukkan bahwa suara
25 Siti Maryam, dkk. (ed.). Sejarah Peradapan Islam dari Klasik Hingga Modern. Yogyakarta: Jurusan SPI
Fakultas Adap IAIN Kalijaga dan LESFI, 2003, hlm. 79; Lihat pula Jaih Mubarok, op cit. hlm 95.
26 Siti Maryam, dkk. (ed.). Sejarah Peradapan Islam dari Klasik Hingga Modern. Yogyakarta: Jurusan SPI
Fakultas Adap IAIN Kalijaga dan LESFI, 2003, hlm. 79; Lihat pula Jaih Mubarok, op cit. hlm 95.
dengan khalifah adalah Khalifah Allah, (Khalifah Allah) adalah pemimpin atau
penguasa yang diangkat oleh Allah. Langkah awal dalam rangka memperlancar
pengangkatan Yazid sebagai pengganti nya adalah menjadi Yazid Bin Muawiyah
sebagai putra mahkota (tahun 53 H.)27.
Pemerintah Bani Uamyyah di nisbatkan kepada Umayyah bin Abd Syams bin
Abdi Manaf. Dia adalah salah seorang tokoh penting di tengah Quraisy pada masa
jahiliyah. Dia dan pamannya Hasyim Bin Abdu Manaf selalu bertarung dalam
memperebutkan kekuasaan dan kedudukan.
Setelah islam datang, petarungan menduduki kekuasaan ini menjelma menjadi
sebuah permusuhan yang transparan dan terbuka. Bani Umayyah melakukan
perlawanan terhadap Rasulullah dan dakwahnya, sedangkan Bani Hasyim mendukung
Rasulullah dan pengekutinya. Bani Umayah tidak masuk Islam, kecuali ketika tidak
ada jalan lain, yang mengharuskan mereka masuk Islam. Ini terjadisetelah penahlukan
kota Mekah.
G. Masa Keemasan Dinasti Bani Umayyah
1. Sejarah Kemajuan Dinasti Bani Umayyah
Masa keemasan atau kejayaan dinasti Bani Umayyah dimulai pada masa
pemerintahan Abdul Malik (685-705M). Dia dianggap sebagai pendiri Daulah
Bani Umayyah kedua, karena mampu mencegah disintegrasi yang telah terjadi
sejak masa Marwan. Sebagai seorang ahli tata negara dan adminitrator ulung,
Abdul Malik berhasil menyempurnakan adminitrasi Bani Umayyah. Masa
pergantian Walid merupakan perode kemenangan, kemakmuran, dan kejayaan.
Negara Islam meluas kedaerah Barat dan Timur yakni Indus hingga Andalus.
Beban hidup masyarakat mulai ringan, pembangunan kota dan pendidirian
gedung-gedung umum seperti masjid dan perkantoran mendapatkan perhatian
yang cukup serius.
Perkembangan daerah umat Islam pada masa Bani Umayyah diikuti pula dengan
kemajuan diberbagai bidang, pembangunan berjalan pesat , baik dalam segi
dakwah maupun pembangunan material. Umat Islam memahami isi al-Quran yang
merupakan pedoman hidup. Dari al-Quran umat Islam menjabarkan berbagai
cabang ilmu yang terknadung didalamnya. Kemajuan umat Islam dapat
dikelompokkan sebagai berikut:
a. Kemajuan Dibidang Dakwah
27 Jaih, Mubarok, op. cit, hlm 97.
Umat Islam mampu menyebarkan agama Islam ke Tiongkok, India,
Maroko dan Spayol (Andalusia), disamping umat Islam menyiarkan agama
didalam negri sendiri dengan mendirikan lembaga-lembaga pendidikan,
madrasah, pembangunan majelis menulis ilmu-ilmu agama dll. Pada masa
Bani Umayyah dimulai pelebaran masjid nabawi, masjid jami’ umar,
masjid Damaskus dll. Khalifah umar bin Abdul Aziz memperbaiki dan
memperlebar masjid nabawi dengan mendapat bantuan dari kaisar romawi
berupa tenaga ahli dan material. Setelah dibangun masjid tersebut dan
indah, tidak hanya untuk tempat solat saja, akan tetapai dapat juga dapat
menjadi penginanapan para musyafir dan orang-orang yang menuntut
ilmu. Khalifah Walid bin abdul Malik membangun masjid Damaskus yang
sangat indah. Selain itu juga dibangun masjid disetiap kota dimana
pembangunannya bersamaan dengan pembangunan kota.
