LAPORAN PRAKTIKUM
Disusun oleh :
Kelompok 4 / Offering B
November 2019
A. Tujuan
Setelah praktikum ini dilaksanakan mahasiswa diharapkan dapat:
1. Menentukan hambatan dalam ampermeter
2. Menentukan hambatan dalam voltmeter
3. Mampu menggunakan alat ukur listrik dengan benar
4. Mampu menerapkan teori grafik dengan benar
B. Latar Belakang
Belajar mengenai kelistrikan tidak bisa lepas dari pemakaian alat ukur
dan besaran-besarannya, seperti kuat arus, tegangan, dan hambatan. Alat ukur
yang digunakan untuk mengukur kuat arus (I) adalah amperemeter, sedangkan
tegangan (V) adalah voltmeter, dan hambatan (R) adalah ohmmeter. Selain itu,
tingkat spesifikasi alat ukur listrik tersebut juga dapat diukur dari besarnya
hambatan dalam dan batas ukurnya (Tim Praktikum Fisika Dasar, 2019).
Amperemeter sendiri dibedakan menjadi dua yaitu AC dan DC dan
untuk memperoleh hasil pengukuran yang baik, maka kedua jenis amperemeter
ini tidak boleh dipertukarkan penggunaannya. Sedangkan voltmeter adalah alat
untuk mengukur besarnya beda potensial dan alat ini juga dibedakan menjadi
dua yaitu voltmeter AC dan DC. Seperti halnya amperemeter, antara voltmeter
AC dan juga DC tidak boleh dipertukarkan dalam hal pemakaiannya agar
mendapatkan hasil pengukuran yang baik pula (Sutrisno, 2015)
V=I.R
𝑽 𝑳
R= atau R = ρ
𝑰 𝑨
keterangan :
D. Prosedur Percobaan
I. Pengukuran hambatan dalam ampermeter
1. Pengukuran langsung dengan voltmeter
a) Rangkailah rangkaian seperti gambar 2a
b) Menyambungkan sumber tegangan DC (+) ke ampermeter
c) Menyambungkan ampermeter ke hambatan geser
d) Menyambungkan hambatan geser ke umber tegangan DC(-)
e) Merangkai volmeter ke ampermeter secara pararel
f) Catat hasil dari ampermeter (I) dan voltmeter(V), masukan dalam tabel
g) Mengulangi langkah f, 4 kali lagi dengan hambatan geser yang divariasi
2. Pengukuran bertahap dengan hambatan RB
a) Rangkailah rangkaian seperti gambar 2b
b) Menyambungkan sumber tegangan DC (+) ke ampermeter
c) Menyembungkan ampermeter ke hambatan geser
d) Menyambungkan hambatan geser ke sumber tegangan DC(-)
e) Mencatat hasil dari ampermeter dalam tabel (I1)
f) Mengulangi 4 kali lagi langkah e dengan hambatan geser yang difariasi
g) Menyambungkan RB ke ampermeter secara pararel
h) Mengulangi langkah e dan f, 4 kali lagi untuk mendapatkan hasil I2
F. Pembahasan
Pada percobaan ampermeter dan voltmeter kali ini membahas bagaimana cara
mencari kuat arus listrik menggunakan ampermeter dan mencari beda potensial dengan
alat voltmeter. Amperemeter menghitung kuat arus dalam rangkaian oleh karena itu
ampermeter dirangkai secara seri, hal itu dikarenakan apabila amapermeter dirangkai
secara pararel maka arus listrik (I) akan terbagi. Voltmeter adalah alat yang digunakan
untuk mengukur tegangan sehingga dipasang secara pararel pada rangkaian, hal itu
dikarenakan alat ini mengukur perbedaan tegangan atara 2 titik sehingga apabila
dipasang secara seri tidak akan ada yang terukur.
Sebelum melakukan pengukuran dengan kedua alat ini perlu diketahui hambatan
dalam dari masing-masing alat. Hambatan dalam adalah hambatan yang dipengaruhu
oleh masa jenis, paanjang, dan luas penampang bahan yang digunakan membuat alat
tersebut. Semakin kecil hamabatan dalam suatu alat semakin baik alat tersebut. Pada
percobaan untuk mengukur berapa hambatan dalam ampermeter dan voltmeter ini telah
diperoleh data sebagaimana diatas.
