Anda di halaman 1dari 21

AMPEREMETER DAN VOLTMETER DC

LAPORAN PRAKTIKUM
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Fisika untuk Biologi
Yang dibina oleh Joko Utomo, S.Si, M.Sc dan diajukan pada hari Kamis, 24 Oktober 2019

Disusun oleh :
Imarayna Izzata (190341621682)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIIOLOGI
Oktober 2019
AMPEREMETER DAN VOLTMETER

A. TUJUAN
1. Menentukan hambat dalam amperemeter.
2. Menentukan hambat dalam voltmeter.
3. Mampu menggunakan alat ukur listrik dengan benar.
4. Mampu menerapkan teori grafik dengan benar.

B. LATAR BELAKANG
Di kehidupan sehari-hari, kita mengenal 2 jenis listrik yaitu searah (Direct Current –
DC) dan listrik bolak-balik (Alternating Current – AC). Ketika kita mengenal listrik, kita
harus tau hokum kelistrikan yang dikemukakan oleh ilmuwan asal Jerman yaitu George
Simon Ohm (1789 – 1854). Hukum yang dikemukakan beliau yaitu hokum Ohm yang
dirumuskan sebagai V = iR. Hukum ini menjadi sebuah dasar seluruh pengukuran listrik yaitu
pengukuran besaran tegangan, besaran arus dan besaran hambatan. Menurut Satuan
Internasional (SI), volt menyatakan besaran tegangan, ampere menyatakan besaran kuat arus,
dan ohm menyatakan besaran hambatan (Fadjar & Warnana, 2011).
Alat untuk mengukur besaran tegangan, besaran kuat arus, dan besaran hambatan
berbeda-beda. Alat yang digunakan untuk mengukur besaran tegangan disebut voltmeter,
alat untuk mengukur besaran kuat arus disebut amperemeter, dan alat untuk mengukur
besaran hambatan disebut ohmmeter (Sutrisno, tt).
Amperemeter adalah alat untuk menghitung atau mengukur kuat arus listrik.
Amperemeter dapat dibuat atas susunan microampere dan shunt yang berfungsi untuk
mendeteksi arus pada rangkaian baik arus yang kecil, sedangkan untuk arus yang besar
ditambahkan dengan hambatan shunt (Khasanah, 2013).
Voltmeter adalah alat untuk mengukur besaran tegangan atau beda potensial listrik
antara dua titik pada suatu rangkaian listrik yang dialiri arus listrik. Pada alat ukur ini akan
ditemukan tulisan voltmeter (V), milivoltmeter (mV), mikrovoltmeter, dan kilovolt (kV).
Voltmeter bisa ditemukan dalam dua jenis yaitu voltmeter analog (jarum penunjuk) dan
voltmeter digital (Suprianto, 2015).
1. Pengukuran Arus dan Tegangan
Untuk mengukur kuat arus pada rangkaian digunakan amperemeter.
Amperemeter dipasang seri seperti pada Gambar 1a. Voltmeter digunakan untuk
mengukur tegangan antara dua titik dalam rangkaian dan dipasang parallel
seperti pada Gambar 1b. Mengukur secara bersamaan juga bisa dengan
memasang rangkaian seperti pada Gambar 1c dan Gambar 1d.
Gambar 1. 1a. Pengukuran kuat arus, 1b. Pengukuran beda
potensial, 1c. Pengukuran serentak kuat arus dan beda potensial
dengan amperemeter berada di luar, 1d. Pengukuran serentak kuat
arus dan beda potensial dengan amperemeter berada di dalam.
(sumber: Modul Praktikum Fisika untuk Biologi)

2. Mengukur Hambatan Dalam Amperemeter dan Voltmeter


a. Pengukuran dalam Hambatan Dalam Ampermeter
Untuk mengukur hambatan dalam Amperemeter terdapat dua cara
yaitu dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 2. 2a. Pengukuran langsung dengan voltmeter, 2b.


Pengukuran bertahap dengan hambatan.
(sumber: Modul Praktikum Fisika untuk Biologi)

Jika rangkaian yang digunakan sama seperti Gambar 2a, maka


hambatan dalam amperemeter dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut.

𝑉
RA 
𝐼
Jika rangkaian yang digunakan sama seperti Gambar 2b, maka
hambatan dalam amperemeter dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut.

