Anda di halaman 1dari 22

AMPEREMETER DAN VOLTMETER DC

LAPORAN PRAKTIKUM

Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Fisika untuk Biologi

Yang dibimbing oleh Joko Utomo, S. Si, M.Sc

Disusun oleh :

Kelompok 4 / Offering B

Aqmarina Almas Izzaty (190341621647)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

November 2019
A. Tujuan
Setelah praktikum ini dilaksanakan mahasiswa diharapkan dapat:
1. Menentukan hambatan dalam ampermeter
2. Menentukan hambatan dalam voltmeter
3. Mampu menggunakan alat ukur listrik dengan benar
4. Mampu menerapkan teori grafik dengan benar

B. Latar Belakang
Belajar mengenai kelistrikan tidak bisa lepas dari pemakaian alat ukur
dan besaran-besarannya, seperti kuat arus, tegangan, dan hambatan. Alat ukur
yang digunakan untuk mengukur kuat arus (I) adalah amperemeter, sedangkan
tegangan (V) adalah voltmeter, dan hambatan (R) adalah ohmmeter. Selain itu,
tingkat spesifikasi alat ukur listrik tersebut juga dapat diukur dari besarnya
hambatan dalam dan batas ukurnya (Tim Praktikum Fisika Dasar, 2019).
Amperemeter sendiri dibedakan menjadi dua yaitu AC dan DC dan
untuk memperoleh hasil pengukuran yang baik, maka kedua jenis amperemeter
ini tidak boleh dipertukarkan penggunaannya. Sedangkan voltmeter adalah alat
untuk mengukur besarnya beda potensial dan alat ini juga dibedakan menjadi
dua yaitu voltmeter AC dan DC. Seperti halnya amperemeter, antara voltmeter
AC dan juga DC tidak boleh dipertukarkan dalam hal pemakaiannya agar
mendapatkan hasil pengukuran yang baik pula (Sutrisno, 2015)

V=I.R

Perlu dipahami definisi dari Arus Listrik (I - dengan satuan Ampere/


A) adalah bannyaknya muatan listrik mengaril tiap satuan waktu. Arah arus
litrik searah dengan proton atau muatan positif. Beda Potensial (V - dengan
satual volt/ V) adalah adalah perpindahan muatan atau elektron dari potensial
rendah ke potensial tinggi. Arah arus listrik dan beda potensial berlawanan
sehingga dapat disimpulkan arus listrik bergerak dari potensial tinggi ke
potensial rendah. Tetapi arus listrik dan beda potensial memiliki nilai yang
sebanding (V ~ I). Konduktifitas penghantar adalah kemudahan arus listrik
mengalir pada penghantar tersebut. Kebalikan dari konduktifitas adalah
relatifitas/ Hambatan (R - dengan satuan ohm/ Ω). semakin besar hambatannya
semakin sulit arus listrik mengalir pada penghantar tersebut.(Saefullah, A., dkk.
2018)

Hambatan merupakan ukuran perlawanan komponen terhadap aliran


muatan listrik dan merupakan perbandingan beda potensial suatu rangkaian
terhadap arus yang mengalir di dalamnya.

𝑽 𝑳
R= atau R = ρ
𝑰 𝑨

keterangan :

R = hambatan L = panjang kawat (m)

ρ = hambat jenis(ohm. meter) A= luas penampang (m2)

Hambatan jenis adalah nilai kemampuan bahan untuk melawan aliran


listrik. Hambatan jenis dipengaruhi oleh jenis kawat dan suhu. Untuk hambatan
pada susunan seri hambatan penggantinya sama dengan jumlah dari tiap-tiap
hambatan, kuat arus yang melalui hambatan sama besar, dan tegangan
penggantinya sama dengan jumlah tegangan pada ujung tiap
penghambat.Ampermeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur arus
listrik yang mengalir melalui suatu komponen listrik. Amperemeter harus
dirangkai seri dengan komponen yang akan diukur arusnya agar arus tidak
terbagi saat melewati rangkain seri.Voltmeter adalah alat yang digunakan
untuk mengukur tegangan listrik. Voltmeter harus disusun secara paralel
dengan komponen yang akan diukur tegangannya.(Syarifudin.dkk.2016)

C. Alat dan Bahan


1. Ampermeter DC / Miliampermeter DC
2. Hambatan Geser
3. Voltmeter DC / Milivoltmeter DC
4. Sumber tegangan DC
5. Kabel-kabel
6. Bangku hambat