Pengukuran hambatan dalam ampermeter dan dilakukan dalam 2 cara. Cara
pertama yaitu menggunakan voltmeter. Dengan mengunakan volt meter maka dapat
diketahui harga tegangan yang bekerja pada ujung-ujung ampermeter sehingga dapat
diketahui hambatan dalam ampermeter melalui rumus berikut.
V
RA
I
G. Kesimpulan
1. Untuk mengetahui hambat dalam sebuah amperemeter dapat dilakukan dengan dua
cara yaitu membandingkan besarnya nilai arus listrik sebelum dan sesudah
ditambahkan hambat beban atau juga bisa dengan menggunakan bantuan voltmeter
2. Untuk mengetahui hambat dalam sebuah voltmeter dapat dilakukan dengan cara
membandingkan besarnya nilai beda potensial sebelum dan sesudah ditambahkan
hambat beban
3. Dalam penggunaan amperemeter yang benar dalam sebuah rangkaian listrik dapat
dilakukan dengan cara memasang seri pada rangkaian listrik tersebut, sedangkan
pada penggunaan voltmeter yang benar adalah dengan cara memasang voltmeter
secara parallel
4. Besarnya arus listrik dipengaruhi oleh besarnya hambatan sehingga grafik yang
dibentuk oleh interaksi kedua variable ini selalu linier
H. Daftar Rujukan
Saefullah, A., Fakhturrokhman, M., Oktarisa, Y., Arsy, R. D., Rosdiana, H.,
Gustiono, V., & Indriyanto, S. 2018. Rancang Bangun Alat Praktikum
Hukum Ohm Untuk Memfasilitasi Kemampuan Berfikir Tingkat Tinggi
(Higher Other Thinking Skills). Jurnal Ilmiah Penelitian dan Pembelajaran
Fisika. 4(2), 81¯90. Dari http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/Gravity
Sutrisno. 2015. Modul Praktikum Fisika Dasar Seri Listrik Magnetik. Bandung :
Universitas Pendidikan Indonesia. (online)
(http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._FISIKA/195801071986
031-
SUTRISNO/Perkuliahan/Bahan_ajar/Penuntun_Praktikum_Fisika_UT/Mod
ul_8_KEGIATAN _BELAJAR_1.pdf) diakses pada 25 November 2019
Syarifudin,dkk.2016.Buku Super SMA.Tangerang:Scientific Press
Tim Praktikum Fisika Dasar. 2019. Modul Praktikum Fisika Untuk Biologi. Malang :
Universitas Negeri Malang.
I. Lampiran
Lampiran 1
Analisis Data
1. Perhitungan langsung hambatan dalam Ampermeter dengan voltmeter
Diketahui :
𝐼1 =0,022 𝑉1=0,17
𝐼2 =0,028 𝑉2=0,18
𝐼3 =0,034 𝑉3=0,23
𝐼4 =0,04 𝑉4=0,27
𝐼5 =0,052 𝑉5=0,34
Ditanya :
𝑅𝐴 =?
𝑅𝑅𝐴 =?
𝑆𝑅𝐴 =?
