Anda di halaman 1dari 18

Khulafaur rasyidin adalah orang yang ditunjuk sebagai pengganti,

pemimpin, atau penguasa yang selalu mendapatkan petunjuk dari


Allah SWT. Mereka lah yang menjadi khalifah atau pemimpin bagi
umat Islam setelah Rasulullah SAW wafat.
Empat sahabat nabi yang termasuk Khulafaut Rasyidin itu adalah Abu
Bakar As Siddiq, Umar bin Khattab, Usman bin Affan, dan Ali bin Abi
Thalib. Keempatnya memegang kendali pemerintahan Islam selama
30 tahun, dari 11 H sampai 40 H atau 632-660 M.
Bicara soal kontribusi mendorong perkembangan agama Islam, empat
sahabat nabi tersebut memiliki pencapaian yang berbeda. Lantas,
bagaimana kisah mereka? Simak ulasan lengkapnya sebagai berikut.
1. Abu Bakar As Siddiq
Abu Bakar As Siddiq termasuk golongan pria dewasa yang pertama
masuk Islam. Ia memiliki nama asli Abdul Ka’bah yang kemudian
diganti oleh Rasulullah SAW menjadi Abdullah saat masuk Islam.
Gelar As Siddiq diberikan karena memiliki sifat jujur serta sangat
mempercayai dan membenarkan Rasulullah SAW dalam segala hal.
Abu Bakar selalu mendampingi Nabi Muhammad dalam suka maupun
duka. Ia juga yang menemani Rasulullah berhijrah ke Madinah.
Bahkan, ia menjadi orang yang menggantikan posisi Nabi Muhammad
sebagai imam sholat ketika beliau sedang jatuh sakit. Itu yang menjadi
salah satu alasan Abu Bakar terpilih menjadi khalifah pertama.
Abu Bakar diangkat menjadi khalifah berdasarkan musyawarah antara
kaum Anshar dan kaum Muhajirin di Saqifah Bani Sa’idah (balai
pertemuan di kota Madinah). Dalam masa kempimpinannya, ia telah
mencapai prestasi yang sangat luar biasa.
Dikutip dari buku Pendidikan Agama Islam untuk Siswa SD Kelas V
oleh Asmuri dkk (2011), beberapa upaya yang dilakukan Abu Bakar
saat menjadi khalifah, yaitu:

 Menyelamatkan umat Islam dari perpecahan.


 Memerangi orang-orang yang murtad.
 Memerangi orang-orang yang tidak mau bayar zakat.
 Memerangi nabi-nabi palsu.
 Memperluas dakwah Islamiyah hingga perbatasan Arab-Syria.
 Menghimpun mushaf Al Quran.

Abu Bakar menjadi khalifah selama sekitar 2 tahun 3 bulan dan


meninggal dalam usia 63 tahun pada 21 Jumadilakhir 143 H

2. Umar bin Khattab


Umar bin Khattab berusia 13 tahun lebih muda dari Rasulullah SAW.
Sejak kecil, dirinya sudah terkenal memiliki sifat pemberani dan otak
yang cerdas.
Pada zaman Jahiliyah, Umar bin Khattab menjadi pribadi yang sangat
membenci kaum muslimin. Bahkan ia tak segan memenggal orang
yang mengaku beragama Islam. Namun, pada akhirnya Umar masuk
Islam setelah Rasulullah berdakwah 5 tahun lamanya.
Masuknya Umar bin Khattab merupakan kemenangan besar bagi
umat Muslim. Pasalnya, sifatnya yang pemberani dan tegas membuat
umat Muslim berani dalam menghadapi setiap ancaman kaum
Quraisy. Alhasil, kaum Quraisy yang menjadi takut kepada umat
Islam.
Pada masa kepemimpinannya, Umar bin Khattab melakukan
beberapa perubahan, antara lain memperbaiki pemerintahan,
menyebarluaskan Islam ke beberapa negara, dan mendirikan lembaga
kepentingan masyarakat yang bernama Jawatan Pos.
Setelah memerintah selama 10 tahun 6 bulan, Umar bin Khattab wafat
di usia 63 tahun. Ia ditikam oleh Abu Lu’lu’ah, budak milik al-
Mughirah bin Syu’bah, saat sedang sholat subuh.
3. Usman bin Affan
Sebagai seororang saudagar yang kaya raya serta penulis wahyu yang
terkenal, Usman bin Affan dikenal sebagai orang yang pendiam dan
berbudi pekerti. Ia banyak melakukan kebaikan sehingga mendapat
gelar “Ghaniyyun Syakir”, yaitu orang kaya yang banyak bersyukur
kepada Allah SWT.
Kekayaan yang dimilikinya tak lantas membuatnya menjauh dari
masyarakat kelas bawah. Selain itu, ia juga tak segan untuk ikut
berperang.
Ia kemudian dinikahkan dengan putri Nabi Muhammad, Ruqayyah.
Setelah Ruqayyah wafat, ia dinikahkan lagi dengan putri Rasulullah
yang bernama Ummu Kulsum. Oleh sebab itu, ia diberi julukan “Dzun
Nurain” (yang memiliki dua cahaya).
Dikutip dari Jurnal Aplikasi Sejarah Khulafaur Rasyidin untuk Anak
Usia Dini Berbasis Android oleh Anafiatul Munawaroh (2017),
sebagai khalifah, Usman bin Affan berjasa dalam menyalin dan
membukukan Al Quran menjadi beberapa naskah, menetapkan
pelafalan bacaan Al Quran menjadi seragam dan serentak,
membentuk angkatan laut, memperluas wilayah islam, merenovasi
Masjid Nabawi, dan lain-lain.