D. Prosedur Percobaan
I. Pengukuran hambatan dalam ampermeter
1. Pengukuran langsung dengan voltmeter
a) Rangkailah rangkaian seperti gambar 2a
b) Menyambungkan sumber tegangan DC (+) ke ampermeter
c) Menyambungkan ampermeter ke hambatan geser
d) Menyambungkan hambatan geser ke umber tegangan DC(-)
e) Merangkai volmeter ke ampermeter secara pararel
f) Catat hasil dari ampermeter (I) dan voltmeter(V), masukan dalam tabel
g) Mengulangi langkah f, 4 kali lagi dengan hambatan geser yang divariasi
2. Pengukuran bertahap dengan hambatan RB
a) Rangkailah rangkaian seperti gambar 2b
b) Menyambungkan sumber tegangan DC (+) ke ampermeter
c) Menyembungkan ampermeter ke hambatan geser
d) Menyambungkan hambatan geser ke sumber tegangan DC(-)
e) Mencatat hasil dari ampermeter dalam tabel (I1)
f) Mengulangi 4 kali lagi langkah e dengan hambatan geser yang difariasi
g) Menyambungkan RB ke ampermeter secara pararel
h) Mengulangi langkah e dan f, 4 kali lagi untuk mendapatkan hasil I2

Gambar pengukuran dengan voltmeter 2a dan 2b pengukuran dengan R B

(Sumber: modul praktikum fisika)

II. Pengukuran hambatan dalam voltmeter


1. Pengukuran langsung dengan ampermeter
a) Membuat rangkaian seperti gambar 3a
b) Menyembungkan sumber tegangan DC (+) ke voltmeter
c) Menyambungkan voltmeter ke ampermeter secara seri
d) Menyambungkan ampermeter ke hambatan geser
e) Menyambungkan hambatan geser ke sumber tegangan DC(-)
f) Mencatat hasil ampermeter (I) dan voltmeter (V) kedalam tabel
g) Ulangi langkah f , 4 kali lagi dengan hambatan geser yang divariasi
2. Pengukuran bertahap dengan hambatan RB
a) Membuat rangkaian seperti gambar 3b
b) Menyambungkan sumber tegangan DC (+) ke volt meter
c) Memyambungkan voltmeter ke hambatan geser
d) Menyambungkan hambatan geser ke sumber tegangan DC(-)
e) Mencatat hasil voltmeter(V1) ke dalam tabel
f) Ulangi langkah e, 4 kali lagi dengan hambatan geser yang divariasi
g) Menyambungkan RB diantara voltmeter dan hambatan geser secara seri
h) Mencatat hasil voltmeter (V2) ke dalam tabel
i) Ulangi langkah h, 4 kali lagi dengan hambatan geser yang divariasi

Gambar pengukuran dengan amperemeter 3a dan 3b pengukuran


dengan R B

(Sumber: modul praktikum fisika)

E. Data Hasil Pengamatan


Berdasarkan hasil pengamatan didapatkan hasil sebagai berikut

Tabel 1 pengukuran hambatan dalam ampermeter langsung dengan voltmeter


Batas ukur V = 100 mV =0,1 V Nst = 0,001
Batas ukur I = 500 mA = 0,5 A Nst = 0,01
No. Kuat arus/ I (A) Beda potensial/ V (V)
1 0,17 ± 0,005 0,022 ± 0,0005
2 0,18 ± 0,005 0,028 ± 0,0005
3 0,23 ± 0,005 0,034 ± 0,0005
4 0,27 ± 0,005 0,04 ± 0,0005
5 0,34 ± 0,005 0,052 ± 0,0005
Tabel 2 Pengukuran bertahap hamabatan dalam ampermeter dengan RB
Batas Ukur I = 500 mA = 0,5 A I1 : tanpa RB
RB : 0,82 Ω I2 : dengan RB
No. I1 (A) I2 (A)
1 0,2 ± 0,005 0,17 ± 0,005
2 0,23 ± 0,005 0,21 ± 0,005
3 0,26 ± 0,005 0,24 ± 0,005
4 0,32 ± 0,005 0,28 ± 0,005
5 0,37 ± 0,005 0,33 ± 0,005

Tabel 3 Pengukuran langsung voltmeter dengan ampermeter


Batas Ukur V = 1V Nst = 0,01
Batas I = 100 mA = 0,1 A Nst = 0,001
No. Beda potensial/ V (V) Kuat arus/ I (A)
1 0,72 ± 0,005 0,032 ± 0,0005
2 0,8 ± 0,005 0,036 ± 0,0005
3 0,9 ± 0,005 0,04 ± 0,0005
4 0,92 ± 0,005 0,042 ± 0,0005
5 0,96 ± 0,005 0,044 ± 0,0005