Dijawab :
𝑉1
𝑅𝐴1 = 𝐼1
0,022
=
0,17
= 0,129412Ω
𝑉2
𝑅𝐴2 = 𝐼2
0,028
= 0,18
= 0,155556 Ω
𝑉3
𝑅𝐴3 = 𝐼3
0,034
= 0,23
= 0,147826 Ω
𝑉4
𝑅𝐴4 = 𝐼4
0,17
= 0,022
= 0,148148 Ω
𝑉5
𝑅𝐴5 = 𝐼5
0,17
= 0,022
= 0,152941 Ω
𝜕𝑅 2 2 𝜕𝑅1 2 2
𝑆𝑅𝐴1 = √| 𝜕𝑉1 3 . ∆𝑉1 | + | 2 . ∆𝐼1 |
1 𝜕𝐼1 3
12 2 𝑉 2 2
= √| . ∆𝑉1 | + |− 2 . ∆𝐼1 |
𝐼1 3 𝐼1 3
1 2 2 0,17 2 2
= √|0,022 3 . 0,0005| + |− 0,0222 3 . 0,005|
= 0,003206791
𝜕𝑅 2 2 𝜕𝑅2 2 2
𝑆𝑅𝐴2 = √| 𝜕𝑉2 3 . ∆𝑉2 | + | 2 . ∆𝐼2 |
2 𝜕𝐼2 3
12 2 𝑉 2 2
= √|𝐼 . ∆𝑉2 | + |− 𝐼 2 . ∆𝐼2 |
2 3 2 3
1 2 2 0,18 2 2
= √|0,028 3 . 0,0005| + |− 0,0282 3 . 0,005|
= 0,003424551
𝜕𝑅 2 2 𝜕𝑅3 2 2
𝑆𝑅𝐴3 = √| 𝜕𝑉3 3 . ∆𝑉3 | + | 2 . ∆𝐼3 |
3 𝜕𝐼3 3
12 2 𝑉 2 2
= √|𝐼 . ∆𝑉3 | + |− 𝐼 2 . ∆𝐼3 |
3 3 3 3
1 2 2 0,23 2 2
= √|0,034 3 . 0,0005| + |− 0,0342 3 . 0,005|
= 0,002586563
𝜕𝑅 2 2 𝜕𝑅4 2 2
𝑆𝑅𝐴4 = √| 𝜕𝑉4 3 . ∆𝑉4 | + | 2 . ∆𝐼4 |
4 𝜕𝐼4 3
12 2 𝑉 2 2
= √|𝐼 . ∆𝑉4 | + |− 𝐼 2 3 . ∆𝐼4 |
4 3 4
1 2 2 0,27 2 2
= √|0,04 3 . 0,0005| + |− 0,042 3 . 0,005|
= 0,002206663
𝜕𝑅 2 2 𝜕𝑅5 2 2
𝑆𝑅𝐴5 = √| 𝜕𝑉5 3 . ∆𝑉5 | + | 2 . ∆𝐼5 |
5 𝜕𝐼5 3
12 2 𝑉 2 2
= √|𝐼 . ∆𝑉5 | + |− 𝐼 2 . ∆𝐼5 |
5 3 5 3
1 2 2 0,34 2 2
= √|0,052 3 . 0,0005| + |− 0,0522 3 . 0,005|
= 0,001791491
𝑆𝑅𝐴1
𝑅𝑅𝐴1 = × 100%
𝑅𝐴1
0,003206791
= × 100%
0,129412
=0,02478 × 100%
= 2,478%
𝑆𝑅𝐴2
𝑅𝑅𝐴2 = × 100%
𝑅𝐴2
0,003424551
= × 100%
0,155556
=0,022015× 100%
= 2,2015%
𝑆𝑅𝐴3
𝑅𝑅𝐴3 = × 100%
𝑅𝐴3
0,002586563
= × 100%
0,147826
=0,017497× 100%
= 1,7497%
𝑆𝑅𝐴4
𝑅𝑅𝐴4 = × 100%
𝑅𝐴4
0,002206663
= × 100%
0,148148
=0,014895× 100%
=1,4895%
𝑆𝑅𝐴5
𝑅𝑅𝐴5 = × 100%
𝑅𝐴5
0,001791491
= × 100%
0,152941
=0,011714× 100%
=1,1714%
0.05
0.04
0.03
0.02
0.01
0
0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.35 0.4
Ditanya :
𝑅𝐴 =?
𝑅𝑅𝐴 =?
𝑆𝑅𝐴 =?