4. Ali bin Abi Thalib merupakan sepupu sekaligus menantu Nabi


Muhammad. Ia dibesarkan dan dididik oleh Rasulullah. Ali memiliki
keberanian yang luar biasa sehingga ia mendapat gelar “Singa Allah”
dan “Karamallahu Wajhahu” (semoga Allah memuliakan wajahnya).
Ali masuk Islam di usia yang sangat muda. Ia banyak berjasa dalam
membantu perjuangan Nabi Muhammad. Ali diangkat menjadi
khalifah untuk menggantikan Usman bin Affan yang telah wafat enam
hari sebelumnya.
Dalam masa kepemimpinannya, Ali bin Abi Thalib berjasa dalam
mengganti pejabat-pejabat yang kurang cakap, membenahi keuangan
negara (Baitul Maal), memajukan bidang ilmu bahasa, memajukan
pembangunan, memadamkan pemberontakan di kalangan umat Isam,
dan masih banyak lagi.
Abdurrahman bin Auf, Sahabat Nabi
Muhammad SAW yang Paling Kaya
Raya
salah seorang sahabat yang paling kaya dan sukses, dialah
Abdurrahman bin Auf.
Abdurrahman bin Auf adalah sahabat Nabi Muhammad SAW yang
berasal dari Banu Zuhrah, keturunan dari pihak ibu paman-paman
Nabi Muhammad SAW. Ia lahir pada tahun ke-10 dari tahun Gajah
atau tepatnya pada 581 Masehi. Abdurrahman lahir dari rahim
seorang ibu bernama Assyifa binti Auf dan ayah yang bernama Auf bin
Abdu Manaf.
Diketahui bahwa Abdurrahman bin Auf termasuk dari 10 sahabat
yang dijamin masuk surga.
Dilansir dari berbagai sumber, Abdurrahman memiliki nama lengkap
Abdurrahman bin Auf bin Abdul Harits bin Zahrah bin Kilab bin
Murrah bin Ka'ab bin Lu'ay. Dia diketahui menjalani hidup dengan
bergelimang harta, karena dialah orang yang paling jago berdagang.
Apa sih rahasia sukses yang menjadikan Abdurrahman bergelimang
harta? Rahasia sukses yang ia pegang teguh adalah menghindari yang
haram dan syubhat atau yang tidak jelas kehalalan dan
keharamannya. Selain itu, dia juga selalu membagikan hartanya
dengan keluarga, sanak saudara, dan agama dengan giat bersedekah.
ADVERTISEMENT

Harta yang dia miliki tak membuatnya kufur dan tamak. Hal ini
dibuktikan dengan ia yang pernah menjual tanah seharga 1000 dinar
dan membagikan seluruh dinar itu kepada keluarganya Bani Zuhrah,
istri-istri Nabi, dan warga miskin. Pun pernah memberikan 500 kuda
untuk pasukan Muslimin yang bakal berperang, juga menyumbangkan
1500 unta.
Abdurrahman bin Auf tetap menjalani hidup aman, nyaman, dan
dermawan dari sikapnya yang suka menolong dan berbagi rezeki.
Bahkan, ia rela mempertaruhkan nyawanya dalam peperangan.
Seperti yang dialaminya dalam perang Uhud. Abdurrahman
mendapatkan 20 luka yang salah satunya membuat kakinya cacat
permanen. Dia bahkan sulit berbicara karena giginya patah dalam
perang itu.
Sesaat sebelum meninggal dunia, Abdurrahman takut hartanya justru
menjadi penghalangnya ke surga
"Sungguh aku takut jika aku tidak bisa bertemu dengan para
sahabatku karena banyaknya harta yang kumiliki," kata
Abdurrahman.
Sahabat Nabi Muhammad SAW ini yang sudah dijamin masuk surga
mewasiatkan 500 dinar untuk perjuangan di jalan Allah SWT dan 400
dinar untuk setiap orang yang terlibat dalam perang Badar.

