Anda di halaman 1dari 11

Makalah Analisa Bahan An-Organik

Sampling Mineral Dalam Batuan

4 Kimia Analisis 4

Disusun Oleh :
Nama : Safira Amanda Rachmawati
No : 29
Kelas : 4 Kimia Analis 4

SMK N 1 (STM Pembangunan) Temanggung


2019/2020
BAB I
DASAR TEORI

A. Pendahuluan
Batuan merupakan kumpulan mineral yang telah membeku. Batuan
juga merupakan elemen kulit bumi yang menyediakan mineral mineral
anorganik melalui proses pelapukan dan menghasilkan tanah. Batuan
mempunyai komposisi mineral, sifat sifat fisik, dan umur yang bermacam
macam. Umumnya batuan merupakan gabungan dari dua mineral atau
lebih. Mineral adalah suatu zat anorganik yang mempunyai komposisi
kimia dan struktur atom tertentu. Jumlah mineral sangat banyak jenisnya
ditambah dengan jenis kombinasinya.

Kebanyakan orang menganggap batuan adalah segala sesuatu yang


keras, sedangkan mineral adalah segala bahan galian atau batu mulia yang
ditambang dan mempunyai niai ekonomis. Tetapi anggapan tersebut
sangat jauh dari keadaan yang sebenarny. Batuan dengan sederhana
didefinisikan sebagai agregasi dati satu atau beberapa jenis mineral yang
bercampur menjadi satu, tetapi sifat dasar dari tiap mineral tersebut masih
tetap terlihat. Meskipun kebanyakan batuan tersusun dari bermacam
mineral, tetapi hanya mineral tertentu saja yang umumnya dijumpai dalam
jumlah yang dominan, sehingga matri tersebut dapat bertindak sebagai
batuan atau mineral.

Mineral merupakan bahan padat bentukan alam, umumnya


tersusun oleh material anorganik, mempunyai stuktur atom tertentu dan
sifat kimia yang spesifik. Meskipun definisi tersebut dikatakan tepat tetapi
masih ada juga beberapa pengecualian. Batubara dan minyak bumi yang
tersusun oleh material organik, oleh beberapa ahli geologi dikategorikan
sebagai mineral. Ada juga mineral yang mempunyai komposisi bervariasi
B. Sumber Sumber Mineral Alam
C. Macam Macam Mineral Alam
D. Preparasi Sampel Sebelum Analisa
E. Teknik Sampling Mineral
Teknik Sampling Lapangan
Bahan galian adalah unsur-unsur kimia, mineral, bijih, termasuk batu-
batu mulia yang merupakan endapan. Dalam penggolongan bahan galian
berdasarkan pemanfaatan ada 3 jenis yaitu:
 Bahan galian logam/bijih contoh dari bahan galian ini timah, besi,
tembaga, emas dan perak.
 Bahan galian energi contoh dari bahan galian ini adalah batubara dan
minyak bumi.
 Bahan galian industri contohnya diatome, gipsum, talk, kaolin, dan
zeolit.

Suatu tubuh deposit bijih adalah campuran dari mineral-mineral dalam


perbandingan yang bervariasi, sehingga besar kandungan logamnyapun
tidak sama setiap bagiannya. Tidak mungkin suatu contoh tunggal yang
diambil akan mewakili keseluruhan masa deposit yang bersangkutan,
kecuali hanya suatu kebetulan. Meskipun demikian kesalahan yang terjadi
akan dapat diperkecil kalau contoh yang diambil makin banyak. Tetapi
juga tidak mungkin mengambil contoh yang sangat banyak untuk
memperkecil kesalahan, karena lalu menjadi tidak praktis. Untuk itu
diperlukan metode pengambilan contoh yang sistematis yang dapat
mengatasi kesalahan yang mungkin terjadi sekecil mungkin. Pengambilan
contoh yang banyak tetapi tidak sistematis letaknya tidak akan
memperkecil kesalahan, justru akan berdampak sebaliknya. Jadi ketelitian
pengambilan contoh itu tergantung dari jumlah contoh yang diambil dan
lokasi pengambilannya yang tersebar secara baik di seluruh tubuh endapan
bahan galian yang bersangkutan.
Hal-hal berikut ini patut diperhatikan dalam pengambilan contoh
(sample) :

 Lokasi pengambilan contoh harus dicatat ataupun dimasukkan ke dalam


peta secara tepat.
 Kalau memakai metode paritan (channel sampling), maka lebar dan
kedalaman parit tersebut diusahakan uniform.
 Lebar dari setiap contoh (sample width) harus selalu dicatat.
 Permukaan batuan yang akan diambil contohnya harus bersih dan segar.

