MAKALAH
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teknik Laboraturium yang dibina oleh Dra.
Amy Tenzer, M.S dan Fauzi Akhbar Anugrah, S.Si., M.Si.
Disusun oleh:
Kelompok 4 Offering B Tahun 2019
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Bahan kimia merupakan zat murni ataupun campuran yang tersusun atas beragam
element-element kimiawi. Bahan kimia merupakan materi belajar yang harus ada dalarn
laboratoriurn kimia. Pada dasarnya semua bahan kirnia itu racun. Namun dengan
pengelolaan bahna kimia yang benar dan tepat, tingkat bahaya sebagai bahan beracun
dapat ditanggulangi atau dikurangi. Untuk itu dibutuhkan suatu pengelolaan bahan kimia
yang benar dan tepat.
Makalah ini akan membahas tentang pemgelolaan bahan kimia di dalam laboraturium.
Mulai dari Penyediaan bahan. Penyimpanan, perawatan, hingga pembuangan bahan kimia
yang baik dan benar.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Pembahasan
Bahan kimia di laboraturium perlu dikelola dengan baik untuk terus menjaga mutu
dan kualitas banhan tersebut. Pengelolaan bahan kimia diantaranya meliputi
Teknik penyimpanan yang baik dapat menjamin tercegahnya kehilangan isi dari
wadahnya, perubahan sifat fisika dan kimia, terjadi interaksi antara materi bahan, dan
dapat tercegah dari bahaya kecelakaan yang ditimbulkan dari bahan yang disimpan.
Beberapa hal yang harus diperhatikan tentang ruang penyimpanan bahan kimia
g. Pastikan lantai tempat menyimpan bahan-bahan kimia terbuat dari material yang
tidak rembes (misalnya semen,beton) untuk mencegah kontaminasi terhadap
tanah dan air tanah bila terjadi penumpahan.
d. Menyediakan pemisah bebas korosif untuk cairan mudah terbakar, zat asam
inorganik terkonsentrasi dan cairan basa panas.
Cara penyimpanan bahan kimia secara umum dapat dibagi ke dalam 3 cara, yaitu
a. Secara alfabet (Alphabetical Method), bahan kimia disimpan dalam botol serta
sisususn berdasarkan urutan alfabet.
Syarat penyimpanan:
- Jauhkan dari sumber api atau panas, terutama loncatan api listrik dan bara rokok
b. Bahan pengoksidasi
Syarat penyimpana:
- Jauhkan dari sumber api dan panas, termasuk loncatan api listrik dan bara rokok
Syarat penyimpanan:
d. Bahan radioaktif
Syarat penyimpanan:
- Disimpan dalam lemari terkunci dan diberi tanda dan catatan penyimpanan
- Bahan dengan radioaktif tinggi dapat disempan di luar gedung dengan pelindung
yang memadai dan terhindar dari api
e. Bahan korosif
Bahan korosif umumnya berupa cairan dan tidak dapat terbakar, namun sering
menimbulkan panas dan nyala api jika terkena udara atau uap air. Bahan ini dapat
merusak dan mengakibatkan cacat permanen pada jaringan yang terkena korisif.
Contoh bahan korosif, misalnya asam-asam, anhidrida asam, dan alkali. Syarat
penyimpanan:
f. Bahan beracun
Syarat penyimpanan:
- Kran dari saluran gas harus tetap dalam keadaan tertutup rapat jika tidak sedang
dipergunakan
- Disediakan alat pelindung diri, pakaian kerja, masker, dan sarung tangan
Seperti diuraikan sebelumnya, ada bahan-bahan kimia yang tidak boleh dicampur
dalam penyimpananya, seperti asam dengan bahan yang beracun, bahan mudah terbakar
dengan oksidator. Bahan-bahan demikian disebut bahan incompatible dan harus disimpan
secara terpisah.Faktor lain yang perlu dipertimbangkan dalam proses penyimpanan adalah
lamanya waktu pentimpanan untuk zat-zat tertentu. Eter, paraffin cair, dan olefin akan
membentuk peroksida jika kontak dengan udara dan cahaya. Semakin lama disimpan akan
semakin besar jumlah peroksida. Isopropil eter, etil eter, dioksan, dan tetrahidrofuran
adalah zat yang sering menimbulkan bahaya akibat terbentuknya peroksida dalam
penyimpanan. Zat sejenis eter tidak boleh disimpan melebihi satu tahun, kecuali ditambah
inhibitor. Eter yang telah dibuka harus dihabiskan selama enam bulan
D. Peralatan Keselamatan
Laboratorium merupakan tempat kerja yang memiliki banyak potensi bahaya yang
bisa disebabkan oleh larutan kimia, ledakan reaksi kimia, dan panas dari peralatan. Maka
dari itu, praktikan yang bekerja di sebuah laboratorium kimia harus mempersiapkan
peralatan keselamatn kerja. Peralatan tersebut terbagi menjadi 2 macam, yaitu:
a) Perlengkapan sehari-hari
Adalah alat yang digunakan untuk melindungi diri pada saat bekerja dengan zat-
zat kimia. Semua alat kesehatan tersebut harus dapat berfungsi dengan baik. Berikut
beberapa alat perlindungan diri di laboratorium:
1. Jas laboratorium
Lab coat atau jas laboratorium berfungsi melindungi badan dari percikan
bahan kimia. Jenisnya ada dua yaitu jas lab sekali pakai dan jas lab berkali-kali
pakai. Jas lab sekali pakai umumnya digunakan di laboratorium bilogi dan hewan,
sementara jas lab berkali-kali pakai digunakan di laboratorium kimia.