Dalam beberapa Sirah Nabawiyah disebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW lahir di
Kota Mekah pada 12 Rabiul Awwal tahun Gajah bertepatan dengan tahun 570 Masehi.

Nabi Muhammad lahir dari orang tua bernama Abdullah bin Abdul Muthalib dan Aminah
binti Wahab. Abdullah merupakan seorang saudagar yang sering bepergian ke Negeri
Syam.

Akan tetapi Abdullah meninggal dunia saat Aminah mengandung Nabi Muhammad
yang baru berusia 2 bulan. Setelah itu, Nabi Muhammad pun lahir tanpa didampingi
oleh sang ayah.

Setelah lahir, Nabi Muhammad diserahkan pada Halimah Sa'diah untuk disusukan.
Zaman dulu masyarakat Arab memiliki kebiasaan menyusukan anak-anak mereka
kepada perempuan desa. Hal ini bertujuan agar anak-anaknya tumbuh dilingkungan
pedesaan yang udaranya mash bersih. Nabi Muhammad pun tinggal bersama ibu
susunya di dusun Bani Sa'ad selama empat tahun.

Kisah Nabi Muhammad selanjutnya di usia 6 tahun sang ibu pun wafat. Kemudian Nabi
Muhammad SAW dirawat oleh kakeknya dari pihak ayah yaitu Abdul Mutalib. Selang
dua tahun, sang kakek wafat.

Sejak saat itu Nabi Muhammad SAW dirawat oleh pamannya bernama Abu Thalib yang
merupakan salah satu petinggi dari keluarga Bani Hasyim. Nabi Muhammad SAW pun
sering ikut berdagang ke Syam bersama pamannya.

Tumbuh dewasa, Nabi Muhammad SAW menikah dengan Siti Khadijah. Siti Khadijah
adalah wanita terpandang, cantik dan berasal dari golongan orang berada di Arab. Nabi
Muhammad menikah saat berusia 25 tahun. Sedangkan Khadijah saat itu berusia 40
tahun.

Nabi Muhammad SAW mendapatkan wahyu saat usia 40 tahun. Setelah mendapat
wahyu dari Allah SWT, Nabi Muhammad SAW pun mulai melakukan dakwah. Pada
awalnya, dakwah yang disampaikan dengan cara bersembunyi-sembunyi.

Nabi Muhammad SAW wafat saat berusia 63 tahun. Beliau mengalami sakit dalam
beberapa waktu, suhu tubuhnya tinggi dan sampai akhirnya mengembuskan nafas
terakhir.

Kisah Nabi Muhammad SAW dimulai sejak hari kelahirannya, yakni pada
tanggal 12 Rabiul Awal atau bertepatan di hari Senin, 20 April 571 M.

Momen ini terjadi bersamaan dengan peristiwa sensasional dimana terdapat


pasukan gajah yang hendak merobohkan Ka’bah, tempat suci nan bersejarah
bagi kaum Muslimin.

Allah SWT pun mengirimkan segerombol burung ababil untuk menghentikan


perbuatan buruk tersebut dengan cara menjatuhkan batu-batu penyebar
penyakit kepada kaum berpasukan gajah.

Di tahun yang dikenal dengan tahun Gajah inilah Nabi Muhammad dilahirkan
di Makkah. Sayangnya, beliau terlahir sebagai anak yatim sebab ayahnya,
Abdullah bin Abdul Mutalib, telah wafat ketika Rasulullah SAW masih berada
di dalam kandungan ibunya, Aminah binti Wahab.

Tak lama setelah itu, ibunya pun meninggal dunia ketika Rasulullah SAW
masih berusia 6 tahun. Sehingga, Nabi Muhammad diasuh oleh kakeknya
yang bernama Abdul Muthalib.

Namun, tak disangka, kakeknya hanya bisa menemani nabi selama 2 tahun
sebelum akhirnya kembali ke Rahmatullah.

Akhirnya Muhammad SAW dibesarkan oleh pamannya yakni Abu Thalib.


Meskipun hidup dalam serba kesulitan, mereka berdua adalah orang
dermawan yang tetap menyisihkan sebagian rezekinya untuk bersedekah
Kisah Nabi Muhammad SAW ketika mendapatkan wahyu Allah SWT

Ketika telah dewasa, Nabi Muhammad membantu perekonomian pamannya


dengan berdagang barang yang diambil dari seorang janda kaya raya, Siti
Khadijah binti Khuwailid.