Dijawab :
𝐼1−𝐼2
RA1 = ×𝑅𝐵
𝐼2
0,2−0,17
= ×0,82
0,17
=0,144705882
𝐼1−𝐼2
RA2 = ×𝑅𝐵
𝐼2
0,23−0,21
= ×0,82
0,21
=0,078095238
𝐼1−𝐼2
RA3 = ×𝑅𝐵
𝐼2
0,26−0,24
= ×0,82
0,24
= 0,068333333
𝐼1−𝐼2
RA4 = ×𝑅𝐵
𝐼2
0,32−0,28
= ×0,82
0,28
= 0,117142857
𝐼1−𝐼2
RA52 = ×𝑅𝐵
𝐼2
0,37−0,33
= ×0,82
0,33
= 0,099393939
𝜕𝑅1 2 2 𝜕𝑅1 2 2
SRA1 = √| . ∆𝐼1| + | . ∆𝐼2|
𝜕𝐼1 3 𝜕𝐼22 3
𝑅𝐵 2 2 𝐼1 2 2
= √| 𝐼2 3 . ∆𝐼1| + |− 𝐼22 𝑅𝐵 3 . ∆𝐼2|
0,82 2 2 0,2 2 2
= √|0,17 3 . 0,005| + |− 0,172 0,82 3 . 0,005|
= 0,016436239
𝜕𝑅1 2 2 𝜕𝑅1 2 2
SRA2 = √| 𝜕𝐼1 3 . ∆𝐼1| + |𝜕𝐼22 3 . ∆𝐼2|
𝑅𝐵 2 2 𝐼1 2 2
= √| 𝐼2 3 . ∆𝐼1| + |− 𝐼22 𝑅𝐵 3 . ∆𝐼2|
0,82 2 2 0,23 2 2
= √|0,21 3 . 0,005| + |− 0,212 0,82 3 . 0,005|
= 0.013219092
𝜕𝑅1 2 2 𝜕𝑅1 2 2
SRA3 = √| 𝜕𝐼1 3 . ∆𝐼1| + |𝜕𝐼22 3 . ∆𝐼2|
𝑅𝐵 2 2 𝐼1 2 2
= √| 𝐼2 3 . ∆𝐼1| + |− 𝐼22 𝑅𝐵 3 . ∆𝐼2|
0,82 2 2 0,26 2 2
= √|0,24 3 . 0,005| + |− 0,242 0,82 3 . 0,005|
= 0,011541114
𝜕𝑅1 2 2 𝜕𝑅1 2 2
SRA4 = √| 𝜕𝐼1 3 . ∆𝐼1| + |𝜕𝐼22 3 . ∆𝐼2|
𝑅𝐵 2 2 𝐼1 2 2
= √| 𝐼2 3 . ∆𝐼1| + |− 𝐼22 𝑅𝐵 3 . ∆𝐼2|
0,82 2 2 0,32 2 2
= √|0,28 3 . 0,005| + |− 0,282 0,82 3 . 0,005|
= 0,009886371
𝜕𝑅1 2 2 𝜕𝑅1 2 2
SRA5 = √| 𝜕𝐼1 3 . ∆𝐼1| + |𝜕𝐼22 3 . ∆𝐼2|
𝑅𝐵 2 2 𝐼1 2 2
= √| 𝐼2 3 . ∆𝐼1| + |− 𝐼22 𝑅𝐵 3 . ∆𝐼2|
0,82 2 2 0,37 2 2
= √|0,33 3 . 0,005| + |− 0,332 0,82 3 . 0,005|
= 0,008369073
SRA1
RRA1 = × 100%
RA1
0,016436239
= 0,144705882 × 100%
= 1,13583765%
SRA2
RRA2 = × 100%
RA2
0,013219092
= × 100%
0,07809238
= 1,69268857%
SRA3
RRA3 = × 100%
RA3
0,011541114
= 0,068333333 × 100%
= 1,68894354%
SRA4
RRA4 = × 100%
RA4
0,009886371
= 0,117142857 × 100%
= 0,84395854%
SRA5
RRA5 = × 100%
RA5
0,008369073
= 0,099393939 × 100%
= 0,8420104%
GRAFIK 2 HUBUNGAN HAMBATAN
DALAM AMPEREMETER DENGAN RB
0.35
0.3
0.25
0.2
0.15
0.1
0.05
0
0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.35 0.4
Ditanya :
𝑅𝐴 =?
𝑅𝑅𝐴 =?
𝑆𝑅𝐴 =?
