Kaum kafir Quraisy yang sejak semula memusuhi Nabi semakin gencar
melakukan desakan. Intimidasi terjadi setiap waktu. Namun, saat Nabi
perlu dukungan, datanglah masa sulit. Sang istri, Siti Khadijah, wafat.
Padahal Siti Khadijah menjadi salah satu motivator bagi Nabi dalam
menyebarkan Islam.
Setelah Khadijah, pamah Nabi, Abu Thalib, juga meninggal dunia. Semasa
hidup, Abu Thalib lah yang menjadi pembela Nabi dari kebengisan kafir
Quraisy. Dengan wafatnya Abu Thalib, kaum kafir Quraisy semakin
semena-mena. Wafatnya Siti Khadijah dan Abu Thalib membuat Nabi
berada dalam suasana duka.
Pada masa-masa yang disebut sebagai tahun duka cita itu, terjadilah
peristiwa luar biasa, yaitu Isra’ Mi’raj pada 27 Rajab, sekitar rahun 621
Masehi. Pada peristiwa itu, turunlah perintah salat lima waktu.
Kondisi kaum muslim di Mekah juga semakin terdesak setelah kaum kafir
Quraisy melakukan boikot kepada Nabi Muhammad dan para pengikutnya
yang berasal dari Bani Hasyim dan Bani Muthalib. Kaum Quraisy melarang
setiap perdagangan dan bisnis dengan pengikut Nabi.
Pada malam hari, para pemuda Quraisy telah mengepung rumah Nabi.
Pada saat itulah Nabi meminta Ali bin Abi Thalib memakai jubahnya. Ali
diminta berbaring di tempat tidur Nabi untuk mengelabui para pemuda
Quraisy.
Jelang larut malam, Rasulullah keluar rumah menuju kediaman Abu Bakar
Ashshiddiq. Nabi kemudian berangkat ke Gua Tsur.
Tibalah Nabi di Gua Tsur. Nabi bersama Abu Bakar tinggal di sana selama
kurang lebih tiga hari.
Setelah tiga malam berada di gua, pada tanggal 1 Rabi’ul Awwal tahun
pertama Hijriyah, atau pada tanggal 16 September 622 M, Nabi, Abu
Bakar, ditemani Amir bin Fuhairah, beserta seorang penunjuk jalan,
Abdullah bin Uraiqith, keluar dari gua. Mereka berangkat menuju Madinah.
Nabi duduk di atas unta, yang dalam kitab tarikh disebut dengan nama “
Al-Qushwa”. Selama tujuh hari tujuh malam mereka berjalan menuju
Madinah, melewati gurun pasir yang gersang.
Setelah dari Quba, atau sekitar satu kilometer dari Quba, Nabi bersama
umat Islam lainnya melaksanakan salat Jumat di tempat Bani Salim bin
Auf. Untuk memperingati peristiwa itu, dibangunlah “ Masjid Jumat” di
lokasi ini.
Nabi melanjutkan perjalanan pada hari itu juga. Rombongan itu akhirnya
tiba di Madinah pada hari Jumat, 12 Rabi’ul Awwal itu juga atau tahun 13
Kenabian. Sambutan penuh suka cita diiringi isak tangis penuh haru dan
kerinduan menyeruak di Madinah
Strategi yang dilakukan Nabi Muhammad SAW dan para sahabat dalam
dakwah menyebarkan agama Islam antara lain:
4. Piagam Madinah
6. Pengertian Khulafurasyidin
Khulafaur Rasyidin merupakan para pemimpin ummat Islam setelah Nabi Muhammad SAW
wafat, yaitu pada masa pemerintahan Abu Bakar, Umar ibn Khattab, Utsman ibn Affan
Radhiallahu Ta’ala anhum, dan Ali ibn Abi Thalib Karamallahu Wajhahu dimana sistem
pemerintahan yang diterapkan adalah pemerintahan yang Islami karena berundang-
undangkan dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah.
7. Biografi khulafurasyidin