𝐼1−𝐼2
RA  RB
𝐼2

b.Pengukuran Hambatan Dalam Voltmeter


Untuk mengukur hambatan dalam Voltmeter terdapat dua cara yaitu
dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 3. 3a. Pengukuran langsung dengan amperemeter, 3b.


Pengukuran bertahap dengan hambatan.
(sumber: Modul Praktikum Fisika untuk Biologi)

Jika rangkaian yang digunakan sama seperti Gambar 3a, maka


hambatan dalam amperemeter dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut.

𝑉
RV 
𝐼

Jika rangkaian yang digunakan sama seperti Gambar 2b, maka


hambatan dalam amperemeter dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut.

𝑉1
RV  RB
𝑉1−𝑉2

C. ALAT & BAHAN


1. Amperemeter DC/miliamperemeter DC
2. Voltmeter DC/milivoltmeter DC
3. Sumber Tegangan DC
4. Bangku hambat
5. Hambat geser
6. Penutup arus
7. Kabel-kabel
D. PROSEDUR
1. Mengikuti semua petunjuk/arahan yang diberikan asisten.
2. Meminjam alat-alat yan diperlukan.
 Menanyakan kepada asisten setiap rangkaian yang disusun tentang
kebenarannya.
3. Hambat geser digunakan untuk mengatur besar arus dan tegangan.
 Menuliskan hasil pengukuran pada kertas yang sudah disediakan di lembar
kerja.
4. Menanyakan kepada asisten berapa kali pengulangan suatu percobaan tertentu.
5. Menyusun rangkaian seperti yang terlihat pada GAMBAR…… tetapi belum
dihubungkan dengan Rb (dari bangku hambat), menutup switch S atur hambat geser.
Mencatat kedudukan amperemeter (I1), menghubungkan Rb *tanpa mengubah yang
lain), mencatat lagi kedudukan amperemeter (I2). Mengukur dan mencatat harga
hambatan bangku yang digunakan (Rb). Mrngulangi percobaan beberapa kali dengan
cara menggeser hambatan geser.
6. Menyusun rangkaian seperti yang terlihat pada GAMBAR….. tetapi belum
dihubungkan dengan Rb, menutup switch S, mengatur hambat geser. Mencatat
kedudukan voltmeter (V1). Menyambungkan Rb, mencatat kedudukan voltmeter (V2).
Mengukur dan mencatat harga hambatan bangku yang digunakan (Rb). Mengulangi
percobaan ini beberapa kali dengan cara menggeser hambatan geser.

E. DATA YANG DIDAPATKAN


Pada pengamatan lup yang dilakukan pada hari Kamis, 26 September 2019
menghasilkan data sebagai berikut.

Tabel 1. PENGUKURAN HAMBATAN DALAM AMPEREMETER DENGAN Rb


Rb = 0,82 Ω I1 = Tanpa Rb
Max = 5 I2 = Dengan Rb
Batas I = 500 mA atau0,5 A

No I1 (Ampere) I2 (Ampere)
1 0,12 ± 0,05 A 0,11 ± 0,05 A
2 0,15 ± 0,05 A 0,13 ± 0,05 A
3 0,19 ± 0,05 A 0,17 ± 0,05 A
4 0,23 ± 0,05 A 0,22 ± 0,05 A
5 0,41 ± 0,05 A 0,37 ± 0,05 A
Tabel 2. PENGUKURAN HAMBATAN DALAM AMPEREMETER DENGAN VOLTMETER

Batas I = 500 mA atau 0,5 A Batas V = 100 mV atau 0,1 V


Max = 5 Max = 100

No AMPERE VOLT
1 0,12 ± 0,05 A 0,016 ± 1 V
2 0,14 ± 0,05 A 0,018 ± 1 V
3 0,165 ± 0,05 A 0,022 ± 1 V
4 0,27 ± 0,05 A 0,024 ± 1 V
5 0,36 ± 0,05 A 0,048 ± 1 V

Tabel 3. PENGUKURAN HAMBATAN DALAM VOLTMETER DENGAN Rb

Rb = 27.000 Ω V1 = Tanpa Rb
Max = 300 V2 = Dengan Rb
Batas V = 3 V

No V1 (Volt) V2 (Volt)
1 0,7 ± 0,05 V 0,58 ± 0,05 V
2 1,0 ± 0,05 V 0,8 ± 0,05 V
3 1,4 ± 0,05 V 1,0 ± 0,05 V
4 2,0 ± 0,05 V 1,15 ± 0,05 V
5 2,5 ± 0,05 V 1,32 ± 0,05 V

