Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA UNTUK BIOLOGI

“AMPEREMETER DAN VOLTMETER DC”


UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
Praktikum Fisika Untuk Biologi
Yang dibimbing oleh Joko Utomo S.Si., M.Sc.

Oleh :
Ahmad Iqbal Hafikhi
190342621279
Offering G 2019

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI BIOLOGI
November 2019
A. Tujuan
Setelah praktikum ini dilaksanakan mahasiswa diharapkan dapat :
1. Menentukan hambat dalam amperemeter.
2. Menentukan hambat dalam voltmeter.
3. Mampu menggunakan alat ukur listrik dengan benar.
4. Mampu menerapkan teori grafik dengan benar.
B. Dasar Teori
Mengukur merupakan suatu kegiatan yang bertujuan mengetahui suatu besaran dengan
membandingkan dengan beberapa nilai satuan benda lain yang telah ditentukan ukurannya.
Namun, dalam pengukuran kita tidak dapat memastikan apakah hasil pengukuran kita benar-
benar memiliki besar nilai tertentu, karena dalam setiap pengukuran memiliki ketidakpastian.
Hal ini dapat disebabkan oleh kesalahan alat maupn pengamat. Meskipun demikian, kita harus
selalu mengusahakan hasil pengukuran kita akurat dan presisi dengan meminimalisasi
kesalahan pengamatan atau pembacaan skala pengukuran (Daton Goris Seran dkk, 2007).

Setiap alat pengukuran arus listrik amperemeter memiliki karakteristik yang berbeda,
baik arus listrik maksimum yang didapat atau skala yang tertera pada amperemeter. Cara
pembacaan skala pada amperemeter adalah dengan menggunakan rumusan, yaitu : hasil
pengukuran = (skala yang ditunjuk : skala maksimum) x batas ukur. (Kemmerly, 2005 : 95)

Untuk mencari arus yang mengalir pada rangkaian seri dengan tahanan lebih dari satu,
diperlukan jumlah total nilai tahan tersebut. Hal ini dapat dimengerti karena setiap tahanan
yang ada pada rangkaian seri akan memberikan hambatan bagi arus untuk mengalir
(Rusdianto,1999).

Disuatu rangkaian, digunakan amperemeter untuk mengukur kuat arus.


Pemasangan amperemter dilakukan secara seri. Sedangkan, voltmeter digunakan dalam
mengukur tegangan antara dua titik dalam suatu rangkain dan dipasang secara parallel.

Baik dalam amperemeter maupun voltmeter, hambatan dalamnya dapat diukur


masing-masing dengan 2 cara, yaitu :
Gambar b.6 Gambar b.7

a. Pengukuran Hambatan Dalam Amperemeter

Cara pertama, dapat dilihat pada gambar b.6. Jika hasil pengukuran voltmeter
adalah V dan hasil pengukuran amperemeter adalah I, maka hambatan dalam
amperemeter itu adalah:

𝑉
𝑅= ……….............…………………………….. (1)
𝐼

Hambatan bagi konduktor disebut juga Resistor (R). Satuan hambatan dinamakan
Ohm (Ω). 1 ohm = 1 volt/ampere

𝑉
𝑅= atau V = I . R……………….……..(2)
𝐼

Cara kedua, dapat dilihat pada Gambar b.7. Pengukuran hambatan dilakukan dua
kali, mula-mula ketika RB belum dipasang, misalnya hasil penunjukan
amperemeter I1. Kemudian RB dipasang maka penunjukkan amperemeter akan
berubah, misalnya menjadi I2, maka hambatan dalam amperemeter itu adalah:

𝐼1−𝐼2
𝑅𝐴 = . 𝑅𝐵 …………...……………………(3)
𝐼2
Gambar b.8 Gambar b.9

b. Pengukuran Hambatan Dalam Voltmeter

Cara pertama, lihat Gambar b.8 , kalau hasil pengukuran amperemeter adalah I
dan hasil pengukuran voltmeter adalah V maka hambatan dalam voltmeter itu
adalah:

𝑉
𝑅𝑉 = ………........…………………………..(4)
𝐼

Cara kedua, lihat Gambar b.9 Pengukuran hambatan dilakukan dua kali, mula-
mula ketika RB belum dipasang, misalnya hasil penunjukan voltmeter V1.
Kemudian RB dipasang maka penunjukkan voltmeter akan berubah, misalnya
menjadi V2, maka hambatan dalam amperemeter itu adalah:

𝑉𝐼
𝑅𝑉 = . 𝑅𝐵 ………………...…………(5)
𝑉𝐼−𝑉2

(Tim Praktikum, 2019)


C. Alat dan Bahan
1. Amperemeter DC/miliamperemeter DC
2. Voltmeter DC/milivoltmeter DC
3. Sumber tegangan DC
4. Bangku hambat
5. Hambat geser
6. Kabel-kabel

D. Prosedur Percobaan
Pilih alat yang tepat untuk digunakan pada waktu praktikum, lalu rangkailah sesuai
dengan gambar 2a yang tertera pada modul praktikum fisika. Kemudian sambungkan
rangkaian pada sumber arus DC, selanjutnya hambatan geser digeser dengan ketentuan
arus yang diinginkan lalu catat arus yang dapat terbaca sebagai I1.
Langkah selanjutnya yaitu, cabut kabel yang tersusun pada rangkaian voltmeter ke
bangku hambat 0,82Ω sehingga dapat membentuk rangkaian seperti contoh pada gambar
modul praktikum fisika pada poin 2b. Catatl arus yang didapat pada amperemeter sebagai
I2. Ulangi langkah prosedur yang sudah dilakukan tersebut sebanyak 5X ulangan dengan
variasi berbeda-beda. Kemudian mencatat hasil pengukuran arus (I2) pada amperemeter.
Mengulang langkah 1-6 dengan berbagai variasi I1.

Pengukuran Hambatan Voltmeter :


Susunlah alat sesuai dengan petunjuk praktikum fisika dan rangkailah seperti pada
gambar 3a.Kemudian geser hambatan bangku, lalu putar-putar sesuai arus yang diinginkan.
Catat hasil pengukuran yang didapat oleh tegangan pada voltmeter yang pertama menjadi
(V1). Lalu mencabut kabel yang terpasang dari volt meter kemudian dipindahkan ke
hambatan bangku seperti contoh pada gambar 3b. Mencatat hasil pengukuranyang di dapat
oleh tegangan menjadi (V2) pada voltmeter. Sehingga ulangi langkah-langkah 1-6 dengan
berbagai variasi I1.
E. Data Pengamatan

1. Pengukuran Hambatan dalam Amperemeter.


● Cara pertama

No. V (mV) I (A)

1. 6 0,4

2. 10 0,6

3. 12 0,7

4. 14 0,9

5. 20 1,1

𝑛𝑠𝑡 𝑚𝑉𝑜𝑙𝑡𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 = 2 𝑚𝑉
𝑛𝑠𝑡 𝐴𝑚𝑝𝑒𝑟𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 = 0,1𝐴
1 1
𝛥𝐼 = 𝑛𝑠𝑡 = 0,1 = 0,05 𝑚𝐴
2 2
● Cara kedua
𝑅𝐵 = 0,82 Ω

No. 𝐼1 (A) 𝐼2 (A)

1 0,30 0,25

2 0,50 0,45

3 0,75 0,70

4 1,05 1,00

5 1,95 1,80
𝑛𝑠𝑡 𝑎𝑚𝑝𝑒𝑟𝑒𝑚𝑡𝑒𝑟 = 0,1 𝐴
1 1
𝛥𝐼 = 𝑛𝑠𝑡 = 0,1 = 0,05 𝐴
2 2
2. Pengukuran Hambatan dalam Voltmeter
● Cara pertama

No. V (V) I (mA)

1 0,58 50

2 0,68 60

3 0,75 68

4 0,90 82

5 1,00 88

𝑛𝑠𝑡 𝑉𝑜𝑙𝑡𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 = 0,1 𝑉


𝑛𝑠𝑡 𝑚𝐴𝑚𝑝𝑒𝑟𝑒𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 = 0,2 𝑚𝐴
1 1
𝛥𝐼 = 𝑛𝑠𝑡 = 0,2 = 0,1 𝑚𝐴
2 2
● Cara kedua
𝑅𝐵 = 27kΩ

No. 𝑉1 (V) 𝑉2 (V)

