Anda di halaman 1dari 93

PENGUKURAN BESARAN

LISTRIK

OLEH:
RATIH MAR’ATUS SHOLIHAH,S.ST.,MT.

1
1. PENGENALAN ALAT UKUR

A.Meter Analog
Meter Analog secara umum menggunakan
prinsip dan mekanisme elektromekanik yang
mengakibatkan bergeraknya suatu jarum
penunjuk seperti gambar dibawah ini

2
Dan umumnya jenis range yang digunakan pada
meter analog ada 2 yaitu :

a. Multiplier Range
Hasil penunjukkan jarum dari meter ukur
dikalikan dengan range yang digunakan.

Contoh :
×1, ×10 pada ohm meter.
Set range ×10, bila jarum penunjuk pada
posisi 5
Maka hasil pengukuran 5 × 10 = 50 Ω
3
b. Maximum Range
Menunjukkan batas maksimum dari variabel
yang ingin diukur misalnya pada voltmeter dan
ampere-meter dc

Contoh :
Range 15 V : Tegangan yang boleh diukur
antara 0-15 Volt

Range 1 A : Arus yang boleh diukur antara


0-1 A

4
Untuk mempermudah pembacaanya harus
disesuaikan range dan skala penuh penunjuk
jarum.

Contoh :

Range yang digunakan 100 Volt, skala penuh


120 Volt dan penunjuk jarum 60 volt. Maka :
range
Hasil Pengukuran   penunjukka n_jarum
skala penuh
100
Hasil Pengukuran   60  50 Volt
120
5
B. Meter Digital

Untuk semua jenis variabel yang diukur langsung


ditunjukkan dalam bentuk desimal dalam board
sesuai dengan range batas ( maksimum ), seperti
gambar dibawah ini.

20.00 V
dc

Contoh :
Set range 200 Volt. Besaran yang boleh diukur
maksimum 200 V ( 0 – 200 V )
6
2. ALAT UKUR PMMC
(Permanent Magnet Moving Coil )

Disebut juga gerak d’Arsonval

Alat ukur PMMC terdiri dari magnet tetap dan


kumparan yang bila dialiri arus akan timbul
gaya untuk menggerakkan pointer yang
mengindikasikan level arus pada skala yang
terkalibrasi.

7
Aplikasi PMMC :

Amperemeter DC, Voltmeter DC dan


Ohmmeter. Dengan menambah rangkaian
penyearah bisa digunakan juga sebagai
Amperemeter AC dan Voltmeter AC.

8
KONTRUKSI PMMC

Konstruksi PMMC terlihat pada gambar berikut.


Yaitu terdiri dari magnet tetap berbentuk sepatu
kuda dengan potongan besi lunak menempel
padanya dan antara kedua kutub magnet
tersebut ditempatkan silinder besi lunak, untuk
menghasilkan medan magnet yang homogen
dalam celah udara antara kutub-kutub tersebut.

9
10
Kumparan dililitkan pada lempengan
logam ringan berbentuk segiempat yang
dipasang pada silinder yang dapat
berputar bebas sepanjang celah udara.
Jarum / pointer dipasang di atas kumparan
yang bisa terdefleksi sebanding arus yang
masuk.

11
Pegas konduktif ( 2 buah) dipasang di atas dan di
bawah untuk menghasilkan gaya terkalibrasi
untuk melawan torsi kumparan putar yang
dipertahankan konstan supaya ketelitiannya tetap
terjaga dan yang kedua dihubungkan dengan
pengatur posisi nol ( zero position control ).

Arus pada kumparan harus mengalir pada satu


arah sehingga pointer bergerak dari titik nol ke
skala penuh. Sehingga torsi akan sebanding
dengan arus yang masuk menjadikan PMMC
merupakan peralatan ukur DC ( Arus Searah ).
12
Jika dihubungkan dengan arus AC, jarum
tidak mampu mengikuti pertukaran yang
cepat, sehingga akan bergetar ringan di
titik nol – untuk mencari harga rata-
ratanya. Sehingga alat ukur PMMC tidak
cocok dengan arus AC, kecuali jika sudah
disearahkan.