Tabel 4. PENGUKURAN HAMBATAN DALAM VOLTMETER DENGAN AMPEREMETER

Batas V = 3 V Batas I = 100 mA atas 0,1 A


Max V = 300 Max I = 100

No VOLT AMPERE
1 0,5 ± 0,05 V 0,044 ± 1 A
2 0,6 ± 0,05 V 0,054 ± 1 A
3 0,7 ± 0,05 V 0,064 ± 1 A
4 0,8 ± 0,05 V 0,074 ± 1 A
5 0,9 ± 0,05 V 0,084 ± 1 A
F. PEMBAHASAN
Menurut praktikum yang sudah dilakukan, didapatkan 4 tabel data yaitu tabel
pengukuran hambatan dalam amperemeter dengan voltmeter, tabel pengukuran hambatan
dalam amperemeter dengan Rb, tabel pengukuran hambatan dalam voltmeter dengan
amperemeter dan tabel pengukuran hambatan dalam voltmeter dengan Rb.
Pada tabel pertama yaitu berisi data pengukuran hambatan dalam amperemeter
dengan Rb. Terdapat data I1 dan I2 dengan masing-masing data sebanyak 5 kali pengulangan.
Yang membedakan I1 dengan I2 adalah ada dan tidaknya Rb pada rangkaian. I1 adalah data
yang tanpa menggunakan Rb, sedangkan I2 adalah data yang menggunakan Rb. Pada tabel ini
terdapat 3 perhitungan yaitu mencari RA (nilai hambatan amperemeter), SRA (nilai ralat), dan
RRA (ketidakpastian relatif amperemeter). Pada tabel pertama ini memiliki komponen
data pelengkap lainnya seperti Rb senilai 0,82 Ω, skala max I sebesar 5 dan batas I
sebesar 500 mA atau 0,5 A. Perhitungan dan hasil sudah terlampir di lampiran.
Pada tabel kedua yaitu berisi data pengukuran hambatan dalam amperemeter
dengan voltmeter. Terdapat data I1 sampai I5 dan V1 sampai V5.Pada tabel ini terdapat 3
perhitungan yaitu mencari RA (nilai hambatan amperemeter), SRA (nilai ralat), dan RRA
(ketidakpastian relatif amperemeter). Tabel kedua ini memiliki komponen data
pelengkap lainnya seperti batas I sebesar 500 mA atau 0,5 A, skala max I yaitu 5,
batas V sebesar 100 mV atau 0,1 V, dan skala max V yaitu 100. Perhitungan dan hasil
sudah terlampir di lampiran.
Pada tabel ketiga yaitu berisi data pengukuran hambatan dalam amperemeter dengan
Rb. Terdapat data V1 dan V2 dengan masing-masing data sebanyak 5 kali pengulangan. Yang
membedakan V1 dengan V2 adalah ada dan tidaknya Rb pada rangkaian. V1 adalah data yang
tanpa menggunakan Rb, sedangkan V2 adalah data yang menggunakan Rb. Pada tabel ini
terdapat 3 perhitungan yaitu mencari RV (nilai hambatan voltmeter), SRV (nilai ralat), dan RRV
(ketidakpastian relatif voltmeter). Pada tabel pertama ini memiliki komponen data
pelengkap lainnya seperti Rb senilai 27000 Ω, skala max V sebesar 300 dan batas V
sebesar 3 V. Perhitungan dan hasil sudah terlampir di lampiran.
Pada tabel keempat yaitu berisi data pengukuran hambatan dalam voltmeter
dengan amperemeter. Terdapat data V1 sampai V5 dan I1 sampai I5.Pada tabel ini
terdapat 3 perhitungan yaitu mencari RV (nilai hambatan amperemeter), SRV (nilai ralat), dan
RRV (ketidakpastian relatif voltmeter). Tabel kedua ini memiliki komponen data
pelengkap lainnya seperti batas V sebesar 3 V, skala max V yaitu 300, batas I sebesar
100 mA atau 0,1 A, dan skala max V yaitu 100. Perhitungan dan hasil sudah terlampir
di lampiran.
Variabel yang memengaruhi data yaitu sebagai berikut.
a. Tabel 1
Variabel Bebas = Hambatan geser
Variabel Kontrol = Bangku hambat, sumber tegangan
Variabel Terikat = Kuat arus
b. Tabel 2 dan 4
Variabel Bebas = Hambatan geser
Variabel Kontrol = Sumber tegangan
Variabel Terikat = Kuat arus, tegangan
c. Tabel 3
Variabel Bebas = Hambatan geser
Variabel Kontrol = Sumber tegangan
Variabel Terikat = Tegangan