1. Metode Paritan (Channel Sampling)


Metode ini adalah metode yang paling banyak dipakai, terutama
sangat cocok untuk deposit mineral yang berlapis, “banded”, dan
deposit jenis urat (vein), dimana terdapat variasi yang jelas dalam
ukuran butir dan warna, yang kemungkinan juga berbeda dalam
komposisi dan kadar dari bahan-bahan berharga yang dikandungnya.
Metode ini dapat dilakukan pada deposit mineral baik yang tersingkap
di permukaan maupun yang berada di bawah permukaan tanah pada
dinding cross-cut, raise, shaft, sisi-sisi stope, ataupun dinding samurai
uji (testpit). Sebaiknya untuk tidak melakukan metode channel ini pada
lantai terowongan, karena bagian tersebut biasanya kotor oleh bahan
jatuhan yang sering dapat mengisi rekahan-rekahan yang ada. Kalau
terpaksa membuat channel pada lantai, maka lantai harus dibersihkan
dulu dari kotoran pada rekahan yang ada, kemudian permukaannya
dibuat benar-benar bersih, setelah itu metode ini dapat dilakukan.
Contoh paritan diambil dengan lebar sekitar 4 sampai 6 cm dan
dalamnya sekitar 3 sampai 4 cm, dengan arah biasanya tegak lurus
jurus lapisan. Jarak antara satu parit dengan parit lainnya tergantung
dari keseragaman dari bahan galiannya. Untuk kebanyakan deposit,
jarak antar parit kira-kira satu setengah meter, akan tetapi untuk
deposit bijih yang kaya dan tersebar setempat-setempat jarak tersebut
hanya dapat sekitar sepertiga meter saja. Umumnya satu contoh sudah
cukup untuk mewakili sepanjang 2 meter dari parit yang dibuat.

2. Metode Selokan Uji (Trenching)


Metode ini berguna untuk menemukan bahan galian dan untuk
memperoleh data-data mengenai keadaan tubuh batuan (orebody) yang
bersangkutan, seperti ketebalan, sifat-sifat fisik, keadaan batuan di
sekitarnya, dan kedudukannya.
Cara pengambilan contoh dengan metode ini paling cocok
dilakukan pada tubuh bahan galian yang terletak dangkal di bawah
permukaan tanah, yaitu dimana lapisan penutup (over burden) kurang
dari setengah meter. Trench yang dibuat sebaiknya diusahakan dengan
cara-cara berikut :
 Dasar selokan dibuat miring, sehingga jika ada air dapat mengalir
dan mengeringkan sendiri (shelf drained) dengan demikian tidak
diperlukan adanya pompa.
 Kedalaman selokan (trench) diusahakan sedemikian rupa sehingga
para pekerja masih sanggup mengeluarkan bahan galian cukup dengan
lemparan.
 Untuk menemukan urat bijih yang tersembunyi di bawah material
penutup sebaiknya digali dua atau lebih parit uji yang saling tegak
lurus arahnya agar kemungkinan untuk menemukan urat bijih itu lebih
besar.

Bila kebetulan kedua parit uji itu dapat menemukan singkapan urat
bijihnya, maka jurusnya (strike) dapat segera ditentukan. Selanjutnya
untuk menentukan bentuk dan ukuran urat bijih yang lebih tepat
dibuat parit-parit uji yang saling sejajar dan tegak lurus terhadap jurus
urat bijihnya.

3. Metode Chipping
Metode ini digunakan untuk pengambilan contoh pada endapan
bijih yang keras dan seragam, dimana pembuatan paritan sangat sukar
karena kerasnya batuan. Contoh diambil dengan cara dipecah dengan
plu geologi dalam ukuran-ukuran yang seragam dan tempat
pengambilan tersebut dibuat secara teratur di permukaan batuan. Jarak
dari setiap titik pengambilan baik secara horisontal dan vertikal dibuat
sama (seragam) dan besarnya tergantung dari endapannya sendiri.