13
14
3. AMPERE METER A
PMMC mempunyai batas arus maksimum yang
cukup kecil sekitar beberapa µA – mA.
Simbol PMMC adalah :

Mempunyai parameter :
1. Arus maksimum/Arus Skala
Penuh/ Arus Defleksi Penuh ( Im)
atau IFSD (full scale defection)
2. Tahanan dalam kumparan (Rm)
15
Ampere meter atau bisa disebut
“AM-meter” dibuat dari sebuah
PMMC yang dirangkai dengan sebuah
tahanan yang dipasang paralel
terhadap PMMC. Tahanan ini disebut
Resistansi Shunt (Rsh) yang berfungsi
membatasi arus yang melalui PMMC.
Fungsi AMmeter adalah untuk
mengukur arus.
16
Rangkaian ekivalen ampere meter terlihat pada
gambar berikut :

Vsh  Vm A
I sh  R sh  I m  R m
Im  R m
R sh  ; karena I sh  I  I m
I sh
Im  R m
R sh 
I  Im

17
Jika arus range :
I = n×Im

Maka :
Im  R m
R sh 
I  Im
Im  R m Im  R m
R sh  
nI m  I m I m (n  1)
Rm
R sh 
(n  1)
18
Contoh :
Rancanglah sebuah ampere meter dengan
range 1 A dari PMMC yang mempunyai arus
maksimum 30µA dan tahanan dalam
kumparan 3 kΩ.

Im  R m
R sh 
I  Im
30 10-6  3 103
R sh  6
 0,09 
1  3 10
19
Dari contoh tersebut tahanan ekivalen antara
tahanan kumparan (Rm) paralel dengan
tahanan shunt (Rsh) disebut juga tahanan
dalam Ampere meter (Ra)
Im  R m
R sh 
I  Im
R m  R sh 3 10  0,09 
3
Ra    0,089997 
R m  R sh 3 10  0,09 
3

 Ra bernilai sangat kecil

20
AM-METER MULTIRANGE
Range Ganda Sederhana
A. Using Switched Shunt

R3 R2 R1 Im ;
Rm

I3 I2 I1
10A 1A 100mA

21
• Masing-masing tahanan shunt independen

I m R m
R sh1  I1  I m

I m R m
R sh2  I2 Im

I m R m
R sh3  I3  I m

• Cara menentukan tahanan shunt sama dengan


AM-meter range tunggal
• Adanya Contact Lossing
22
B. Shunt Ayrton
Multi Range AM-meter

I1

R1
I2

Im ;
R2 Rm
I3

R3 I1 < I2 < I3

23
Sifat-sifat Shunt Ayrton
Multi Range AM-meter
Tahanan - tahanan shunt saling
berhubungan sehingga range arus saling
bergantung satu sama lain
Meniadakan contact lossing
Penerapan rangkaian listrik

24
Contoh :

Desainlah sebuah shunt aryton AMmeter


dengan range masing - masing I1=3 mA;
I2=6 mA dan I3=9 mA dari PMMC dengan
Im=30 µA dan Rm=3 kΩ

25
Range I1
I1 Im

R1

Ish1  I1  I m
Ish1

R2 Im ;

Vsh1  Vm
Rm

R3
Ish1  R sh1  I m  R m
Rsh1=R1+R2+R3

(I1  I m )  (R 1  R 2  R 3 )  I m  R m
Im  R m
(R 1  R 2  R 3 ) 
(I1  I m )
3 10-5  3 103
(R 1  R 2  R 3 ) 
(3 10-3  3 10-5 )
(R 1  R 2  R 3 )  30,3 .................... (I) 26
Range I2
I2

R2 R1 I sh2  I 2  I m
Ish2 Im Vsh2  Vm
R3 Rm I sh2  R sh2  I m  (R m  R 1 )

Rsh2=R2+R3

(I 2  I m )  (R 2  R 3 )  I m  (R m  R 1 )
I m  (R m  R 1 )
(R 2  R 3 ) 
(I 2  I m )
3 10-5  (3 103  R 1 )
(R 2  R 3 ) 
(6 10-3  3 10-5 )
(R 2  R 3 )  5,02 10 3 R 1  15,08
 5,02 10 3 R 1  R 2  R 3  15,08 .................... (II) 27
Range I3
I3