G. KESIMPULAN
1. Menentukan hambatan dalam amperemeter dapat menggunakan 2 cara yaitu yang
pertama pengukuran secara langsung dengan voltmeter yang menggunakan rumus
sebagai berikut.

𝑉
RA 
𝐼

Dan yang kedua pengukuran secara bertahap dengan tambahan resistor atau
hambatan sebesar 0,82Ω yang menggunakan rumus sebagai berikut.

𝐼1−𝐼2
RA  RB
𝐼2

2. Menentukan hambatan dalam voltmeter dapat menggunakan 2 cara yaitu yang


pertama pengukuran secara langsung dengan amperemeter yang menggunakan
rumus sebagai berikut.

𝑉
RV 
𝐼

Dan yang kedua pengukuran secara bertahap dengan tambahan resistor atau
hambatan sebesar 27000Ω yang menggunakan rumus sebagai berikut.

𝑉1
RV  RB
𝑉1−𝑉2

3. Penggunaan alat ukur amperemeter dan voltmeter harus sesuai dengan prinsip
penggunaan alat tersebut dan cara pembacaan hasil pengukuran dengan
menggunakan amperemeter maupu voltmeter dengan rumus sebagai berikut.

𝑃𝐽
𝑁𝑃 = 𝐵𝑈.
𝑆𝑇
Keterangan :

NP = Nilai Pengukuran
BU = Batas Ukur
PJ = Penunjuk Jarum
ST = Skala Tertinggi

4. Dalam pengukuran amperemeter dan voltmeter penentuan grafik dilakukan


dengan melihat hubungan antara voltmeter dan amperemeter. Dalam praktikum
kali ini, seluruh grafik naik. Maka, jika nilai amperemeternya meningkat maka
nilai voltmeternya juga ikut meningkat.

H. DAFTAR RUJUKAN

o Fadjar, Purwanto & Warnana, Desa. 2011. Alat Ukur Listrik. Universitas Terbuka.
o Sutrisno. tt. Amperemeter, Voltmeter, dan Avometer. Universitas Pendidikan
Indonesia.
o Khasanah, R . U. 2013. Amperemeter dan Voltmeter.
o Suprianto. 2015. Alat Ukur dan Komponen Elektronik.
LAMPIRAN

Lampiran 1

ANALISIS DATA

1. PERHITUNGAN LANGSUNG HAMBATAN DALAM AMPEREMETER DENGAN


VOLTMETER

Diketahui : I1  0,120 A V1  0,016V skala max I  5


I 2  0,140 A V2  0,018V batasI  500mA  0,5 A
I 3  0,165 A V3  0,022V skala max V  100
I 4  0,270 A V4  0,024V batasV  100mV  0,1V
I 5  0,360 A V5  0,048V
Ditanya : RA  ?
R A  ?
RRA  ?

V1 V2 V3 V4 V5
Jawab R A1  RA2  R A3  RA4  R A5 
I1 I2 I3 I4 I5
0,016V 0,018V 0,022V 0,024V 0,048V
    
0,120 A 0,140 A 0,165 A 0,270 A 0,360 A
 0,133Ω  0,128Ω  0,133Ω  0,089Ω  0,133Ω
2
RA1 2 RA 2
2
RA 2 RA 2
2 2

SRA1  . .V  . .I SRA 2  . .V  . .I


V1 3 I 3 V 3 I 3
2 2 2 2
1 2 V 2 1 2 V 2
 . .V   12 . .I  . .V   22 . .I
I1 3 I1 3 I2 3 I2 3
2 2 2 2
1 2 0,016 2 1 2 0,018 2
 . .1   . .0,05  . .1   . .0,05
0,120 3 0,120 2 3 0,140 3 0,140 2 3
 5,555555555555  0,037037037  4,761904761905  0,027210884
 5,592592592555  4,789115646305

