Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM

ALAT UKUR DAN TEKNIK PENGUKURAN

TAHANAN BEBAN

Disusun Oleh :

Nama : Jonatan Manalu


NIM : 032100011
Prodi/ Angkatan : Elektromekanika/ 2021

Asisten Pendamping/ Dosen Pengampu : Totok Dermawan , SST, M.Eng.

JURUSAN TEKNOFISIKA NUKLIR


PRODI ELEKTROMEKANIKA
POLITEKNIK TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYAKARTA
2021
BAB I
PENDAHULUAN

I. Latar Belakang

Rangkaian listrik dari alat-alat elektronika salah satunya resistor atau


dalam Bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai hambatan, terdiri dari
gelang-gelang warna, setiap warna memiliki nilai tersendiri. Hambatan
banyak dipakai dalam rangkaian elektronika karena fungsinya yang
menghambat arus listrik.

Menurut persamaan pada hukum ohm, nilai arus listrik berbanding


terbalik dengan nilai hambatannya apabila nilai hambatannya besar maka
nilai arus yang dialirkan pada rangkaian elektronika akan kecil begitu juga
sebaliknya. Selain itu, jika penyusunan rangkaian dilakukan secara seri
maka nilai arus yang mengalir pada rangkaian tersebut akan sama, namun
jika hambatannya disusun secara parallel maka nilai arus yang mengalir
akan berbeda, karena peranan resistor atau hambatan pada rangkaian
banyak digunakan maka perlu dilakukan adanya pemahaman pengukuran
nilai hambatan

II. Tujuan Praktikum


Tujuan dari praktikum ini diantaranya:
1. Menentukan tahanan beban dengan metode Volt-amper meter
2. Menentukan besar kesalahan relatif dalam pengukuran besaran listrik

III. Manfaat Praktikum


Manfaat dari praktikum ini diantaranya:
1. Dapat menentukan tahanan beban dengan metode Volt-amper meter
2. Dapat membaca hasil pengukuran besar kesalahan relatif dalam
pengukuran besaran listrik.
BAB II
METODE PRAKTIKUM

I. Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang diperlukan sebagai berikut:
1. Penjepit buaya
2. Beberapa kabel rangkaian atau komponen
3. Breadboard
4. DC power supply
5. Multimeter digital
6. Multimeter analog
7. Resistor
8. Pulpen
9. Kertas, dan
10. Kamera smartphone

II. Dasar Teori


2.1 Mengukur tahana beban
Ada beberapa cara untuk menentukan besarnya tahanan beban
pada suatu rangkaian listrik terpasang. Dalam percobaan ini akan
digunakan metode praktis yang banyak dijumpai. Hubungan antara
resistansi, tegangan dan arus ini telah diamati oleh George Simon Ohm dan
melahirkan hukum Ohm, yaitu: Suatu benda dikatakan mempunyai
resistansi 1 Ohm jika padanya diberi tegangan 1 Volt akan memberikan arus
1 Ampere. Bentuk dasar hukum ini secara matematis dituliskan sebagai
berikut:
V=I×R
V: tegangan dalam Volt (V)
I: arus dalam Amper (I)
R: resistansi dalam Ohm (Ω)
Dalam praktek ada dua metode pengukuran volt-ampermeter,
tergantung pada kondisi beban yang diukur. Metode pertama adalah
seperti pada gambar di bawah ini.

Rx

Gambar 1. Mengukur Rx yang berharga besar.