Tabel 4 Pengukuran bertahap voltmeter dengan RB


Batas Ukur V = 1V
RB : 27000Ω
V1 : tanpa RB
V2 : dengan RB
No. V1 (V) V2 (V)
1 0,48 ± 0,005 0,42 ± 0,05
2 0,54 ± 0,005 0,46 ± 0,05
3 0,6 ± 0,005 0,48 ± 0,05
4 0,66 ± 0,005 0,54 ± 0,05
5 0,74 ± 0,005 0,58 ± 0,05

F. Pembahasan
Pada percobaan ampermeter dan voltmeter kali ini membahas bagaimana cara
mencari kuat arus listrik menggunakan ampermeter dan mencari beda potensial dengan
alat voltmeter. Amperemeter menghitung kuat arus dalam rangkaian oleh karena itu
ampermeter dirangkai secara seri, hal itu dikarenakan apabila amapermeter dirangkai
secara pararel maka arus listrik (I) akan terbagi. Voltmeter adalah alat yang digunakan
untuk mengukur tegangan sehingga dipasang secara pararel pada rangkaian, hal itu
dikarenakan alat ini mengukur perbedaan tegangan atara 2 titik sehingga apabila
dipasang secara seri tidak akan ada yang terukur.
Sebelum melakukan pengukuran dengan kedua alat ini perlu diketahui hambatan
dalam dari masing-masing alat. Hambatan dalam adalah hambatan yang dipengaruhu
oleh masa jenis, paanjang, dan luas penampang bahan yang digunakan membuat alat
tersebut. Semakin kecil hamabatan dalam suatu alat semakin baik alat tersebut. Pada
percobaan untuk mengukur berapa hambatan dalam ampermeter dan voltmeter ini telah
diperoleh data sebagaimana diatas.
Pengukuran hambatan dalam ampermeter dan dilakukan dalam 2 cara. Cara
pertama yaitu menggunakan voltmeter. Dengan mengunakan volt meter maka dapat
diketahui harga tegangan yang bekerja pada ujung-ujung ampermeter sehingga dapat
diketahui hambatan dalam ampermeter melalui rumus berikut.

V
RA 
I

Cara kedua hampir sama dengan cara pertama, hanya


I I
R A  1 2 RB voltmeter diganti dengan RB atau hambatan. Dengan
I2
mengetahui kuat srus listrik sebelum dan sesudah diberi RB maka dapat diketahui
hambatan dalam ampermeter menggunakan rumus berikut

Pengukuran hambatan dalam voltmeter juga dilakukan dengan 2 cara seperti


ampermeter. Pada cara pertama hambatan dalam voltmeter menghunakan ampermeter
yang dipasang secara seri. Dengan mengetahui kuatarus listrik yang mengalir dalat
diketahui hambatan dalam voltmeter. Cara kedua pun juga memiliki prinsipkerja yang
sama seperti cara kedua pada ampermeter. Dengan menggunakan RB kita dapat
mengetahui nilai hambatan dalam voltmeter.

G. Kesimpulan
1. Untuk mengetahui hambat dalam sebuah amperemeter dapat dilakukan dengan dua
cara yaitu membandingkan besarnya nilai arus listrik sebelum dan sesudah
ditambahkan hambat beban atau juga bisa dengan menggunakan bantuan voltmeter
2. Untuk mengetahui hambat dalam sebuah voltmeter dapat dilakukan dengan cara
membandingkan besarnya nilai beda potensial sebelum dan sesudah ditambahkan
hambat beban
3. Dalam penggunaan amperemeter yang benar dalam sebuah rangkaian listrik dapat
dilakukan dengan cara memasang seri pada rangkaian listrik tersebut, sedangkan
pada penggunaan voltmeter yang benar adalah dengan cara memasang voltmeter
secara parallel
4. Besarnya arus listrik dipengaruhi oleh besarnya hambatan sehingga grafik yang
dibentuk oleh interaksi kedua variable ini selalu linier
H. Daftar Rujukan