1 0,58 0,50

2 0,65 0,55

3 0,75 0,60

4 0,90 0,70

5 1,20 0,85

𝑛𝑠𝑡 𝑉𝑜𝑙𝑡𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 = 0,1 𝑉


1 1
𝛥𝑉 = 𝑛𝑠𝑡 = 0,1 = 0,05 𝑚𝐴
2 2
Variabel bebas : hambatan geser, bangku hambat
Variabel control : Rb, batas ukur pada voltmeter dan amperemeter
Variabel terikat : kuat arus listrik dan tegangan listrik

F. Analisis Data

1. Pengukuran Hambatan dalam Amperemeter


𝑅𝐵 = 0,82 Ω , n = 5 Persamaan garis lurus
𝐼1− 𝐼
2
RA = 𝐼2
RB y = a + bx
RA. I2 = (I1 – I2) RB y = I2
RA. I2 = RB. I1 - RB. I2 a=0
RA. I2 + RB. I2 = RB. I1 x = I1
𝑅𝐵
I2 (RA + RB) = RB. I b =
RB . I1 𝑅𝐴 + 𝑅𝐵
I2 = 𝑅𝐵 (1−𝑏)
RA + RB RA =
𝑏

Tabel 1.1 Pengukuran Hambatan dalam Amperemeter

No. x=I1 y=I2 x2 y2 xy

1 0,30 0,25
0,09 0,0625 0,075

2 0,50 0,45
0,25 0,2025 0,225

3 0,75 0,70
0,5625 0,49 0,525

4 1,05 1,00
1,1025 1 1,05

5 1,95 1,80
3,8025 3,24 3,51

∑ 4,55 4,2 5,8075 4,995 5,385

∑2 20,7025 17,64 33,72706 24,95003 28,99823


𝑛 (𝛴𝑥𝑦)− 𝛴𝑥 .𝛴𝑦 5 (5,385)− 4,55 ×4,2 26,925−19,11 7,815
● b= = = 29,0375−1,950 = 27,0875 = 0,2885
𝑛 .𝛴𝑥 2 −(𝛴𝑥)2 5 .5,8075 −1,950
𝑅𝐵 (1−𝑏) 0,82 (1−0,2885) 0,58343
● RA = = = = 2,022
𝑏 0,2885 0,2885

1 𝛴𝑥 2 (𝛴𝑦)2 −2(𝛴𝑥𝑦)𝛴𝑥.𝛴𝑦+𝑛.(𝛴𝑥𝑦)2
● 𝑠𝑦 = √𝑛−2 |𝛴𝑦 2 − |
𝑛.𝛴𝑥 2 −(𝛴𝑥)2

1 5,8075 (17,64)−2(5,385)(4,55 ×4,2)+5(28,99)


= √5−2 |4,995 − |
5×5,8075 −20,70

1 102,4 −205,8 +144,9


= √3 |4,995 − |
29,03 − 20,70

1 41,5
= √3 |4,995 − |
8,33

1
= √3 |4,995 − 4,981|

1
= √3 |0,014| = √0,004666 = 0,06830
𝑛
● 𝑠𝑏 = 𝑠𝑦 √𝑛.𝛴𝑥 2 −(𝛴𝑥)2

5
= 0,06830√5×5,8075−20,70

5
= 0,06830 √29,03−20,70

5
= 0,06830√8,33

= 0,06830 √0,6002

= 0,06830 × 0,7747

= 0,05291

𝑆𝑏 0,05291
● Rb = × 100% = × 100%
𝑏 0,2885

= 0,1833 × 100%

= 18,33 %

Jadi, nilai b adalah (0,2885 ± 0,05) dengan ralat sebesar 18,33%


𝑅𝐵 2 2 0,82 2 2
● SRA = √|− 2 . 3 . 𝑆𝑏 | =
√|− 2
(0,2885) 3
. . 0,05291 |
𝑏

= √|−0,3475|2

= √0,1207

= 0,3474 A

𝑆𝑅𝐴 0,3474
● Ralat relatif = 𝑅𝐴
× 100% = × 100%
2,022

= 0,1718 × 100%

= 17,18 %

Jadi, hambatan dalam amperemeter adalah (2,022 ± 0,3474) Ω dengan ralat yaitu
sebesar 17,18%.

