Pendahuluan
Sejak awal perkembangan Islam tumbuh dalam pergemulan dengan pemikiran dan
peradaban umat manusia yang telah dilewatinya, karena terlibat dalam proses dialetika yang
didalamnya terjadi pengambilan dan pemberian cikal bakal pertumbuhan dan pembentukan
peradaban Islam dibangun dengan menjadikan agama Islam sebagai dasar pembentukannya.
Kegiatan dakwah Rasulullah merupakan kelanjutan dari dakwah yang dilakukan Nabi
Ibrahim as sebelumnya. Beliau melakukan perbaikan secara bertahap, maksudnya ialah bahwa
agama Islam tidak menghapus adat istiadat masyarakat secara sekaligus tetapi berangsur-
angsur dengan menyesuaikan keadaan dan waktu sehingga tidak menjadi beban bagi
penerimanya. Islam secara bertahap menghapus tradisi jahiliyah yang telah berurat berakar
dalam khususnya pada suku Quraisy dan JAzirah Arab pada umumnya. 1
Dakwah Nabi saw diambil dari al-Qur’an dan sejarah para nabi. Rasulullah saw
membekali diri dengan kebaikan, ketaqwaan, keikhlasan, akhlak mulia dalam membimbing
sehingga menimbulkan simpati dan audien mudah menerima ajakan ajaran Islam. Umur
Rasulullah saw terlalu dini meninggalkan Islam. Yaitu sekitar dua puluh tiga tahun. Di Mekah
sepuluh tahun dan di Madinah tiga belas tahun. Sehingga pasca meninggal beliau, tradisi
jahiliyah masih belum hilang sepenuhnya dalam diri umat. Maka dari itu, sahabat dan
keluarganya mengambil alih dalam artian melanjutkan dan mengembangkan perjuangan nabi
saw.
Nabi Muhammad lahir di Mekah pada 12 Robiul awal 571 M atau yang lebih terkenal
dengan tahun gajah. Nabi berasal dari suku yang paling berpengaruh di Mekah yaitu suku
Quraisy. Keluarga nabi berasal dari cabang Quraisy yaitu Bani Hasyim. Nabi Muhammad dijuluki
1
Muhammad Julkarnain, “Perjuangan Nabi Muhammad SAW Periode Mekkah dan Madinah”, Jurnal Diskursus Islam,
Vol. 7, No. 1, 2019. Hal. 80-81.
1
al-amin yang artinya “yang terpercaya” yaitu sebuah gelar terhormat yang diberikan kaum
Quraisy kepada nabi Muhammad SAW karena sikap dan perilakunya yang terpuji. Ayah Nabi
Muhammad SAW bernama Abdullah dan ibunya bernama Aminah. Rasulullah SAW sejak kecil
sudah diasuh oleh kakeknya bernama Abdul Muthalib karena Ayahnya meninggal ketika nabi
masih dalam kandungan ibunya. Dan ibu nabi Muhammad SAW meninggal ketika nabi masih
berusia enam tahun. Kewajiban mengasuh nabi Muhammad SAW diserahkan kepada pamannya
Nabi Muhammad mulai memasuki kehidupan sejarah yang jelas ketika bertemu dengan
Khadijah yang merupakan istri nabi yang pertama. Khadijah adalah seorang janda kaya yang
berwawasan dan berusia 15 tahun lebih tua dari nabi Muhammad SAW. Beliau seorang
perempuan pekerja keras yang menjalankan bisnisnya sendirian. Karena kepercayaannya kepada
gua hira beliau selalu menyendiri dan merenung. Kegiatan di gua Hira’ ini terus nabi lakukan,
hingga suatu malam di dalam gua tersebut beliau mendengar suara yang memerintahnya.
“Bacalah! Dengan nama Tuhanmu yang menciptakan” dan seterusnya. Disinlah wahyu pertama
turun yaitu pada surat Al-Alaq. Peristiwa ini menandai bahwa nabi Muhammad saw. menerima
wahyu dan diangkat menjadi nabi terakhir di dunia. Malam ini disebut dengan Lailatul Qadr
(malam penuh keagungan). Dan menurut riwayat lain terjadi menjelang akhir Ramadhan.