R2 Ish3  I3  I m

R3
Vsh3  Vm
R1 Im
Ish3
Ish3  R sh3  I m  (R m  R 1  R 2 )
Rm
(I 3  I m )  R 3  I m  (R m  R 1  R 2 )
Rsh3=R3
I m  (R m  R 1  R 2 )
R3 
(I 3  I m )
3 10-5  (3 103  R 1  R 2 )
R3 
(9 10-3  3 10-5 )
(9 10-3  3 10-5 )
 R  3  10 3
 R1  R 2
3 10 -5 3

299R 3  3 103  R 1  R 2
 R 1  R 2  299R 3  3 103 .................... (III) 28
Substitusi persamaan I dan II

R 1  R 2  R 3  30,3
 5,02 10 3 R 1  R 2  R 3  15,08

1,00502 R 1  15,22
15,22
R1 
1,00502
R 1  15,14 

29
Substitusi persamaan I dan III
R1  R 2  R 3  30,3
 R1  R 2  299 R 3  3000

300 R 3  3030,3
3030,3
R3 
300
R 3  10,101

Maka R2 dapat dicari dari persamaan I :


R 1  R 2  R 3  30,3
R 2  30.3  R 1  R 3
R 2  30.3  15,14 10,101
R 2  5,059  30
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
penggunaan Ampere-meter DC.

 AM-meter harus dipasang seri dengan sebuah


beban

31
 Jangan menghubungkan AM-meter langsung pada
sumber tegangan

 Perhatikan polaritas positip dan negatip


 Jika AM-meter multirange, gunakan terlebih dahulu
range tertinggi baru kemudian set pada range yang
terdekat dengan hasil pengukuran
 Jika antara range dan skala tidak sama, hasil
pengukuran harus disesuaikan antara range dan skala
penuh yang digunakan.
32
4. VOLTMETER DC V

Voltmeter (VM) dibuat dari sebuah PMMC yang


dirangkai dengan sebuah tahanan yang dipasang
seri terhadap PMMC. Tahanan ini disebut
Resistansi Seri atau Resistansi Pengali atau
Multiplier Resistance (Rs).
Fungsi Voltmeter adalah untuk mengukur
tegangan/ beda potensial listrik.

33
Rangkaian dasar Voltmeter (VM) terlihat pada
gambar berikut :
Rs

Im
Rm Vr

Jika dirancang sebuah Voltmeter (VM) dengan


range Vr dari PMMC yang mempunyai arus
maksimum Im dan tahanan dalam Rm maka
diperlukan tahanan seri sebesar :
34
Vr  I m (R s  R m )
Vr
Rs   Rm
Im

Tahanan pengali (Rs) itu realtif sangat besar untuk


membatasi arus yang mengalir pada PMMC.
Tahanan total dari Voltmeter adalah jumlah
tahanan dalam PMMC dengan tahanan-tahanan
pengali, yaitu:

35
Vr  I m (R s  R m )
RT  Rs  Rm
Vr
RT 
Im

Tahanan total dari Voltmeter biasa juga


disebut tahanan dalam Voltmeter, yang
nilainya sangat besar.

36
Maka untuk merancang sebuah
Voltmeter sekarang bisa menggunakan
tahanan dalam (RT)

Vr
Rs  RT  Rm; RT 
Im

37
Contoh :
Sebuah PMMC mempunyai arus maksimum
75 µA dan tahanan dalam 900 Ω digunakan
sebagai voltmeter dc dengan range 30 V.
hitung tahanan seri yang harus dipasang pada
Voltmeter tersebut
Vr
RT 
Vr Im
Rs   Rm
Im 30
RT 
Rs 
30
 900 75 10 -6
75 10 -6
R T  400 kΩ
R s  399100 Ω Rs  RT - Rm
R s  399,1kΩ
R s  400 kΩ - 900 Ω
R s  399,1 kΩ
38
Soal latihan
PMMC dengan FSD 100 µA dan tahanan
dalam 1 kΩ dijadikan voltmeter dc. Tentukan
tahanan pengali (Rs) jika tegangan voltmeter
tersebut mengukur sebesar 50 V. Juga
tentukan besar tegangan jika instrumen
tersebut menunjuk 0,8 FSD; 0,5 FSD dan
0,2 FSD

39
2 Sensitivitas Voltmeter (S)

Sensitivitas menunjukkan kepekaan voltmeter


yang mempengaruhi hasil pengukuran. Voltmeter
dengan sensitivitas tinggi mampu menghasilkan
pengukuran yang baik. Sebaliknya sensitivitas
rendah dapat menyebabkan hasil pengukuran
yang jelek. Sensitivitas voltmeter merupakan
perbandingan tahanan total(dalam) dan batas
ukur(range).