Grafik 1 Hubungan I1 dan I2

2
1.8 1.8
1.6
1.4
1.2
1 1
0.8
0.7
0.6
0.4 0.45

0.2 0.25

0
0.3 0.5 0.75 1.05 1.95

b. Pengukuran hambatan dalam Voltmeter


𝑅𝐵 = 27 k Ω ; n = 5
1𝑉
𝑅𝑉 = 𝑉 −𝑉 .𝑅𝐵
1 2
𝑅𝑉 (𝑉1 − 𝑉2 ) = 𝑅𝐵 .𝑉1
𝑅𝑉 . 𝑉1 − 𝑅𝑉 . 𝑉2 = 𝑅𝐵 . 𝑉1
𝑅𝑉 . 𝑉2= 𝑉1(𝑅𝑉 − 𝑅𝐵 )
𝑅𝑉 .𝑉2
𝑉1 = 𝑅
𝑉 − 𝑅𝐵

Persamaan garis lurus


y = a+bx
y = 𝑉1
a=0
x = 𝑉1
𝑅𝑉
b=𝑅
𝑉 − 𝑅𝐵

𝑅𝐵 .𝑏
𝑅𝑉 = 𝑏−1

Table 2.1 Pengukuran Hambatan pada Voltmeter

No. x=V2 y=V1 x2 y2 xy

1 0,58 0,5 0,3364 0,25 0,29

2 0,65 0,55 0,4225 0,3025 0,35

3 0,75 0,6 0,5625 0,36 0,45

4 0,9 0,7 0,81 0,49 0,63

5 1,2 0,85 1,44 0,7225 1,02


4,08 3,2 3,4714 2,125 2,74

∑2
16,6464 10,24 12,7549 4,515625 7,1276

𝑛.∑(𝑥𝑦)−∑𝑥.∑𝑦 5.(2,74)−(4,08).(3,2) 0,65


● b= = = = 1,806
𝑛.∑𝑥 2 −(∑𝑥)2 5.(3,4)−(16,64) 0,36
𝑅𝐵 × 𝑏 27000 ×1,806
● 𝑅𝑉 = = = 60498,75
𝑏−1 1,806− 1
1 .∑𝑥 2 (∑𝑦)2 −2.∑𝑥.∑𝑦.∑(𝑥𝑦)+𝑛.(∑(𝑥𝑦))2
● 𝑆𝑦 = √𝑛−2 |∑𝑦 2 − 𝑛.𝛴𝑥 2 −(𝛴𝑥)2

1 (3,4714)(10,24)−2(4,08)(3,2)(2,74)+5(7,12)
= √5−2 |2,125 − |
5×3,471−16,64

1 1,4
= √3 |2,125 − 0,71|

1
= √3 |0,125| = √0,0417 = 0,202

𝑛
● 𝑠𝑏 = 𝑠𝑦 √𝑛.𝛴𝑥 2 −(𝛴𝑥)2

5
= 0,202√5 ×3,4−16,64

5
= 0,202√17−16,64

=0,202 √13,89

= 0,202 × 3,726

= 0,753

𝑆𝑏 0,753
● Rb = × 100% = × 100%
𝑏 1,806

= 0,4169× 100%
=41,69 %

Jadi, nilai b adalah (1,806 ± 0,753) dengan ralat sebesar 41,69%

2 2
𝑅𝐵 2 27.000 2
● SRV = √|− 2 . 3 . 𝑆𝑏 | = |− (1,806−1)2
√ . 3
.0,753|
(𝑏−1)

= √|20865,12|2

= 20865,12 Ω

● Ralat relatif = 𝑆𝑅 𝑉 20865,12


𝑅
× 100% = × 100%
𝑉 60498,75
= 0,3447 × 100%

= 34,47 %

Jadi, hambatan dalam voltmeter adalah (60,49 K ± 20,86 K) Ω dengan ralat yaitu
sebesar 34,47%.