2. Kacamata keselamatan
Kacamata keselamatan terbagi menjadi 2 jenis, yaitu clear safety glasses dan
clear safety goggles. Clear safety glasses merupakan kacamata yang digunakan
untuk melindungi mata dari percikan larutan kimia atapun debu. Sedangkan clear
safety goggles digunakan untuk melindungi mata dari percikan bahan kimia.
3. Sepatu keselamatan
Sandal atau sepatu sandal dilarang digunakan ketika bekerja di laboratorium.
Karena keduanya tidak bisa melindungi kaki ketika larutan atau bahan kimia yang
tumpah. Sepatu biasa umumnya sudah cukup untuk digunakan sebagai pelindung.
Namun, di laboratorium tertentu sepatu yang digunakan adalah sepatu
keselamatan yang tahan api dan tekanan tertentu. Selain itu, terkadang disediakan
juga plastik alas sepatu untuk menjaga kebersihan laboratorium jika sepatu
tersebut digunakan untuk keluar dari laboratorium.
4. Pelindung Muka
Pelindung muka (face shield) digunakan untuk melindungi muka dari panas,
api, dan percikan material panas. Alat ini biasa digunakan saat mengambil alat
laboratorium yang dipanaskan di tanur suhu tinggi, melebur sampel tanah di alat
peleburan skala lab, dan mengambil peralatan yang dipanaskan dengan autoclave.
5. Masker gas
Bahan kimia atau reaksi kimia yang dihasilkan bisa mengeluarkan gas
berbahaya. Oleh karena itu, masker gas sangat perlu digunakan sehingga gas
berbahaya tersebut tidak terhirup. Dilihat dari jenisnya, masker gas bisa berupa
masker gas biasa yang terbuat dari kain dan masker gas khusus yang dilengkapi
material penghisap gas. Masker gas biasa umumnya digunakan untuk keperluan
umum, misalnya membuat larutan standar. Sementara itu, masker gas khusus
digunakan saat menggunakan larutan atau bahan kimia yang memiliki gas
berbahaya, misalnya asam klorida, asam sulfat, dan asam sulfida.
6. Kaos tangan
Kaos tangan atau glove melindungi tangan dan jari dari ceceran larutan kimia
yang bisa membuat kulit gatal atau melepuh. Macam-macam kaos tangan yang
digunakan di laboratorium biasanya terbuat dari karet alam, nitril, dan neoprene.
Terkait kaos tangan yang terbuat dari karet alam, ada yang dilengkapi dengan
serbuk khusus dan tanpa serbuk. Serbuk itu umumnya terbuat dari tepung kanji
dan berfungsi untuk melumasi kaos tangan agar mudah digunakan.
2. Oxidizing (pengoksidasi)
Contoh bahan yang bersifat oxidizing adalah Kalium klorat ( KCLO3), Kalium
permanganat (KMnO4), Hidrogen peroksida (H2O2), Asam nitrat (HNO3) pekat, dan
K2Cr2O7.
3. Extremely flammable (amat sangat mudah terbakar)
Bahan-bahan dan formulasi yang ditandai dengan
notasi di atas merupakan likuid yang memiliki titik
nyala sangat rendah (di bawah 0o C) dan titik didih
rendah dengan titik didih awal (di bawah +35oC).
Bahan ini amat sangat mudah terbakar berupa
gas dengan udara dapat membentuk suatu campuran
bersifat mudah meledak di bawah kondisi normal.
Contoh bahan dengan sifat tersebut adalah dietil eter (cairan) dan propane (gas).
Hindarkan campuran tersebut dari udara dan sumber api.