RT 
S 
Vr Volt
40
Sensitivitas Voltmeter juga merupakan
kebalikan dari arus defleksi skala penuh alat
ukur (Im), yaitu :

1 Ω
S 
Im V
Dalam perancangan Voltmeter, parameter
sensitivitas ini dapat digunakan dengan
perhitungan yang lebih sederhana.
R T1
S ; atau Rs  RT  Rm
Vr
R T  S  Vr R s  S  Vr   R m
41
Sebuah PMMC mempunyai arus maksimum 75
µA dan tahanan dalam 900 Ω digunakan
sebagai voltmeter dc dengan range 30 V,
tentukan tahanan pengali dengan metode
sensitivitas
1 1 kΩ
S   13,33 33
I m 75 10 -6
V
R s  S  Vr  - R m
 kΩ 
R s  13,3333  30  - 900 Ω
 V 
R s  399,999 kΩ - 900 Ω
R s  399,1 kΩ 42
VOLTMETER MULTIRANGE

A. Using Switched Contact


- Masing-masing tahanan shunt independen
- Cara menentukan tahanan shunt sama dengan
Voltmeter range tunggal
- Adanya Contact Lossing
Rs1
Vr1

Rs2
Vr2

Rs3
Vr3
Im
Rm

43
CONTOH SOAL
Sebuah PMMC dengan Im = 50 µA dan Rm = 1700 Ω
digunakan sebagai voltmeter multirange dengan
switched contact untuk range 10 V; 50 V dan 100 V.
Tentukan tahanan-tahanan pengalinya.

Vr3
V
R s1  r1  R m R s2 
Vr2
 Rm R s3   Rm
Im Im Im
10 50 100
R s1   1700 R s2   1700 R s3   1700
50 10 -6
50 10 -6
50 10 -6

R s1  198,3 k Ω R s2  998,3 kΩ R s  1,9983 MΩ

44
B. Series Universal Voltmeter Multirange
Rs1 Rs2 Rs3

Vr2
Im
Rm Vr1 Vr3

Vr1  Vr2  Vr3

Rangkaian pengganti masing-masing range


sebagai berikut :
45
Rs1

Range Vr1
Vr1
R s1   Rm
Rm Vr1

Im

Rs1 Rs2

Range Vr2
Vr2
Rm Vr2
R s2   (R m  R 1 )
Im

Rs1 Rs2 Rs3

Range Vr3
Vr3
Rm Vr3 R s3   (R m  R 1  R 2 )
Im
46
Dengan metode tahanan total/dalam Voltmeter

Vr1
R T1 
Im
R s1  R T1  R m R T2 
Vr2
Im
Vr2
R s2   (R m  R 1 )
Vr3 Im
R T3 
Im R s2  R T2  R T1
Vr3
R s3   (R m  R 1  R 2 )
Im
R s3  R T3  R T2
47
Dengan Metode Sensitivitas Voltmeter

R T1 R T2 R T3 1
S   
Vr1 Vr2 Vr3 I m

R s1  R T1  R m
R s1  S  Vr1   R m R s3  R T3  R T2
R s3  S  Vr3   S  Vr3 
R s2  R T2  R T1 R s3  SVr3 - Vr2 
R s2  S  Vr2   S  Vr1 
R s2  SVr2 - Vr1 
48
CONTOH SOAL :
Sebuah PMMC dengan Im = 50 µA dan
Rm = 1700 Ω digunakan sebagai series
universal voltmeter multirange dengan switched
contact untuk range 10 V; 50 V dan 100 V.
Tentukan tahanan-tahanan pengalinya dengan
tiga cara.