Saefullah, A., Fakhturrokhman, M., Oktarisa, Y., Arsy, R. D., Rosdiana, H.,
Gustiono, V., & Indriyanto, S. 2018. Rancang Bangun Alat Praktikum
Hukum Ohm Untuk Memfasilitasi Kemampuan Berfikir Tingkat Tinggi
(Higher Other Thinking Skills). Jurnal Ilmiah Penelitian dan Pembelajaran
Fisika. 4(2), 81¯90. Dari http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/Gravity

Sutrisno. 2015. Modul Praktikum Fisika Dasar Seri Listrik Magnetik. Bandung :
Universitas Pendidikan Indonesia. (online)
(http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._FISIKA/195801071986
031-
SUTRISNO/Perkuliahan/Bahan_ajar/Penuntun_Praktikum_Fisika_UT/Mod
ul_8_KEGIATAN _BELAJAR_1.pdf) diakses pada 25 November 2019
Syarifudin,dkk.2016.Buku Super SMA.Tangerang:Scientific Press

Tim Praktikum Fisika Dasar. 2019. Modul Praktikum Fisika Untuk Biologi. Malang :
Universitas Negeri Malang.
I. Lampiran
Lampiran 1
Analisis Data
1. Perhitungan langsung hambatan dalam Ampermeter dengan voltmeter
Diketahui :
𝐼1 =0,022 𝑉1=0,17
𝐼2 =0,028 𝑉2=0,18
𝐼3 =0,034 𝑉3=0,23
𝐼4 =0,04 𝑉4=0,27
𝐼5 =0,052 𝑉5=0,34

Ditanya :
𝑅𝐴 =?
𝑅𝑅𝐴 =?
𝑆𝑅𝐴 =?