Wahyu kedua berbunyi “wahai kau yang berselimut! Bangkit dan berilah peringatan”
yang terjadi pada masa kekosongan atau masa jeda (fatrah). Masa ini nabi diliputi kegelisahan
yang sangat dan merasakan beban emosi yang menghimpit. Nabi pulang dengan ke rumah
dengan perasaan waswas dan meminta istrinya untuk menyelimutinya. Wahyu selanjutnya turun
dalam bentuk dan suara yang berbeda-beda sepanjang hidup nabi Muhammad saw. bahkan
2
Philip K. Hitti, History of The Arabs, Jakarta: PT Ikrar Mandiriabadi, 2006, hal. 139.
3
Ibid., hal. 140.
4
Ibid., hal. 141.
2
Dalam perjalanan dakwahnya, cobaan yang diberikan tidaklah mudah. Mereka
menertawakan dan memakinya. Namun, rasulullah saw. tetap menjalankan misinya sebagai
nadzir (Q.S. 67: 26; 51: 50-51) sekaligus nabiy dengan memberikan gambaran tentang nikmat
surga, siksa neraka, tentang kedatangan hari kiamat dengan penuh kesabaran. Awal-awal
dakwah, Muhammad SAW hanya dapat menarik beberapa pengikut seperti Khadijah istrinya, Ali
sepupunya, dan Abu Bakar sahabatnya. Muhammad Saw. tetap bertahan dalam dakwahnya
diatas olok-olok dan makian yang dilontarkan kepada-Nya hingga bertambah pengikut-
pengikut baru yang kebanyakan dari kalangan budak dan kelas bawah. 5
Ketika Nabi saw melihat keganasan kaum musyrik kian hari bertambah keras, sedang
beliau tidak dapat memberikan perlindungan kepada umatnya, maka beliau memerintah untuk
berhijrah ke Habasiyah. Nabi berkata jika disana terdapat seorang raja yang adil, dibawah
kekuasaannya tidak seorang pun boleh dianiyaya.6 Salah seorang migran yang paling terhormat
adalah Usman bin Affan. Para migran itu mendapat suaka di daerah kekuasaan raja Najasi yang
beragama Kristen, yang dengan tegas menolak mengembalikan orang-orang beriman ke tangan
penindas. Muhammad Saw. menjalani masa-masa kelam penyiksaan yang telah merenggut
banyak nyawa pengikutnya. Namun, dengan berani beliau tetap melanjutkan dakwahnya dan
secara persuasif berhasil mengubah orang kafir menyembah Tuhan yang Maha Esa yaitu Allah.
Tidak lama kemudian, orang yang paling keras menentang Islam yaitu Umar bin Khatab juga
masuk Islam. 7
Ka’bah ke Yerusalem disebut dengan peristiwa isra’. Kemudian naik ke langit ke tujuh yang
disebut mi’raj. Kendaraan yang digunakan nabi yaitu seekor kuda bersayap, berwajah
perempuan dan berekor bulu merak yang disebut dengan Buraq. Setelah gagal dalam
dakwahnya di Taif dan ditempat kelahirannya, Muhammad saw. mengizinkan 200 pengikutnya
untuk berhijrah secara diam diam ke Madinah karena kekejaman Quraisy yang sudah tidak bisa
ditoleransi. Tujuh belas tahun kemudian, Khalifah Umar menetapkan peristiwa hijrah itu sebagai
5
Ibid., hal. 142.
6
Muhammad Julkarnain, “Perjuangan Nabi Muhammad SAW Periode Mekkah dan Madinah”, hal. 86.
7
Ibid., hal. 143.
8
Ibid., hal. 144.
3
Perang Badar
Pasukan Muslim berkeinginan untuk menyejahterakan para imigran (muhajirin), umat Islam
Madinah, yang kini disebut Anshar dan berencana menyerbu pasukan Abu Sufyan yang sedang
menempuh perjalanan pulang dari Suriah ke Mekah. Pemimpin kalifah, Abu Sufyan mengetahui
rencana tersebut dan mengirim berita ke Mekah untuk meminta bantuan. Petempuran ini terjadi
di Badar, sebelah barat daya Madinah yang terjadi di bulan Ramadhan 624 M sehingga disebut
sebagai perang Badar dengan pasukan umat Islam berjumlah tiga ratus orang dan pasukan Abu
Sufyan berjumlah seribu orang. Namun, dengan dipimpin oleh Muhammad saw. perang ini
Perang Uhud
Karena kekalahannya di perang Badar, pada tahun berikutnya orang-orang mekah dibawah
pimpinan Abu Sufyan membalas kekalahan mereka bahkan berhasil melukai nabi. Namun
kemenangan itu tidak bertahan lama, Islam bangkit kembali kemudian berubah posisi bertahan
menjadi penyerang.
