Anda di halaman 1dari 6

MASA KENABIAN MUHAMMAD SAW

Oleh : Safira Amanda Rachmawati (20031263)

Prodi Pendidikan Bahasa Arab


Sekolah Tinggi Agama Islam Sunan Pandanaran Yogyakarta

Pendahuluan
Sejak awal perkembangan Islam tumbuh dalam pergemulan dengan pemikiran dan

peradaban umat manusia yang telah dilewatinya, karena terlibat dalam proses dialetika yang

didalamnya terjadi pengambilan dan pemberian cikal bakal pertumbuhan dan pembentukan

peradaban Islam dibangun dengan menjadikan agama Islam sebagai dasar pembentukannya.

Kegiatan dakwah Rasulullah merupakan kelanjutan dari dakwah yang dilakukan Nabi

Ibrahim as sebelumnya. Beliau melakukan perbaikan secara bertahap, maksudnya ialah bahwa

agama Islam tidak menghapus adat istiadat masyarakat secara sekaligus tetapi berangsur-

angsur dengan menyesuaikan keadaan dan waktu sehingga tidak menjadi beban bagi

penerimanya. Islam secara bertahap menghapus tradisi jahiliyah yang telah berurat berakar

dalam khususnya pada suku Quraisy dan JAzirah Arab pada umumnya. 1

Dakwah Nabi saw diambil dari al-Qur’an dan sejarah para nabi. Rasulullah saw

membekali diri dengan kebaikan, ketaqwaan, keikhlasan, akhlak mulia dalam membimbing

sehingga menimbulkan simpati dan audien mudah menerima ajakan ajaran Islam. Umur

Rasulullah saw terlalu dini meninggalkan Islam. Yaitu sekitar dua puluh tiga tahun. Di Mekah

sepuluh tahun dan di Madinah tiga belas tahun. Sehingga pasca meninggal beliau, tradisi

jahiliyah masih belum hilang sepenuhnya dalam diri umat. Maka dari itu, sahabat dan

keluarganya mengambil alih dalam artian melanjutkan dan mengembangkan perjuangan nabi

saw.

Kelahiran Nabi Muhammad SAW

Nabi Muhammad lahir di Mekah pada 12 Robiul awal 571 M atau yang lebih terkenal

dengan tahun gajah. Nabi berasal dari suku yang paling berpengaruh di Mekah yaitu suku

Quraisy. Keluarga nabi berasal dari cabang Quraisy yaitu Bani Hasyim. Nabi Muhammad dijuluki

1
Muhammad Julkarnain, “Perjuangan Nabi Muhammad SAW Periode Mekkah dan Madinah”, Jurnal Diskursus Islam,
Vol. 7, No. 1, 2019. Hal. 80-81.

1
al-amin yang artinya “yang terpercaya” yaitu sebuah gelar terhormat yang diberikan kaum
Quraisy kepada nabi Muhammad SAW karena sikap dan perilakunya yang terpuji. Ayah Nabi

Muhammad SAW bernama Abdullah dan ibunya bernama Aminah. Rasulullah SAW sejak kecil

sudah diasuh oleh kakeknya bernama Abdul Muthalib karena Ayahnya meninggal ketika nabi

masih dalam kandungan ibunya. Dan ibu nabi Muhammad SAW meninggal ketika nabi masih

berusia enam tahun. Kewajiban mengasuh nabi Muhammad SAW diserahkan kepada pamannya

yaitu Abu Thalib ketika kakeknya meninggal.2

Peran Khadijah Dalam Kehidupan Nabi Muhammad SAW

Nabi Muhammad mulai memasuki kehidupan sejarah yang jelas ketika bertemu dengan

Khadijah yang merupakan istri nabi yang pertama. Khadijah adalah seorang janda kaya yang

berwawasan dan berusia 15 tahun lebih tua dari nabi Muhammad SAW. Beliau seorang

perempuan pekerja keras yang menjalankan bisnisnya sendirian. Karena kepercayaannya kepada

Rasulullah saw, ia menjadikan rasul sebagai pemimpin kafilah dagangnya.3

Peristiwa Nabi Menerima Wahyu


Tepat ketika nabi diliputi kegelisahan, keraguan, dan harapan akan kebenaran, di dalam

gua hira beliau selalu menyendiri dan merenung. Kegiatan di gua Hira’ ini terus nabi lakukan,

hingga suatu malam di dalam gua tersebut beliau mendengar suara yang memerintahnya.

“Bacalah! Dengan nama Tuhanmu yang menciptakan” dan seterusnya. Disinlah wahyu pertama

turun yaitu pada surat Al-Alaq. Peristiwa ini menandai bahwa nabi Muhammad saw. menerima

wahyu dan diangkat menjadi nabi terakhir di dunia. Malam ini disebut dengan Lailatul Qadr

(malam penuh keagungan). Dan menurut riwayat lain terjadi menjelang akhir Ramadhan.