4. Metode Sumur Uji (Test Pitting)


Metode ini digunakan jika lapisan penutup (over burden) agak
tebal (lebih dari setengah meter), sehingga metode trenching menjadi
tidak praktis karena pembuatan selokannya harus agak dalam sehingga
menimbulkan masalah pada pembuangan tanah hasil galian dan
masalah pembuangan air yang mungkin menggenang pada selokan,
disamping akan memakan waktu yang lebih lama. Dalam keadaan
tersebut maka dipakai metode dengan pembuatan sumur uji (test
pitting) untuk mengambil contoh bahan galian. Pada umumnya ukuran
lubang test pit ini adalah dan kedalamannya dapat mencapai 35 meter,
akan tetapi untuk jenis over burden yang lepas-lepas seperti pasir,
ukuran lubang pit harus dibuat lebih besar untuk menghindari
longsornya dinding, misalnya . Demikian pula ketika kedalaman test
pit besar, maka ukuran lubang juga harus dibuat lebih besar, kemudian
setelah kedalaman sampai setengahnya, ukuran lubang diperkecil. Jika
lapisan penutup sangat lepas-lepas, maka dinding test pit-nya dibuat
miring, sedangkan untuk material yang kompak dinding dibuat tegak
dengan ukuran.
Untuk penghematan biaya dan keberhasilan pembuatan test pit,
maka hal-hal yang harus diperhatikan, yaitu :
 Test pit harus bebas dari bongkah karena jika terhalang oleh
bongkah maka pembuatan test pit tersebut akan memakan waktu
yang lama sehingga memakan biaya yang mahal.
 Penggunaan penyangga yang seadanya, untuk batuan yang kompak
penyanggaan tidak perlu dilakukan.
 Penyanggaan dapat dihindari dengan cara dinding lubang dibuat
miring dan kemiringan tergantung material dari over bunden.

5. Metode Pemboran (Borehole Sampling)


Perkerjaan pengambilan contoh batuan dengan pemboran ini dapat
dibagi menjadi dua berdasarkan tenaga penggerak dari bornya, yaitu
metode pemboran tangan (hand auger) dan metode pemboran mesin
(core drilling). Cara pemboran tangan sangat cocok untuk endapan
bahan galian yang tidak terlalu kompak dan terletak dangkal, misalnya
endapan alluvial pasir di Cilacap. Jarak antara satu pemboran dengan
pemboran lainnya tergantung keadaan, sedangkan harga rata-ratanya
makin baik jika pemboran makin rapat.
Kadar dihitung dengan rumus :

K= (Berat Mineral)/(Berat Contoh) x 100%

Sebaliknya, dalam pengambilan contoh batuan dengan bor mesin


supaya diperhatikan faktor-faktor di bawah ini :

 Keadaan medan,dimana untuk keadaan medan yang berbukit-bukit,


sebaiknya digunakan mesin bor yang ringan atau yang dapat
dilepas-lepas untuk memudahkan pembawaan.
 Kedalaman endapan, dimana untuk endapan yang cukup dangkal
cukup dipakai bor tangan, sedangkan yang dalam digunakan bor
mesin.
 Sifat-sifat fisik batuan.
 Sumber air.
 Keadaan peralatan seperi keadaan pahat, stang bor, pipa casing, dan
sebagainya.
Pada pemboran inti, contoh batuan yang terambil dapat
berupa inti dan sludge yang masing-masing diletakkan dalam core
box untuk inti dan sludge box untuk sludge. Sludge adalah hasil
gesekan pahat dengan batuan yang kemudian diangkat oleh air
pembilas, karena itu sludge akan berupa lumpur.