Ix adalah arus yang terukur lewat beban Rx sedang tegangan V


adalah tegangan total Vx dan tegangan yang lewat ampermeter secara
matematis dapat dirumuskan sebagai berikut:

Tegangan V = Vx jika Ri ≪ Rx, sehingga metode ini bagus jika


dipakai pada tahanan beban ≫ tahanan ampermeter. Sedangkan metode
kedua dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2. Mengukur Rx yang berharga kecil


Tegangan V adalah tegangan yang terukur pada Rx, sedang arus
yang lewat/ ditunjukkan ampermeter adalah arus yang lewat beban dan
lewat voltmeter, sehingga rumusnya:

𝐼 = 𝐼𝑥 + 𝑉⁄𝑅𝑣

𝐼 = 𝐼𝑥 + 𝐼𝑥. 𝑅𝑥⁄𝑅𝑣

𝐼 = 𝐼𝑥(1 + 𝑅𝑥⁄𝑅𝑣)

Arus yang diukur ampermeter sama dengan arus yang lewat Rx (=Ix)
jika Rx≪Ry

2.2 Kesalahan pengukuran

Untuk mengetahui besar kesalahan dalam pengukuran tegangan,


maka lihatlah gambar di bawah ini:

Tegangan sebenarnya sebelum dipasang voltmeter dapat


dirumuskan (sebesar tegangan AB)
𝑅𝑦
𝑉𝑎𝑏 = 𝐸
𝑅𝑦 + 𝑅𝑥
Sedangkan setelah dipasang alat ukur voltmeter, karena ada
pengaruh Tahanan dalam dari voltmeter maka rumus di atas akan
menjadi:

Dari kedua persamaan di atas maka besar kesalahan relatif/nisbi


dirumuskan sebagai berikut:
dimana:
Vab: besar tegangan sebelum dipasang voltmeter

: besar tegangan setelah dipasang voltmeter

Untuk menghitung besar kesalahan dalam pengukuran arus kita


lihat gambar di bawah ini:

Gambar 2. Pengukuran arus


Arus sebenarnya sebelum dipasang ampermeter adalah:
𝐸
𝐼=
𝑅𝑥 + 𝑅𝑦
Sedangkan arus hasil pengukuran besarnya adalah:

Sehingga besar kesalahan relative dalam pengukuran arus tersebut


adalah:

dimana:
I = besar arus sebenarnya

= besar arus hasil pengukuran


III. Langkah Kerja
Adapun cara kerja atau langkah percobaan yang dilakukan dalam
praktikum teknik pengukura tahanan beban adalah sebagai berikut:
1) Menghubungkan unit peraga seperti gambar 1

I Ix
I
I

V Vx Rx

Gambar 1

2) Melakukan pengukuran tegangan dan arus untuk beban 𝑅𝑥 tertentu


dengan variasi tegangan input dari 3 Volt sampai 11 Volt dengan
interval 2 Volt
3) Menghitung harga 𝑅𝑥 dengan rumus Metode I
4) Mengisi hasil perhitungan pada tabel tertera
5) Mengulangi langkah 1 dan 2 dengan rangkaian gambar 2

6) Mencatat data pengukuran dengan metode rangkaian gambar 2 pada


tabel tertera
7) Menghitung nilai 𝑅𝑥 dengan rumus metode II
8) Mengisi hasil perhitungan pada tabel tertera
BAB III
DATA DAN ANALISIS

I. Data Praktikum
Pengukuran Tahanan Beban metode I (V = E)

E 3 Volt 5 Volt 7 Volt 9 Volt 11 Volt


No.
Rx V A V A V A V A V A
1. 1 𝐾𝛺 3 0,002 1,8 0,004 7 0,005 9,2 0,007 11 0,009
2. 2,2 𝐾𝛺 3,2 0,001 5 0,001 7,2 0,005 9 0,003 11 0,004

Harga Rx dengan rumus metode I

Rx () Rx secara perhitungan dengan metode I ()


No.
Yang diukur 3 Volt 5 Volt 7 Volt 9 Volt 11 Volt
1. 1 𝐾𝛺 1,5 𝐾𝛺 1,2 𝐾𝛺 1,4 𝐾𝛺 1,3 𝐾𝛺 1,2 𝐾𝛺
2. 2,2 𝐾𝛺 3,2 𝐾𝛺 5 𝐾𝛺 1,44 𝐾𝛺 3 𝐾𝛺 2,75 𝐾𝛺

Pengukuran Tahanan Beban metode II


Ulangi langkah 1 dan 2 dengan rangkain berikut
E 3 Volt 5 Volt 7 Volt 9 Volt 11 Volt