Wahyu kedua berbunyi “wahai kau yang berselimut! Bangkit dan berilah peringatan”

yang terjadi pada masa kekosongan atau masa jeda (fatrah). Masa ini nabi diliputi kegelisahan

yang sangat dan merasakan beban emosi yang menghimpit. Nabi pulang dengan ke rumah

dengan perasaan waswas dan meminta istrinya untuk menyelimutinya. Wahyu selanjutnya turun

dalam bentuk dan suara yang berbeda-beda sepanjang hidup nabi Muhammad saw. bahkan

kadang muncul seperti gema lonceng. 4


Awal Dakwah Rasulullah SAW.

2
Philip K. Hitti, History of The Arabs, Jakarta: PT Ikrar Mandiriabadi, 2006, hal. 139.
3
Ibid., hal. 140.
4
Ibid., hal. 141.

2
Dalam perjalanan dakwahnya, cobaan yang diberikan tidaklah mudah. Mereka

menertawakan dan memakinya. Namun, rasulullah saw. tetap menjalankan misinya sebagai

nadzir (Q.S. 67: 26; 51: 50-51) sekaligus nabiy dengan memberikan gambaran tentang nikmat
surga, siksa neraka, tentang kedatangan hari kiamat dengan penuh kesabaran. Awal-awal

dakwah, Muhammad SAW hanya dapat menarik beberapa pengikut seperti Khadijah istrinya, Ali

sepupunya, dan Abu Bakar sahabatnya. Muhammad Saw. tetap bertahan dalam dakwahnya

diatas olok-olok dan makian yang dilontarkan kepada-Nya hingga bertambah pengikut-

pengikut baru yang kebanyakan dari kalangan budak dan kelas bawah. 5

Ketika Nabi saw melihat keganasan kaum musyrik kian hari bertambah keras, sedang

beliau tidak dapat memberikan perlindungan kepada umatnya, maka beliau memerintah untuk

berhijrah ke Habasiyah. Nabi berkata jika disana terdapat seorang raja yang adil, dibawah

kekuasaannya tidak seorang pun boleh dianiyaya.6 Salah seorang migran yang paling terhormat

adalah Usman bin Affan. Para migran itu mendapat suaka di daerah kekuasaan raja Najasi yang

beragama Kristen, yang dengan tegas menolak mengembalikan orang-orang beriman ke tangan

penindas. Muhammad Saw. menjalani masa-masa kelam penyiksaan yang telah merenggut

banyak nyawa pengikutnya. Namun, dengan berani beliau tetap melanjutkan dakwahnya dan

secara persuasif berhasil mengubah orang kafir menyembah Tuhan yang Maha Esa yaitu Allah.

Tidak lama kemudian, orang yang paling keras menentang Islam yaitu Umar bin Khatab juga

masuk Islam. 7

Masa Hijrah Nabi


Masa sebelum hijrah, perjalanan malam hari ketika nabi diperjalankan secepat kilat dari

Ka’bah ke Yerusalem disebut dengan peristiwa isra’. Kemudian naik ke langit ke tujuh yang

disebut mi’raj. Kendaraan yang digunakan nabi yaitu seekor kuda bersayap, berwajah

perempuan dan berekor bulu merak yang disebut dengan Buraq. Setelah gagal dalam

dakwahnya di Taif dan ditempat kelahirannya, Muhammad saw. mengizinkan 200 pengikutnya

untuk berhijrah secara diam diam ke Madinah karena kekejaman Quraisy yang sudah tidak bisa

ditoleransi. Tujuh belas tahun kemudian, Khalifah Umar menetapkan peristiwa hijrah itu sebagai

awak tahun Islam.8

5
Ibid., hal. 142.
6
Muhammad Julkarnain, “Perjuangan Nabi Muhammad SAW Periode Mekkah dan Madinah”, hal. 86.
7
Ibid., hal. 143.
8
Ibid., hal. 144.

3
Perang Badar

Pasukan Muslim berkeinginan untuk menyejahterakan para imigran (muhajirin), umat Islam

Madinah, yang kini disebut Anshar dan berencana menyerbu pasukan Abu Sufyan yang sedang

menempuh perjalanan pulang dari Suriah ke Mekah. Pemimpin kalifah, Abu Sufyan mengetahui

rencana tersebut dan mengirim berita ke Mekah untuk meminta bantuan. Petempuran ini terjadi

di Badar, sebelah barat daya Madinah yang terjadi di bulan Ramadhan 624 M sehingga disebut

sebagai perang Badar dengan pasukan umat Islam berjumlah tiga ratus orang dan pasukan Abu

Sufyan berjumlah seribu orang. Namun, dengan dipimpin oleh Muhammad saw. perang ini

dimenangkan oleh umat Islam.9

Perang Uhud

Karena kekalahannya di perang Badar, pada tahun berikutnya orang-orang mekah dibawah

pimpinan Abu Sufyan membalas kekalahan mereka bahkan berhasil melukai nabi. Namun

kemenangan itu tidak bertahan lama, Islam bangkit kembali kemudian berubah posisi bertahan

menjadi penyerang.