Kejayaan Bani Umayyah berakhir pada masa pemerintahan Umar bin Abdul
Aziz. Dia terpelajar dan taat beragama. Dia juga merupakan pelopor penyebaran
agama Islam. Beberapa sejarawan mengatakan bahwa pemerintahannya termasyhur
seperti halnya pemerintahan ortodox yaitu pemerintahan Abu Bakar dan Umar. Akan
tetapi pemerintahannya hanya bertahan selama 2 tahun 5 bulan.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan dinasti Bani Umayyah yang lemah dan
membawanya kepada kehancuran. Faktor-faktor itu antara lain adalah:
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Khulafaur Rasyidin (bahasa Arab: )الخلفاء الراشدونatau Khalifah Ar-Rasyidin adalah
empat orang khalifah (pemimpin) pertama agama Islam, yang dipercaya oleh umat Islam
sebagai penerus kepemimpinan setelah Nabi Muhammad wafat. Keempat khalifah tersebut
dipilih bukan berdasarkan keturunannya, melainkan berdasarkan konsensus bersama umat
Islam. Sistem pemilihan terhadap masing-masing khalifah tersebut berbeda-beda, hal tersebut
terjadi karena para sahabat menganggap tidak ada rujukan yang jelas yang ditinggalkan oleh
Nabi Muhammad tentang bagaimana suksesi kepemimpinan Islam akan berlangsung.
Sistem perekonomian pada masa pemerintahan Khulafaur Rasyidin adalah bertani dan
berdagang setiap hari mereka disibukkan dengan pesoalan air dan rumput. Hasil pertanian
yang mereka ekspor antara lain, kurma, kayu gaharu, buah kismis anggur dan lainnya selain
bertani, unsur terpenting dalam perekonomian mereka adalah berdagang. Masyarakat Arab
waktu itu sudah mengenal ekspor impor.
Orang Arab memiliki solidaritas internal yang sangat kuat dan sebaliknya ganas
terhadap suku dan kabilah lain. Pada masa Nabi, sifat kesukuan ini berhasil dirubah menjadi
sifat nasionalisme kenegaraan, yang awalnya mereka bangga menyebut-nyebut semboyan
kesukuannya menjadi berubah menjadi semboyan Islam. Pada masa Abu bakar, Umar, sifat
ini timbul kembali sehingga menimbulkan perpecahan dalam golongan Islam terutama pada
masa Ustman dan Ali. Sifat kesukuan ini yang menghancurkan umat Islam. Pada masa
Ustman, dia merangkul dan mengangkatmereka menjadi pejabat pemerintahan, Rasulullah
juga tidak pernah mengangkat salah seorang dari Bani Basyim untuk menduduki jabatan.
Demikian pula masa Abu Bakar dan Umar, Hal ini untuk menghindari kecemburuan politik.
Agama yang dianut masyarakat Arab pada masa Khulafaur Rasydin selain Islam
adalah Paganisme, yakni penyembahan terhadap berhala yakni agama yang di anut secara
turun temurun sejak jamannya nabi musa. Sebagian ada yang menganut gabungan antara
agama nenek moyang mereka yakni vetersme (menyembah batu atau kayu) mereka
menyembah batu-batu besar atau pohon-pohon besar yang di anggap keramat dan bisa
memberikan perlindungan bagi mereka. Serta tetoisme (yakni pengkultusan terhadap hewan
dan tumbuhan yang di anggap suci) seperti halnya mereka menyembah sapi betina, karena
mereka anggap suci. Dan Anemisme yakni: kepercayaan terhadap roh. Namun tidak sedikit
yang menganut ajaran hanif Nabi Ibrahim seperti paman Nabi, yaitu Abu Thalib. Banyaknya
agama yang dianut pada masa Khulafaur Rasyidin ini di karenakan sifat orang arab yang
keras sehingga mereka tidak mudah menerima sesuatu yang baru.