Grafik 2 Hubungan V1 dan V2

0.9
0.85
0.8

0.7 0.7

0.6 0.6
0.55
0.5 0.5

0.4

0.3

0.2

0.1

0
0.58 0.65 0.75 0.9 1.2

G. Pembahasan
Berdasarkan data perhitungan diatas dalam percobaan 5 kali pengukuran didapatkan RA
𝑉
yang berbanding terbalik dengan I. Hal ini sesuai dengan rumus umum listrik yaitu R=
𝐼
Semakin besar kuat arus listrik maka nilai hambatan dalan semakin kecil, begitu pula
sebaliknya semakin kecil nilai I maka nilai hambatan dalam semakin besar nilai kuat
arus.
Berdasarkan tabel penghitungan RA diatas dapat kita ketahui hubungan antara tegangan
(V) berbanding lurus dengan hambatan dalam sesuai dengan rumus umum V=IR.yang
mana V adalah tegangan, I adalah kuat arus dan R adalah hambatan. Namun terdapat
kejanggalan dalam data ke 5. Seharusnya nilai hambatan RA data ke 5 tidak lebih dari nilai
RA data ke 4. Kesalahan ini disebabkan oleh pengamat dan dapat juga disebabkan oleh alat
yang rusak.
Berdasarkan tabel penghitungan RA diatas dapat kita ketahui hubungan antara tegangan
(V) berbanding lurus dengan hambatan dalam sesuai dengan rumus umum V=IR.yang
mana V adalah tegangan, I adalah kuat arus dan R adalah hambatan. Namun terdapat
kejanggalan dalam data ke 5. Seharusnya nilai hambatan RA data ke 5 tidak lebih dari nilai
RA data ke 4. Kesalahan ini disebabkan oleh pengamat dan dapat juga disebabkan oleh alat
yang rusak.
H. Kesimpulan
1. Untuk menentukan hambatan dalam amperemeter dapat digunakan 2 cara, yaitu :
a. Cara pertama yaitu dengan melakukan pengukuran langsung dengan
menggunakan voltmeter dimana amperemeter dan voltmeter dipasang secara
paralel.
b. Cara kedua yaitu dengan melakukan pengukuran bertahap dengan hambatan tetap
R. Untuk mengetahui nilai hambatan dalam amperemeter digunakan rumus :
𝑉 I1− I2
RA= atau RA= R
𝐼 I2

2. Menentukan hambat dalam voltmeter :


Dalam menentukan hambatan pada voltmeter dapat dilakukan dengan cara
pengukuran bertahap membuat rangkaian tanpa RB kemudian rangkaian dengan
RB dan membandingkan kuat arus yang mengalir (I1 dan I2). Selanjutnya besar
𝑉𝐼
hambatan dapat diperoleh menggunakan rumus 𝑅𝑉 = . 𝑅𝐵 . Dalam
𝑉𝐼−𝑉2

praktikum kali ini diperoleh hambatan dalam voltmeter sebesar (60,49 K ± 20,86
K) Ω dengan ralat yaitu sebesar 34,47%.
3. Untuk menggunakan alat ukur listrik dengan benar, maka dapat dilakukan dengan
cara sebagai berikut :
Amperemeter DC
a) Pasang Amperemeter DC pada rangkaian listrik secara seri dengan memotong
konduktor agar arus listrik dapat melewati Amperemeter.
b) Sambungkan Amperemeter DC ke konduktor yang sudah dipotong
c) Ukur arus listrik dengan memperhatikan jarum yang menunjukkan angka pada
Amperemeter DC.
d) Untuk mendapatkan besaran arus listrik yang tepat, kita harus benar-benar
memahami dan memperhatikan karakteristik Amperemeter DC yang
digunakan.
e) Untuk hasilnya, kita dapat menghitung besarnya arus listrik dengan
mengalikan angka yang ditunjuk dan angka skala maksimum

Voltmeter DC

a) Pasang Voltmeter DC pada rangkaian listrik secara paralel yang memiliki


potensial berbeda.
b) Kutub positif dipasangkan dengan potensial tinggi dan kutub negative
dipasangakan dengan potensial rendah.
c) Lakukan pengukuran dengan melihat angka yang ditunjuk pada Voltmeter DC.
d) Untuk hasilnya, kita dapat menghitung besarnya tegangan arus listrik dengan
mengalikan angka yang ditunjuk dan angka skala maksimum.
4. Menerapkan teori grafik dengan benar dengan membuat grafik perbandingan
pengukuran hambatan dalam amperemeter dan pengukuran hambatan dalam
voltmeter.

I. Daftar Rujukan
Daton Goris Seran, dkk. 2007. Buku Fisika untuk SMA/MA kelas X. Jakarta:
Penerbit PT Grasindo
Kemmerly, Jack E. 2009. Rangakain Listrik Jilid 1. Jakarata : Erlangga

Rusdianto ,E.1999.Penerapan Konsep Dasar Listrik Dasar Fisika.Yogyakarta:Kaniskus

Tim Praktikum Fisika Dasar.2019.Modul Praktikum Fisika untuk Biologi.Malang:


Universitas Negeri Malang.

Anda mungkin juga menyukai