Rupanya sifat jujur (shiddiq) dan dapat dipercaya (amanah) Nabi Muhammad
dalam bekerja tidak hanya memberi pengaruh baik bagi perekonomiannya,
namun juga membuat Siti Khadijah terpesona. Dan akhirnya mereka pun
mengikat hubungan pernikahan.

Selang beberapa waktu, Nabi Muhammad mendapatkan mimpi tak terduga


dimana ia dihampiri oleh Malikat Jibril. Rasulullah SAW tak bisa
menghilangkan pikiran tersebut dari kepalanya sehingga beliau memutuskan
untuk merenung sejenak di Gua Hira.

Pada saat itu, Malaikat Jibril benar-benar datang menemui Nabi Muhammad
untuk menurunkan wahyu Allah SWT yang pertama berupa ayat QS. Al-Alaq
1-5.

“Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan, Dia telah


menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang
Maha Mulia, Yang mengajar (manusia) dengan pena. Dia mengajarkan
kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (Quran Surat Al-‘Alaq ayat 1-
5)

Sejak kejadian itu, Nabi Muhammad mulai melakukan dakwah tersembunyi.


Pengikut pertamanya yaitu Abu Bakar Al-Shiddiq, Zaid bin Haritsah, Ali bin
Abu, Ummu Aiman, dan tidak lain tidak bukan adalah istrinya, Siti Khadijah.

Sekian tahun berdakwah secara rahasia, Allah SWT memerintahkan


Rasulullah agar kegiatan dakwahnya dilaksanakan terang-terangan. Perintah
ini disampaikan melalui salah satu surat Al-Qur’an bernama Al-Hijr ayat 94.

“Maka sampaikan lah olehmu secara terang-terangan segala apa yang


diperintahkan (kepadamu) dan berpaling lah dari orang-orang yang musyrik.”
(Quran Surat Al-Hijr ayat 94)

Sebagaimana sifat tabligh (menyampaikan) yang dimiliki oleh Nabi


Muhammad, beliau pun menuruti suruhan Allah SWT.

Pada tahun ke-11 pimpinan, Nabi Muhammad ditinggalkan selamanya oleh


istri tercinta dan juga paman kesayangannya. Rasulullah begitu terpuruk kala
itu.
Maka, Allah mengirimkan malaikat Jibril untuk menemani Muhammad
melanjutkan perjalanannya dari Masjidil Haram menuju Masjidil Aqsa.
Perjalanan berikut dikenal dengan sebutan Isra’ Miraj.

Di sini juga terjadi peristiwa penting dimana Nabi Muhammad mendapat


perintah bahwa sholat 5 waktu adalah hal yang wajib bagi umat Islam.

Kisah Nabi Muhammad SAW di hari akhirnya

Bertahun-tahuN sudah Rasulullah menyebarkan nilai-nilai kebaikan, sampai


pada satu titik beliau mengalami sakit parah yang tak kunjung sembuh dan
akhrinya Nabi Muhammad SAW pun berpulang ke rumah Allah SWT.

Abu Bakar sebagai sahabat Rasulullah dalam pidato kematian nabi


mengucapkan firman Allah dalam surat Az-Zumar ayat 30.

“Sesungguhnya kamu akan mati dan sesungguhnya mereka akan mati


(pula).”

Itulah hari paling berduka bagi seluruh umat Islam. Maka dari itu setiap
tanggal 12 Rabiul Awal Hijriyah diperingati hari Maulid Nabi untuk
mengenang kisah perjalanan Nabi Muhammad SAW.

Sifat Wajib Rasul yang dapat Diteladani


Sifat-sifat rasul adalah sifat terpuji yang dikaruniakan Allah SWT sebagai
keistimewaan bagi rasul. Berikut keempat sifat Rasulullah yang wajib
diteladani dan dilatihkan untuk anak.

Jujur (Shiddiq)

Sifat Rasul yang pertama ialah shiddiq atau jujur. Jujur adalah mengatakan
sesuatu sesuai fakta/kenyataan, tidak kurang dan tidak lebih. Sifat jujur
harus dibiasakan dalam situasi apapun.

Untuk melatih anak agar jujur, pertama Mom perlu memberinya pengertian
bahwa bersikap jujur adalah tanda anak hebat. Jujur akan membuatnya
disukai dan disayang banyak orang.

Lalu berilah contoh. Jadilah panutan yang layak dicontoh, baik ucapan
maupun perbuatan. Apabila Mom mengetahui anak sudah berbuat jujur,
jangan lupa beri ia pujian.
Dapat dipercaya (Amanah)

Amanah artinya dapat dipercaya. Apabila ia diberi tugas/kepercayaan, ia


akan melakukannya dengan sebaik mungkin.

Seperti Rasulullah ketika diberi amanah oleh Allah SWT untuk mengajarkan
agama Islam pada umatnya, Rasul melakukannya dengan sekuat tenaga
bahkan sampai akhir hayatnya.