Dijawab :
𝑉1
𝑅𝐴1 = 𝐼1
0,72
= 0,032
= 22,5
𝑉2
𝑅𝐴2 = 𝐼2
0,8
= 0,036
= 22,22222
𝑉3
𝑅𝐴3 = 𝐼3
0,9
= 0,04
= 22,5
𝑉4
𝑅𝐴4 = 𝐼4
0,92
= 0,042
= 21,90476
𝑉5
𝑅𝐴5 = 𝐼5
0,96
= 0,044
= 21,81818
𝜕𝑅 2 2 𝜕𝑅1 2 2
𝑆𝑅𝐴1 = √| 𝜕𝑉1 3 . ∆𝑉1 | + | 2 . ∆𝐼1 |
1 𝜕𝐼1 3
12 2 𝑉 2 2
= √|𝐼 . ∆𝑉1 | + |− 𝐼 2 . ∆𝐼1 |
1 3 1 3
1 2 2 0,72 2 2
= √|0,032 3 . 0,0005| + |− 0,0322 3 . 0,005|
= 2,343773
𝜕𝑅 2 2 𝜕𝑅2 2 2
𝑆𝑅𝐴2 = √| 𝜕𝑉2 3 . ∆𝑉2 | + | 2 . ∆𝐼2 |
2 𝜕𝐼2 3
12 2 𝑉 2 2
= √|𝐼 3
. ∆𝑉2 | + |− 𝐼 2 3 . ∆𝐼2 |
2 2
1 2 2 0,8 2 2
= √|0,036 3 . 0,0005| + |− 0,0362 3 . 0,005|
= 2,057634
𝜕𝑅 2 2 𝜕𝑅3 2 2
𝑆𝑅𝐴3 = √| 𝜕𝑉3 3 . ∆𝑉3 | + | 2 . ∆𝐼3 |
3 𝜕𝐼3 3
12 2 𝑉 2 2
= √|𝐼 . ∆𝑉3 | + |− 𝐼 2 . ∆𝐼3 |
3 3 3 3
1 2 2 0,9 2 2
= √|0,04 3 . 0,0005| + |− 0,042 3 . 0,005|
= 1,875019
𝜕𝑅 2 2 𝜕𝑅4 2 2
𝑆𝑅𝐴4 = √| 𝜕𝑉4 3 . ∆𝑉4 | + | 2 . ∆𝐼4 |
4 𝜕𝐼4 3
12 2 𝑉 2 2
= √|𝐼 . ∆𝑉4 | + |− 𝐼 2 . ∆𝐼4 |
4 3 4 3
1 2 2 0,92 2 2
= √|0,042 3 . 0,0005| + |− 0,0422 3 . 0,005|
= 1,738491
𝜕𝑅5 2 2 𝜕𝑅5 2 2
𝑆𝑅𝐴5 = √| . ∆𝑉5 | + | 2 . ∆𝐼5 |
𝜕𝑉5 3 𝜕𝐼5 3
12 2 𝑉 2 2
= √|𝐼 . ∆𝑉5 | + |− 𝐼 2 3 . ∆𝐼5 |
5 3 5
1 2 2 0,96 2 2
= √|0,044 3 . 0,0005| + |− 0,0442 3 . 0,005|
= 1,65291
𝑆𝑅𝐴1
𝑅𝑅𝐴1 = × 100%
𝑅𝐴1
2,343773
= × 100%
22,5
= 10,41%
𝑆𝑅𝐴2
𝑅𝑅𝐴2 = × 100%
𝑅𝐴2
0,003424551
= × 100%
0,155556
= 9,26%
𝑆𝑅𝐴3
𝑅𝑅𝐴3 = × 100%
𝑅𝐴3
0,002586563
= × 100%
0,147826
= 8,34%
𝑆𝑅𝐴4
𝑅𝑅𝐴4 = × 100%
𝑅𝐴4
0,002206663
= × 100%
0,148148
=7,93%
𝑆𝑅𝐴5
𝑅𝑅𝐴5 = × 100%
𝑅𝐴5
0,001791491
= × 100%
0,152941
=7,57%
0.04
0.03
0.02
0.01
0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2
Ditanya :
𝑅𝑉 =?
𝑅𝑅𝑉 =?
𝑆𝑅𝑉 =?
