Oleh :
Ahmad Iqbal Hafikhi
190342621279
Offering G 2019
Setiap alat pengukuran arus listrik amperemeter memiliki karakteristik yang berbeda,
baik arus listrik maksimum yang didapat atau skala yang tertera pada amperemeter. Cara
pembacaan skala pada amperemeter adalah dengan menggunakan rumusan, yaitu : hasil
pengukuran = (skala yang ditunjuk : skala maksimum) x batas ukur. (Kemmerly, 2005 : 95)
Untuk mencari arus yang mengalir pada rangkaian seri dengan tahanan lebih dari satu,
diperlukan jumlah total nilai tahan tersebut. Hal ini dapat dimengerti karena setiap tahanan
yang ada pada rangkaian seri akan memberikan hambatan bagi arus untuk mengalir
(Rusdianto,1999).
Cara pertama, dapat dilihat pada gambar b.6. Jika hasil pengukuran voltmeter
adalah V dan hasil pengukuran amperemeter adalah I, maka hambatan dalam
amperemeter itu adalah:
𝑉
𝑅= ……….............…………………………….. (1)
𝐼
Hambatan bagi konduktor disebut juga Resistor (R). Satuan hambatan dinamakan
Ohm (Ω). 1 ohm = 1 volt/ampere
𝑉
𝑅= atau V = I . R……………….……..(2)
𝐼
Cara kedua, dapat dilihat pada Gambar b.7. Pengukuran hambatan dilakukan dua
kali, mula-mula ketika RB belum dipasang, misalnya hasil penunjukan
amperemeter I1. Kemudian RB dipasang maka penunjukkan amperemeter akan
berubah, misalnya menjadi I2, maka hambatan dalam amperemeter itu adalah:
𝐼1−𝐼2
𝑅𝐴 = . 𝑅𝐵 …………...……………………(3)
𝐼2
Gambar b.8 Gambar b.9
Cara pertama, lihat Gambar b.8 , kalau hasil pengukuran amperemeter adalah I
dan hasil pengukuran voltmeter adalah V maka hambatan dalam voltmeter itu
adalah:
𝑉
𝑅𝑉 = ………........…………………………..(4)
𝐼
Cara kedua, lihat Gambar b.9 Pengukuran hambatan dilakukan dua kali, mula-
mula ketika RB belum dipasang, misalnya hasil penunjukan voltmeter V1.
Kemudian RB dipasang maka penunjukkan voltmeter akan berubah, misalnya
menjadi V2, maka hambatan dalam amperemeter itu adalah:
𝑉𝐼
𝑅𝑉 = . 𝑅𝐵 ………………...…………(5)
𝑉𝐼−𝑉2
D. Prosedur Percobaan
Pilih alat yang tepat untuk digunakan pada waktu praktikum, lalu rangkailah sesuai
dengan gambar 2a yang tertera pada modul praktikum fisika. Kemudian sambungkan
rangkaian pada sumber arus DC, selanjutnya hambatan geser digeser dengan ketentuan
arus yang diinginkan lalu catat arus yang dapat terbaca sebagai I1.
Langkah selanjutnya yaitu, cabut kabel yang tersusun pada rangkaian voltmeter ke
bangku hambat 0,82Ω sehingga dapat membentuk rangkaian seperti contoh pada gambar
modul praktikum fisika pada poin 2b. Catatl arus yang didapat pada amperemeter sebagai
I2. Ulangi langkah prosedur yang sudah dilakukan tersebut sebanyak 5X ulangan dengan
variasi berbeda-beda. Kemudian mencatat hasil pengukuran arus (I2) pada amperemeter.
Mengulang langkah 1-6 dengan berbagai variasi I1.