Salah satu cara mengajarkan sifat amanah pada anak ialah melatihnya untuk
selalu menepati janji. Apabila sudah berjanji, harus ditepati.

Cara lainnya ialah melatih anak untuk mengerjakan apa yang menjadi
tanggung jawabnya, contohnya tugas sekolah. Tugas sekolah adalah amanah
dari guru. Oleh karena itu, biasakan ia untuk mengemban amanah itu sampai
tuntas.

Menyampaikan (Tabligh)

Tabligh artinya menyampaikan. Sifat tabligh dicerminkan Rasulullah melalui


sikapnya yang menyampaikan seluruh ajaran agama Islam pada umatnya.

Semua ilmu yang diberi Allah, disampaikan seluruhnya pada umat manusia
tanpa ada yang disembunyikan, bahkan sampai hal-hal terkecil sekalipun.

Untuk mengajarkan sifat tabligh pada anak, latih ia untuk selalu


menyampaikan sesuatu yang dipesankan padanya secara lengkap tanpa ada
yang dikurangi atau disembunyikan. Misalnya, apabila Mom memintanya
untuk membeli barang A, maka pastikan ia membeli barang yang benar.
Sebab apabila ia menggunakan uang untuk membeli barang yang lain,
artinya ia tidak bersikap tabligh

Cerdas (Fathonah)

Fathonah artinya cerdas. Rasul mengemban tugas yang berat, yaitu


membimbing umat manusia agar taat pada agama Allah SWT. Oleh karena
itu, Allah SWT mengaruniakan kecerdasan padanya. Nabi Muhammad
dikenal sebagai pribadi yang pandai, arif dan bijaksana.

Untuk mengajarkan sifat fathonah pada anak, Mom dan keluarga sebisa
mungkin harus memfasilitasi kebutuhan belajar anak. Ciptakan lingkungan
rumah yang kondusif untuk perkembangannya baik fisik maupun mentalnya.

Itulah kisah Nabi Muhammad SAW singkat beserta sifat-sifat rasul yang
mesti ditiru. Setiap orang tua tentu menginginkan anaknya menjadi putera
puteri yang saleh dan taat beribadah. Oleh karena itu, mari ajarkan nilai-nilai
agama padanya sejak dini

Kisah Nabi Daud A.S dan seekor ulat

Unspl
ash/Thomas Park
Nabi Daud A.S merupakan Nabi yang sangat taat kepada Allah SWT.
Ketaatan Nabi Daud membuatnya mendapat keistimewaan berupa
kepercayaan untuk menyebarkan kitab Zabur.
Suatu hari, beliau yang sedang membaca kitab Zabur sembari duduk tenang
dalam suraunya melihat seekor ulat metah yang berada disekitarnya. Beliau
kemudian mengawasi ulat tersebut dambil berpikir dalam hati, "Apa ya, yang
Allah harapkan dari ulat kecil ini?"
Mengetahui pikiran Nabi Daud, Allah SWT kemudian mengizinkan ulat
tersebut untuk berkata layaknya manusia. Ulat merah itu pun berkata kepada
Nabi Daud:
"Wahai nabi Allah! Allah SWT telah mengilhamkan kepadaku untuk selalu
membaca tasbih, Subhanallahu walhamdulillah wala ilaha illallahu wallahu
akbar setiap hari sebanyak 1000 kali pada siang hari. Pada malam harinya,
Allah SWT mengilhamkanku untuk membaca Allahumma solli ala
Muhammadin annabiyyil ummiyyi wa ala alihi wa sohbihi wa sallim, sebanyak
1000 kali juga."
Kemudian ulat tersebut juga berkata kepadanya:
"Lalu apa yang dapat kau dapat katakan kepadaku agar aku mendapat
faedah darimu ya Nabi Allah?"
Mendengar perkataan ulat tersebut membuat Nabi Daud tersadar bahwa
dirinya khilaf, ia telah memandang remeh makhluk Allah yang terlihat kecil
dan tak bisa apa-apa. Padahal mereka bisa lebih dahsyat ibadahnya terhadap
Allah dengan caranya sendiri.
Kemudian Nabi Daud memohon ampun dan berserah diri pada Allah SWT.
Begitulah sifat pemikir seorang Rasul yang bijak. Setelahnya beliau tak
lagi menganggap rendah segala makhluk ciptaan Allah.
Pelajaran yang bisa diajarkan pada anak dari kisah ini adalah, kita tak
boleh memandang rendah dan meremehkan orang lain. Seperti ulat dalam
kisah ini, meski terlihat kecil, namun ternyata ia selalu mengingat Allah SWT.