Dijawab :
𝑉1
𝑅𝐴1 = 𝐼1

0,022
=
0,17

= 0,129412Ω
𝑉2
𝑅𝐴2 = 𝐼2

0,028
= 0,18

= 0,155556 Ω
𝑉3
𝑅𝐴3 = 𝐼3

0,034
= 0,23

= 0,147826 Ω
𝑉4
𝑅𝐴4 = 𝐼4

0,17
= 0,022
= 0,148148 Ω
𝑉5
𝑅𝐴5 = 𝐼5

0,17
= 0,022

= 0,152941 Ω

𝜕𝑅 2 2 𝜕𝑅1 2 2
𝑆𝑅𝐴1 = √| 𝜕𝑉1 3 . ∆𝑉1 | + | 2 . ∆𝐼1 |
1 𝜕𝐼1 3

12 2 𝑉 2 2
= √| . ∆𝑉1 | + |− 2 . ∆𝐼1 |
𝐼1 3 𝐼1 3

1 2 2 0,17 2 2
= √|0,022 3 . 0,0005| + |− 0,0222 3 . 0,005|

= 0,003206791

𝜕𝑅 2 2 𝜕𝑅2 2 2
𝑆𝑅𝐴2 = √| 𝜕𝑉2 3 . ∆𝑉2 | + | 2 . ∆𝐼2 |
2 𝜕𝐼2 3

12 2 𝑉 2 2
= √|𝐼 . ∆𝑉2 | + |− 𝐼 2 . ∆𝐼2 |
2 3 2 3

1 2 2 0,18 2 2
= √|0,028 3 . 0,0005| + |− 0,0282 3 . 0,005|

= 0,003424551

𝜕𝑅 2 2 𝜕𝑅3 2 2
𝑆𝑅𝐴3 = √| 𝜕𝑉3 3 . ∆𝑉3 | + | 2 . ∆𝐼3 |
3 𝜕𝐼3 3

12 2 𝑉 2 2
= √|𝐼 . ∆𝑉3 | + |− 𝐼 2 . ∆𝐼3 |
3 3 3 3

1 2 2 0,23 2 2
= √|0,034 3 . 0,0005| + |− 0,0342 3 . 0,005|

= 0,002586563

𝜕𝑅 2 2 𝜕𝑅4 2 2
𝑆𝑅𝐴4 = √| 𝜕𝑉4 3 . ∆𝑉4 | + | 2 . ∆𝐼4 |
4 𝜕𝐼4 3

12 2 𝑉 2 2
= √|𝐼 . ∆𝑉4 | + |− 𝐼 2 3 . ∆𝐼4 |
4 3 4

1 2 2 0,27 2 2
= √|0,04 3 . 0,0005| + |− 0,042 3 . 0,005|
= 0,002206663

𝜕𝑅 2 2 𝜕𝑅5 2 2
𝑆𝑅𝐴5 = √| 𝜕𝑉5 3 . ∆𝑉5 | + | 2 . ∆𝐼5 |
5 𝜕𝐼5 3

12 2 𝑉 2 2
= √|𝐼 . ∆𝑉5 | + |− 𝐼 2 . ∆𝐼5 |
5 3 5 3

1 2 2 0,34 2 2
= √|0,052 3 . 0,0005| + |− 0,0522 3 . 0,005|

= 0,001791491

𝑆𝑅𝐴1
𝑅𝑅𝐴1 = × 100%
𝑅𝐴1
0,003206791
= × 100%
0,129412

=0,02478 × 100%
= 2,478%
𝑆𝑅𝐴2
𝑅𝑅𝐴2 = × 100%
𝑅𝐴2
0,003424551
= × 100%
0,155556

=0,022015× 100%
= 2,2015%
𝑆𝑅𝐴3
𝑅𝑅𝐴3 = × 100%
𝑅𝐴3
0,002586563
= × 100%
0,147826

=0,017497× 100%
= 1,7497%
𝑆𝑅𝐴4
𝑅𝑅𝐴4 = × 100%
𝑅𝐴4
0,002206663
= × 100%
0,148148

=0,014895× 100%
=1,4895%
𝑆𝑅𝐴5
𝑅𝑅𝐴5 = × 100%
𝑅𝐴5
0,001791491
= × 100%
0,152941
=0,011714× 100%
=1,1714%

GRAFIK 1 HUBUNGAN HAMBATAN


DALAM AMPEREMETER DENGAN
VOLTMETER
0.06

0.05

0.04

0.03

0.02

0.01

0
0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.35 0.4

2. Perhitungan bertahap hambatan dalam Ampermeter dengan RB


Diketahui :
𝐼11 =0,022 𝐼21 =0,17
𝐼11 =0,028 𝐼21 =0,18
𝐼11 =0,034 𝐼21 =0,23
𝐼11 =0,04 𝐼21 =0,27
𝐼11 =0,052 𝐼21 =0,34

Ditanya :
𝑅𝐴 =?
𝑅𝑅𝐴 =?
𝑆𝑅𝐴 =?