Perang Parit
Sebuah persekutuan yang terdiri dari orang Mekah dan tentara bayaran dari suku Badui
dan Abissinia, kembali memerangi orang-orang Madinah. Seorang Muslim dari Persia bernama
Madinah. Ternyata, dengan taktik tersebut kaum Muslim bisa menang. Pasukan penyerang itu
bergerak mundur setelah jatuh korban sebanyak 20 orang dari kedua belah pihak. Setelah
pengepungan berakhir, Muhammad menyerang orang Yahudi yang berkhianat dengan kaum
Muslim, yang mengakibatkan terbunuhnya 600 orang suku utama Yahudi, Banu Quraidzah dan
Penakulukan Mekah
ini berisi tentang kebijakan bahwa orang-orang Mekah dan orang-orang Islam harus mendapat
9
Ibid., hal. 145.
10
Ibid., hal. 147.
4
perlakuan yang sama. Pada akhir Januari 630 M, umat Islam berhasil menaklukkan kota Mekah.
Seluruh berhala di dalam Ka’bah dihancurkan. Pada masa inilah kawasan sekitar Ka’bah
dinyatakan oleh Muhammad sebagai haram, dan yang kemudian diturunkan ditafsirkan sebagai
Tahun Utusan
Tahun ke-9 Hijriyah disebut sebagai tahun utusan (Sanah al-Wufud). Sepanjang tahun
ini, berbagai utusan berdatangan dari tempat yang dekat maupun yang jauh untuk menawarkan
persekutuan dengan nabi. Banyak suku yang ikut bergabung karena didasari oleh pertimbangan
untung-rugi, bukan keyakinan, dan Islam hanya menghendaki pengucapan ikrar keimanan dan
pembayaran zakat. 12 Setahun berikutnya, Muhammad masuk dengan damai pada awal musim
haji ke kota sucinya yang baru, Mekah. Perjalanan hajinya ke Mekah saat itu merupakan
Dalam sebuah khutbah di haji ini, Nabi menyampaikan “Wahai Manusia! Perhatikan kata-
kataku dan camkan dalam hatimu! Ketahuilah bahwa setiap muslim adalah saudara bagi muslim
lainnya, dan bahwa kalian berada dalam satu persaudaraan. Karena itu, kalian tidak boleh
mengambil sesuatu yang menjadi milik saudaranya kecuali jika ia memberikannya dengan rela”.
Tiga bulan setelah pulang ke Madinah, tanpa disangka ia jatuh sakit dan meninggal dunia.13
Penutup
Berdasarkan paparan diatas, dapat disimpulkan jika Muhammad saw adalah nabi
terakhir yang diutus Allahuntuk membimbing kembali umat manusia yang melenceng dari
fitrahnya. Sejarah Islam awal dilalui Rasulullah saw sungguh berat lantaran harus berhadapan
dengan suku Quraisy yang menguasai kota Mekah. Pengikut Rasulullah saw relative sedikit dan
focus utama Rasulullah saw dalam dakwah awalnya adalah mengenalkan ajaran Tauhid. Berbeda
dengan dakwah di Madinah sebagai pusat dakwah Islam dan bukan hanya itu, Rasulullah saw
juga membuat sutu hokum yang mengatur seluruh permasalahan yang terjadi.
Pada buku History of the Arabs, memuat sirah nabwiyah yang menceritakan perjalanan
dakwah nabi mulai dari kelahiran nabi hingga nabi wafat. Namun, ada beberapa bagian yang
11
Ibid., hal. 148.
12
Ibid., hal. 149.
13
Ibid., hal. 150.
5
tidak menceritakan secara detail dan rinci suatu peristiwa yang terjadi seperti ketika Nabi
bertemu dengan Bahira. Tidak dijelaskan bagaimana pertemuan itu terjadi dan apa yang
dibicarakan. Juga ketika peristiwa di Gua Hira’, tidak menampilkan apa latar belakang nabi
menyendiri di gua Hira dan bagaimana kondisi nabi ketika menerima wahyu. Peperangan yang
diceritakan juga kurang spesifik. Namun, buku ini dikemas dengan tampilan dan judul yang
menarik.
DAFTAR PUSTAKA
K. Hitti, Philip, History of The Arabs, Jakarta: PT Ikrar Mandiriabadi, 2006.
Julkarnain, Muhammad “Perjuangan Nabi Muhammad SAW Periode Mekkah dan Madinah”,
Jurnal Diskursus Islam, Vol. 7, No. 1, 2019.