Teknik Sampling Lain


1. Grab Sampling
Secara umum, metode grab sampling ini merupakan teknik sampling
dengan cara mengambil bagian yang berukuran besar dari suatu
mineral yang mengandung mineralisasi secara acak. Tingkat ketelitian
sampling pada metode ini relatif mempunyai bias yang cukup besar.
Beberapa kondisi pengambilan contoh dengan teknik grab sampling
antar lain:
a. Pada tumpukan hasil material hasil pembongkaran untuk
mendapatkan gambaran umum kadar.
b. Pada material diatas dumb truck atau belt conveyor pada
transportasi mineral, dengan tujuan pengecekan kualitas
c. Pada fragmen material hasil peledakan pada suatu muka kerja
untuk memperoleh kulaitas umum dari material yang diledakkan,
dll.
2. Bulk Sampling
Bulk sampling (contoh ruah) ini merupakan metode sampling dengan
cara mengambil material dalam jumlah (volume) yang besar, dan
umum dilakukan pada semua fase kegiatan (eksplorasi sampai dengan
pengolahan). Pada fase sebelum operasi penambangan, bulk sampling
ini dilakukan untuk mengetahui kadar pada suatu blok atau bidang
kerja. Metode bulk sampling ini juga umum dilakukan untuk uji
metalurgi dengan tujuan mengetahui rocovery (perolehan) suatu proses
pengolahan. Sedangkan pada kegiatan eksplorasi, salah satu penerapan
metode bulk sampling ini adalah dalam pengambilan contoh dengan
sumur uji
3. Chip Sampling
Chip sampling (conto tatahan) adalah salah satu metode sampling
dengan cara mengumpulkan pecahan batuan yang dipecahkan melalui
suatu jalur (dengan lebar 15 cm) yang memotong zona mineralisasi
dengan menggunakan palu atau pahat. Jalur sampling trsebut biasanya
bidang horizontal dan pecahan pecahan batuan tersebut dikumpulkan
dengan satu kantong conto. Kadang kadang pengambilan ukuran conto
yang seragam (baik ukuran butir, jumlah, maupun interval) cukup sulit,
terutama pada urat urat yang keras dan brittle (seperti urat kuarsa),
sehingga dapat menimbulkan kesalahan seperti oversampling (salting)
jika ukuran fragamen dengan kadar tinggi relatif lebih banyak daripada
fragmen yang low grade
4. Channel Sampling
Channel sampling adalah suatu merode pengambilan conto dengan
membuat alur sepanjang permukaan yang memperlihatkan jejak bijih
(mineralisasi). Alur tersebut dibuat secara teratur dan seragam (labar 3-
10 cm, kedalaman 3-5 cm) secara horizontal, vertikal, atau tegak lurus
kemringan lapisan.

Teknik Sampling di Laboratorium


Pengambilan sampel di lapangan, biasanya juga masih menghasilkan
kuantitas yang masih terlalu banyak untuk dianalisa. Sampel lapangan
perlu dikurangi untuk mencapai jumlah tertentu yang efektif untuk
dianalisa di laboratorium. Pengurangan jumlah sampel di lapangan
menjadi sampel terduksi harus melalui cara khusus yang disebut teknik
sampling. Teknik sampling harus dikenakan pada sampel lapangan yang
benar benar homogen dalam ukuran partikelnya. Terutama untuk sampel
lapangan berbentuk padatan, sebelum perlakuan teknik sampling
diperlukan perlakuan fisik awal, misalnya pemecahan, penumbukan,
pengadukan, pengayakan yang memungkinkan keseluruhan sampel
homogen dalam ukuran. Pembuatan contoh di laboratorium dilakukan dari
blok batu yang diambil di lapangan yang dibor dengan penginti
laboratorium. Sampel laboratorium selama proses penyimpanan
kadangkala ada yang mengalami perubahan komposisi kimiawi karena
teroksidasi oleh udara atau terdekomposisi karena perubahan suhu.
Terhadap sampel yang tidak stsbil ini harus diberi perlakuan awal untuk
mencegah dekomposisi kimiawinya. Penyimpanan sampe ini harus dengan
cara cara tertentu sesuai sifatnya. Selanjutnya bila sampel akan dianalisa
dilakukan preparasi yaitu dengan melarutkannya dengan pelarut yang
sesuai. Urutan pemakaian pelarut tergantung kelarutan masing masing
analat dimulai dengan air dingin, air panas, HCl encer, HCl pekat, HNO3
encer, kemuadian aqua regia. Bila menggunakan HCl pekat larutan yang
diperoleh diuapkan sampai sebagian besar HCl habis, sedangkan bila
menggunakan HNO3 dan aqua regia sisa pelarut dihilangkan dengan cara
diuapkan sampai hampir kering kemudian ditambahkan sedikit HCl,
diuapkan sampai volumenya tinggal sedikit kemudian diencerkan dengan
air suling.
BAB II

RANCANGAN SAMPLING

A. Mineral Ca

Anda mungkin juga menyukai