Dijawab :
𝐼1−𝐼2
RA1 = ×𝑅𝐵
𝐼2
0,2−0,17
= ×0,82
0,17

=0,144705882
𝐼1−𝐼2
RA2 = ×𝑅𝐵
𝐼2
0,23−0,21
= ×0,82
0,21

=0,078095238
𝐼1−𝐼2
RA3 = ×𝑅𝐵
𝐼2
0,26−0,24
= ×0,82
0,24

= 0,068333333
𝐼1−𝐼2
RA4 = ×𝑅𝐵
𝐼2
0,32−0,28
= ×0,82
0,28

= 0,117142857
𝐼1−𝐼2
RA52 = ×𝑅𝐵
𝐼2
0,37−0,33
= ×0,82
0,33

= 0,099393939

𝜕𝑅1 2 2 𝜕𝑅1 2 2
SRA1 = √| . ∆𝐼1| + | . ∆𝐼2|
𝜕𝐼1 3 𝜕𝐼22 3

𝑅𝐵 2 2 𝐼1 2 2
= √| 𝐼2 3 . ∆𝐼1| + |− 𝐼22 𝑅𝐵 3 . ∆𝐼2|

0,82 2 2 0,2 2 2
= √|0,17 3 . 0,005| + |− 0,172 0,82 3 . 0,005|

= 0,016436239

𝜕𝑅1 2 2 𝜕𝑅1 2 2
SRA2 = √| 𝜕𝐼1 3 . ∆𝐼1| + |𝜕𝐼22 3 . ∆𝐼2|

𝑅𝐵 2 2 𝐼1 2 2
= √| 𝐼2 3 . ∆𝐼1| + |− 𝐼22 𝑅𝐵 3 . ∆𝐼2|

0,82 2 2 0,23 2 2
= √|0,21 3 . 0,005| + |− 0,212 0,82 3 . 0,005|

= 0.013219092

𝜕𝑅1 2 2 𝜕𝑅1 2 2
SRA3 = √| 𝜕𝐼1 3 . ∆𝐼1| + |𝜕𝐼22 3 . ∆𝐼2|

𝑅𝐵 2 2 𝐼1 2 2
= √| 𝐼2 3 . ∆𝐼1| + |− 𝐼22 𝑅𝐵 3 . ∆𝐼2|

0,82 2 2 0,26 2 2
= √|0,24 3 . 0,005| + |− 0,242 0,82 3 . 0,005|

= 0,011541114

𝜕𝑅1 2 2 𝜕𝑅1 2 2
SRA4 = √| 𝜕𝐼1 3 . ∆𝐼1| + |𝜕𝐼22 3 . ∆𝐼2|

𝑅𝐵 2 2 𝐼1 2 2
= √| 𝐼2 3 . ∆𝐼1| + |− 𝐼22 𝑅𝐵 3 . ∆𝐼2|
0,82 2 2 0,32 2 2
= √|0,28 3 . 0,005| + |− 0,282 0,82 3 . 0,005|

= 0,009886371

𝜕𝑅1 2 2 𝜕𝑅1 2 2
SRA5 = √| 𝜕𝐼1 3 . ∆𝐼1| + |𝜕𝐼22 3 . ∆𝐼2|

𝑅𝐵 2 2 𝐼1 2 2
= √| 𝐼2 3 . ∆𝐼1| + |− 𝐼22 𝑅𝐵 3 . ∆𝐼2|

0,82 2 2 0,37 2 2
= √|0,33 3 . 0,005| + |− 0,332 0,82 3 . 0,005|

= 0,008369073

SRA1
RRA1 = × 100%
RA1
0,016436239
= 0,144705882 × 100%

= 1,13583765%
SRA2
RRA2 = × 100%
RA2
0,013219092
= × 100%
0,07809238

= 1,69268857%
SRA3
RRA3 = × 100%
RA3
0,011541114
= 0,068333333 × 100%

= 1,68894354%
SRA4
RRA4 = × 100%
RA4
0,009886371
= 0,117142857 × 100%

= 0,84395854%
SRA5
RRA5 = × 100%
RA5
0,008369073
= 0,099393939 × 100%

= 0,8420104%
GRAFIK 2 HUBUNGAN HAMBATAN
DALAM AMPEREMETER DENGAN RB
0.35

0.3

0.25

0.2

0.15

0.1

0.05

0
0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.35 0.4

3. Perhitungan langsung hambatan dalam Ampermeter dengan voltmeter


Diketahui :
𝐼1 =0,032 𝑉1=0,72
𝐼2 =0,036 𝑉2=0,8
𝐼3 =0,04 𝑉3=0,9
𝐼4 =0,042 𝑉4=0,92
𝐼5 =0,044 𝑉5=0,96

Ditanya :
𝑅𝐴 =?
𝑅𝑅𝐴 =?
𝑆𝑅𝐴 =?