No.
I V I V I V I V I V
Rx
(ma) (Volt) (ma) (Volt) (ma) (Volt) (ma) (Volt) (ma) (Volt)
1. 1 𝐾𝛺 0,016 2,9 0,028 5 0,040 7 0,052 9 0,020 11

2. 2,2 𝐾𝛺 0,015 2,9 0,026 5 0,037 7 0,047 9 0,015 11

Rx dengan rumus metode II

Rx () Rx secara perhitungan dengan metode II ()


No.
Yang diukur 3 Volt 5 Volt 7 Volt 9 Volt 11 Volt
1. 1 𝐾𝛺 0,18 𝐾𝛺 0,178 𝐾𝛺 0,175 𝐾𝛺 0,173 𝐾𝛺 0,55 𝐾𝛺
2. 2,2 𝐾𝛺 0,193 𝐾𝛺 0,192 𝐾𝛺 0,189 𝐾𝛺 0,191 𝐾𝛺 0,733 𝐾𝛺

II. Analisis Data


Nilai Rx dengan metode I
1. Percobaan Rx = 1 𝐾𝛺
a. 3 volt
𝑉𝑥 = 3 𝑉𝑜𝑙𝑡
𝐼𝑥 = 0,002 𝐴 = 2 𝑚𝐴
𝑉𝑥 3
𝑅𝑥 = = = 150 0𝛺 = 1,5 𝐾𝛺
𝐼𝑥 2 × 10−3
b. 5 volt
𝑉𝑥 = 4,8 𝑉𝑜𝑙𝑡
𝐼𝑥 = 0,004 𝐴 = 4 𝑚𝐴
𝑉𝑥 4,8
𝑅𝑥 = = = 1200 𝛺 = 1,2 𝐾𝛺
𝐼𝑥 4 × 10−3
c. 7 volt
𝑉𝑥 = 7 𝑉𝑜𝑙𝑡
𝐼𝑥 = 0,005 𝐴 = 5 𝑚𝐴
𝑉𝑥 7
𝑅𝑥 = = = 1400 𝛺 = 1,4 𝐾𝛺
𝐼𝑥 5 × 10−3
d. 9 volt
𝑉𝑥 = 9,2 𝑉𝑜𝑙𝑡
𝐼𝑥 = 0,007 𝐴 = 7 𝑚𝐴
𝑉𝑥 9,2
𝑅𝑥 = = = 1314,2 𝛺 = 1,3 𝐾𝛺
𝐼𝑥 7 × 10−3
e. 11 volt
𝑉𝑥 = 11 𝑉𝑜𝑙𝑡
𝐼𝑥 = 0,009 𝐴 = 9 𝑚𝐴
𝑉𝑥 11
𝑅𝑥 = = = 1222,2 𝛺 = 1,2 𝐾𝛺
𝐼𝑥 9 × 10−3
2. Percobaan Rx = 2,2 𝐾𝛺
a. 3 volt
𝑉𝑥 = 3,2 𝑉𝑜𝑙𝑡
𝐼𝑥 = 0,001 𝐴 = 1 𝑚𝐴
𝑉𝑥 3,2
𝑅𝑥 = = = 3200 𝛺 = 3,2 𝐾𝛺
𝐼𝑥 1 × 10−3
b. 5 volt
𝑉𝑥 = 5 𝑉𝑜𝑙𝑡
𝐼𝑥 = 0,001 𝐴 = 1 𝑚𝐴
𝑉𝑥 5
𝑅𝑥 = = = 5000 𝛺 = 5 𝐾𝛺
𝐼𝑥 1 × 10−3
c. 7 volt
𝑉𝑥 = 7,2 𝑉𝑜𝑙𝑡
𝐼𝑥 = 0,005 𝐴 = 5 𝑚𝐴
𝑉𝑥 7,2
𝑅𝑥 = = = 1440 𝛺 = 1,44 𝐾𝛺
𝐼𝑥 5 × 10−3
d. 9 volt
𝑉𝑥 = 9 𝑉𝑜𝑙𝑡
𝐼𝑥 = 0,003 𝐴 = 3 𝑚𝐴
𝑉𝑥 9
𝑅𝑥 = = = 3000 𝛺 = 3 𝐾𝛺
𝐼𝑥 3 × 10−3
e. 11 volt
𝑉𝑥 = 11 𝑉𝑜𝑙𝑡
𝐼𝑥 = 0,004 𝐴 = 4 𝑚𝐴
𝑉𝑥 11
𝑅𝑥 = = = 2750 𝛺 = 2,75 𝐾𝛺
𝐼𝑥 4 × 10−3