Contoh bahan dengan sifat tersebut misalnya aseton dan logam natrium, yang
sering digunakan di laboratorium sebagai solven dan agen pengering. Hindari dari
sumber api, api terbuka dan loncatan api, serTa hindari pengaruh pada kelembaban
tertentu.
6. Toxic (beracun)
Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi
bahaya TOXIC dapat menyebabkan kerusakan
kesehatan akut atau kronis dan bahkan kematian pada
konsentrasi sangat rendah jika masuk ke tubuh
melalui inhalasi, melalui mulut (ingestion),atau
kontak dengan kulit. Bahan karsinogenik dapat
menyebabkan kanker atau meningkatkan timbulnya
kanker jika masuk ke tubuh melalui inhalasi, melalui mulut dan kontak dengan kulit.
7. Corrosive (korosif)
Bahan dan formulasi dengan notasi CORROSIVE adalah
merusak jaringan hidup. Jika suatu bahan merusak kesehatan
dan kulit hewan uji atau sifat ini dapat diprediksi karena
karakteristik kimia bahan uji, seperti asam (pH <2) dan basa
(pH>11,5), ditandai sebagai bahan korosif.
Contoh bahan dengan sifat tersebut misalnya asam mineral seperti HCl dan
H2SO4maupun basa seperti larutan NaOH (>2%). Hindari kontaminasi pernafasan,
kontak dengan kulit dan mata
8. Radioactive (Radioaktif)
Radioaktif adalah unsur yang bagian inti atomnya tidak
stabil sehingga memancarkan energi untuk mencapai
kestabilan. Energi yang dipancarkan ini disebut energi
radiasi dan proses hingga unsur tersebut stabil disebut
dengan Peluruhan Radioaktif. Contoh : karbon-14,
uranium, plutonium.
E. Pembuangan Bahan Kimia Sisa Pakai Dari Laboraturium
(WKA, No. 7, Th. IV, Januari 1989), secara prinsip pengolahan dan pembuangan
limbah kimia tidaklah terlalu sukar. Sedikit pengetahuan dan kemauan untuk
mengolahnya, akan berarti amat banyak bagi lingkungan. Mungkin inilah sikap moral yang
perlu dipunyai oleh pengelola laboratorium, mengingat orang-orang inilah yang paling
tahu akan bahaya dan pengendalian bahan kimia dari laboratoriumnya.
Untuk ringkasnya prosedur di bawah ini membahas penanganan tumpahan pada meja
atau lantai dan pembuangan/pemusnahan bahan kimia jumlah banyak.
Aldehida
Contoh bahan : Asam benzena sulfonat, Asam kloroasetat, Asam trikloroasetat, Asam
fluoroasetat
Contoh bahan : Natrium bisulfit, Natrium nitrit, Natrium Sulfit, Belerang oksida
Eter
Asam Inorganik
Contoh bahan : Asam klorida, Asam fluorida, Asam nitrat, Asam posfat, Asam sulfat
Laboratorium kimia harus merupakan tempat yang aman bagi para penggunanya. Dalam
hal ini seorang laboran memegang peranan penting dalam menciptakan suatu laboratorium
yang aman. Dengan pengetahuan yang cukup tentang sifat-sifat bahan kimia yang ada di
laboratorium seorang laboran dapat mengetahui bagaimana cara menangani bahan kimia
tersebut, termasuk bagaimana cara menyimpan dengan baik dan aman.
Memang bukan hanya faktor bahan kimia yang menyebabkan keadaan tidak aman,
faktor lain seperti ventilasi ruangan, almari asam, atau sistem pengaman gas tidak bekerja
dengan baik keadaan akan menjadi lebih tidak aman. Diperlukan suatu kerjasama dari
berbagai pihak, baik dari para siswa, guru sebagai pengawas. Dalam melakukan praktikum
siswa juga dituntut untuk berhati-hati, tidak menganggap remeh setiap kemungkinan bahaya
yang ditimbulkan serta peran guru dan laboran sebagai pengawas juga penting dalam
mengawasi siswanya yang melakukan praktikum. Prosedur dan cara kerja perlu diberikan
secara jelas dan rinci sebelum dilakukan oleh para siswa. Dengan kerjasama yang sinergis
dari berbagai pihak maka akan tercipta laboratorium kimia yang aman dan nyaman bagi
semua orang yang menggunakannya.
DAFTAR PUSTAKA
Manufacturing Chemists Association, “Guide for Safety in the Chemical Laboratory” 2nd
Ed., Van Nostrand Reinhold Company, N.Y. (1972)
Fahira, Anggun. . Penanganan Bahan Kimia Berbahaya dan Peralatan Kimia Serta
Macam-macam Alat Keselamatan Laboratorium.dox. Akademia.edu.