2. Kisah serigala yang beriman kepada Rasulullah

Nationalg
eographic.org
Dikisahkan pada masa kenabian Muhammad SAW, pada suatu daerah
hiduplah seorang pengembala kambing. Pengembala tersebut harus
mengurus ratusan kambing dan domba. Setiap pagi, lelaki itu membawa
seluruh hewan ternak yang diamanati kepadanya ke padang rumput dekat
dengan oasis.
Namun naas, suatu hari lelaki tersebut kecolongan karena seekor serigala
berhasil menerkam seekor domba yang lepas dari kerumunan. Pengembala
tersebut pun mengejar sang serigala dan menakut-nakutinya dengan ayunan
tongkat.
Domba yang menjadi buruan serigala bertubuh cukup gemuk, sehingga
serigala alami kesulitan saat membawanya kabur. Sang gembala pun menarik
paksa domba tersebut dari cengkeraman serigala.
"Wahai fulan, mengapa engkau begitu zalim? Allah telah menetapkan domba
itu sebagai rezekiku untuk hari ini, mengapa engkau merebutnya dariku?" ujar
serigala itu kemudian.
Betapa terkejutnya pria ini ketika mendengar serigala itu bertutur kata
layaknya manusia. "Kamu... Bisa berbicara?" kata sang pengembala takjub.
"Mengapa engkau melihatku terheran-heran? Harusnya engkau tahu, ada
yang lebih mengherankan daripada seekor serigala bisa berbicara," kata
hewan itu.
"Apa itu?"
"Di Madinah, ada seorang nabi dan rasul yang Allah utus untuk sekalian
alam. Namun, banyak orang yang justru membangkang dan enggan beriman
kepadanya. Nama nabi itu, Rasulullah Muhammad shalallahu 'alaihi
wasallam," papar serigala.
Keesokan harinya, lelaki pengembala itu pergi ke Madinah untuk menjumpai
langsung sosok yang diceritakan serigala kemarin. Perjalanan yang tidak
mudah dia tempuh dengan penuh kesabaran dan sampailah ia di Madinah.
Setelah bertanya kepada warga setempat, lelaki itu kemudian tiba di depan
Masjid Nabawi. Singkat cerita, ia berkesempatan bertemu Nabi Muhammad
SAW. Kepada beliau, ia pun menuturkan kisahnya hingga sampai di Madinah.
Kemudian Rasulullah membenarkan kisah sang gembala bahwa ada seekor
binatang yang terang-terangan menunjukkan rasa imannya kepada Allah dan
Rasul-Nya. Lebih lanjut, hal itu ternyata termasuk tanda kian dekatnya hari
akhir.
"Yang demikian itu adalah salah satu tanda kiamat," sabda Muhammad SAW.
Kisah ini termaktub dalam hadis riwayat dari Abu Hurairah dan Abu Sa’id al-
Khudri, serta Imam Ahmad. Pakar tafsir Ibnu Katsir menilai sanadnya sahih. 
Dari kisah ini, diharapkan anak dapat selalu beriman kepada Allah SWT untuk
mempersiapkan hari akhir kelak. Wallahualam.
3. Kisah Nabi Ibrahim dan api

Youtube/Anak Muslim
Dilahirkan di tengah masyarakat jahiliah yang musyrik, Nabi Ibrahim sempat
alami pengasingan ke hutan oleh orangtuanya. Hal ini lantaran di zaman
itu, Raja Namrud (negeri tempat Ibrahim tinggal) mengeluarkan peraturan
untuk membunuh setiap bayi laki-laki yang baru lahir. 
Seiring berjalannya waktu dan tumbuh dewasa, Nabi Ibrahim yang cerdas
kemudian memahami bahwa berhala yang disembah warga setempat
bukanlah Tuhan yang harus disembah. Singkat cerita, Nabi Ibrahim pun
memutuskan untuk menghancurkan semua berhala yang ada di wilayah
Namrud.
Mengetahu berhala yang ada di negerinya dirusak, Raja Namrud geram dan
memerintahkan para tentaranya untuk menghukum Nabi Ibrahim dengan cara
dibakar hidup-hidup.
Ketika Nabi Ibrahim dilempar ke dalam kobaran api, ia berkata, “Allah
(Sendiri) sudah cukup bagi kami, dan, Dia adalah yang terbaik dalam segala
urusan.” Setelah perkataannya, api yang berkobar itu padam dan Nabi
Ibrahim pun berjalan keluar dari puing-puing pembakaran tanpa luka sedikit
pun.
Dari kisah singkat Nabi Ibrahim di atas, ini bisa menginspirasi anak untuk
melawan rasa takut atas keyakinan yang ia miliki. Saat si Kecil merasa takut,
Mama bisa mengajarkan padanya untuk mengatakan HasbunAllah seperti
Ibrahim. Coba yuk, Ma!
4. Kisah Nabi Musa A.S dan Qorun