2
RA1 2 RA 2
2 2
RA 2 RA 2
2
SRA3  . .V  . .I SRA 4  . .V  . .I
V1 3 I 3 V1 3 I 3
2 2 2 2
1 2 V 2 1 2 V 2
 . .V   32 . .I  . .V   42 . .I
I3 3 I3 3 I4 3 I4 3
2 2 2 2
1 2 0,022 2 1 2 0,024 2
 . .1   . .0,05  . .1   . .0,05
0,165 3 0,1652 3 0,270 3 0,270 2 3
 4,040404040404  0,0269360269  2,469135802469  0,0109739369
 4,067340067304  2,480109739369
2
RA 2 RA 2
2

SRA5  . .V  . .I


V1 3 I 3
2 2
1 2 V 2
 . .V   52 . .I
I5 3 I5 3
2 2
1 2 0,048 2
 . .1   . .0,05
0,360 3 0,360 2 3
 1,851851851852  0,012345679
 1,864197530852

SRA1 SRA2
RRA1  .100% RRA2  .100%
RA1 RA2
5,592592592555 4,78911564305
 .100%  .100%
0,133 0,128
 42,1%  37,4%

SRA3 SRA4
RRA3  .100% RRA4  .100%
R A3 RA4
4,067340067304 2,480109739369
 .100%  .100%
0,133 0,089
 30,6%  27,9%

SRA5
RRA5  .100%
R A5
1,864197530852
 .100%
0,133
 14,0%

GRAFIK 1. HUBUNGAN HAMBATAN DALAM


AMPEREMETER LANGSUNG DENGAN
VOLTMETER
0.06

0.05

0.04

0.03

0.02

0.01

0
0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.35 0.4
2. PERHITUNGAN BERTAHAP HAMBATAN DALAM AMPEREMETER DENGAN Rb

Diketahui I11  0,12 A : I 21  0,11A skala max I  5


I12  0,15 A I 22  0,13 A batasI  500mA  0,5 A
I13  0,19 A I 23  0,17 A Rb  0,82
I14  0,23 A I 24  0,22 A
I15  0,42 A I 25  0,37 A

Ditanya RA  ?
S RA  ?
RRA  ?

I1  I 2 I1  I 2
JAWAB RA1  Rb RA2  Rb
I2 I2
0,12  0,11 0,15  0,13
 .0,82  .0,82
0,11 0,13
 0,074545454545Ω  0,126153846154Ω

I1  I 2 I1  I 2
R A3  Rb RA4  Rb
I2 I2
0,19  0,17 0,23  0,22
 .0,82  .0,82
0,17 0,22
 0,096470588235Ω  0,037272727273Ω

I1  I 2
R A5  Rb
I2
0,42  0,37
 .0,82
0,37
 0,110810810811Ω

2 2 2 2
RA 2 RA 2 RA 2 RA 2
SRA1  . .I1  . .I 2 SRA 2  . .I1  . .I 2
I1 3 I 2 3 I1 3 I 2 3
2 2 2 2
RB 2 I 2 RB 2 I 2
 . .I1   12 .Rb. .I 2  . .I1   12 .Rb. .I 2
I2 3 I2 3 I2 3 I2 3
2 2 2 2
0,82 2 0,12 2 0,82 2 0,15 2
 . .0,05   2
.0,82. .0,05  . .0,05   2
.0,82. .0,05
0,11 3 0,11 3 0,13 3 0,13 3
 0,248484848  0,027107438  0,21025641  0,24260355
 0,519559229  0,452859961
2 2 2 2
RA 2 RA 2 RA 2 RA 2
SRA3  . .I1  . .I 2 SRA 4  . .I1  . .I 2
I1 3 I 2 3 I1 3 I 2 3
2 2 2 2
RB 2 I 2 RB 2 I 2
 . .I1   12 .Rb. .I 2  . .I1   12 .Rb. .I 2
I2 3 I2 3 I2 3 I2 3
2 2 2 2
0,82 2 0,19 2 0,82 2 0,23 2
 . .0,05   2
.0,82. .0,05  . .0,05   2
.0,82. .0,05
0,17 3 0,17 3 0,22 3 0,22 3
 0,160784314  0,179700115  0,124242424  0,129889807
 0,340484429  0,254132231