Nilai Rx dengan metode II

1. Percobaan Rx = 1 𝐾𝛺
a. 3 volt
𝑉𝑥 = 2,9 𝑉𝑜𝑙𝑡
𝐼𝑥 = 0,016 𝐴
𝑉𝑥 2,9
𝑅𝑥 = = = 181,25 𝛺 = 0,18 𝐾𝛺
𝐼𝑥 0,016
b. 5 volt
𝑉𝑥 = 5 𝑉𝑜𝑙𝑡
𝐼𝑥 = 0,028 𝐴
𝑉𝑥 5
𝑅𝑥 = = = 181,5 𝛺 = 0,17 𝐾𝛺
𝐼𝑥 0,028
c. 7 volt
𝑉𝑥 = 7 𝑉𝑜𝑙𝑡
𝐼𝑥 = 0,040 𝐴
𝑉𝑥 7
𝑅𝑥 = = = 175 𝛺 = 0,175 𝐾𝛺
𝐼𝑥 0,040
d. 9 volt
𝑉𝑥 = 9 𝑉𝑜𝑙𝑡
𝐼𝑥 = 0,052 𝐴
𝑉𝑥 9
𝑅𝑥 = = = 173,07 𝛺 = 0,173 𝐾𝛺
𝐼𝑥 0,052
e. 11 volt
𝑉𝑥 = 11 𝑉𝑜𝑙𝑡
𝐼𝑥 = 0,020 𝐴
𝑉𝑥 11
𝑅𝑥 = = = 550 𝛺 = 0,55 𝐾𝛺
𝐼𝑥 0,020
2. Percobaan Rx = 2,2 𝐾𝛺
a. 3 volt
𝑉𝑥 = 2,9 𝑉𝑜𝑙𝑡
𝐼𝑥 = 0,015 𝐴
𝑉𝑥 2,9
𝑅𝑥 = = = 193,33 𝛺 = 0,193 𝐾𝛺
𝐼𝑥 0,015
b. 5 volt
𝑉𝑥 = 5 𝑉𝑜𝑙𝑡
𝐼𝑥 = 0,026 𝐴
𝑉𝑥 5
𝑅𝑥 = = = 192,3 𝛺 = 0,192 𝐾𝛺
𝐼𝑥 0,026
c. 7 volt
𝑉𝑥 = 7 𝑉𝑜𝑙𝑡
𝐼𝑥 = 0,037 𝐴
𝑉𝑥 7
𝑅𝑥 = = = 189,1 𝛺 = 0,189 𝐾𝛺
𝐼𝑥 0,037
d. 9 volt
𝑉𝑥 = 9 𝑉𝑜𝑙𝑡
𝐼𝑥 = 0,047 𝐴
𝑉𝑥 9
𝑅𝑥 = = = 191,4 𝛺 = 0,191 𝐾𝛺
𝐼𝑥 0,047