Youtube.com/Kisah Islami
Pada zaman dahulu dimasa kenabian Musa A.S saat memimpin Bani Israil, ada seorang
pengikutnya yang sangat taat beribadah bernama Qorun. Setiap harinya ia beribadah dan tidak
mementingkan kehidupan duniawi.
Meski disegani sebagai ulama karena ketaatannya akan ibadah, Qorun yang tak mementingkan
dunai membuat kehidupan keluarganya pun jauh dari kata layak. Sang istri yang bernama Ilza
pun sering mengeluhkan ingin kehidupan yang lebih layak.
Singkat cerita, suatu hari datang dua orang lelaki utusan Raja Gholan memberinya hadiah berupa
uang emas yang sangat banyak. Qorun menolaknya dan berdalih bahwa ia tak mengenal Raja
Gholan dan tak membutuhkan bantuan.
Utusan Raja Gholan kemudian berhasil membujuk istri Qorun untuk menerima hadiah tersebut.
Betapa marahnya Qorun, namun ia tak tega melihat sang istri begitu bahagia. Akhirnya ia juga
menerima hadiah yang diutus kedua lelaki tadi.
Saat hidupnya mulai berlimpah harta, Qorun kemudian melupakan ibadah. Terlebih sang istri
yang melarang ia untuk mengunjungi Nabi Musa dengan alasan mereka hidup susah ketika
menjadi pengikutnya.
Kemudian ini membuat Qorun tak pernah lagi beribadah dan semakin tenggeam dalam urusan
duniawi.Sampai suatu ketika, seorang teman Qorun berkunjung dan mengingatkannya untuk
bersedekat atas harta yang ia miliki sekarang.
Dengan terpaksa, Qorun mendatangi Nabi Musa untuk bertanya seberapa banyak zakat yang
harus ia keluarkan. Ternyata jumlah yang harus dibayarnya begitu besar, lalu timbullah
prasangka buruknya terhadap Nabi Musa.
Saat itu kemudian Qorun mulai menghasut saudagar lain untuk tidak membayar zakat, bahkan
sampai tega memfitnah Nabi Musa. Melihat pengikutnya dahulu mulai berubah, Nabi
Musa berdoa kepada Tuhan dan tak lama Tuhan mendatangkan azab untuk Qorun.
Qorun meminta ampun, tapi semuanya sudah terlambat. Ia beserta hartanya pun habis ditelan
bumi.
Melalui cerita Nabi Musa dan Qorun di atas, Mama bisa mengajarkan pada anak untuk tidak lalai
akan kenikmatan yang sudah diberikan Allah SWT. Jadilah umat Allah yang selalu bersyukur
dan tak lupa bersedekah atas rezeki yang dimiliki.
Tak masalah berapa besar jumlah yang anak keluarkan, yang terpenting didasarkan niat dan
ketulusan. Sebab dalam setiap rezeki kita ada bagian untuk orang lain yang membutuhkan.

5. Kisah bayi yang ditolong oleh malaikat

Pexels/
Pixabay
Pada suatu zaman di Bani Israil, terjadi bencana kelaparan yang berlangsung
hingga bertahun lamanya. Hal ini kemudian membuat banyak orang
menderita termasuk para bayi yang membutuhkan asupan gizi untuk tumbuh
kembang mereka.
Kemudian dikisahkan seorang perempuan yang memiliki sepotong roti yang
hanya cukup untuk ia makan hari itu. Saat hendak memakan roti itu,
datanglah seorang pengemis tua yang membuatnya tak tega dan tanpa pikir
panjang memberikan roti tadi kepada pengemis tersebut.
Kemudian perempuan tadi pergi ke hutan untuk mencari kayu bakar.
Perempuan yang memiliki seorang bayi ini dengan terpaksa
mengikutsertakan bayinya karena tak ada orang yang bisa ia mintai tolong
untuk menjaga bayinya.
Singkat cerita, sang anak dibaringkan di atas sebuah batu besar. Saat dirinya
tengah mencari kayu bakar, ia tak menyadari ada seekor anjing hutan
mendekat ke arah sang anak. Dengan gerakan cepat, anjing itu menyambar
sang bayi dan membawanya lari.
Ketika mengetahui bayinya dibawa lari, sang Mama berteriak meminta tolong
sambil terus mengejar anjing hutan tersebut. Namun sayang, ia harus
kehilangan jejak karena anjing itu berlari begitu cepat. 
Atas kebaikan hati sang Mama pada sesama, Allah SWT yang melihat
langsung memerintahkan malaikat Jibril untuk menyelamatkan sang bayi.
Kemudian malaikat Jibril dengan mudah mengambil bayi itu dari mulut anjing
hutan dan diserahkan kembali kepada sang Mama.
Dari dongeng singkat di atas, pelajaran yang bisa anak dapat adalah dengan
saling membantu sesama, insya Allah kebaikan tersebut akan dibalas
kebaikan oleh Allah SWT. Sebab kita sendiri juga tak tau kapan akan
mengalami musibah dan membutuhkan pertolongan orang lain.
Nah, itu dia kumpulan dongeng singkat bernuansa Islami yang bisa Mama
dan Papa bacakan sebelum anak tidur. Selain dapat menenangkan hati si
Kecil, cerita-cerita di atas juga bisa dijadikan pelajaran hidup baginya kelak.
Nilai Teladan Dari Abdurrahman
Bin Auf
Bagi umat muslim nama Abdurrahman bin Auf sudah tidak asing didengar. Beliau
merupakan sahabat Rasulullah yang dikenal sangat kaya raya, dermawan serta rela
berkorban demi memperjuangkan dakwah islam.