2 2
RA 2 RA 2
SRA5  . .I1  . .I 2
I1 3 I 2 3
2 2
RB 2 I 2
 . .I1   12 .Rb. .I 2
I2 3 I2 3
2 2
0,82 2 0,42 2
 . .0,05   2
.0,82. .0,05
0,37 3 0,37 3
 0,073873874  0,08385683
 0,157730704

SRA1 SRA 2
RRA1  .100% RRA2  .100%
RA1 RA2
0,519559229 0,452859961
 .100%  .100%
0,074545454545 0,126153846154
 6,97%  3,59%

SRA3 SRA 4
RRA3  .100% RRA4  .100%
R A3 RA4
0,340484429 0,254132231
 .100%  .100%
0,096470588235 0,037272727273
 3,53%  6,82%

SRA5
RRA5  .100%
R A5
0,157730704
 .100%
0,110810810811
 1,42%
GRAFIK 2. HUBUNGAN BERTAHAP HAMBATAN
DALAM AMPEREMETER DENGAN Rb
0.4

0.35

0.3

0.25

0.2

0.15

0.1

0.05

0
0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.35 0.4 0.45
3. PERHITUNGAN HAMBATAN DALAM VOLTMETER DENGAN Rb

Diketahui : V11  0,70V V21  0,58V skala max V  300


V12  1,00V V22  0,80V batasV  3V
V13  1,40V V23  1,00V Rb  27000
V14  2,00V V24  1,15V
V15  2,50V V25  1,32V

Ditanya : SRV  ?
RV  ?
RRV  ?

JAWAB V1
RV 1  .RB V1
RV 2 
V1
: V1  V2 RV 2  .RB .RB
V1  V2 V1  V2
0,70
 .27000 1,00

1,40
0,70  0,58  .27000 .27000
1,00  0,80 1,40  1,00
 157500  94500
 135000

V1 V1
RV 2  .RB RV 2  .RB
V1  V2 V1  V2
2,00 2,50
 .27000  .27000
2,00  1,15 2,50  1,32
 63529,4  57203,4

2 2
Rv 2 R 2
SRv1  . .V1  v . .V2
V1 3 V2 3
2 2
V2 2 V1 2
  .RB . .V1  .RB . .V1
(V1  V2 ) 2
3 (V1  V2 ) 2
3
2 2
0,58 2 0,70 2
  .27000. .0,05  .27000. .0,05
(0,70  0,58) 2
3 (0,70  0,58) 2
3
 36250  43750
 80000
2 2
Rv 2 R 2
SRv 2  . .V1  v . .V2
V1 3 V2 3
2 2
V2 2 V1 2
  .RB . .V1  .RB . .V1
(V1  V2 ) 2
3 (V1  V2 ) 2
3
2 2
0,80 2 1,00 2
  .27000. .0,05  .27000. .0,05
(1,00  0,80) 2
3 (1,00  0,80) 2
3
 18000  22500
 40500

2 2
Rv 2 R 2
SRv 3  . .V1  v . .V2
V1 3 V2 3
2 2
V2 2 V1 2
  .RB . .V1  .RB . .V1
(V1  V2 ) 2
3 (V1  V2 ) 2
3
2 2
1,00 2 1,40 2
  .27000. .0,05  .27000. .0,05
(1,40  1,00) 2
3 (1,40  1,00) 2
3
 5625  7875
 13500

2 2
Rv 2 R 2
SRv 4  . .V1  v . .V2
V1 3 V2 3
2 2
V2 2 V1 2
  .RB . .V1  .RB . .V1
(V1  V2 ) 2
3 (V1  V2 ) 2
3
2 2
1,15 2 2,00 2
  .27000. .0,05  .27000. .0,05
(2,00  1,15) 2
3 (2,00  1,15) 2
3
 1432,525952  2491,349481
 3932,875433