Cara I
Vr1
R s1   Rm
Im
10
R s1   1700
50 10 -6

R s1  198,3 k Ω
49
 R m  R s1 
Vr2
R s2 
Im

 1700  198,3k 
50
R s2 
50 10 -6

R s2  800 kΩ

 R m  R s1  R s2 
Vr3
R s3 
Im

 1700Ω  198,3kΩ  800kΩ 


100
R s3 
50 10 -6

R s  1 MΩ

50
Cara II Metode tahanan total/dalam Voltmeter

Vr1 10
R T1    200kΩ
I m 50 10 -6

R s1  R T1  R m  200kΩ  1700Ω  198,3kΩ


Vr2 50
R T2    1MΩ
I m 50 10 -6

R s2  R T2  R T1  1MΩ  200kΩ  800kΩ

Vr3 100
R T3    2MΩ
I m 50 10 -6

R s3  R T3  R T2  2MΩ - 1MΩ  1MΩ


51
Cara III Metode Sensitivitas Voltmeter

1 1 k
S   20
I m 50 10 -6
V

R s1  S  Vr1   R m
 kΩ 
R s1   20 10   1700 Ω
 V  R s3  SVr3 - Vr2 
R s1  200 kΩ - 1700 Ω  198,3 kΩ k
R s3  20 100 - 50
V
R s2  SVr2 - Vr1 
R s3  20

50  1 MΩ
R s2  20

50 - 10 V
V
R s2  20

40  800 kΩ
V 52
EFEK PEMBEBANAN VOLTMETER
(LOADING EFFECT VOLTMETER)
Ketika memasang Voltmeter terhadap suatu
tahanan yang bertegangan berarti memasang
sebuah tahanan secara paralel sehingga keadaan
rangkaian berubah.
Jika tahanan dalam Voltmeter kecil atau
sensitivitas Voltmeter kecil maka hasil pengukuran
tegangan menjadi tidak tepat atau berbeda
dengan tegangan yang sebenarnya. Kondisi
seperti ini disebut Effect Pembebanan Voltmeter.
Untuk menghindarinya perlu dipilih Voltmeter
dengan nilai sensitivitas yang tinggi.
53
Contoh
Tegangan pada R2 diukur oleh dua Voltmeter.
VM1 : S1=1kΩ/V; VM2 : S2=33,3kΩ/V; Keduanya
menggunakan range 10 Volt.
R1
Parameter rangkaian :
Vi=10 V
Vi R2
R1=10 kΩ
VM
R2=10 kΩ

Tegangan pada R 2 yang sebenarnya (Vn ) :


R2
Vn  Vi
R1  R 2
10k
Vn  10  5 V
10k  10k
54
VM1 :
Tahanan dalam RT1 adalah :

R T1  S1  Vr1  (1 10  10 kΩ
V
R1

Vi R2 RT

Tahanan ekivalen Rp adalah :


R 2  R T1 10kΩ 10kΩ
R p1    5 kΩ
R 2  R T1 10kΩ  10kΩ 55
Tegangan yang terukur pada VM1:
R1
R p1
Vx1  Vi
R 1  R p1
Vi Rp Vx 5kΩ
Vx1  10V  3,33V
10kΩ  5kΩ

Prosentasi kesalahan pengukuran pada VM1

Vn - Vx1
% Error1  100%
Vn
5V - 3,33V
% Error1  100%  33,4 %
5V
56
VM2 :
Tahanan dalam RT2 adalah :

R T2  S2  Vr2  (33,3 10  333 kΩ
V
R1

Vi R2 RT

Tahanan ekivalen Rp adalah :


R 2  R T2 10kΩ  333kΩ
R p2    9,71 kΩ
R 2  R T2 10kΩ  333kΩ 57
Tegangan yang terukur pada VM1:
R1
R p2
Vx2  Vi
R 1  R p2
Vi Rp 9,71kΩ
Vx
Vx2  10V  4,93 V
10kΩ  9,71kΩ

Prosentasi kesalahan pengukuran pada VM1

Vn - Vx2
% Error2  100%
Vn
5V - 4,93V
% Error2  100%  1,4 %
5V
58
Contoh diatas menunjukkan bahwa Voltmeter
dengan sensitivitas rendah menghasilkan
pengukuran dengan kesalahan yang relatif besar.
Keadaan ini disebut loading effect, karena
pengukuran dengan Voltmeter ini justru
membebani rangkaian.
Dan sebaliknya dengan sensitivitas tinggi
kesalahan pengukuran menjadi kecil.