Sebelum masuk islam nama asli Abdurrahman bin Auf ialah Abdul Ka’bah atau disebut
juga Abdul Amr. Kemudian setelah beliau masuk islam dua hari setelah Abu Bakar,
Rasulullah mengganti Namanya menjadi Abdurrahman. 

Dalam sebuah riwayat, Rasulullah bersabda, “Sepuluh orang di surga: Abu Bakar di
surga, Umar di surga, Ali, Utsman, Az Zubair, Thalhah, Abdurrahman bin Auf, Abu
Ubaydah bin Al Jaraah, dan Sa’ad bin Abi Waqqash.” Lalu, para sahabat bertanya,
“Demi Allah, siapakah yang kesepuluh?” Rasulullah menjawab, “Abu Al A’war di surga.”

Meskipun beliau dikenal senagai sahabat Rasul yang kaya raya dan dermawan.
Namun, beliau tidak sombong dan tergila-gila dengan harta yang duberikan kepadanya.
Dan tau tidak apa cita-cita yang sangat diinginkan Abdurrahman bin Auf yang sampai
beliau meninggal belum tercapai. Mari simak keteladan yang dapat diambil dari kisah
Abdurrahman bin Auf.

1. Tidak dibutakan dengan harta


Abdurrahman bin Auf sudah ditakdirkan oleh Allah menjadi orang kaya raya pada masa
itu. Namun, tau tidak bahwa beliau menginginkan kehidupannya menjadi miskin. Bukan
karena tidak bersyukur atas nikmat yang diberikan oleh Allah, tapi karena beliau takut
akan ucapan Rasulullah.

Pernah suatu Ketika, Rasulullah SAW berkata, “Abdurrahman bin Auf akan masuk
surga terakhir karena terlalu kaya, sehingga dihisabnya paling lama. Karena perkataan
Rasulullah itu Abdurrahman bin Auf menangis bukan karena beliau takut ajalnya tiba.
Namun, beliau takut karena kekayaan yang dimilii menghabat beliau untuk masuk
surga.

Hal tersebut yang membuat beliau menginginkan kehidupan miskin. Tapi, hingga beliau
wafat kehidupannya tetap memiliki harta yang berlimpah dari Allah.
Dan Rasulullah juga berkata, bahwa Abdurrahman Bin Auf akan masuk surga sambal
merangkak. Maksudnya, meskipun Abdurraman bin Auf memiliki harta yang banyak
tidak membuat beliau susah untuk masuk surga. Malah sebaliknya beliau tidak usah
susah-susah untuk berjaln memasuki surga dengan beliau merangkak saja surga sudah
begitu dekat dengannya.

2. Sangat dermawan
Demi membuat dirinya menjadi miskin. Abdurrahman bin Auf sampai memberikan
semua hartanya secara Cuma-cuma untuk membeli tanah, membangun pasar,
memperjuankan islam, serta pernah beliau mengeluarkan hartanya untuk
menyelamatkan ekonomi umat muslim. Namun, bukannya beliau menjadi miskin,
sebaliknya beliau tambah kaya karena kedermawanannya.

3. Rela berkorban demi membela islam


Bukan hanya mengorbankan seluruh harta yang dimilikinya. Beliau juga ikut andil dalam
peperangan membela agama islam meskipun hanya sebagai taruhannya. Abdurrahman
bin Auf pernah terlibat dalam peperangan Badar dan peranga Uhud.

Sungguh mulia akhlak yang terdapat didalam diri Abdurrahman bin Auf. Semoga kita
sebagai umat muslim dapat meneladani keteladanan yang dimilikinya.

Anda mungkin juga menyukai