2 2
Rv 2 R 2
SRv 5  . .V1  v . .V2
V1 3 V2 3
2 2
V2 2 V1 2
  .RB . .V1  .RB . .V1
(V1  V2 ) 2
3 (V1  V2 ) 2
3
2 2
1,32 2 2,50 2
  .27000. .0,05  .27000. .0,05
(2,50  1,32) 2
3 (2,50  1,32) 2
3
 853,2031026  1615,914967
 2469,11807
SRV 1 SRV 2 SRV 3
RRV 1  .100% RRV 2  .100% RRV 3  .100%
RV 1 RV 2 RV 3
80000 40500 13500
 .100%  .100%  .100%
157500 135000 94500
 0,51%  0,30%  0,14%

SRV 4 SRV 5
RRV 4  .100% RRV 5  .100%
RV 4 RV 5
3923,875433 2469,11807
 .100%  .100%
63529,4 57203,4
 0,06%  0,04%

GRAFIK 3. HUBUNGAN BERTAHAP HAMBATAN


DALAM VOLTMETER DENGAN Rb
1.4

1.2

0.8

0.6

0.4

0.2

0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3
4. PERHITUNGAN LANGSUNG HAMBATAN DALAM VOLTMETER DENGAN
AMPEREMETER

Diketahui : I1  0,044 A V1  0,5V skala max I  100


I 2  0,054 A V2  0,6V batasI  100mA  0,1A
I 3  0,064 A V3  0,7V skala max V  300
I 4  0,074 A V4  0,8V batasV  3V
I 5  0,084 A V5  0,9V
Rv  ?
Ditanya : Rv  ?
RRv  ?

V1 V2 V3 V4 V5
Jawab R A1  RA2  Rv 3  Rv 4  RV 5 
I1 I2 I3 I4 I5
0,5V 0,6V 0,7V 0,8V 0,9V
    
0,044 A 0,054 A 0,064 A 0,074 A 0,084 A
 11,364Ω  11,111Ω  10,937Ω  10,811Ω  10,714Ω

2
RA1 2 RA 2
2
RA 2 RA 2
2 2
SRV 1  . .V  . .I SRV 2  . .V  . .I
V1 3 I 3 V 3 I 3
2 2 2 2
1 2 V 2 1 2 V 2
 . .V   12 . .I  . .V   22 . .I
I1 3 I1 3 I2 3 I2 3
2 2 2 2
1 2 0,5 2 1 2 0,6 2
 . .1   . .0,05  . .1   . .0,05
0,044 3 0,044 2 3 0,054 3 0,054 2 3
 15,15151515  8,608815427  12,34567901  6,858710562
 23,76033058  19,20438957
2
RA 2 RA 2
2 2
RA1 2 RA 2
2

SRV 3  . .V  . .I SRV 4  . .V  . .I


V1 3 I 3 V1 3 I 3
2 2
2 2
1 2 V 2

1 2 V 2
. .V   32 . .I  . .V   42 . .I
I3 3 I3 3 I4 3 I4 3
2 2
2 2 1 2 0,8 2

1 2
. .1  
0,7 2
. .0,05  . .1   . .0,05
0,064 3 0,064 2 3 0,074 3 0,074 2 3
 10,41666667  5,696614583  9,009009009  4,869734599
 16,11328125  13,87874361
2
RA 2 RA 2
2

SRV 5  . .V  . .I


V1 3 I 3
2 2
1 2 V 2
 . .V   52 . .I
I5 3 I5 3
2 2
1 2 0,9 2
 . .1   . .0,05
0,084 3 0,084 2 3
 7,936507937  4,25170068
 12,18820862

SRV 1 SRV 2
RRV 1  .100% RRV 2  .100%
RV 1 RV 2
23,76033058 19,20438957
 .100%  .100%
11,364 11,111
 2,09%  1,73%

SRV 3 SRV 4
RRV 3  .100% RRV 4  .100%
RV 3 RV 4
16,113228125 13,87874361
 .100%  .100%
10,937 10,811
 1,47%  1,28%

SRV 5
RRV 5  .100%
RV 5
12,18820862
 .100%
10,714
 1,14%

GRAFIK 4. HUBUNGAN HAMBATAN DALAM


VOLTMETER LANGSUNG DENGAN
AMPEREMETER
0.09
0.08
0.07
0.06
0.05
0.04
0.03
0.02
0.01
0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1
Lampiran 2

Gambar 4. Scan laporan sementara


(sumber: Dokumen Pribadi)
Gambar 5. Scan laporan sementara
(sumber: Dokumen Pribadi)

Anda mungkin juga menyukai