1. 6 0,4
2. 10 0,6
3. 12 0,7
4. 14 0,9
5. 20 1,1
𝑛𝑠𝑡 𝑚𝑉𝑜𝑙𝑡𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 = 2 𝑚𝑉
𝑛𝑠𝑡 𝐴𝑚𝑝𝑒𝑟𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 = 0,1𝐴
1 1
𝛥𝐼 = 𝑛𝑠𝑡 = 0,1 = 0,05 𝑚𝐴
2 2
● Cara kedua
𝑅𝐵 = 0,82 Ω
1 0,30 0,25
2 0,50 0,45
3 0,75 0,70
4 1,05 1,00
5 1,95 1,80
𝑛𝑠𝑡 𝑎𝑚𝑝𝑒𝑟𝑒𝑚𝑡𝑒𝑟 = 0,1 𝐴
1 1
𝛥𝐼 = 𝑛𝑠𝑡 = 0,1 = 0,05 𝐴
2 2
2. Pengukuran Hambatan dalam Voltmeter
● Cara pertama
1 0,58 50
2 0,68 60
3 0,75 68
4 0,90 82
5 1,00 88
1 0,58 0,50
2 0,65 0,55
3 0,75 0,60
4 0,90 0,70
5 1,20 0,85
F. Analisis Data
1 0,30 0,25
0,09 0,0625 0,075
2 0,50 0,45
0,25 0,2025 0,225
3 0,75 0,70
0,5625 0,49 0,525
4 1,05 1,00
1,1025 1 1,05
5 1,95 1,80
3,8025 3,24 3,51
1 𝛴𝑥 2 (𝛴𝑦)2 −2(𝛴𝑥𝑦)𝛴𝑥.𝛴𝑦+𝑛.(𝛴𝑥𝑦)2
● 𝑠𝑦 = √𝑛−2 |𝛴𝑦 2 − |
𝑛.𝛴𝑥 2 −(𝛴𝑥)2
1 41,5
= √3 |4,995 − |
8,33
1
= √3 |4,995 − 4,981|
1
= √3 |0,014| = √0,004666 = 0,06830
𝑛
● 𝑠𝑏 = 𝑠𝑦 √𝑛.𝛴𝑥 2 −(𝛴𝑥)2
5
= 0,06830√5×5,8075−20,70
5
= 0,06830 √29,03−20,70
5
= 0,06830√8,33
= 0,06830 √0,6002
= 0,06830 × 0,7747
= 0,05291
𝑆𝑏 0,05291
● Rb = × 100% = × 100%
𝑏 0,2885
= 0,1833 × 100%
= 18,33 %
= √|−0,3475|2
= √0,1207
= 0,3474 A
𝑆𝑅𝐴 0,3474
● Ralat relatif = 𝑅𝐴
× 100% = × 100%
2,022
= 0,1718 × 100%
= 17,18 %
Jadi, hambatan dalam amperemeter adalah (2,022 ± 0,3474) Ω dengan ralat yaitu
sebesar 17,18%.
2
1.8 1.8
1.6
1.4
1.2
1 1
0.8
0.7
0.6
0.4 0.45
0.2 0.25
0
0.3 0.5 0.75 1.05 1.95
𝑅𝐵 .𝑏
𝑅𝑉 = 𝑏−1
∑
4,08 3,2 3,4714 2,125 2,74
∑2
16,6464 10,24 12,7549 4,515625 7,1276
1 (3,4714)(10,24)−2(4,08)(3,2)(2,74)+5(7,12)
= √5−2 |2,125 − |
5×3,471−16,64
1 1,4
= √3 |2,125 − 0,71|
1
= √3 |0,125| = √0,0417 = 0,202
𝑛
● 𝑠𝑏 = 𝑠𝑦 √𝑛.𝛴𝑥 2 −(𝛴𝑥)2
5
= 0,202√5 ×3,4−16,64
5
= 0,202√17−16,64
=0,202 √13,89
= 0,202 × 3,726
= 0,753
𝑆𝑏 0,753
● Rb = × 100% = × 100%
𝑏 1,806
= 0,4169× 100%
=41,69 %
2 2
𝑅𝐵 2 27.000 2
● SRV = √|− 2 . 3 . 𝑆𝑏 | = |− (1,806−1)2
√ . 3
.0,753|
(𝑏−1)
= √|20865,12|2
= 20865,12 Ω
= 34,47 %
Jadi, hambatan dalam voltmeter adalah (60,49 K ± 20,86 K) Ω dengan ralat yaitu
sebesar 34,47%.