e. 11 volt
𝑉𝑥 = 11 𝑉𝑜𝑙𝑡
𝐼𝑥 = 0,015 𝐴
𝑉𝑥 11
𝑅𝑥 = = = 733,3 𝛺 = 0,733 𝐾𝛺
𝐼𝑥 0,015
BAB IV
PENUTUP
I. Pembahasan
Tahanan adalah komponen elektronik dua saluran yang didesain
untuk menahan arus listrik dengan memproduksi penurunan tegangan
diantara kedua salurannya dengan sesuai dengan arus yang mengalirinya.
Sebelum melakukan perhitungan , perlu dilakuakan perhitungan
pada gelang warna resistor terlebih dahulu. Pada pengukuran tahanan
beban metode I terdapat 2 resistor yaitu resistor sebesar 1 𝐾𝛺 dan 2,2 𝐾𝛺
(gelang warna pertama merah, kedua merah, dan ketiga merah),masing-
masing dilakukan percobaan untuk mengukur nilai tegangan dan arus
menggunakan multimeter analog dan digital. Pada pengukuran tahanan
beban metode II terdapat 2 resistor yaitu resistor sebesar 1 𝐾𝛺 dan 2,2 𝐾𝛺
yang juga masing-masing dilakukan percobaan untuk mengukur nilai
tegangan dan arus menggunakan multimeter analog dan digital.
Untuk membuat serta menghitung rangkaian ini digunakan sumber
tegangan yang berasal dari DC power supply dengan dialiri beberapa
variasi tegangan input mulai dari 3 volt sampai 11 volt dengan interval 2
volt. Untuk menentukan nilai 𝑅𝑥, dilakukan perhitungan dengan cara
membagi nilai tegangan input (𝑉𝑥) dan nilai arus (𝐼𝑥) yang mengalir pada
rangkaian yang telah dibuat.
Untuk mengatasi kesalahan-kesalahan pada praktikum dapat
dilakukan langkah sebagai berikut :
1. Pengukuran beberapa kali dan mengolah nilai dengan teknik statistic
2. Kalibrasi alat ukur. Kalibrasi instrumen merupakan hal yang sangat
penting pada sistem pengukuran. Semua instrumen penyimpangan
pada karakteristiknya, dan tingkat dimana penyimpangan ini terjadi
bergantung pada banyak faktor, seperti kondisi lingkungan dan
frekuensi penggunaan

II. Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan terdapat beberapa kesimpulan yaitu:
1. Resistor mempengaruhi besaran volt dan ampere yang diukur dengan
menggunakan multimeter, semakin besar resistor maka nilai tegangan
(volt) dan nilai arusnya (ampere) akan semakin kecil. Begitupun
sebaliknya.
2. Sebelum menggunakan multimeter, perlu dilakukan pengkalibrasian
dahulu sebelum digunakan agar mendapatkan hasil yang akurat dan
presisi
3. Semakin besar daya yang diberikan dari power supply maka semakin
besar pula nilai arus dan tegangan yang diukur pada multimeter.
Begitupun sebaliknya, semakin kecil daya ,semakin kecil pula nilai arus
dan tegannya.
4. Kabel pada rangkaian harus terpasang dengan kuat dan baik agar
multimeter dapat mengukur dengan stabil

III. Saran
Dari praktikum yang telah dilakukan terdapat beberapa saran yaitu:
1. Perlu memahami penggunaan multimeter,terkhususnya multimeter
analog. Karena pelu mengetahui apakah termasuk ke dalam AC atau
DC, voltase, resistor. Kemudian perlu mengetahui cara membaca jarum
multimeter. Dan juga perlu mengetahui cara merangkai pada papan
breadboard agar sesuai dengan gambar rangkaian pada modul
praktikum.
2. Perhatikan cara memasang ampermeter dan voltmeter terutama dalam
batas ukurnya agar didapat hasil yang akurat dan tidak terjadi kesalahan
dalam perhitungan
DAFTAR PUSTAKA

Afdan. 2011. HambatanListrik. Bandung : Balai Pustaka

Giancoli. 2001. Fisika. Jakarta : Erlangga


Atmaja.2018.”Modul Praktikum Alat Ukur dan Pengukuran”.
https://elektro.polimdo.ac.id/wp-content/uploads/2019/02/Modul-Praktek-Alat-
Ukur-dan-Pengukuran.pdf (diakses pada 7 Desember 2021)

Anda mungkin juga menyukai