Bagaimana dengan Voltmeter sensitivitas rendah?


Coba analisa dengan rangkaian selanjutnya.

59
Hal-Hal yang perlu diperhatikan dalam
penggunaan Voltmeter DC

 Voltmeter harus dipasang paralel dengan


sebuah sumber tegangan atau tegangan
beban
R1

Vi R2 VM

 Jangan menghubungkan Voltmeter seri antara


beban dengan sumber tegangan. 60
 Perhatikan polaritas positip dan negatip
 Perhatikan sensitivitasnya, pilih nilai S yang
tinggi untuk menghindari efek pembebanan
 Jika VM-meter multirange, gunakan terlebih
dahulu range tertinggi baru kemudian set pada
range yang terdekat dengan hasil pengukuran
 Jika antara range dan skala tidak sama, hasil
pengukuran harus disesuaikan antara range dan
skala penuh yang digunakan.

61
5. OHM METER

Aplikasi yang ketiga dari PMMC adalah sebagai


Ohm meter. Ohm meter adalah alat ukur resistor
standar yang terdiri dari PMMC, sebuah baterai
dan rangkaian resistor.
Rangkaian dasarnya adalah :
Rx

Rz Im

X Y

62
Dari rangkaian diatas, jika x - y open maka
arus tidak akan mengalir, ini menandakan
tahanan pada x - y sangat besar (   ).
Jika x - y dihubung singkat, dengan
mengatur tahanan Rz akan dicapai arus
skala penuh. Ini menandakan bahwa
tahanan pada x - y adalah nol. Tahanan Rz
selanjutnya disebut pengatur posisi nol
ohm.

63
Arus skala penuh pada x-y hubung singkat
adalah
E
Im 
Rz  Rm

Jika pada terminal x-y dihubungkan sebuah


tahanan Rx (yang akan diukur) maka arus yang
mengalir menjadi
E
Ix 
Rz  Rm  Rx

64
Jika perbandingan Ix dengan Im adalah P yang
menyatakan rasio gerak defleksi maka

Ix Rz  Rm
P 
I m Rz  Rm  Rx

Dan tahanan Rx dapat ditentukan sebagai


berikut :

Rz  Rm
Rx   Rz  Rm 
P

65
Contoh :
Sebuah PMMC mempunyai arus defleksi penuh
Im=1 mA, tahanan dalam Rm=100 diaplikasikan
menjadi Ohmmeter dengan menambah baterai
E=3 Volt dan tahanan pengatur nol ohm.
Buat skala meter untuk pembacaan resistansi.
E 3
Jawab : Rz   R m  3  100  2.9kΩ
Im 10
Rz  Rm
Rx   Rz  Rm
P
2,9k  100
Rx   (2,9k  100)
0,2
R x  12k 66
3k
R x1   3k  4.5k 3k
0.4 R x2   3k  3k
0.5
3k
R x3   3k  1k
0.75

Maka bentuk skalanya adalah :

67
Bentuk lain dari Ohm-meter adalah sebagai berikut :
Rx

Ib Im

X Y I2
R1

Zero
Eb control
Zero control Vm
R2 PMMC

Dari gambar di atas arus baterai Ib akan terbagi


menjadi arus I2 dan Im. Jika terminal X-Y hubung
singkat, R 2 diatur agar terjadi arus skala penuh
pada PMMC.
68
Sedang arus pada baterai tersebut adalah :
Eb
Ib 
Rx  R1  ( R2 // Rm )

Jika :

R2 // Rm   R1
Maka :
Eb
Ib 
Rx  R1
69
Sementara itu :

