Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

“VARIASI RESISITANSI”

Di susun oleh :

M. Agus salim (F44115030)


Arief Riantoro(F44117016)
Fiki rahman(F44117020)
Yafet banana(F44117030)

KELAS A
PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK ELEKTRO
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TADULAKO
2019

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Makalah ini kami buat untuk
melengkapi tugas mata kuliah Fisika Batuan.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk
maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
saya miliki sangat kurang. Oleh karena itu kami harapkan kepada para pembaca
untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.

PALU, 12 Februari 2019

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..........................................................................................

DAFTAR ISI ........................................................................................................

BAB 1 PENDAHULUAN ....................................................................................

1.1. Latar Belakang .....................................................................................

1.2. Tujuan ..................................................................................................

BAB 2 PEMBAHASAN .......................................................................................

2.1.resistansi dan resistivitas........................................................................

2.2.pengaruh temperature terhadap resistansi .............................................

BAB 3 PENUTUP ................................................................................................

3.1. KESIMPULAN ....................................................................................

3.2. SARAN .................................................................................................

3.3 DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................

1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Banyak factor yang harus diperhatikan dalam penentuan penggunaan tenaga


listrik. Salah satunya adalah kempaun suatu pengahntar dapat mengalirkan
arus listrik dan seberapa tahanan yang dikandung oleh bahan konduktor.

Adabeberpa bahan yang terbentuk dari unsure tertentu yang mengandung


resisitivitas yang bervariasi tergantung resistansi jenis bahan tersebut.

Untuk itu perlu diketahui bahwa tidak semua konduktor dapat menghantarkan
arus listrik dengan baik di karenakan banyak rugi-rugi yang diperolrh dari
tahanan konduktor itu sendri, maka pemilihan bahan dan perhitungan luas
penampang serta suhu yang diterima penghantar sangat mempengaruhi
efesisnsi konduktor tersebut dalam mnhantarkan arus listrik.

1.2.Tujuan
a. Mahasiswa dapat mengetahui factor yang mempengaruhi resistivitas
b. Agar mahasiswa dapat mengetahui beberapa reistansi jenis bahan
konduktor
c. Agar mahasiswa mengetahui cara menghitung resistansi jenis sesuai bahan
yang digunakan

1
BAB 2

PEMBAHASAN

A. Resistansi Dan Resistivitas

Resistansi (hambatan) dapat diartikan sebagai kemampuan menghambat


arus listrik. Sedangkan resistivitas ialah nilai hambatan jenis yang merupakan
besarnya resistansi yang ada pada suatu penghantar yang panjangnya 1 meter
dalam penampang 1mm2.

Pada umumnya, logam merupakan penghantar listrik. Hal ini disebabkan


oleh electron-elektron bebas pada logam. Logam yang elektronnya sulit
bergerak akan sulit mengalirkan arus listrik. Logam demikian dikatakan
mempunyai resistensi (hambatan) yang besar. Sedangkan logam yang
elektronnya mudah bergerak akan mudah pula mengalirkan arus listrik. Logam
ini disebut mempunyai resistansi yang kecil.

Disamping itu, pada jenis logam yang sama, makin besar luas
permukaannya, makin bebas electron bergerak. Hal ini berarti makin kecil nilai
resistansinya.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa nilai resistansi dipengaruhi


beberapa factor yaitu:

Jenis penghantarnya : Besi mempunyai resistansi lebih besar dari pada


tembaga sehingga penghantar tembaga lebih baik dari pada besi.

a. Panjang penghantar : Semakin panjang suatu penghantar semakin besar


resistansinya. Oleh karena itu, dalam praktek, penggunaan penghantar
yang terlalu panjang (melampaui perhitungan) selain akan memperbesar
resistansi (akan terjadi rugi tegangan) juga tidak ekonomis.
b. Luas penampang penghantarnya : Makin besar penampang penghantar,
makin kecil resistansi penghantar tersebut. Berarti arus dapat dialirkan
makin besar (kuat). Dalam praktek, harus digunakan penghantar yang
irisan penampangnya memadai.
c. Suhu/temperature : Setiap logam yang mendapat perubahan temperature
maka volume/bentuk yang berubah. Berarti jika suatu penghantar
temperature mendapat perubahan temperature (naik), maka harga
resistansinya juga ikut berubah (besar), demikian sebaliknya. Kecuali,
karbon (arang) adalah sebaliknya. Dalam hal ini, jika temperature naik
maka resistansinya turun.