Sejarah sastra Arab, mencatat banyak penyair-penyair Mu’allaqat, diantaranya adalah
tujuh orang yaitu yang terkenal dengan sebutan (seven suspendeds poems) mereka adalah
Ibnu al-Qais bin Haris al-Kindi (500-540), Zuhair bin Abu Sulma Al-Muzani (530-627), Al
Nabiqah al Zubiani (sekitar 604), Labid bin Rabiah al-Amiri (560-661), Tarafah bin Abdul
Bakri (543-569), Antarah bin Syaddad Al-Bakri ( sekitar 580).
Dari uraian dalam pembahasan ini sehingga dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Sejarah munculnya dinasti Bani Umayyah dimulai pada saat terjadinya perang siffin yang
mengakibatkan pertumpahan darah sesama kaum muslimin. Hal ini pada masa kekhalifahan
Ali, Ali melihat keadaan demikian sehingga memaksa Ali berdamai dengan kaum yang
bersengkongkol menglenser kursi kedudukan Ali dari kekhalifahan. Kaum itu adalah
Mu’awiyah, dengan liciknya Mu’awiyah ia membuat perjanjian damai dengan syarat yang
merugikan Ali dan termasuk memperpecah belahkan Islam. Setelah terbunuhnya Ali
sehingga umat Islam membutuhkan pemimpin tapi kepemimpinan setelah Ali (khulafaur
rasyidin) ini cara pemilihannya sudah berbeda dari cara pemilihan keempat khalifah.
Pemimpin ini dengan cara di tunjuk dan ini merupakan langkah awal munculnya dinasti Bani
Umayyah.
2. Masa keemasan dinasti Bani Umayyah adalah pada masa kepemimpinan kedua dari
keturunan Mu’awiyah yakni pemerintahannya Abdul Malik mulai ada kesejahteraan pada
masyarakat dan umat. Hingga pada kepemimpinan Walid kemajuan disegala bidang, dan
perluasan wilayah yang ini merupakan kejayaan umat Islam dalam menyebarluaskan dakwah
Rasul kepada seluruh umat penjuru timur dan barat (Indus dan Andalus)
3. Penyebab runtuhnya dinasti Bani Umayyah adalah kemunduran dinasti Bani Umayyah
dimulai dengan gugurnya Umar bin Abdul Aziz, meskipun beliau orang yang taat beragama
tetapi banyak fakor yang membuat runtuhnya dinasti Bani Umayyah. Salah satunya kurang
ada dukungan dari Rakyat sendiri karena ada yang merasa dipojokkan dan terabaikan.
Membuat gejolak kepemerintahan Umar ini dan pertempuran terakhir antara pasukan
Abbasyiah yang dipimpin oleh Abu Muslim al-Khurasani dan pasukan Mu’awiyah terjadi di
Irak. Tidak lama kemudian Damaskus jatuh ke tangan kekuasaan Bani Abbas.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Syalaby. 1983. Sejarah Dan Kebudayaan Islam. Pustaka Al-Husna: Jakarta.
Ali Sodiqin. 2003. Sejarah Peradaban Islam Dari Masa Klasik Hingga Modern. Lesfi
Yogyakarta: Yogyakarta.
Ali Sodiqin. 2003. Sejarah Peradaban Islam Dari Masa Klasik Hingga Modern. Lesfi
Yogyakarta: Yogyakarta.
Badri Yatim. 2003. Sejarah Peradaban Islam. PT Rajagrafindo Persada: Jakarta.
Fatah Syukur. 2011. Sejarah Peradaban Islam. Pustaka Riski Putra: Semarang.
Karen Armstrong. 2002. Islam Sejarah Singkat. Jendela: Yogyakarta
Ma’ruf Al-Misbah. 2001. Sejarah Kebudayaan Islam. CV. Wicaksana: Semarang.