Perang Parit
Sebuah persekutuan yang terdiri dari orang Mekah dan tentara bayaran dari suku Badui

dan Abissinia, kembali memerangi orang-orang Madinah. Seorang Muslim dari Persia bernama

Salman, Muhammad memerintahkan pasukannya untuk membuat sebuah parit mengelilingi

Madinah. Ternyata, dengan taktik tersebut kaum Muslim bisa menang. Pasukan penyerang itu

bergerak mundur setelah jatuh korban sebanyak 20 orang dari kedua belah pihak. Setelah

pengepungan berakhir, Muhammad menyerang orang Yahudi yang berkhianat dengan kaum

Muslim, yang mengakibatkan terbunuhnya 600 orang suku utama Yahudi, Banu Quraidzah dan

sisanya diusir dari Madinah. 10

Penakulukan Mekah

Perjanjian Hudaybiyah mengakhiri peperangan dengan orang-orang Quraisy. Perjanjian

ini berisi tentang kebijakan bahwa orang-orang Mekah dan orang-orang Islam harus mendapat

9
Ibid., hal. 145.
10
Ibid., hal. 147.

4
perlakuan yang sama. Pada akhir Januari 630 M, umat Islam berhasil menaklukkan kota Mekah.

Seluruh berhala di dalam Ka’bah dihancurkan. Pada masa inilah kawasan sekitar Ka’bah

dinyatakan oleh Muhammad sebagai haram, dan yang kemudian diturunkan ditafsirkan sebagai

larangan terhadap semua nonmuslim untuk mendekati kawasan itu.11

Tahun Utusan

Tahun ke-9 Hijriyah disebut sebagai tahun utusan (Sanah al-Wufud). Sepanjang tahun

ini, berbagai utusan berdatangan dari tempat yang dekat maupun yang jauh untuk menawarkan

persekutuan dengan nabi. Banyak suku yang ikut bergabung karena didasari oleh pertimbangan

untung-rugi, bukan keyakinan, dan Islam hanya menghendaki pengucapan ikrar keimanan dan

pembayaran zakat. 12 Setahun berikutnya, Muhammad masuk dengan damai pada awal musim

haji ke kota sucinya yang baru, Mekah. Perjalanan hajinya ke Mekah saat itu merupakan

perjalanannya yang terakhir sehingga sejarah mengenalnya sebagai “haji perpisahan”.

Dalam sebuah khutbah di haji ini, Nabi menyampaikan “Wahai Manusia! Perhatikan kata-

kataku dan camkan dalam hatimu! Ketahuilah bahwa setiap muslim adalah saudara bagi muslim
lainnya, dan bahwa kalian berada dalam satu persaudaraan. Karena itu, kalian tidak boleh
mengambil sesuatu yang menjadi milik saudaranya kecuali jika ia memberikannya dengan rela”.
Tiga bulan setelah pulang ke Madinah, tanpa disangka ia jatuh sakit dan meninggal dunia.13

Penutup

Berdasarkan paparan diatas, dapat disimpulkan jika Muhammad saw adalah nabi

terakhir yang diutus Allahuntuk membimbing kembali umat manusia yang melenceng dari

fitrahnya. Sejarah Islam awal dilalui Rasulullah saw sungguh berat lantaran harus berhadapan

dengan suku Quraisy yang menguasai kota Mekah. Pengikut Rasulullah saw relative sedikit dan

focus utama Rasulullah saw dalam dakwah awalnya adalah mengenalkan ajaran Tauhid. Berbeda

dengan dakwah di Madinah sebagai pusat dakwah Islam dan bukan hanya itu, Rasulullah saw

juga membuat sutu hokum yang mengatur seluruh permasalahan yang terjadi.

Pada buku History of the Arabs, memuat sirah nabwiyah yang menceritakan perjalanan

dakwah nabi mulai dari kelahiran nabi hingga nabi wafat. Namun, ada beberapa bagian yang

11
Ibid., hal. 148.
12
Ibid., hal. 149.
13
Ibid., hal. 150.

5
tidak menceritakan secara detail dan rinci suatu peristiwa yang terjadi seperti ketika Nabi

bertemu dengan Bahira. Tidak dijelaskan bagaimana pertemuan itu terjadi dan apa yang

dibicarakan. Juga ketika peristiwa di Gua Hira’, tidak menampilkan apa latar belakang nabi

menyendiri di gua Hira dan bagaimana kondisi nabi ketika menerima wahyu. Peperangan yang

diceritakan juga kurang spesifik. Namun, buku ini dikemas dengan tampilan dan judul yang

menarik.

DAFTAR PUSTAKA
K. Hitti, Philip, History of The Arabs, Jakarta: PT Ikrar Mandiriabadi, 2006.
Julkarnain, Muhammad “Perjuangan Nabi Muhammad SAW Periode Mekkah dan Madinah”,
Jurnal Diskursus Islam, Vol. 7, No. 1, 2019.

Anda mungkin juga menyukai