1
Besarnya resistansi (R) dinyatakan dalam ohm (lazim ditulis dalam huruf
Yunani Ω (omega); Kilo ohm (KΩ); mega hm (MΩ).

1 KΩ = 1000 Ω

1 MΩ = 106 Ω

Dalam praktek sehari-hari, besarnya resistansi dapat diukur dengan alat ukur yang
disebut ohm meter.

Resistansi dari berbagai penghantari dapat kita bandingkan dan kita


namakan resistivitas (hambatan jenis). Resistivitas adalah besarnya resistansi yang
ada pada suatu penghantar yang panjangnya 1 meter dan penampangnya 1 mm2 .
Jadi, besarnya resistansi (R) dari suatu penghantar dapat dirumuskan sebagai
berikut:

R=L.ρ/A

Ket :
R = resistansi dalam ohm
L = penjang penghantar dalam meter
Ρ (dibaca rho) = resitivitas dalam ohm meter
A = luas penampang penghantar/irisan dalam m2

Jika irisan penghantar berbentuk segi empar, maka luas irisannya :


A = panjang x lebar
Jika irisan penghantar segi tiga maka luas irisannya :
A = ½ x alas tinggi

Jika irisan penghantarnya bulat dan diketahui ukuran garis tengahnya (D), maka
luas irisannya :

𝜋 2
A= 𝑑
4

1
Daftar resistivitas beberapa bahan dalam satuan Ω mm2/m

Bila resistivitas bahan dinyatakan dalam satuan Ω – m, harga yang tercantum


dalam table di bawah ini dikalikan dengan faktor pengali 10-6.

Tembaga lunak 0,0167 Baja 0,10 – 0,25


Tembaga keras 0,0175 Brom alumunium 0,13
Alumunium 0,03 Timah hitam 0,21
Seng 0,12 Nekelin 0,42
Timah 0,13 Konstantan 0,48
Besi 0,13 Karbon 100 – 1000
Perak 0,164

Contoh:

Berapa besar resistansi (R) sepotong seng berpenampang bulat dengan garis
tengah 2 mm dan panjangnya 1,2 km.

Cara menghitung :

Diketahui : d = 2mm

L = 1,2 km = 1200 m

ρ = 0,12

ditanyakan : R = ......?
penyelesaian

1
B. Pengaruh Temperatur Pada Resistansi

Suatu penghantar yang mendapat perubahan temperature, harga


resistansinya ikut berubah. Jika suatu penghantar mendapat kenaikan
temperature dan resistansinya naik, penghantar tersebut disebut mempunyai
koefisien temperature positif (+). Sebaliknya, jika suatu penghantar mendapat
kenaikan temperature dan resistansinya menjadi turun/ berkurang, penghantar
tersebut mempunyai koefisien temperature negative (-).

Misalnya, suatu penghantar pada suhu 15°C dan besar resistansinya 1 ohm
kemudian temperaturnya dinaikkan menjadi 16°C. Setelah diukur ternyata harga
resistansinya menjadi 1,0039 ohm. Kenaikkan sebesar 0,0039 ohm pada tiap
kenaikkan temperature 1°C dinamakan koefisien temperature disingkat α
(dibaca alpa).