0.9
0.85
0.8
0.7 0.7
0.6 0.6
0.55
0.5 0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
0.58 0.65 0.75 0.9 1.2
G. Pembahasan
Berdasarkan data perhitungan diatas dalam percobaan 5 kali pengukuran didapatkan RA
𝑉
yang berbanding terbalik dengan I. Hal ini sesuai dengan rumus umum listrik yaitu R=
𝐼
Semakin besar kuat arus listrik maka nilai hambatan dalan semakin kecil, begitu pula
sebaliknya semakin kecil nilai I maka nilai hambatan dalam semakin besar nilai kuat
arus.
Berdasarkan tabel penghitungan RA diatas dapat kita ketahui hubungan antara tegangan
(V) berbanding lurus dengan hambatan dalam sesuai dengan rumus umum V=IR.yang
mana V adalah tegangan, I adalah kuat arus dan R adalah hambatan. Namun terdapat
kejanggalan dalam data ke 5. Seharusnya nilai hambatan RA data ke 5 tidak lebih dari nilai
RA data ke 4. Kesalahan ini disebabkan oleh pengamat dan dapat juga disebabkan oleh alat
yang rusak.
Berdasarkan tabel penghitungan RA diatas dapat kita ketahui hubungan antara tegangan
(V) berbanding lurus dengan hambatan dalam sesuai dengan rumus umum V=IR.yang
mana V adalah tegangan, I adalah kuat arus dan R adalah hambatan. Namun terdapat
kejanggalan dalam data ke 5. Seharusnya nilai hambatan RA data ke 5 tidak lebih dari nilai
RA data ke 4. Kesalahan ini disebabkan oleh pengamat dan dapat juga disebabkan oleh alat
yang rusak.
H. Kesimpulan
1. Untuk menentukan hambatan dalam amperemeter dapat digunakan 2 cara, yaitu :
a. Cara pertama yaitu dengan melakukan pengukuran langsung dengan
menggunakan voltmeter dimana amperemeter dan voltmeter dipasang secara
paralel.
b. Cara kedua yaitu dengan melakukan pengukuran bertahap dengan hambatan tetap
R. Untuk mengetahui nilai hambatan dalam amperemeter digunakan rumus :
𝑉 I1− I2
RA= atau RA= R
𝐼 I2
praktikum kali ini diperoleh hambatan dalam voltmeter sebesar (60,49 K ± 20,86
K) Ω dengan ralat yaitu sebesar 34,47%.
3. Untuk menggunakan alat ukur listrik dengan benar, maka dapat dilakukan dengan
cara sebagai berikut :
Amperemeter DC
a) Pasang Amperemeter DC pada rangkaian listrik secara seri dengan memotong
konduktor agar arus listrik dapat melewati Amperemeter.
b) Sambungkan Amperemeter DC ke konduktor yang sudah dipotong
c) Ukur arus listrik dengan memperhatikan jarum yang menunjukkan angka pada
Amperemeter DC.
d) Untuk mendapatkan besaran arus listrik yang tepat, kita harus benar-benar
memahami dan memperhatikan karakteristik Amperemeter DC yang
digunakan.
e) Untuk hasilnya, kita dapat menghitung besarnya arus listrik dengan
mengalikan angka yang ditunjuk dan angka skala maksimum
Voltmeter DC
I. Daftar Rujukan
Daton Goris Seran, dkk. 2007. Buku Fisika untuk SMA/MA kelas X. Jakarta:
Penerbit PT Grasindo
Kemmerly, Jack E. 2009. Rangakain Listrik Jilid 1. Jakarata : Erlangga