Vm  I b ( R2 // Rm )
I b ( R 2 // Rm )
Im 
Rm

Setiap kali Ohm-meter digunakan terminal X-Y


harus dihubungsingkat dan resistor pengatur nol
Ohm diatur untuk memberikan arus skala penuh.
Langkah ini harus selalu dilakukan, karena jika
tegangan baterai turun, skala pada ohm-meter
akan selalu benar.
70
Contoh :
Pada rangkaian Ohm-meter terdiri dari dari baterai
1,5 Volt, R1=15 k, Rm=50 , R2=50  dan PMMC
dengan Im=50 uA,
Tentukan :
A. Skala Ohm-meter saat 0.5 FSD
B. R2, jika Eb turun menjadi 1,3 Volt ( pada
pengaturan nol Ohm )
C. Rx, saat 0.25 FSD, pada Eb = 1,3 Volt

71
Jawab :
A. Saat 0,5 FSD dengan Eb=1,5 V,

Vm  I m  Rm  25A  50
Vm  1,25mV

Vm 1,25mV
I2    25A
R2 50
I b  I 2  I m  25A  25A  50 A
Eb 1,5V
Rx  R1    30k
I b 50 A
Rx  30k  15k
Rx  15k
72
B. Dengan Rx=0 dan Eb=1.3 V
Eb 1,3V
Ib  
Rx  R1 0  15k
I b  86,67 A
I 2  I b  I m  86,67 A  50 A
I 2  36,67 A
Vm  I m  Rm  50 A  50
Vm  2,5mV
Vm 2,5mV
R2  
I 2 36,67 A
R2  68,18
73
C. Saat 0,5 FSD, dengan Eb=1,3Volt
Vm  I m  Rm  25AX 50
Vm  1,25mV
Vm 1,25mV
I2  
R2 68,18
I 2  18,33A
I b  I 2  I m  18,33A  25A
I b  43,33A
Eb 1,3V
Rx  R1  
I b 43,33A
Rx  R1  30k
Rx  30k  R1  30k  15k
Rx  15k 74
OHM-METER MULTIRANGE

75
Contoh :
Pada rangkaian Ohmmeter diatas diketahui
pada saat Rx=0, arus skala penuh 37,5 uA pada
PMMC dengan tahanan dalam 3,82 k tercapai
pada pengaturan zero kontrol 5 k pada nilai
2,875 k. Baterai 1,5 Volt digunakan pada
semua range kecuali range R×10k yang
menggunakan baterai 15 Volt.

Jika digunakan range Rx1, tentukan :


a. Arus pada PMMC, jika RX=24
b.Jika baterai turun menjadi 1,25 Volt, tentukan
resistansi zero control
c. Pada kondisi b, tentukan Rx pada 0,75 FSD 76
Rangkaian ekivalennya adalah sebagai berikut :

1,5
IT   62,5 mA
14  9,99k  2,875k  // 10
10 10
Im  IT  62,5  37,436A
10  16,685 10  16,685
77
Hal-Hal yang perlu diperhatikan dalam
penggunaan Ohm-meter

 Sebelum digunakan probe Ohmmeter (terminal +


dan common ) dihubungsingkatkan terlebih dahulu.
 Atur zero adjust sehingga pointer terdefleksi pada
skala penuh yang berarti menunjuk 0 Ω.
 Setiap kali ada perubahan/pergantian range maka
harus selalu dilakukan pengecekan titik 0 Ω
seperti langkah sebelumnya
 Atur range sedemikian sehingga hasil pembacaan
ohmmeter berada pada sekitar defleksi setengah
skala penuh.
 Penunjukkan ohmmeter sedekat mungkin ke
setengah skala penuh akan memberikan nilai
akurasi tertinggi. 78
METER ARUS BOLAK-BALIK

79
PENGERTIAN DASAR
Definisi arus bolak-balik :
arus yang besar dan arah/polaritasnya berubah
terhadap waktu secara periodik.
Dalam arus bolak-balik, ada 3 nilai yang dipakai,
yaitu :
1. Nilai maksimum / nilai puncak
Nilai maksimum atau amplitudo arus bolak-balik
sering dipakai untuk menyatakan besar sinyal atau
gangguan dalam rangkaian listrik/elektronika.

80
2. Nilai rata-rata
Nilai rata-rata dari besar arus yang diambil
melalui suatu jangka waktu selama setengah
periode dari arus bolak-balik itu.