Dijawab :
𝑉1
𝑅𝐴1 = 𝐼1

0,72
= 0,032

= 22,5
𝑉2
𝑅𝐴2 = 𝐼2

0,8
= 0,036
= 22,22222
𝑉3
𝑅𝐴3 = 𝐼3

0,9
= 0,04

= 22,5
𝑉4
𝑅𝐴4 = 𝐼4

0,92
= 0,042

= 21,90476
𝑉5
𝑅𝐴5 = 𝐼5

0,96
= 0,044

= 21,81818

𝜕𝑅 2 2 𝜕𝑅1 2 2
𝑆𝑅𝐴1 = √| 𝜕𝑉1 3 . ∆𝑉1 | + | 2 . ∆𝐼1 |
1 𝜕𝐼1 3

12 2 𝑉 2 2
= √|𝐼 . ∆𝑉1 | + |− 𝐼 2 . ∆𝐼1 |
1 3 1 3

1 2 2 0,72 2 2
= √|0,032 3 . 0,0005| + |− 0,0322 3 . 0,005|

= 2,343773

𝜕𝑅 2 2 𝜕𝑅2 2 2
𝑆𝑅𝐴2 = √| 𝜕𝑉2 3 . ∆𝑉2 | + | 2 . ∆𝐼2 |
2 𝜕𝐼2 3

12 2 𝑉 2 2
= √|𝐼 3
. ∆𝑉2 | + |− 𝐼 2 3 . ∆𝐼2 |
2 2

1 2 2 0,8 2 2
= √|0,036 3 . 0,0005| + |− 0,0362 3 . 0,005|

= 2,057634

𝜕𝑅 2 2 𝜕𝑅3 2 2
𝑆𝑅𝐴3 = √| 𝜕𝑉3 3 . ∆𝑉3 | + | 2 . ∆𝐼3 |
3 𝜕𝐼3 3

12 2 𝑉 2 2
= √|𝐼 . ∆𝑉3 | + |− 𝐼 2 . ∆𝐼3 |
3 3 3 3
1 2 2 0,9 2 2
= √|0,04 3 . 0,0005| + |− 0,042 3 . 0,005|

= 1,875019

𝜕𝑅 2 2 𝜕𝑅4 2 2
𝑆𝑅𝐴4 = √| 𝜕𝑉4 3 . ∆𝑉4 | + | 2 . ∆𝐼4 |
4 𝜕𝐼4 3

12 2 𝑉 2 2
= √|𝐼 . ∆𝑉4 | + |− 𝐼 2 . ∆𝐼4 |
4 3 4 3

1 2 2 0,92 2 2
= √|0,042 3 . 0,0005| + |− 0,0422 3 . 0,005|

= 1,738491

𝜕𝑅5 2 2 𝜕𝑅5 2 2
𝑆𝑅𝐴5 = √| . ∆𝑉5 | + | 2 . ∆𝐼5 |
𝜕𝑉5 3 𝜕𝐼5 3

12 2 𝑉 2 2
= √|𝐼 . ∆𝑉5 | + |− 𝐼 2 3 . ∆𝐼5 |
5 3 5

1 2 2 0,96 2 2
= √|0,044 3 . 0,0005| + |− 0,0442 3 . 0,005|

= 1,65291

𝑆𝑅𝐴1
𝑅𝑅𝐴1 = × 100%
𝑅𝐴1
2,343773
= × 100%
22,5

= 10,41%
𝑆𝑅𝐴2
𝑅𝑅𝐴2 = × 100%
𝑅𝐴2
0,003424551
= × 100%
0,155556

= 9,26%
𝑆𝑅𝐴3
𝑅𝑅𝐴3 = × 100%
𝑅𝐴3
0,002586563
= × 100%
0,147826

= 8,34%
𝑆𝑅𝐴4
𝑅𝑅𝐴4 = × 100%
𝑅𝐴4
0,002206663
= × 100%
0,148148

=7,93%
𝑆𝑅𝐴5
𝑅𝑅𝐴5 = × 100%
𝑅𝐴5
0,001791491
= × 100%
0,152941

=7,57%

GRAFIK 3 HUBUNGAN HAMBATAN


DALAM VOLTMETER DENGAN
AMPEREMETER
0.05

0.04

0.03

0.02

0.01

0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2

4. Perhitungan bertahap hambatan dalam Voltmeter dengan RB


Diketahui :
𝑉11=0,022 𝑉21=0,17
𝑉11=0,028 𝑉21=0,18
𝑉11=0,034 𝑉21=0,23
𝑉11=0,04 𝑉21=0,27
𝑉11=0,052 𝑉21=0,34

Ditanya :
𝑅𝑉 =?
𝑅𝑅𝑉 =?
𝑆𝑅𝑉 =?