Resistansi semula Kenaikan temperature Resistansi akhir


(Rt. 1) (t) (Rt. 2)
1 ohm 1°C (1+α ) ohm
1 ohm 2°C ( 1 + 2α ) ohm
1 ohm t°C ( 1 + tα ) ohm
2 ohm 1°C ( 1 + 1.2α ) ohm
2 ohm 2°C ( 1 + 2.2α ) ohm
2 ohm t°C ( 1 + 2.tα ) ohm
R ohm 1°C ( 1 + 1.Rα ) ohm
R ohm 2°C ( 1 + 2.Rα ) ohm
R ohm t°C ( 1 + r.tα ) ohm

Perubahan harga resistansi setelah temperaturnya dinaikkan:

Jadi, suatu penghantar pada temperature t1, mempunyai resistansi sebesar


R ohm, maka pada temperature t2 resistansinya menjadi:

Rt2 = R + Rα (t2 – t1) ohm

Atau
Rt2 = R {1 + α(t2 – t1)} ohm

Logam Koefisien panas


Tembaga 0,0039
Alumunium 0,0037
Besi 0,0045
Nikel 0,0037
Platina 0,002 – 0,003

1
Wolfram 0,0041
Nikelin 0,00022
Perak 0,0036

Contoh Soal :
Suatu penghantar dari besi pada temperature 15°C, panjang 40 km, garis tengah 3
mm. Berapakah harga resistansi penghantar tersebut setelah temperaturenya
menjadi 31°CL.

Cara penyelesaian :
Diketahui : L = 40 km = 40.000 m
d = 3 mm

= 0,0045 (dari daftar)


= 0,13 (dari daftar)
t1 = 15°C t2 = 31°C
Ditanya harga resistansi pada temperature 31°C (Rt2 )

Jawab :
Besar resistansi pada temperatur :

Jadi, harga resistansi pada temperatur 31°C = Rt2


Rt2 = R {1+ ( t2 - t1 ) α }
= 764,33 {1(31 - 15) 0,0045}
= 764,33 x 1,872
= 819,36 ohm

1
BAB III

PENUTUP

3.1. KESIMPULAN

Resistansi (hambatan) dapat diartikan sebagai kemampuan menghambat


arus listrik. Sedangkan resistivitas ialah nilai hambatan jenis yang merupakan
besarnya resistansi yang ada pada suatu penghantar yang panjangnya 1 meter
dalam penampang 1mm2. Resisistivitas diprngaruhi oleh luas penampang,
tahanan jenis, panjang penanpang, daan temperature.

3.2. Saran

Dalam system pembelajaran perlu ditekankan lagi pemahaman yang


menyangkut masalah keteknikan, terutama pada masalah penyelesaian
perhitungan yang mungkin baru bagai sebagian mahasiswa oleh karena itu
alangkah baiaknya perlu dimaksimalakan proses belajar diluar kampus dan
saling bertukar pengetahuan sesame mahasiswa.

3.3.Daftar pustaka

1. Deng, H., Larsen, L. F. S., Stoustrup, J., & Rasmussen, H. (2009). A novel method for
control of systems with costs related to switching: applications to air-condition
systems. Proceedings of the European Control Conference 2009, 554–559. Retrieved
from http://www.control.aau.dk/~jakob/selPubl/papers 2009/ecc_2009_1.pdf,
Everyday Practical Electronics. June 2015.

2. James, S. J., Evans, J., & James, C. (2008). A review of the


performance of domestic refrigerators. Journal of Food Engineering,
87(1), 2–10. https://doi.org/10.1016/j.jfoodeng.2007.03.032

1
3. J. Frith, Temperature prediction software for refrigerated container cargoes,
in: Proceedings of the Institute of Refrigeration,2003-2004, pp. 1-12. 4. Jian,
W.-L., & Zaheeruddin, M. (1998). Suboptimal on-off switching control strategies
for chilled water cooling systems with storage. Applied Thermal Engineering,
18(6), 369–386. https://doi.org/http://dx.doi.org/10.1016/S1359-
4311(97)00056-2 5. Leva, A., Piroddi, L., & Boer, A. (2008). Adaptive
temperature control in a freezer with on-off actuation. In IFAC Proceedings
Volumes (IFAC-PapersOnline) (Vol. 17). https://doi.org/10.3182/20080706-5-KR

Anda mungkin juga menyukai