3. Nilai efektif/nilai rms (root mean square )


Bila daya yang dipakai kalau arus bolak-balik I
mengalir melalui tahanan R dan diambil harga
rata-rata dalam satu periode, adalah sama
dengan daya yang dipakai pada arus searah
dengan arus I yang mengalir melalui tahanan R
yang sama, maka Nilai Efektif arus bolak-balik
itu didefinisikan sebagai I .
81
V  0,707  V
rms m
V  1,414  V
m rms

82
VOLTMETER HALFWAVE RECTIFIER
(Penyearah Setengah Gelombang)

R
s

vin
I , R (b)
m m

(a)

83
Vm
Vavg   0,318 Vm
π
0,707  Vrms
Vavg  Vdc   0,45 Vrms
3,14
Maka untuk membuat Voltmeter AC Halfwave
Rectifier dengan range Vi-rms dari sebuah PMMC
yang mempunyai arus Im dan tahanan dalam
kumparan Rm diperlukan sebuah tahanan pengali
Rs sebesar :
0,45 Vrms
Rs   Rm
Im
84
Contoh :
Rancanglah sebuah Voltmeter AC Halfwave
Rectifier dengan range 10 Vrms dari PMMC dengan
Im=100µA dan Rm=1kΩ. Tentukan nilai tahanan Rs.
a. Untuk dioda ideal.

0,45 Vrms
Rs   Rm
Im
0,45 10
Rs   1 kΩ
100μ0
R s  44 kΩ
85
a. Untuk dioda tidak ideal.

0,45 Vi-rms  0,318 Vf


Rs   Rm
Im
0,45 10 - 0,318  0,3
Rs   1 kΩ
100 μA
R s  43 kΩ

86
Inovasi untuk meningkatkan linearitas
Rs

D1

Vin D2 Rsh Rm

87
D1 dan D2 disebut instrument rectifier. Saat
setengah siklus positif dari sinyal input AC, D2
dibias reverse sehingga tidak berpengaruh pada
rangkaian. Saat setengah siklus negatif, D2 dibias
forward dan semua arus akan melalui D2
(termasuk arus bocor yang melalui D1 bila tidak
ada D2).
Shunt resistor Rsh bertujuan untuk meningkatkan
arus yang melalui D1 selama siklus positif
sehingga operasi diode menjadi lebih linear (juga
operasi rangkaian secara keseluruhan) pada
range tegangan AC yang rendah, tetapi hal ini juga
berakibat sensitivitas sedikit turun. 88
VOLTMETER AC FULLWAVE RECTIFIER
( dengan Penyearah Gelombang Penuh )

Rs

vin Ifs ; Rm

Tegangan rata-rata yang direspon PMMC sebesar:


2Vm
Vavg   0,636 Vm
π 89
Atau :
2  0,707  Vrms
Vavg  Vdc   0,9 Vrms
3,14
Maka untuk membuat Voltmeter AC Fullwave
Rectifier dengan range Vi-rms dari sebuah PMMC
yang mempunyai arus Im dan tahanan dalam
kumparan Rm diperlukan sebuah tahanan pengali
Rs sebesar :

0,9 Vrms
Rs   Rm
Im 90
Contoh soal
1. Hitunglah nilai multiplier resistor untuk range
10 Vrms pada Voltmeter gambar dibawah ini !

Rs
Vi=10 Vrms
I m  1 mA
Rm  500

91
Penyelesaian :
0,9 Vrms
Rs   Rm
Im
0,9 10
Rs   500
0,001
R s  8,5 kΩ

92
DAFTAR PUSTAKA

 David A. Bell, Electronic Instrumentation and


Measurement, Prentice Hall Inc, Second
Edition 1994.
 William D. Cooper, Electronic Instrumentation
and Measurement Technique, Prentice Hall,
New Jersey, 1978.
 Larry Jones dan A. Foster Chin, Electronic
Instrument and Measurement, John Wiley &
Sons, New York, 1983.
 Tsuneo Furuya, Gatot K., Joke P.,Pengukuran
Listrik, Politeknik Elektronika Negeri Surabaya,
Surabaya, 1993.
93

Anda mungkin juga menyukai