Dijawab :
𝑉1−𝑉2
RV1 = ×𝑅𝐵
𝑉2
0,48−0,42
= ×027
0,42
= 216 kΩ
𝑉1−𝑉2
RV2 = ×𝑅𝐵
𝑉2
0,54−0,46
= ×27
0,46
= 182,25 kΩ
𝑉1−𝑉2
RV3 = ×𝑅𝐵
𝑉2
0,6−0,48
= ×27
048
= 135 kΩ
𝑉1−𝑉2
RV4 = ×𝑅𝐵
𝑉2
0,66−0,54
= ×27
0,54
= 148,5 kΩ
𝑉1−𝑉2
RV5 = ×𝑅𝐵
𝑉2
0,74−0,58
= ×27
0,58
= 124,875 kΩ
𝜕𝑅1 2 2 𝜕𝑅1 2 2
SRV1 = √|𝜕𝑉1 3 . ∆𝑉1| + |𝜕𝑉22 3 . ∆𝑉2|
−𝑉2 2 2 𝑉1 2 2
= √| 𝑅𝐵 . ∆𝑉1| + | 𝑅𝐵 . ∆𝑉2|
(𝑉1−𝑉2)2 3 (𝑉1−𝑉2)2 3
−0,42 2 2 0,48 2 2
= √|(0,48−0,42)2 27 3 . 0,05| + |(0,48−0,42)2 27 3 . 0,05|
= 154,5
𝜕𝑅1 2 2 𝜕𝑅1 2 2
SRV2 = √|𝜕𝑉1 3 . ∆𝑉1| + |𝜕𝑉22 3 . ∆𝑉2|
−𝑉2 2 2 𝑉1 2 2
= √|(𝑉1−𝑉2)2 𝑅𝐵 3 . ∆𝑉1| + |(𝑉1−𝑉2)2 𝑅𝐵 3 . ∆𝑉2|
−0,46 2 2 0,54 2 2
= √|(0,54−0,46)2 27 3 . 0,05| + |(0,54−0,46)2 27 3 . 0,05|
= 64,13378906
𝜕𝑅1 2 2 𝜕𝑅1 2 2
SRV3 = √|𝜕𝑉1 3 . ∆𝑉1| + |𝜕𝑉22 3 . ∆𝑉2|
−𝑉2 2 2 𝑉1 2 2
= √|(𝑉1−𝑉2)2 𝑅𝐵 3 . ∆𝑉1| + |(𝑉1−𝑉2)2 𝑅𝐵 3 . ∆𝑉2|
−0,48 2 2 0.6 2 2
= √|(0,6−0,48)2 27 3 . 0,05| + |(0,6−0,48)2 27 3 . 0,05|
= 17,0625
𝜕𝑅1 2 2 𝜕𝑅1 2 2
SRV4 = √|𝜕𝑉1 3 . ∆𝑉1| + |𝜕𝑉22 3 . ∆𝑉2|
−𝑉2 2 2 𝑉1 2 2
= √|(𝑉1−𝑉2)2 𝑅𝐵 3 . ∆𝑉1| + |(𝑉1−𝑉2)2 𝑅𝐵 3 . ∆𝑉2|
−0,54 2 2 0.54 2 2
= √|(0,66−0,54)2 27 3 . 0,05| + |(0,66−0,54)2 27 3 . 0,05|
= 20,390625
𝜕𝑅1 2 2 𝜕𝑅1 2 2
SRV5 = √|𝜕𝑉1 3 . ∆𝑉1| + |𝜕𝑉22 3 . ∆𝑉2|
−𝑉2 2 2 𝑉1 2 2
= √| 2
𝑅𝐵 . ∆𝑉1| + | 2
𝑅𝐵 . ∆𝑉2|
(𝑉1−𝑉2) 3 (𝑉1−𝑉2) 3
−0,58 2 2 0.74 2 2
= √|(0,74−0,58)2 27 3 . 0,05| + |(0,74−0,58)2 27 3 . 0,05|
= 8,807189941
SRV1
RRV1 = × 100%
RV1
154,5
= × 100%
216
= 7,1527778%
SRV2
RRV2 = × 100%
RV2
64,13378906
= × 100%
182,25
= 3,51900077%
SRV3
RRV3 = × 100%
RV3
17,0625
= × 100%
135
= 1,26388889 %
SRV4
RRV4 = × 100%
RV4
20,390625
= × 100%
148,5
= 1,37310606%
SRV5
RRV5 = × 100%
RV5
8,807189941
= × 100%
124,875
= 0,70528048%
GRAFIK 4 HUBUNGAN HAMBATAN
DALAM VOLTMETER DENGAN RB
0.7
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8
Lampiran 2
Pertanyaan
1. Dengan melihat letak dari amperemeter pada Gambar 1a dan voltmeter pada Gambar
1b masing masing sebagai alat ukur arus melalui R dan tegangan ujung – ujung R, maka
bagaimana sebaiknya hambatan masing – masing pada kedua alat tersebut?
Dengan cara memasang amperemeter secara seri agar arus yang berada di
rangkaian tidak terbagi, sedangkan pemasangan voltmeter dirangkai secara pararel.
Lalu, penggunaan hambatan amperemeter dengan memilih hambatan yang nilainya
lebih kecil dari pada hambatan pada voltmeter.