Dijawab :
𝑉1−𝑉2
RV1 = ×𝑅𝐵
𝑉2
0,48−0,42
= ×027
0,42

= 216 kΩ
𝑉1−𝑉2
RV2 = ×𝑅𝐵
𝑉2
0,54−0,46
= ×27
0,46

= 182,25 kΩ
𝑉1−𝑉2
RV3 = ×𝑅𝐵
𝑉2
0,6−0,48
= ×27
048

= 135 kΩ
𝑉1−𝑉2
RV4 = ×𝑅𝐵
𝑉2
0,66−0,54
= ×27
0,54

= 148,5 kΩ
𝑉1−𝑉2
RV5 = ×𝑅𝐵
𝑉2
0,74−0,58
= ×27
0,58

= 124,875 kΩ

𝜕𝑅1 2 2 𝜕𝑅1 2 2
SRV1 = √|𝜕𝑉1 3 . ∆𝑉1| + |𝜕𝑉22 3 . ∆𝑉2|

−𝑉2 2 2 𝑉1 2 2
= √| 𝑅𝐵 . ∆𝑉1| + | 𝑅𝐵 . ∆𝑉2|
(𝑉1−𝑉2)2 3 (𝑉1−𝑉2)2 3

−0,42 2 2 0,48 2 2
= √|(0,48−0,42)2 27 3 . 0,05| + |(0,48−0,42)2 27 3 . 0,05|

= 154,5

𝜕𝑅1 2 2 𝜕𝑅1 2 2
SRV2 = √|𝜕𝑉1 3 . ∆𝑉1| + |𝜕𝑉22 3 . ∆𝑉2|

−𝑉2 2 2 𝑉1 2 2
= √|(𝑉1−𝑉2)2 𝑅𝐵 3 . ∆𝑉1| + |(𝑉1−𝑉2)2 𝑅𝐵 3 . ∆𝑉2|

−0,46 2 2 0,54 2 2
= √|(0,54−0,46)2 27 3 . 0,05| + |(0,54−0,46)2 27 3 . 0,05|

= 64,13378906
𝜕𝑅1 2 2 𝜕𝑅1 2 2
SRV3 = √|𝜕𝑉1 3 . ∆𝑉1| + |𝜕𝑉22 3 . ∆𝑉2|

−𝑉2 2 2 𝑉1 2 2
= √|(𝑉1−𝑉2)2 𝑅𝐵 3 . ∆𝑉1| + |(𝑉1−𝑉2)2 𝑅𝐵 3 . ∆𝑉2|

−0,48 2 2 0.6 2 2
= √|(0,6−0,48)2 27 3 . 0,05| + |(0,6−0,48)2 27 3 . 0,05|

= 17,0625
𝜕𝑅1 2 2 𝜕𝑅1 2 2
SRV4 = √|𝜕𝑉1 3 . ∆𝑉1| + |𝜕𝑉22 3 . ∆𝑉2|

−𝑉2 2 2 𝑉1 2 2
= √|(𝑉1−𝑉2)2 𝑅𝐵 3 . ∆𝑉1| + |(𝑉1−𝑉2)2 𝑅𝐵 3 . ∆𝑉2|

−0,54 2 2 0.54 2 2
= √|(0,66−0,54)2 27 3 . 0,05| + |(0,66−0,54)2 27 3 . 0,05|

= 20,390625

𝜕𝑅1 2 2 𝜕𝑅1 2 2
SRV5 = √|𝜕𝑉1 3 . ∆𝑉1| + |𝜕𝑉22 3 . ∆𝑉2|

−𝑉2 2 2 𝑉1 2 2
= √| 2
𝑅𝐵 . ∆𝑉1| + | 2
𝑅𝐵 . ∆𝑉2|
(𝑉1−𝑉2) 3 (𝑉1−𝑉2) 3

−0,58 2 2 0.74 2 2
= √|(0,74−0,58)2 27 3 . 0,05| + |(0,74−0,58)2 27 3 . 0,05|

= 8,807189941

SRV1
RRV1 = × 100%
RV1
154,5
= × 100%
216

= 7,1527778%
SRV2
RRV2 = × 100%
RV2
64,13378906
= × 100%
182,25

= 3,51900077%
SRV3
RRV3 = × 100%
RV3
17,0625
= × 100%
135

= 1,26388889 %
SRV4
RRV4 = × 100%
RV4
20,390625
= × 100%
148,5

= 1,37310606%
SRV5
RRV5 = × 100%
RV5
8,807189941
= × 100%
124,875

= 0,70528048%
GRAFIK 4 HUBUNGAN HAMBATAN
DALAM VOLTMETER DENGAN RB
0.7

0.6

0.5

0.4

0.3

0.2

0.1

0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8

Lampiran 2
Pertanyaan
1. Dengan melihat letak dari amperemeter pada Gambar 1a dan voltmeter pada Gambar
1b masing masing sebagai alat ukur arus melalui R dan tegangan ujung – ujung R, maka
bagaimana sebaiknya hambatan masing – masing pada kedua alat tersebut?

Dengan cara memasang amperemeter secara seri agar arus yang berada di
rangkaian tidak terbagi, sedangkan pemasangan voltmeter dirangkai secara pararel.
Lalu, penggunaan hambatan amperemeter dengan memilih hambatan yang nilainya
lebih kecil dari pada hambatan pada voltmeter.

2. Dapatkah amperemeter berfungsi sebagi voltmeter. jika dapat, bagaimanakah


rangkaiannya dan apakah syarat-syaratnya?

Dapat, karena secara konstruksi dan komponen amperemeter dan voltmeter


adalah sama yang membedakan hanyalah jumlah lilitan atau hambatan dalamnya.
Hambatan dalam voltmeter jauh lebiih besar dari hambatan dalam amperemeter.
Sehingga apabila amperemeter digunakan secara langsung untuk mengukur tegangan,
maka akan dipastikan dapat merusak amperemeter itu sendiri. Agar tidak merusak
amperemeter itu, dapat dilakukan dengan bantuan trfao yang telah didesain dan
dikalibrsi dengan khusus.

Anda mungkin juga menyukai